Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda tidak menutup mata terjadi kerusakan alam di Maluku Utara buntut aktivitas tambang.

"Saya tahu rusak itu fakta. Kan, untuk memperbaiki kita harus tahu data hari ini di mana, kita tidak bisa saling menyalahkan. Bahwa itu rusak, saya setuju itu rusak bahkan saya melihat sendiri dari keran warga keluar air cokelat," ujar Sherly, Kamis (20/11/2025).

Ia menambahkan pihaknya telah membentuk tim untuk mendata kerusakan alam yang terjadi di Maluku Utara.

Baca Juga Blak-blakan! Gubernur Malut Sherly Tjoanda Jawab Tudingan Miliki Perusahaan Tambang | ROSI di https://www.kompas.tv/talkshow/632309/blak-blakan-gubernur-malut-sherly-tjoanda-jawab-tudingan-miliki-perusahaan-tambang-rosi

#sherlytjoanda #tambang #malukuutara

Produser: Ikbal Maulana
Thumbnail: Vila Randita

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/632311/sherly-tjoanda-ungkap-alam-maluku-utara-rusak-buntut-tambang-itu-fakta-rosi
Transkrip
00:00Terima kasih Anda masih di program ROSI.
00:03Saya masih bersama Gubernur Maluku Utara, Ibu Sherly Coanda.
00:07Ia sedang dalam pusaran tudingan industri tambang karena Ibu Sherly adalah pemilik perusahaan tambang.
00:16Dalam bagian sebelumnya, Ibu Sherly sudah mengakui bahwa memang memiliki perusahaan tambang dan sahamnya pasif.
00:22Ibu Sherly, tadi Ibu sudah mengatakan paham dengan perasaan yang ada di masyarakat.
00:29Capek melihat pengusaha jadi pembuat kebijakan dan alih-alih membuat masyarakatnya makin makmur tetapi memperkaya diri sendiri.
00:42Atau konflik kepentingan.
00:44Apa yang membedakan Ibu Sherly dengan oligarki lainnya?
00:49Saya mendekler apa yang saya miliki.
00:52Saya sudah mendekler apa yang saya miliki bahkan jauh sebelum saya menjadi Gubernur.
00:55Sekarang saya menjadi Gubernur, saya mendekler lagi di sini.
00:57Dan di LHKPN dan jika ada di posisi suatu saat nanti, ada posisi di mana akan terjadi konflik of interest, maka saya akan abstain.
01:11Saya tidak mengambil kebijakan terhadap sesuatu yang terkait dengan usaha Anda.
01:18Karena saya, mengapa saya tanyakan ini?
01:22Karena kita tidak bisa memaksa orang kemudian ketika jadi pejabat melepaskan semua yang telah diterimanya dari dulu, yang didapatkannya dengan hasil keringatnya.
01:31Tetapi yang dijaga adalah bagaimana seorang pembuat pengusaha menjadi pembuat kebijakan tidak memutuskan tentang perusahaannya sendiri.
01:40Jadi ketika Ibu mengatakan bahwa,
01:44Jangan ada yang membawa-bawa nama saya, jangan ada yang menjual-jual nama saya, itu termasuk juga pada eksekutif perusahaan milik Ibu.
01:51Mereka lah orang pertama yang harus menjaga nama baik Ibu.
01:54Setuju.
01:55Nah, pertanyaan saya, jadi benchmark Ibu sebagai pembuat kebijakan, gubernur Maluku Utara yang juga punya perusahaan tambang,
02:05yaitu, ya, itu sudah Ibu miliki sejak awal.
02:10Jadi benchmark Ibu sebagai seorang gubernur yang memang punya perusahaan di usaha tambang adalah
02:17Ibu akan abstain atau tidak terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan ketika itu menyangkut perusahaan Ibu.
02:25Ya. Dan saya juga selalu bilang ke OPD terkait, tidak perlu ada perlakuan khusus.
02:32Jika memang ada yang salah, lakukan sesuai SOP.
02:35Saya tidak punya perlakuan khusus bahkan untuk teman, keluarga, semuanya lakukan sesuai SOP.
02:42Saya mau melakukan hal yang benar. Saya sedang membentuk sistem ini menjadi benar.
02:46Saya tidak bisa melakukan hal yang benar jika saya sendiri tidak benar.
02:51Dan ketika saya mau melakukan hal yang benar, tidak mungkin saya tidak benar.
02:55Karena nanti semua orang pasti akan ada di mana-mana.
03:00Saya harus mulai benar dengan diri saya sendiri, dengan circle saya terdekat, dengan keluarga saya, teman saya, perusahaan saya.
03:09Baru kemudian OPD dan sistem yang lainnya bisa mencontoh.
03:12Dan kepercayaan itu tidak bisa diyakinkan dengan kata-kata, harus dengan tindakan.
03:19It takes time for me to prove.
03:21Ya. Jadi Ibu paham dong kalau misalnya...
03:23Saya paham, saya menghormati kekhawatiran itu, saya mengerti.
03:27Saya pun menghormati...
03:29Orang itu capek melihat.
03:30Semua simpul-simpul kekuasaan pengambil kebijakan itu adalah pengusaha.
03:36Dan kemudian, ya pengambilan kebijakan itu tidak pernah lepas dari kepentingan usahanya masing-masing.
03:44Saya mengerti, saya menerima, saya mengapresiasi semua kritikan.
03:48Saya menganggap ini bagian dari demokrasi dan juga menjaga saya untuk terus amanah.
03:53Karena mengingatkan saya bahwa semua mata melihat saya, memastikan saya melakukan apa yang saya katakan dan melakukan hal yang benar.
04:02Walaupun itu termasuk dan memastikan saya tidak ada dalam posisi konflik of interest.
04:10Bu Sherly, saya mau menaikkan ini.
04:14Karena saya tahu Bu Sherly itu seorang diver.
04:1717 Agustus selalu dive in dan itu luas sekali.
04:23Saya harus tanyakan ini kenapa?
04:26Karena di Halmahera, tempatnya di Teluk Weda, Halmahera Tengah, lalu ada di Sungai Sangaji.
04:31Itu sudah terpapar.
04:34Mereka masyarakatnya tidak bisa cari ikan lagi, hasil laut, hasil sungai.
04:38Sungai, karena mereka sudah terpapar, terkontaminasi dengan dua logam berat yaitu merkuri dan arsenik yang melebihi batas aman.
04:47Rasanya seorang diver itu harusnya pencinta lingkungan loh.
04:50Apa yang Ibu bisa lakukan?
04:52Apa perhatian Ibu tentang kerusakan seperti ini yang mengancam kehidupan masyarakat Bu Sherly?
04:59Saat ini dengan tim baru yang sudah saya bentuk, kita sedang menginventaris semua kerusakan yang ada.
05:06Karena kan semuanya harus berdasarkan data.
05:08Tidak bisa katanya.
05:09Dan data itu juga tidak hanya dilihat dengan mata, harus ada hasil lab dan lain-lain.
05:15Saat ini Maluku Tara itu kita belum punya namanya status dan kelas sungai maupun laut.
05:19Kita sedang petakan status dan kelas sungai dan laut, kelas 1, kelas 2, kelas 3, kondisi saat ini.
05:26Sehingga ketika kita bilang rusak, rusaknya dari mana?
05:29Oh Ibu, come on.
05:31Kalau misalnya sudah ada masyarakat yang terpapar.
05:34Saya tahu rusak itu fakta, rusak itu fakta.
05:36Data itu satu hal, tapi Ibu juga harus memiliki.
05:38Kan kita untuk memperbaiki, kita harus tahu data hari ini di mana.
05:42Kita tidak bisa saling menyalahkan.
05:44Bahwa itu rusak, ya saya setuju itu rusak.
05:46Bahkan saya melihat sendiri dari keran warga keluar air coklat.
05:52Karena kenapa? Ibu kan diver.
05:54Iya, saya tahu saya diver.
05:56Jadi rasanya data itu satu hal.
05:58Tapi rasanya kalau orang itu sudah dive in ke laut, dia bisa sendiri mengetahui bahwa ini sudah tercemar.
06:06Seharusnya Ibu memiliki sense itu selain menunggu data.
06:10Bahwa sekarang rusak, saya tahu itu sudah rusak.
06:15Untuk memperbaiki, saya butuh data hari ini untuk memperbaiki kedepannya seperti apa.
06:20Bahwa saya melihatnya langsung yang rusak, saya diving di daerah pariwisata.
06:24Saya tidak diving di daerah tambang.
06:27Bahwa ada masyarakat nelayan semakin susah mencari ikan, ya itu fakta.
06:32Bahwa saya menyayangkan hal itu terjadi, ya.
06:35Bahwa apakah saya hari ini bisa menyetop tambang? Tidak.
06:40Faktanya adalah pertumbuhan ekonomi yang ada di Malaukutara itu karena dari industri ekstraksi, which is tambang.
06:47Dan izinnya sudah ada jauh sebelum saya menjadi gubernur.
06:51Dan izinnya sebagian dikeluarkan oleh pusat, itu sudah ada.
06:54Dan sebelum dikeluarkan, itu sudah melalui analisa dampak lingkungan yang panjang.
07:00Yang seharusnya semua amdal dan seluruh pengawasan reklamasi itu harusnya dijalankan dengan benar.
07:07Apakah itu sudah dijalankan dengan benar?
07:08Menurut saya belum.
07:10Apakah saya punya data untuk mengatakan itu?
07:13Belum ada.
07:13Kan saya ketika berbicara dengan pusat, saya juga harus pakai data.
07:16Tidak bisa pakai katanya juga.
07:17Cuma yang terlihat dengan mata memang bahwa apakah semuanya buruk?
07:22Tidak.
07:23Apakah ada yang melakukan good-minded governance?
07:25Ya.
07:25Apakah ada yang tidak melakukannya?
07:27Ya.
07:27Nah kemudian yang sudah melakukannya yang baik, good-minded governance, kita memberikan apresiasi.
07:32Yang belum, kita tidak lanjuti.
07:34Kita kembalikan semua sesuai dengan kajian amdal yang sudah ada.
07:39Ketika mereka semua melakukan good-minded practice yang benar, maka seharusnya limbah yang keluar itu adalah air bersih.
07:46Jadi, jika tambang yang memberikan dampak ekonomi ini tidak merusak lingkungan, maka itu positif.
07:54Yang terjadi sekarang memang tidak semua, tapi ada mining yang kemudian ada dampak lingkungan.
08:01Itu ya, itu yang mau kita perbaiki.
08:03Untuk perbaiki, kita ketika berbicara dengan pusat karena mereka yang punya kekuasaan, harus pakai data.
08:08Jika ada data, mereka melakukan fungsinya dengan baik, seperti yang tadi saya baru jelaskan.
08:12Mereka tutup, dan ketika kita berbicara dengan perusahaan pun dengan data, mereka melakukan apa yang kita minta.
08:17Selama itu memang ada data.
08:19Ya, saya ngerti maksudnya ibu.
08:21Ibu akan fight untuk ini.
08:23Ya, I'll fight for it.
08:25Selama memang ibu juga punya pegang data, supaya ketika ibu fight for them, ibu juga punya argumentasi yang kuat.
08:32Ya.
08:33Tapi, will you fight for them?
08:34Of course I'll fight for them.
08:36Bagi saya, kerusahaan lingkungan itu hidden cost.
08:39Apa yang kita cari ketika ekonomi naik, lingkungan rusak itu hidden cost, dampak lingkungan, dampak sosial, masa depan.
08:47Kita tuh tidak mewariskan alam ini untuk anak cucu Maluku Tara, kita meminjamnya dari mereka.
08:53Anda akan berjuang bersama mereka?
08:55Saya akan berjuang bersama mereka.
08:56Dari awal saya bilang, ketika bapak ibu berjuang untuk memenangkan saya, saya akan berjuang untuk kalian 5 tahun ke depan.
09:02And I'll do.
09:04I'm doing right now.
09:06Kami kembali, kami kembali saat lagi.

Dianjurkan