Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
LUMAJANG, KOMPAS.TV - Gunung Semeru di Lumjang, Jawa Timur, mengalami letusan sekunder pada Kamis (20/11/2025) sore.

Letusan sekunder terjadi setelah kawasan puncak gunung diguyur hujan hingga mengakibatkan banjir lahar dingin.

Video amatir warga memperlihatkan, detik-detik terjadi letusan sekunder Gunung Semeru.

Kepulan asap membubung saat banjir lahar mengalir, mengikis tumpukan material vulkanik yang masih panas.

Tim gabungan dari TNI dan Polri dan sukarelawan mengimbau warga agar tidak mendekati aliran Sungai Besuk Kobokan.

Sebab, selain panas, abu dari letusan sekunder itu juga mengganggu pernapasan.

Untuk mengetahui situasi terkini di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, kita bergabung bersama Jurnalis KompasTV Abdul Rohman.

Baca Juga BNPB Larang Aktivitas di Radius 8 Km dari Puncak Semeru dan 20 Km dari Besuk Kobokan | KOMPAS PETANG di https://www.kompas.tv/regional/632249/bnpb-larang-aktivitas-di-radius-8-km-dari-puncak-semeru-dan-20-km-dari-besuk-kobokan-kompas-petang

#erupsi #gunungsemeru #lumajang

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/632297/update-status-gunung-semeru-masih-awas-kembali-luncurkan-awan-panas-kompas-malam
Transkrip
00:00Dan untuk mengetahui situasi terkini di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, kita bergabung bersama jurnalis Kompas TV, Abdul Rohman.
00:08Selamat malam Rohman, bagaimana situasi di lokasi Anda melaporkan? Pantauan Anda, apakah masih ada luncuran awan panas pada malam hari ini?
00:17Ya, selamat malam Valen. Memang tadi sempat terjadi awan panas kembali di Gunung Semeru,
00:25sekitar pukul 19.20 sempat terjadi awan panas dengan amplitude maksimal 20 mm.
00:33Namun secara visual ini tidak terlihat ataupun tidak nampak.
00:39Namun di alat seismograf itu terpantau terjadi awan panas.
00:43Namun untuk lama daripada awan panas sendiri ini sekitar 300 detik saja.
00:50Ini hanya sebentar dan pada waktu tadi memang sempat ada kepanikan oleh warga karena mereka masih trauma terhadap kejadian yang menimpa pada Rabu kemarin.
01:02Pantauan kami di lapangan warga yang saat ini berada di zona merah saat ini sudah tidak ada lagi.
01:11Mereka sudah mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang sudah disediakan oleh pemerintah Kabupaten Lumajang.
01:16Dan tentu ada beberapa orang yang masih berjaga untuk mengantisipasi dan melakukan pengawasan terhadap Gunung Semeru jika sewaktu-waktu Gunung Semeru terjadi erupsi kembali.
01:30Begitu Valen.
01:31Iya Rohman, tadi kami juga melihat sempat ada warga ini yang berada kelihatannya di daerah yang dekat luncuran awan panas ataupun di sungai begitu.
01:43Nah apakah memang Anda pantau ada imbauan untuk menghindari zona merah?
01:50Nah sebenarnya seperti apa kemauan warga di sana dalam mematuhi aturan dan berapa jarak aman bagi warga sebenarnya?
01:58Ya memang ini seperti kayak tradisi ketika ada bencana banyak warga yang melihat, yang memantau gitu di tepi-tepi sungai.
02:07Dan itu memang sudah lumrah terjadi di sini.
02:12Cuma untuk pemerintah sendiri melalui TNI dan juga Polri sudah melakukan imbauan kepada warga yang mendekati kawasan-kawasan rawan terhadap bencana erupsi Gunung Semeru untuk tidak mendekati daerah-daerah tersebut.
02:29Ini sudah dilakukan.
02:30Jara aman sebenarnya sesuai dengan rekomendasi dari Badan Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi adalah 20 km dari pusat erupsi atau dari puncak Gunung Semeru.
02:41Ini merupakan imbauan dari Badan Vulkanologi yang warga diminta untuk mematuhi imbauan tersebut.
02:49Kemudian 500 meter dari sisi kanan maupun kiri dari aliran sungai yang dilarui oleh aliran lahar Gunung Semeru.
03:01Ini tentu masih butuh untuk pengawasan terhadap warga yang saat ini biasa melihat kondisi yang tentu saat ini masih berbahaya.
03:15Karena statusnya masih di level 4 awas yang warga memang harus mematuhi terhadap aturan-aturan yang sudah diberikan oleh pihak yang berwenang.
03:25Begitu Pak Len.
03:26Baik, terima kasih atas laporan Anda jurnalis Kompas TV.
03:30Abdul Rohman langsung dari Lumajang, Jawa Timur.

Dianjurkan