MALUKU, KOMPAS.TV - Penertiban tambang emas ilegal Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku berakhir ricuh.
Warga adat hingga penambang liar hadang aparat TNI Polri di lokasi. Ketegangan tak terhindarkan.
Warga adat, pemilik lahan, penambang liar hingga ibu-ibu mengamuk ketika melihat tim gabungan TNI Polri hendak menertibkan aksi tambang emas ilegal, Gunung Botak Pulau Buru.
Tak hanya melakukan penghadangan, massa juga merusak sejumlah peralatan salah satunya papan informasi langkah penertiban oleh Pemprov Maluku.
Massa marah, lantaran penertiban tambang Gunung Botak, yang mereka garap selama ini dikuatirkan akan menghilangkan mata pencaharian mereka.
Sementara, Pemprov Maluku menganggap, penertiban tambang ini dilakukan untuk kemaslahatan warga adat Buru, yang memiliki ulayat di lokasi tersebut sebab tambang tersebut akan dikelola secara profesional dengan melibatkan sepuluh koperasi.
Koperasi tersebut akan melibatkan seluruh warga adat.
Pemprov Maluku menilai, keberadaan tambang emas ilegal, membuat lingkungan Gunung Botak Pulau Buru rusak parah karena penambangan dilakukan menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti mercuri dan sianida.
Baca Juga Celios-Greenpeace: Desa Tambang 2,25 Kali Lebih Berisiko Banjir dari Desa Non-Tambang di https://www.kompas.tv/ekonomi/634707/celios-greenpeace-desa-tambang-2-25-kali-lebih-berisiko-banjir-dari-desa-non-tambang
#tambangemas #tambangilegal #maluku
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/635187/penertiban-tambang-emas-ilegal-di-pulau-buru-maluku-ricuh-warga-adat-bentrok-dengan-aparat-berut
Jadilah yang pertama berkomentar