00:00Dan iya sebagai kepala daerah dituding memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan perusahaan.
00:05Saya bersama Ibu Gubernur Maluku Utara, Sherly Cuanda.
00:09Ibu Sherly tadi saya sebelum jeda saya menanyakan apakah Anda juga bisa menjadi seorang ibu bagi masyarakat adat
00:16yang kehilangan lahannya untuk perusahaan tambang.
00:22Saya ingin dengar jawaban Bu Sherly soal ini.
00:23Saya selalu mengatakan saya ini bukan Gubernur, saya ini adalah ibu bagi 1,3 juta warga Maluku Utara.
00:30Mau warga adat, apapun itu, saya adalah ibu.
00:35Saya juga punya program saat ini sebenarnya sedang dilakukan pendalaman teknis.
00:41Saya berencana untuk membagi setiap satu hektare kepada satu keluarga.
00:45Untuk mereka yang selama ini hidup lahan adatnya diambil untuk kemudian dikonversi menjadi IUP dari pusat,
00:53akan kita inventariskan dan kita ganti.
00:56Ada program pemerintah juga melalui GTRA untuk kemanfaatan lahan milik negara yang kemudian bisa diberikan kepada masyarakat.
01:04Kita akan menggantikan untuk memastikan bahwa mereka ada income.
01:08Karena bagi kita kalau di Maluku Utara itu, tanah itu adalah penghasilan.
01:12Tanah itu yang bisa diwariskan.
01:14Tanah itu tumbuh kelapa, tumbuh cengke, tumbuh pala.
01:16Sumber penghasilan mereka itu kalau petani ya harus memiliki tanah.
01:19Saya sangat menghami ketika mereka marah karena sumber penghasilan mereka, penghidupan mereka tiba-tiba diambil tanpa ada kompensasi yang layak dan mereka marah.
01:29Itu saya pahami.
01:31Dan sebagai pemerintah kami akan hadir untuk menggantikan itu.
01:34Seberapa besar omongan Ibu ini bisa dipercaya?
01:36Saya selalu mengesekusi apa yang saya janjikan.
01:38Dan masyarakat Maluku Utara tahu itu.
01:43Bu Syari, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang karena banyak dari masyarakat yang merasa lelah melihat pengusaha menjadi pejabat dan kemudian semakin kaya untuk kepentingannya sendiri.
01:59Betul bahwa kita tidak bisa merasa iri karena dia menjadi pejabat dan sebelumnya sudah kaya.
02:04Yes, kita juga tidak ingin seperti itu.
02:06Tapi saat ini faktanya adalah begitu banyak pengusaha menjadi pejabat, yang terjadi adalah ia memperkaya diri sendiri, konflik kepentingan antara dia membuat kebijakan dan kemudian ia memanfaatkan kekuasaan itu untuk kekayaan kroni-kroninya.
02:23Jadi apa yang dikatakan oleh Ibu Sherly ini sesuatu yang rasanya terlalu ideal dan masih harus dibuktikan.
02:31Jata misalnya, kembali saya ingin mengutip NGO ini atau LSM ini, temuan jata menunjukkan pola dukungan pemerintahan Bu Sherly terhadap korporasi tambang meskipun warga harus menghadapi dengan kekerasan, kriminalisasi, intimidasi, serta kehilangan ruang hidup akibat serbuan ekstraktif.
02:49Seperti di Mabah Sangaji, Halmahera Timur, atau di Pulau Obi dan Halmahera.
02:57Tidakkah Ibu melihat bahwa seruan ekologis ini sudah sesuatu yang mendesak?
03:05Ini dari perspektif saya ya, semua yang dikatakan itu perizinannya itu semua sudah dikeluarkan sebelum saya.
03:13Sorry, tetapi Jatam juga mengatakan bahwa ada perusahaan Ibu yang diberikan izin setelah Ibu jadi gubernur, meskipun izin itu dari SDM.
03:23Dan ini ada relasi kuasa di antaranya.
03:26Faktanya tidak ada, itu tinggal dibuka aja di kementerian, bisa dilihat.
03:29Kalau di OSOS itu jelas, kapan izin itu diberikan.
03:32Semua izin pertambangan saya itu 2020 ke bawah.
03:35Mungkin 2018, 2020, mungkin ada 2022, saya dah hafal.
03:40Tapi intinya tidak ada perizinan yang baru keluar.
03:44Karena Anda sedang menduduki, karena Anda sebagai gubernur?
03:48Ya, semua perizinan yang sudah saya miliki itu sudah ada sebelum saya menjadi gubernur.
03:53Dan tahun itu bisa dibuka di OSS, bisa lihat di kementerian, itu transparan.
03:57Bisa dibuka, itu informasi publik.
04:00Jadi bisa dikecek saya berbohong atau tidak.
04:01Tidak apa-apa, saya ulangi lagi.
04:08Bagaimana Ibu, karena Ibu memiliki perusahaan tambang,
04:13Ibu sudah menjelaskan bahwa Ibu tidak aktif lagi, hanya saham pasif.
04:17Tapi bagaimanapun juga perusahaan tambang itu milik Ibu gubernur, milik Ibu Shirley.
04:23Bagaimana Ibu bisa memastikan bahwa semua aparat yang ada di Maluku Utara itu
04:28tidak menjadi bagian dari yang melindungi Ibu?
04:31Karena semuanya itu milik Ibu, kan?
04:35Kalau yang saya pahami sih, sebagai gubernur, sekalipun saya mau melindungi perusahaan saya,
04:42saya juga tidak punya otoritas untuk itu.
04:44Kita gubernur itu tidak memiliki otoritas yang absolut.
04:47Kembali lagi, sudah izin bukan kita yang keluarkan.
04:50Kerusakan lingkungan pun, penutupan dan tidak tutup itu pun bukan kita.
04:55Contoh sederhana, kemarin ada sawah yang tergenang dari limbah nikel di Halmahera Timur.
05:03Saya hanya bisa bersurat kepada Kementerian SDM.
05:06Saya pun tidak bisa menutup izin itu.
05:09Kemudian dari Kementerian SDM mengirimkan inspektorat,
05:11turun bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup saya dan SDM.
05:13Kita melihat inventaris lapangan, ternyata ada dinding damnya dia itu yang jebol.
05:19Jadi kalau di nikel itu, limbah nikel itu biasanya ditampung dulu di bendungan
05:23untuk kemudian dia turun dengan gravitasi.
05:26Jadi harus yang keluar itu air yang sudah bersih.
05:28Nah, temboknya itu either kurang tinggi atau dia pecah,
05:31intinya dia turun di saluran dari gasi warga.
05:33Saluran itu sebenarnya sudah saya persiapkan 2 bulan sebelumnya,
05:36sebelum musim tanam, untuk memastikan,
05:38saya kirim tim PU untuk memastikan bahwa
05:41pintu airnya itu tertutup dengan benar,
05:44sehingga saluran dari gasinya itu tidak boleh limbahnya turun ke sawah.
05:47Cuman yang menutup pintu air itu,
05:49dia malam itu, dia ketiduran, entahlah bagaimana dia lewat tutup.
05:52Akhirnya dia menenggelamkan sawah itu.
05:58Masyarakat WhatsApp ke saya.
05:59Masyarakat bisa WhatsApp saya apa saja dan saya merespon.
06:02Dari WhatsApp itu, turunlah surat, inspektoran turun,
06:04akhirnya kita sepakat tutup sementara,
06:07sampai mereka perbaiki dulu damnya,
06:09dan mereka temboknya, embungnya,
06:11dan mereka harus ganti rugi sawah.
06:13Dan akhirnya itu dilakukan.
06:14Sebenarnya, karena gubernur sekarang tidak bisa mengeluarkan izin lagi
06:18untuk usaha pertambangan,
06:19maka gubernur itu hanya sebagai pengawas.
06:21Dan kemudian kalau ada terjadi sesuatu pada perusahaan tambang di sana,
06:26gubernur harus menyurat kepada kementerian SDM
06:29untuk menurjunkan inspektorat.
06:31Pertanyaannya sekali lagi, Bu Sherly,
06:33apakah ketika sesuatu kelalaian yang terjadi pada perusahaan
06:38yang sahamnya Anda miliki secara pasif,
06:41Anda akan melakukan hal yang sama?
06:43Saya akan melakukan hal yang sama.
06:45Karena tidak diperlukan hanya gubernur yang bisa lapor kementerian.
06:49Hari ini warga siapapun bisa lapor kementerian.
06:52Kementerian bisa kirim siapapun untuk turun.
06:54Dan kementerian bisa menyegal dan menyetop siapapun,
06:57tanpa perjujuan gubernur pun.
06:59Jadi saya tidak punya memenang bahkan untuk melindungi perusahaan saya sendiri.
07:03Logiknya demikian.
07:06Dan kemudian saya ini pejabat publik.
07:08Saya tidak bikin saja satu Indonesia tahu.
07:11Apalagi kalau saya bikin dan saya salah.
07:13Dan saya tidak bisa berdiri di sini,
07:15di depan Mbak Rosi dan di depan seluruh Indonesia
07:17untuk declare dan apa yang saya lakukan.
07:21Bagi saya, saya ini juga ada di sini nih sebagai gubernur
07:25tujuannya untuk memenahi, bukan untuk merusak.
07:34Saya di sini bukan karena cita-cita saya yang mau menjadi gubernur.
07:37Saya sedang sekali waktu itu Bu Shirley rasanya video itu diambil candid
07:43atau mungkin siapapun yang mengambil itu dan mengatakan bahwa
07:46jangan pakai nama saya dan jangan kemudian menggunakan nama saya
07:51untuk keperluan apapun.
07:53Dan dalam peristiwa yang berbeda Anda mengatakan bahwa
07:56saya tidak suka penjilat, something like that.
08:00Dipuji-puji.
08:01Dipuji-puji.
08:02Ini hal yang juga Anda katakan pada perusahaan yang sahamnya Anda miliki secara pasif
08:11supaya mereka tidak menggunakan nama Anda untuk kepentingan mereka.
08:17Saya mengatakan kepada semua, kepada saudara saya, saudara almarhum saya,
08:22mereka yang menjalankan bisnis yang saya juga memegang saham.
08:27Mereka tahu saya ada di posisi yang sensitif.
08:31Bahwa semua mata melihat saya.
08:33Saya tidak punya ruang untuk melakukan kesalahan dan kompromi.
08:37Di zaman jidital saat ini saya ngomong pun dinding bertelinga,
08:40udara bertelinga, ada rekaman di mana-mana.
08:43Saya hanya seorang ibu rumah tangga, tidak punya dukungan politik,
08:47tidak mengerti hal-hal eks-eks lainnya.
08:52Yang saya lakukan, apa yang saya katakan, itu yang saya lakukan.
08:55Dan aturan yang ada, saya turuti sesimpel itu.
09:02Otak saya tidak nyampe untuk sesuatu yang terlalu ribet.
09:05Karena sebuah kompromi akan menghasilkan kompromi yang lain.
09:08Saya tidak berencana untuk kehilangan kebebasan saya.
09:11Saya bersyukur yang saya miliki ini lebih dari cukup.
09:14Saya, hidup saya sederhana.
09:17Yaitu?
09:19Yang saya miliki, saya merasa sudah lebih dari cukup.
09:22Saya hanya butuh waktu untuk menikmatinya.
09:25Dan waktu itu saat ini saya konversikan untuk membangun Makhluk Utara.
09:29Kami kembali sesaat lagi.
09:30Terima kasih.