Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Warga Aceh Tengah, Iwan Bahagia menuturkan sampai Rabu (03/12/2025), 14 kecamatan masih mengalami pemadaman listrik. Selai itu, BBM masih langka.

Untuk bisa melakukan live di Program Satu Meja, ia harus naik sepeda motor sejauh 7 kilometer agar bisa mendapatkan jaringan internet.

Ia ragu apakah nantinya bisa kembali ke rumah atau tidak. Banyak warga yang terpaksa berjalan kaki jauh untuk mencari bantuan.

"Kita ingin segera ada perbaikan jalan penghubung provinsi ke kabupaten. Kabupaten ke kecamatan. Kalau bisa, ada helikopter yang datang ke sini. Kami nggak bisa ngapain pun. BBM ga ada. Listrik ga ada. Akses internet terbatas, hanya untuk live. Setelah ini tidak bisa akses lagi. Di posko kami makan nasi dengan kol rebus," katanya sambil menunjukkan nasi bungkus.

Wartawan Harian Kompas, Ahmad Arif melihat ada kegagapan pemerintah dalam penanganan bencana ini sejak awal. Padahal, bencana yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar ini berbeda dengan tsunami.

"Seminggu sebelumnya BMKG sudah memperingatkan, bahkan sejak bibit siklon (sebelum menjadi siklon). Kita tidak melihat ada persiapan itu. Berbeda saat tsunami Aceh. Saat itu respons pemerintah jauh lebih cepat," katanya.

Sementara itu Mantan Deputi Kepala BRR Aceh-Nias 2005-2009, Sudirman Said mengatakan status bencana nasional diperlukan untuk memberikan ketenangan masyarakat bahwa secara official memutuskan bahwa ini bencana kita.

Kedua, memberikan legitimasi kepada seluruh instansi. Membuka kesempatan kehadiran institusi lain, termasuk lembaga internasional bila memang dibutuhkan. Ini semua akan tetap baik bila dinyatakan sebagai bencana nasional, dan mungkin kita perlu bertanya, mengapa enggan (dinyatakan sebagai bencana nasional)?

"Memang jumlah korbannya tidak sebesar tsunami. Tapi skala kerusakannya besar. Rasanya segala perhitungan sudah cukup memberikan judgement bahwa layak untuk ditetapkan sebagai bencana nasional," katanya.

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/PiocibKPwy0?si=fsa0OoX0sz_IHeWN



#banjir #aceh #sumut

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/635166/warga-aceh-tengah-sebut-listrik-di-14-kecamatan-padam-bbm-langka-hingga-makan-nasi-dan-kol-rebus
Transkrip
00:00Masih bersama saya Budi Mantanerjo di 1 Meja Deporum.
00:05Kembali ke Iwan Bahagia.
00:07Iwan, Presiden sudah memerintahkan agar semua dinormalkan.
00:10Saya ingin tanya, listrik di tempat Anda gimana kondisinya?
00:16Sampai hari ini 14 kecamatan masih padam.
00:19Masih padam? Udah hari ke-9?
00:22Sudah hari ke-7.
00:24Hari ke-7? Oke.
00:26Selain problem listrik, apa lagi yang Anda hadapi?
00:27BDM, Langka, kemudian juga stop beras, sudah mulai antri.
00:35Kami harus ke Payahilang, ada ratusan orang yang antri.
00:38Payahilang itu pasar Payahilang, pasar tradisional di sini, di kota Takengon.
00:43Saya hari ini ke wilayah kota, setelah ada informasi mau report ini,
00:47saya kemari dari rumah saya itu 7 kilo ya, 7 kilo naik sepeda motor,
00:51dan minyak saya belum tentu apakah saya bisa nyampe ke rumah lagi naik sepeda motor.
00:55Dan banyak orang janggu kaki ke...
00:58Oke, pertanyaan terakhir Iwan, sebelum saya akhiri.
01:01Apa harapan Anda terhadap pemerintah pusat?
01:07Halo Iwan?
01:09Ya, ya, gimana mas?
01:10Apa harapan Anda?
01:13Ya, kita ingin segera perbaikan jalan,
01:17penghubung provinsi ke kabupaten,
01:19terus kabupaten ke kecamatan.
01:22Oke.
01:23Gitu ya.
01:24Kalau bisa, Pak, ada helikopter yang disiagakan di sini gitu,
01:27karena bukan perso...
01:28Kami ini dalam keadaan yang...
01:30Kalau kita bukan dramatis sih,
01:32tapi memang keadaannya kami nggak bisa ngapain pun gitu, Pak.
01:34BBM nggak ada, listrik nggak ada.
01:36Akses internet ini diberikan oleh Kominfo,
01:39Alhamdulillah gitu, karena untuk live ya.
01:41Selain ini saya nggak bisa lagi akses.
01:42Oke.
01:42Kemudian, kondisi kami...
01:45Nah, ini di posko, Pak.
01:46Kemudian saya tadi makan malam,
01:47saya mau tunjukin kondisi makan kami itu.
01:50Ini, Pak, beras...
01:52Ini, nasi dengan kol.
01:55Kol rebus.
01:56Oke.
01:56Nih.
01:57Nasi dengan kol rebus.
01:59Oke.
02:00Ini kondisi kami hari ini.
02:01Oke.
02:01Baik, Iwan Bagia.
02:02Terima kasih telah bergabung di satu meja ya.
02:04Tetap jaga keselamatan saudara-saudara Anda.
02:07Ahmad Arief,
02:08Terima kasih.
02:08Yang cukup berpengalaman untuk meliput bencana.
02:11Kelihatannya ada kegagapan ya,
02:14untuk menangani bencana di Sumatera ini.
02:16Ya, kalau saya melihat sebenarnya kegagapannya dari awal ya.
02:21Ini berbeda dengan tsunami sebenarnya.
02:24Siklon ini tidak sepenuhnya tiba-tiba gitu.
02:27Jadi, jauh sebelumnya sebenarnya,
02:29minimal seminggu sebelumnya,
02:30BMKG itu sudah memperingatkan.
02:31Memperingatkan.
02:32Memperingatkan gitu ya.
02:33Bahkan, sebelum menjadi siklon,
02:35sudah ada bibit siklon,
02:36dan baru naik menjadi siklon itu 21 November 2025 ya.
02:41Dan kita waktu itu di Kompas juga sudah memberitakan,
02:44sebelum menjadi siklon gitu ya.
02:45Tetapi, ketika peringatan dini itu disampaikan,
02:48itu kan seharusnya ada aksi dini.
02:50Dan aksi dini itu kita nggak melihat ya.
02:52Sehingga kemudian,
02:53kita tidak melihat misalnya,
02:55upaya untuk mempersiapkan,
02:58ketika kemudian itu menjadi siklon gitu ya,
02:59misalnya ya.
03:00Dan kita padahal kita sudah tahu gitu,
03:02konsekuensi dengan siklon dan seterusnya.
03:04Saya tidak melihat itu gitu.
03:05Sehingga, yang kemudian terjadi,
03:07ya tentu saja kegagapan gitu ya.
03:09Dan luar biasa,
03:10dan sampai sekarang,
03:11kalau saya bandingkan dengan situasi di Aceh 2004 gitu ya,
03:14kebetulan saya di sana hari kedua setelah tsunami gitu,
03:18saya pikir ini justru terlambat dibandingkan saat itu gitu.
03:21Kalau menurut saya ya,
03:22karena respon saat itu,
03:24saya masih ingat ya,
03:25pada hari-hari itu,
03:26kalau nggak salah,
03:27waktu itu Pak SBY itu masih di Papua,
03:30dan dia langsung pergi ke Aceh ya,
03:33dan Pak JK kalau nggak salah yang datang pertama,
03:35kebetulan saya ikut pesawat Pak JK saat itu,
03:38dan mobilisasi saat itu,
03:39jauh lebih cepat kalau dibandingkan situasi saat ini.
03:42Oke.
03:42Itu yang saya lihat.
03:43Baik.
03:44Bang Ahmad dari Walhi,
03:45Pak Gubernur mengatakan ini semacam tsunami kedua ya.
03:48Anda lihat gimana?
03:49Apakah memang demikian kondisinya?
03:51Yang tinggal di Aceh?
03:52Kalau kita lihat dari dampak dan luasnya kawasan yang terkena,
03:56itu sepertinya benar seperti tsunami kedua.
03:58Tsunami kedua?
03:59Bahkan kalau tsunami dulu kan hanya di wilayah pesisir.
04:02Pesisir.
04:03Ini di tengah dan pesisir semua kena.
04:06Dan mulai dari perbatasan semata utara,
04:11sampai dengan ke barat selatan,
04:12itu semua terdampak.
04:14Ini yang membuat proses penanganan itu,
04:18jadi terkesan sangat lambat.
04:20Beberapa jalan nasional,
04:21yang itu sebenarnya jalur utama,
04:22itu hari ketiga keempat,
04:24itu masyarakat masih jalur orang pindah dari jembatan itu,
04:29melalui rakit yang dibuat oleh masyarakat gitu.
04:32Terus kemana speedbootnya BNPB,
04:34ada Pol Airud,
04:35semua sumber daya itu kemana?
04:37Kok justru inisiatif-inisiatif masyarakat yang muncul di situ.
04:41Di tengah keluarga dan harta bendanya hilang,
04:44mereka harus memikirkan itu lagi.
04:46Kok sepertinya tidak hadir negara di situ pada saat.
04:49Tidak hadir?
04:50Kedua, ketiga itu tidak hadir.
04:52Sekarang?
04:53Nah sekarang jangankan disampaikan Bang Iwan tadi di Aceh Tengah,
04:57dan benar meriah yang di pedalaman.
05:00Bandar Aceh saja itu masih mandam listrik.
05:03Di Aceh Tibiren, di Aceh Utara, Aceh Tamiang,
05:07yang sebenarnya jalur utama,
05:08yang padat penduduknya,
05:09hari ini pun proses pelayanan itu masih amburadul.
05:13Amburadul.
05:15Bung Derman,
05:16ini situasinya kalau ada realitas di Jakarta dengan di daerah sangat berbeda ya.
05:20Kelihatannya memang sudah di instruksikan,
05:23tapi realitas di bawah masih sangat berbeda.
05:25Ini satu hal yang juga perdebatan adalah soal national disaster.
05:29Deklarasi bahwa memang bencana nasional.
05:31Menurut Anda apakah perlu atau gimana sebetulnya?
05:35Saya ingin mulai dengan tadi ya cerita 2004.
05:39Betul sekali, Pak SBI 25 Desember masih di Papua karena ayahkan Natal.
05:46Kemudian begitu mendengar ada kabar 26,
05:49beliau instruksikan Pak JK berangkat duluan.
05:50Kemudian dengan operasi yang luar biasa lah,
05:53mendobrak gudang logistik,
05:57membeli roti yang ada, segala macam.
05:59Kemudian sehari kemudian Pak SBI menyusul.
06:02Dua pemimpin tertinggi ada di lapangan,
06:05itu adalah signal yang sangat baik.
06:06Dan menenangkan masyarakat.
06:08Tidak lama kemudian dinyatakanlah satu jarurat atau emeritusi nasional gitu.
06:13Bencana nasional.
06:14Kemudian dua bulan kemudian dibentuklah BRR yang kemudian saya ada di dalamnya.
06:18Jadi yang ingin saya sampaikan adalah
06:21rakyat perlu ditenangkan
06:24dengan kehadiran pemimpin secara langsung
06:26sambil menunjukkan bahwa
06:28memang kita memberi perhatian penuh.
06:31Kabar baik tadi adalah yang disampaikan oleh teman dari KSP.
06:35Pak Pratik sudah memberikan penjelasan bahwa seluruhnya akan dikerahkan
06:37tapi tetap memerlukan status formal,
06:41diperlukan status sebagai penjara nasional.
06:44Kenapa?
06:45Untuk dua alasan.
06:45Nomor satu adalah memberikan ketenangan pada warga
06:48bahwa secara ofisial
06:50pemerintah sudah memutuskan
06:51ini bencana kita.
06:53Yang kedua membeli legitimasi kepada seluruh instansi.
06:56Tadi meskipun dikatakan bahwa seluruhnya dikerahkan
06:58tapi kalau tanpa status itu
06:59barangkali sebagian masih berhati-hati.
07:02Tapi juga yang lebih penting juga
07:03yang penting juga adalah
07:04membuka kesempatan bagi kehadiran
07:06institusi lain
07:08termasuk lembaga internasional
07:09bila memang dibutuhkan.
07:10Nah, ini semua akan baik
07:12bila tetap dinyatakan sebagai penjara nasional
07:16dan
07:17mungkin kita perlu bertanya
07:19mengapa sangat enggan menyatakan itu.
07:22Karena sebetulnya kan seluruh syarat sudah memang betul bahwa
07:24jumlah korbannya
07:26tidak sebesar tsunami.
07:28Tapi skala kerusakannya
07:29kalau dilihat
07:30makanya Pak Gubernur Aceh mengatakan ini
07:32tsunami kedua
07:33karena dulu kan tsunami-nya dipesisir kan.
07:35Oke.
07:36Sekarang di tengah juga kena
07:37dan saya sepanjang jalan
07:38350 km
07:39dari Biren ke
07:40Banda Aceh
07:41Takengon itu
07:42betul-betul melihat
07:44bagaimana kerusakan itu
07:45ada di mana-mana.
07:47Jadi
07:47rasanya
07:48segala perhitungan itu
07:49sudah cukup memberikan
07:50jasmen bahwa
07:51status penjara nasional
07:52layak untuk
07:54ditetapkan sebagai keputusan pemerintah.
07:56Oke, baik.
07:57Bang Masinton,
07:58sebagai Bupati
07:59Anda sepakat gak
08:00kalau Presiden Prabowo
08:01kemudian mendeklarasinya
08:02sebagai bencana nasional?
08:03Ya, bagi kami tentu
08:08yang utama adalah
08:10penanganan maksimal
08:12yang bisa dilakukan oleh
08:13pemerintah secara bersama-sama
08:15baik pemerintah pusat
08:16pemerintah provinsi
08:18pemerintah kabupaten
08:20menggerakkan seluruh
08:22elemen kekuatan negara
08:25ya
08:26baik itu
08:27BNPB
08:28Basarnas
08:29TNI
08:30Polri
08:31dan lain sebagainya
08:32ya
08:33seluruh instansi kementerian
08:35khususnya PU
08:36untuk
08:37membuka
08:40daerah-daerah yang
08:41masih terisolir
08:43belum bisa dijangkau
08:44harus menggunakan
08:45alat berat
08:46maupun helikopter
08:47nah tentu
08:48penetapan status
08:50bencana itu
08:51kalau kami
08:52domain kami
08:53di wilayah kabupaten
08:54kami sudah tetapkan
08:55status tanggap darurat
08:57di tingkat kabupaten
08:58selama 14 hari
08:59oke
08:59nah kalau di tingkat
09:01provinsi juga sudah ditapkan
09:03oleh gubernur
09:03Sumatera Utara
09:05tanggap darurat
09:06tingkat provinsi
09:07Sumatera Utara
09:08nah kalau
09:09tentu di level
09:10pemerintah pusat
09:12secara nasional
09:13nah itu
09:14domennya
09:14di pemerintah pusat
09:16atau presiden
09:17nah namun
09:19menurut Anda penuh gak sih
09:20kondisi hari ini
09:21kalau saya melihat
09:25kondisi hari ini
09:26masih banyak
09:28desa-desa kami
09:29yang terisolir
09:30dan kondisinya
09:31sangat memprihatinkan
09:34ada yang belum
09:35terakses bantuan
09:36meskipun sebagian
09:37sudah memperoleh
09:38akses bantuan
09:39melalui drop
09:40apa di drop
09:42melalui udara
09:43helikopter
09:44tapi sebagiannya lagi
09:46belum
09:46artinya dengan status
09:48tanggap darurat provinsi
09:49cukup?
09:49nah saya rasa
09:53untuk nasional itu
09:54domennya presiden
09:55Pak Budiman
09:56jadi
09:57ya kami serahkan
09:59sepenuhnya
09:59atas sana
10:00tapi kalau kami lihat
10:01skala bencananya
10:02luar biasa
10:03dan sampai
10:04ini kami masih
10:05mengalami kegelapan
10:07kalau ini bisa terang
10:08sedikit
10:09demi sedikit
10:10bisa kami urai
10:11persoalan yang
10:12masyarakat tadi
10:13seperti itu Pak
10:14oke baik
10:15Bukumasinton
10:15Aik
10:16tampaknya
10:17agak alergi ya
10:18menerapkan
10:19status bencana
10:21menjadi bencana nasional
10:22betul gak kesan itu?
10:23itu yang ditangkap ya
10:25mungkin ya
10:25masyarakat ya
10:26dan kalau kita perhatikan
10:27suara
10:28para korban
10:29yang bersuara
10:30di sosial media
10:31masyarakat
10:31sebenarnya udah
10:32keras sekali ya
10:33menuntut
10:33kenapa gak ditetapkan
10:35bencana nasional ya
10:36apalagi kalau
10:36kenapa?
10:37karena Sumatera gitu?
10:38saya tidak tahu
10:40tapi saya khawatir
10:42Pak Presiden ini
10:43mungkin tidak mendapat
10:44informasi yang
10:45lengkap
10:45yang lengkap
10:46yang terjadi di bawah
10:47dan menurut saya
10:48ini malah justru
10:49tugas
10:50para pejabat
10:52para birokrat
10:52dan yang lain-lain
10:53untuk menyampaikan
10:54bahwa situasinya
10:55udah sedemikian genting
10:56sembilan hari
10:57tujuh hari
10:58masyarakat yang
10:58tidak mendapatkan listrik
11:00dan sekarang
11:01juga logistik
11:02menipis
11:03dan seterusnya
11:03itu
11:04kita udah kehilangan
11:05golden time sebenarnya
11:05tiga hari masyarakat yang
11:07membutuhkan evakuasi segera
11:09sudah terlewat
11:09dan saya pikir
11:10orang-orang yang hilang
11:11mungkin kita sudah harus
11:13bersiap menerima
11:14kenyataan bahwa
11:15mungkin gak bisa
11:16diselamatkan lagi
11:17dan seterusnya
11:18sebenarnya
11:19menurut saya
11:19situasinya
11:20sudah semikian genting
11:21sudah semikian
11:22saya setuju bahwa
11:24kita pernah ngalami Aceh ya
11:26tsunami 2004
11:27dan saya ada di sana
11:28waktu itu
11:29dan
11:29kalau yang saya perhatikan
11:30saat ini
11:31benar bahwa situasi
11:33bukan hanya di hilir
11:34tapi di hulu
11:35dan di tengah
11:35dan kita tahu bahwa
11:36daerah-daerah yang terisolasi ini
11:38daerah-daerah di hulu
11:39yang susah terakses
11:40kita gak tahu nih
11:41seberapa sebenarnya
11:42skala kehancuran
11:43dan korban yang terjadi
11:44jangan jauh lebih besar
11:45dari ini
11:46oke
11:46mas timothy
11:47saya ingin dengar ya
11:48kelihatannya memang
11:49istana itu agak alergi ya
11:51untuk menetapkan ini
11:53sebagai
11:53bencana nasional
11:55ya meskipun
11:56pak pratik sudah menjelaskan
11:57akan mendeploy semuanya
11:58tapi agak alergi
11:59tapi jawabannya setelah
12:00jeda berikut ini
12:01terima kasih
12:06selamat menikmati
12:06terima kasih
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan