Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Deputi Kepala BRR Aceh-Nias 2005-2009, Sudirman Said menanggapi kondisi pascabanjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Saat ini yang juga harus diwaspadai pasca bencana yakni adanya penyakit yang timbul dari bangkai hewan mati, diare, penyakit kulit dll.

Selain itu, ia juga menyampaikan permohonan kepada para politisi agar tidak flexing dengan bantuan kepada para korban.

"Untuk sementara para pejabat politisi, libur dulu deh politiknya. Jangan flexing-flexing dengan bantuan. Betul-betul bekerja untuk rakyat. Rasanya bila bantuan diberikan dengan tulus, tanpa embel-embel politik, itu rasanya akan beda," katanya.



Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/PiocibKPwy0?si=fsa0OoX0sz_IHeWN



#banjir #aceh #sumut

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/635171/sudirman-said-minta-pejabat-tak-flexing-bantuan-bagi-korban-banjir-aceh-sumut-sumbar
Transkrip
00:00Mas Derman, kalau penjelasan Mas Timoti kan semuanya diserahkan, semuanya dikerahkan.
00:04Hanya satu, soal nomenklatur bencana nasional.
00:09Ini katanya dihindari ya, kelima itu gimana Anda lihat?
00:12Saya ingin menggunakan Pak Bupati tadi.
00:14Itu kewenangan Presiden.
00:17Jadi kita memberi kepercayaan kepada Pak Presiden untuk memberikan jadwal.
00:23Tapi begini, saya ingin mengarisbawahi bahwa pengalaman dari bencana ke bencana
00:29justru masa-masa paling sulit bagi rakyat adalah hari-hari ke depan ini.
00:34Karena kalau yang kemarin sudah lewat lah ya.
00:36Tapi hari ke depan ini, makanan sudah mulai turun, tadi sudah mulai hilang, kurang.
00:41Tapi yang juga harus di bahas pada adalah penyakit.
00:44Karena nanti akan ada panggih-panggih binatang yang mati, kemudian menimbulkan virus.
00:50Mulai ada diare, mulai ada penyakit kulit, segala macam.
00:54Nah, karena itu ke depan saya ingin menyampaikan permohonan kepada para politisi ini.
01:04Untuk sementara, libur dulu nih politiknya gitu ya.
01:08Jangan flexing-flexing dengan bantuan.
01:11Betul-betul bergantung untuk rakyat.
01:13Karena tadi rakyat lagi butuh pertolongan, butuh ketenangan.
01:16Dan rasanya bila bantuan diberikan dengan tulus, tanpa embel-embel maksud politik,
01:22itu akan beda rasanya.
01:24Dan kembali ke tadi, kembali pada status nasional,
01:27bila bobot politiknya mungkin dikurangi,
01:30tetapi lebih kepada memperhatikan kebutuhan rakyat, kebutuhan ketenangan rakyat,
01:34mungkin pemerintah akan berpikir bahwa
01:36toh sama saja yang dikerahkan tadi kan,
01:39sumber dayanya sama, effortnya sama,
01:41anggarannya juga dikatakan oleh Pak Menteri Keuangan,
01:44minta berapapun PNPB akan kita kasih gitu.
01:46Jadi sebetulnya tinggal soal status,
01:48karena tadi status bagi saya adalah bagi kita semua.
01:52Memiliki dua impak.
01:54Nomor satu, ketenangan rakyat mengatakan bahwa,
01:56ya sudah kita urus secara nasional.
01:59Yang kedua adalah legitimasi bagi seluruh instansi untuk bekerja,
02:04tanpa ragu-ragu, karena statusnya memang menjadi pencana nasional.
02:06Memang nanti belakangan akan ada konsekuensi audit,
02:09tapi ya siapapun yang menggunakan nana publik harus di audit kok.
02:12Jadi tidak ada soal tersebut.
02:13Jadi saya kira, dengan segala hormat,
02:17tetap perlu dihimbau kepada pemerintah,
02:19pada pengurus negara,
02:20bahwa status bencana nasional bagaimanapun adalah status yang terbaik,
02:24karena memberi dua impak tadi.
02:26Ketenangan pada masyarakat,
02:28tapi juga legitimasi bagi seluruh instansi untuk bekerja,
02:31menggunakan kebenaran.
02:32Oke, baik.
02:33Mas Ahmad Salihin,
02:34kalau dari Walhi Aceh ya khususnya,
02:36apa yang Anda baca?
02:37Apakah semata-mata bencana ini semata-mata karena saiklon yang datang,
02:41atau ada faktor lain sih temuan Anda di lapangan?
02:43Nah, kalau kami menilai,
02:45bencana ini adalah bencana yang direncanakan.
02:47Direncanakan?
02:48Bencana yang direncanakan.
02:49Masa bencana direncanakan?
02:50Iya, dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan,
02:53kebijakan-kebijakan terkait pengelolaan sumber daya alam,
02:56pemberian konseksi kepada korporasi,
02:59merebut uang sebegian luas,
03:02sepertinya kami menilai ini adalah bencana yang direncanakan.
03:05Kita hanya memanen dari akumulasi kebijakan-kebijakan yang abai,
03:10permisip, semua ruang diberi untuk konsesi.
03:13Ini deforestasi ya?
03:15Menyebabkan salah satunya,
03:17deforestasi, kerusakan daerah-daerah sungai.
03:20Jadi ada banyak das di Aceh itu,
03:22kerusakan sudah lebih dari 50 persen.
03:24Das-das besar sebenarnya adalah Singkil,
03:27yang hulunya Karas Singkil,
03:28kemudian Pesangan,
03:30yang hulunya KC Utara dan Aceh Biren,
03:34Jambu Ai,
03:34itu dadah sebesar,
03:36itu kerusakannya sudah lebih dari...
03:37Walhi pernah mengungkapkan nggak kepada pemerintah Provinsi Tumat Kabupaten soal ini?
03:42Dalam setiap pengambilan kebijakan,
03:44kita sering dilibatkan.
03:45Dilibatkan?
03:46Beberapa data-data kerusakan,
03:49kemudian wilayah-wilayah yang menurut kita
03:50itu harus menjadi wilayah yang dikonservasi.
03:54Tapi dalam prosesnya,
03:56analisis atau kajian yang kita sampaikan,
03:59itu hanya diterima di ruang sindang.
04:00Tapi pada saat pengambilan keputusan...
04:01Oh, diputusan lain lagi?
04:03Pada saat pengambilan keputusan,
04:04itu banyak sekali yang kemudian diabaikan.
04:06Contoh ya, sekarang ini sedang disusun
04:09Perda Tata Ruang,
04:11Kanun Tata Ruang Aceh,
04:12yang dulu pernah walih bukat
04:14dengan beberapa berbagai macam alasan,
04:16salah satunya pelindungan kawasan ekosistem,
04:19Loser misalnya,
04:20Nah, pada saat proses pembahasan di awal,
04:23itu terakomodir.
04:24Tapi menjelang akhir-akhir,
04:26itu hilang kembali dia.
04:27Hilang lagi dia.
04:28Koridor satwa,
04:29kemudian wilayah keluarga rakyat,
04:32itu tiba-tiba hilang dia di ujung-ujung.
04:34Oke, baik.
04:35Aik, Anda nulis di Kompas hari ini.
04:37Jadi, bukan hanya soal saiklon,
04:39tetapi ini,
04:39kalau bahasanya Ahmad Solin kan
04:40direncanakan sebenarnya bencana ini.
04:43Sengaja atau enggak sengaja tahu.
04:44Kalau menurut Anda gimana?
04:45Iya, bahkan sebenarnya
04:46definisi mengenai bencana alam sendiri
04:49sebenarnya juga sudah definisi yang tidak tepat.
04:51Tidak tepat.
04:52Bahwa UNDRR sendiri sudah menegaskan bahwa
04:55bencana itu hanya terjadi jika
04:57fenomena alam atau hasil alam,
05:00artinya ancaman alam itu seperti gempa bumi,
05:03tsunami, termasuk badai, siklon, dan seterusnya,
05:06terjadi pada masyarakat yang tidak dilindungi.
05:09Artinya, dan bahkan dalam,
05:11saya setuju dengan Mas Solihin tadi ya,
05:12dalam konteks,
05:13kalau kita melihat apa yang terjadi di Sumatera saat ini,
05:16ini bencana ekologis kalau menurut saya.
05:18Bencana ekologis.
05:19Karena apa?
05:19Karena apa yang dilakukan selama ini
05:22secara sistematis,
05:23selama bertahun-tahun,
05:25dan saya pikir terutama 10 tahun terakhir,
05:27kita bisa melihat
05:28bagaimana alifungsi lahan yang sedemikian cepat terjadi,
05:31dan itu terjadi di area-area hulu juga,
05:33tambang,
05:34HTI,
05:36dan juga bahkan hidrotermal,
05:39dan banyak sekali di situ,
05:41di daerah-daerah hulu,
05:42yang menurut saya,
05:43kalau dari perdefinisi saja ya,
05:45IPCC sudah mengingatkan bahwa,
05:48dalam konteks perubahan iklim seperti sekarang,
05:51upaya-upaya pembangunan yang melemahkan,
05:53kemampuan masyarakat dan lingkungan,
05:55untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim,
05:58itu adalah bentuk maladaptasi.
06:00Dan itulah sebenarnya,
06:01kalau saya setuju sekali bahwa,
06:03ini bukan bencana alam,
06:04jelas bahwa ini bencana ekologis.
06:06Dan definisi bencana alam sendiri,
06:08menurut saya...
06:08Kalau bukan bencana alam,
06:09bencana apa?
06:10Bencana ekologis.
06:10Bencana yang disebabkan oleh kehancuran ekologi,
06:13dan kebijakan pemerintah.
06:15Jadi bencana tanda tangan dia.
06:16Ya, menurut saya ini bencana politik juga.
06:18Bencana politik.
06:19Oke, Pasti Motes,
06:19silahkan direspon.
06:20Ini kalau menurut Mas Halikan dan Aix,
06:22sebenarnya direncanakan,
06:23atau sengaja atau enggak sengaja.
06:24Gimana Anda respon itu?
06:26Ya, tentu,
06:27bagaimana komitmen pemerintah
06:30dalam melakukan perbaikan itu
06:32sangat bisa kita lihat dari
06:33kinerja Kabinet Merah Putih.
06:35Oke.
06:37Terkait dengan misalkan hutan,
06:39kami mengakui bahwa
06:41mungkin salah satu penyebab
06:43musibah kali ini adalah
06:45penerbangan pohon,
06:48iladologi, dan segala macam.
06:50Dan itu diakui oleh kami,
06:52oleh pemerintah.
06:53Dan Pak Presiden,
06:54terkait dengan kawasan hutan pun
06:56sudah sejak tahun ini ya,
07:00menerbitkan perpres nomor 5
07:01tahun 2025
07:02tentang penertipan kawasan hutan.
07:04Dan Presiden juga membentuk
07:06Satgas Penertahan Kawasan Hutan.
07:09Dan hingga saat ini ya,
07:11Satgas PKH itu sudah melakukan
07:13penyitaan 1,5 juta hektare lahan
07:17dari 587 perusahaan akal.
07:20Itu sudah ditertipkan oleh Satgas PKH.
07:23Ditetipkan itu diapain, Cik?
07:25Di Sitalahan.
07:26Di Sitalahan.
07:26Terus?
07:27Lalu juga nanti akan dilakukan
07:28perbaikan-perbaikan oleh
07:29Kementerian Lingkungan Hidup.
07:30Kementerian Kehutanan.
07:32Dan tadi saat Preskon pun,
07:34Pak Kapolri dan juga Menhud
07:36menegaskan bahwa besok
07:38akan dilakukan rapat koordinasi
07:40untuk melakukan penyelidikan
07:41terhadap oknum-oknum
07:43yang diduga melakukan
07:44perusahaan lingkungan,
07:46perusahaan hutan.
07:47Jadi saya rasa
07:48aparat penegak hukum
07:49dan juga pemerintah
07:51itu juga akan mengejar
07:53oknum-oknum yang melakukan
07:54perusahaan lingkungan tersebut.
07:55Bahkan dalam kunjungan
07:57ke tiga lokasi bencana itu
08:00Pak Presiden menegaskan bahwa
08:01maling-maling uang rakyat ini
08:03harus dikejar
08:04sampai dapat gitu.
08:05Dan saya rasa
08:06kita di sini
08:07tidak ada yang meragukan
08:08komitmen Presiden
08:09dalam penegakan hukum itu sendiri ya.
08:11Oke, jadi syaratan apa
08:13yang bisa dipetik
08:13dari bencana Sumatera
08:15setelah jeda berikut ini.
08:16Sampai jumpa di video selanjutnya.
08:21Terima kasih.
08:23Terima kasih telah menonton!
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan