JAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Kantor Staf Presiden (KSP), Timothy Ivan Triyono, menegaskan Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen penuh dalam penanganan darurat maupun pemulihan pascabencana.
Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) saat ini sedang menyelidiki dugaan temuan gelondongan kayu yang terbawa arus banjir.
"Pemerintah akan terus menelusuri pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran, yang diduga melakukan perusakan lingkungan. Kami juga meminta kepada para petugas hukum untuk bergerak cepat. Karena saya yakin masyarakat juga butuh kepastian bahwa oknum-oknum ini harus cepat ditegakkan hukumnya," katanya.
"Tapi sekarang sudah tahu siapa oknumnya ya?," tanya Budiman Tanuredjo.
"Ya, ini kan sedang dalam proses penyelidikan, Pak Budiman. Biarkan proses ini berjalan, karena kita juga tidak mau melampaui proses hukum," ujar Timothy.
Ia menambahkan, saat ini fokus pemerintah bukan hanya memberikan bantuan logistik. Tetapi juga ingin menjaga semua warga agar punya harapan hidup untuk membangun kembali hidupnya.
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/PiocibKPwy0?si=fsa0OoX0sz_IHeWN
#banjir #aceh #sumut
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/635172/ksp-pemerintah-telusuri-dugaan-kayu-gelondongan-di-lokasi-banjir-sumatera
00:00Masih bersama saya Budiman Tanurjo di Satu Meja The Forum.
00:05Mas Dirman, apa caratan kritis Anda berhadap pengurus negara agar penanganan bencana, penegaan hukum itu bisa beres dan lancar?
00:15Mungkin pertama kali tidak ada salahnya mengingatkan kembali bahwa hari-hari ke depan itu rakyat akan sangat sulit.
00:25Makan mulai turun, suple logistik belum lancar, jalur di mana-mana putus, penyakit akan mulai datang.
00:33Jadi suasana tanggap darurat betul-betul harus ditemani oleh para pengurus negara.
00:40Mereka perlu diberi ketenangan, itu satu.
00:43Yang kedua, saya melihat ada jarak yang makin melebar antara pemegang otoritas dengan rakyat.
00:53Jarak melebar?
00:54Misalnya ada kepala badan yang mengatakan, itu rame di media sosial saja kok, kenyataannya tidak saya ibu itu.
01:03Ada menteri yang beradegan pakai manggul karung lah, manggul apa, segala macam.
01:07Ada adegan-adegan yang sebetulnya menunjukkan bahwa empati mereka itu rendah sekali gitu.
01:13Dan itu tidak terjadi di masa-masa bahkan sebelum demokrasi tuh.
01:18Yang namanya pengurus negara itu tampil betul-betul dengan keteladanan, dengan elegansi yang tinggi, dengan pemihakan yang betul-betul total pada rakyat.
01:28Nah sekarang ini kelihatannya jaraknya makin lebar, dan itu pula yang menyebabkan mungkin suasana masyarakat sekarang ini meskipun sudah mulai turun bantuan segala macam, tetap saja ada suasana marah.
01:38Dan ini hal serius menurut saya, bahkan kata ahli manajemen mengatakan justru kepemimpinan sejatinya diuji ketika keadaan krisis.
01:50Dan krisis ini menguji para pemimpin, apakah betul-betul mereka memiliki true leadership atau kepemimpinan yang tristik.
01:59Dan mudah-mudahan kita lolos dari ujian ini.
02:01Oke, Mas Ahmad Salihin, apa catatan Anda?
02:04Ya, catatan saya pemerintah harus mengkoreksi menyebut ini sebagai bencana alam ya, menurut kita ini bencana ekologis.
02:12Karena pernyataan bencana alam itu sepertinya menggunggurkan tanggung jawab korporasi yang seharusnya paling bertanggung jawab dalam memastikan ini.
02:19Selain pemerintah, selain kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah, perilaku korporasi itu juga harus memintai bertanggung jawaban.
02:25Yang harapannya dengan pernyataan ini sebagai bencana alam, tanggung jawab mereka itu gugur kan.
02:31Dan kalau disebut bencana ekologis, maka pemerintah juga harus kita minta bertanggung jawaban, korporasi juga harus kita minta bertanggung jawaban.
02:39Karena mereka lah yang kita rasa itu paling bersalah dalam kejadian bencana ini.
02:44Oke, baik. Ahmad Arief, apa catatan Anda sebagai wartawan yang meliput banyak bencana terhadap bencana Sumatera ini, bencana ekologi Sumatera ini?
02:51Ya, pertama-tama kita ini baru di musim, awal musim hujan gitu.
02:57Dan di situasi yang kerentanan terkait sama iklim juga meningkat secara signifikan.
03:04Yang menurut saya yang harus dikoreksi dalam konteks ini, mungkin bukan hanya oknum-oknum tadi gitu.
03:09Tapi sistem dan cara pandang kita dalam pembangunan juga harus dilihat secara serius gitu ya.
03:14Kita tahu perizinan dan bahkan pembukaan, bukan hanya di Sumatera, pulau-pulau kecil kita juga ini ada di frontier terdepan yang mungkin akan mengalami bencana berikutnya
03:24dan akan semakin intens dengan perubahan iklim dan seterusnya gitu.
03:29Kita harus hati-hati di situ, karena kalau tidak, maka situasi yang terjadi di saudara-saudara kita di Sumatera bisa terjadi di manapun di Indonesia.
03:36Kita harus berpikir bahwa Indonesia ini negara kepulauan yang tanahnya adalah sebagian vulkanik muda karena tanahnya terhadap hujan sedemikian tinggi.
03:47Dan kita harus sadar, saya setuju sekali bahwa ini bukan bencana alam, ini bencana karena kelalaian kita.
03:53Bahkan bisa jadi karena kesalahan dalam kita melihat negara ini gitu ya, bahwa menganggap bahwa negara lain dulu di masa lalu juga membuka hutan.
04:02Dan enggak, Indonesia berbeda. Kenapa? Karena hutan tropis kita ada di area-area yang sangat rentan, yang ketika itu dibuka secara membabi buta,
04:11artinya resiko kita akan sangat besar. Dan yang menanggung siapa? Masyarakat kalau menurut saya.
04:14Oke.
04:15Ini catatan yang harus.
04:16Baik, Mas Timothy, respon pertanyaan Mas Dirman tadi, betul enggak sih ada jarak antara istana dengan rakyat, antara realitas dan kemudian retorika gitu?
04:26Rasanya tidak Pak Dirman ya.
04:28Tidak ya?
04:28Tidak setuju jika dianggap para pejabat di pusat ini tidak ada empati dan segala macem ya.
04:34Karena Pak Presiden pun tanggal 1 Desember itu langsung ke tiga lokasi.
04:38Bahkan saya bersama Pak Kepala Staff Kepresidenan itu langsung ke Padang pada waktu itu, kami menyambut Hercules yang dikirimkan oleh Pak Presiden yang berisi bantuan.
04:47Dan setelah kami menerima bantuan, kami melakukan distribusi bantuan dan kami juga mengunjungi lokasi-lokasi jembatan putus, jalan putus di Padang Pariaman.
04:57Jadi rasanya semua stakeholder di kabinet juga bergerak, semua pada turun.
05:05Dan hari-hari ini di KSP juga kami sibuk untuk menyiapkan, memberikan masukan Pak Budiman, memberikan masukan, kami menyiapkan kajian, lintas kedeputian di KSP.
05:15Kami selalu ingin memberikan masukan, memberikan perbaikan bahwa kami sadar bahwa masih ada kekurangan pemerintah dalam penanganan bencana ini.
05:26Tapi saya rasa komitmen Presiden yang sudah teruji sebagai militer di berbagai macam krisis, di berbagai macam pertempuran, saya rasa Pak Presiden punya komitmen yang kuat untuk penanganan bencana ini.
05:39Mungkin saya juga merespon dari rekan-rekan wahi yang mengatakan bahwa dengan bencana alam menghilangkan tanggung jawab korporasi.
05:45Jadi rasanya tidak ya Bang ya, bahwa saat gas PKH pun saat ini sedang menelusuri dugaan gelondongan kayu yang banyak terbawa arus banjir.
05:55Itu kenapa sih kayu itu?
05:56Pemerintah.
05:57Kertus diri?
05:57Kita sedang dalam pendidikan, Pak Budiman, pemerintah akan terus menelusuri pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran, yang diduga melakukan perusahaan lingkungan.
06:10Kami juga meminta kepada aparat pedagang hukum untuk bergerak cepat.
06:15Karena saya yakin masyarakat juga butuh kepastian bahwa oknum-oknum ini harus cepat ditegakan hukumnya.
06:24Tapi Sanu sudah tahu siapa oknumnya ya?
06:25Ya ini kan sedang dalam proses pendidikan, Pak Budiman, biarkan proses ini berjalan, karena kita juga gak mau melampaui proses hukum ya, biarkan kita tunggu proses seperti apa.
06:34Tapi kalau dari pemerintah juga saat ini fokusnya bukan hanya memberikan bantuan logistik, tetapi pemerintah ingin menjaga semua warga agar punya harapan hidup untuk membangun kembali hidupnya.
06:48Dan Presiden juga sangat menegaskan bahwa proses rehabilitasi, proses rekonstruksi itu harus berjalan dengan baik ke depan.
06:57Seperti tadi disampaikan oleh Pak Menko PMK, pemerintah punya target 100 hari kerja untuk melakukan rehab dan rekon.
07:03Lalu pemerintah juga sedang menyiapkan rencana satu tahun untuk rehab dan rekon.
07:07Dan insya Allah dalam satu tahun itu proses perbaikan, pemulihan itu bisa berjalan.
07:13Oke baik Mas Timoti, Ahmad Arief, Mas Ahmad dan Mas Briman telah bergabung di Satu Meja Dekorun.
Jadilah yang pertama berkomentar