Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya membangun kepedulian dan kewaspadaan sosial di lingkungan masyarakat.

Pemerintah menilai perlu dilakukan kajian mendalam terhadap gim online yang mengandung unsur kekerasan.

Terkait hal ini, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mendukung apa pun langkah pemerintah agar peristiwa yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta tidak terulang lagi.

Termasuk wacana pembatasan gim online yang mengandung unsur kekerasan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mengapresiasi langkah pemerintah membatasi akses gim yang mengandung kekerasan.

KPAI mendorong pemerintah memperkuat regulasi dan pengawasan gim online, serta melakukan sosialisasi dan literasi mengenai gim online.

Irliansyah Wijanarko, pengamat e-sport menilai tidak semua tindakan kekerasan dipengaruhi oleh gim online.

Meski begitu, Irliansyah tidak memungkiri bahwa gim online memiliki pengaruh terhadap perilaku pemainnya.

Gim online juga memberikan sejumlah manfaat, termasuk melatih strategi, kerja sama tim dan konsentrasi.

Pada peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta, seorang siswa diduga menjadi korban bullying dan ada dugaan terduga pelaku terinspirasi konten kekerasan di media sosial dan gim online.

Lebih lengkap terkait wacana pembatasan gim online, kita akan membahasnya bersama Kasandra Putranto, Psikolog Klinis Forensik.

Baca Juga Densus 88 Sebut Ledakan SMAN 72 Jakarta Bukan Tindak Pidana Terorisme, Begini Penjelasannya di https://www.kompas.tv/nasional/629820/densus-88-sebut-ledakan-sman-72-jakarta-bukan-tindak-pidana-terorisme-begini-penjelasannya

#ledakan #sman72jakarta #gameonline

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/629833/psikolog-klinis-forensik-buka-suara-soal-wacana-pembatasan-gim-online-buntut-ledakan-sman-72-jakarta
Transkrip
00:00Insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta menggugah perhatian publik.
00:05Bukan hanya soal keamanan, tetapi juga dampak teknologi terhadap perilaku remaja.
00:11Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara mendorong masyarakat
00:15untuk kembali memupuk kepedulian sosial dan mengkaji pembatasan game online
00:19yang diduga bisa mempengaruhi tindakan kekerasan.
00:22Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto
00:31tentang pentingnya membangun kepedulian dan kewaspadan sosial di lingkungan masyarakat.
00:37Pemerintah menilai perlu dilakukan kajian mendalam terhadap game online yang mengandung unsur kekerasan.
00:43Sekali lagi tadi beliau menekankan bahwa ini menjadi peringatan bagi kita semua.
00:49Jadi tadi beliau juga menyampaikan bahwa memang kita perlu menumbuhkan kembali kepedulian sosial,
00:56menghidupkan kembali kehidupan bermasyarakat kita.
01:03Beliau tadi juga membahas bagaimana Karang Taruna harus aktif kembali,
01:08Pramuka harus aktif kembali.
01:10Kalau di lingkungan sekolah bagaimana juga para guru dan tenaga pendidik harus lebih aware
01:17atau perhatian manakala ada sesuatu yang dirasa mencurigakan,
01:21termasuk beliau tadi menyampaikan bahwa kita masih juga harus berpikir untuk membatasi
01:27dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game-game online.
01:35Karena tidak menutup kemungkinan game-game online ini ada beberapa yang disitu
01:41ada hal-hal yang kurang baik yang mungkin itu bisa mempengaruhi generasi kita di depan.
01:50Terkait hal ini, Gubernur Jakarta, Pramono Anung mendukung apapun langkah pemerintah
01:55agar peristiwa yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta tidak terulang lagi,
02:01termasuk wacana pembatasan game online yang mengandung unsur kekerasan.
02:05Tentunya pemerintah DKI Jakarta akan memberikan dukungan sepenuhnya
02:10apa yang menjadi kebijakan pemerintah untuk mengatasi agar persoalan yang terjadi di SMA 72 tidak terulang kembali.
02:20Intinya adalah memang ini tidak boleh terulang kembali,
02:22sehingga apa yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, pemerintah Jakarta akan memberikan support dukungan sepenuhnya.
02:28Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mengapresiasi langkah pemerintah
02:33membatasi akses game yang mengandung unsur kekerasan.
02:37KPAI mendorong pemerintah memperkuat regulasi dan pengawasan game online
02:42dan juga sosialisasi serta literasi mengenai game online.
02:45Yang pertama saya mengapresiasi istana sudah mengondil sikap dalam hal ini
02:53dan juga merespon salah satunya adalah dengan akan memblokir game tersebut.
02:59Sebenarnya kalau kami boleh meminta tidak hanya game itu saja.
03:04Karena KPAI sudah mengkaji beberapa hal terkait beberapa online
03:08yang itu sangat mempengaruhi anak-anak kita.
03:12Tidak hanya anak-anak yang mereka terus bisa main tembak-tembakan mungkin ya.
03:19Tapi lebih dari itu, unsur kekerasan dalam game online
03:22yang pernah kami sampaikan pada Kominfo kala itu
03:25dan sekarang Kominfo itu banyak, mas.
03:30Irlian Shah Wijanarko, pengamat e-sport, menilai
03:33tidak semua tindakan kekerasan dipengaruhi oleh game online.
03:36Meski begitu, Irlian Shah tidak memungkiri
03:39bahwa game online memiliki pengaruh terhadap perilaku pemainnya.
03:44Game online juga memberikan sejumlah manfaat
03:46termasuk melatih strategi, kerjasama tim, dan konsentrasi.
03:51Sejujurnya, kalau menurut saya pribadi
03:53tidak terlalu banyak pengaruhnya sebenarnya dari game online.
03:57Sebenarnya even di komunitas kita pun kita mempertanyakan
04:01dari mana anak tersebut kalau diduga ya
04:04dia mendapatkan akses untuk satu bahan peledaknya
04:08dan juga satu yang diduga sebagai
04:10entah itu senjata air force dan atau apapun itu gitu ya.
04:13Dari mana dia bisa mendapatkan akses sempat itu
04:16dan dari mana dia bisa belajar untuk menggunakannya.
04:19Pada peristiwa ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta,
04:22seorang siswa diduga menjadi korban bullying
04:24dan ada dugaan terduga pelaku terinspirasi konten kekerasan
04:29di media sosial dan game online.
04:31Tim Liputan, Kompas TV
04:33Lebih lengkap terkait wacana pembatasan game online
04:39kita akan membahasnya bersama dengan
04:41psikolog klinis Kassandra Putranto.
04:45Selamat siang Bapak Kassandra.
04:46Selamat siang psikolog klinis forensik Mas.
04:49Siap.
04:50Psikolog klinis forensik Kassandra Putranto.
04:53Mbak Kassandra, kita ketahui bersama yang baru-baru ini cukup mengejutkan.
04:57Seorang siswa SMA diduga menjadi pelaku peledakan di sekolahnya
05:00dan juga kasus bullying yang juga mengandung unsur kekerasan.
05:04Dari sisi psikologis, sejauh mana pengaruh game online
05:06terutama yang mengandung unsur kekerasan terhadap
05:09perlilaku anak dan remaja, Mbak Kassandra?
05:12Pada dasarnya tentu apresiasi harus kita berikan kepada pemerintah pusat
05:16yang sudah memberikan arahan agar masyarakat mengawasi
05:21penggunaan atau penyalahgunaan dari game
05:24ataupun stimulasi-stimulasi melalui media.
05:27Tetapi apabila dikaitkan dengan kasus SMA 72
05:30tentu kita harus melakukan pemeriksaan investigasi
05:35yang menyeluruh terlebih dahulu dengan memastikan
05:37apakah memang dugaan-dugaan tersebut terbukti.
05:40Karena sekali lagi ketika kita bicara dugaan bullying
05:43tentu ketika ada dugaan bullying berarti ada pelaku
05:47kemudian ada korban.
05:48Nah ini saja belum kita buktikan.
05:50Bukti-buktinya belum melengkap untuk bisa kita pastikan
05:54apakah bullying itu memang faktor penyebab
05:56atau faktor pemicu.
05:58Kemudian yang kedua adanya penggunaan
06:00atau paparan game.
06:03Betul ya?
06:04Mungkin ada.
06:05Tetapi seberapa banyak paparan game itu
06:06mempengaruhi tingkat radikalisasi,
06:09intoleransi, dan ekstremismenya gitu ya.
06:12Karena kembali lagi secara psikologis
06:14sekarang saya menjawab pertanyaannya
06:15adalah bahwa manusia akan sangat mudah terpengaruh
06:19oleh berbagai stimulasi
06:20yang diterima baik secara langsung
06:23maupun tidak langsung.
06:25Nah dalam hal tidak langsung ini tentu saja
06:27segala bentuk paparan.
06:29Kalau tadi langsung adalah interaksi dengan orang
06:32kemudian juga mungkin ada buku
06:34kemudian juga kalau di internet misalnya tadi
06:36game salah satu.
06:37Tetapi ada hal yang lain yang lebih penting
06:39yaitu misalnya media sosial.
06:41Jadi bagaimana mereka kemudian bisa
06:43berinteraksi dengan orang lain.
06:45Bagaimana mereka bisa belajar untuk membuat
06:47yang disebut dengan IED ya.
06:50Itu disebut improvised explosive devices gitu.
06:53Nah anak-anak ini bisa belajar dari situ.
06:55Dan terutama di dalamnya adalah juga
06:57ideologinya.
06:58Ideologi kekerasan, intoleransi terhadap orang lain
07:02bahwa ketika seseorang merasa tidak nyaman,
07:05merasa tidak senang,
07:06lalu kemudian boleh melukai hati orang lain.
07:08Nah nilai-nilai inilah yang sebenarnya
07:09harus ditanamkan.
07:11Tidak hanya di sekolah,
07:13tapi juga dari rumah,
07:14kemudian di lingkungan masyarakat.
07:16Nah dengan kejadian ini,
07:18saya tentu berharap bahwa setiap orang tua,
07:20setiap tokoh-tokoh pendidik,
07:22dan siapapun yang mungkin
07:24bersinggungan dengan anak di sekitarnya,
07:26melakukan pemantauan dan monitoring
07:29yang sehati-hati mungkin
07:31untuk bisa melihat apakah memang ada
07:33perubahan perilaku yang terjadi,
07:35yang bisa berakibat kepada meningkatnya
07:38radikalisme, intoleransi, dan ekstremisme.
07:41Baik, Anda mengapresiasi langkah ini
07:43untuk membatasi begitu ya.
07:44Tapi Anda katakan tadi tidak hanya
07:46game online,
07:47tetapi juga buku misalnya,
07:48atau di internet melalui media sosial.
07:50Lalu sebenarnya kan keluarganya menjadi
07:51orang terdekat begitu ya.
07:53Apakah seperti apa pengawasan
07:55atau pendampingan yang bisa dilakukan orang tua,
07:57atau misalnya banyak keluarga dekat begitu
07:59untuk mencegah hal-hal serupa terjadi, Mbak Kassandra?
08:02Betul, jadi sekali lagi adalah
08:03bahwa sebuah langkah yang diusulkan
08:05tentu baik.
08:06Tetapi apakah langkah ini
08:08bisa menyelesaikan semua permasalahan?
08:10Nah, ini yang harus betul-betul dipastikan.
08:12Karena sekali lagi,
08:13karena satu kasus,
08:14mungkin kasus di Aceh,
08:16kasus di Jakarta,
08:17berbeda.
08:18Nah, ini alasannya mengapa
08:20diperlukan pemeriksaan psikologi forensik
08:22untuk memastikan
08:23yang pertama adalah motif atau intensi
08:25dari pelaku itu dalam melakukan hal tersebut.
08:28Kemudian,
08:28apakah seseorang tersebut
08:30memang bisa dipercaya keterangannya?
08:32Dia mengaku melakukan ini,
08:33tidak mengaku melakukan itu.
08:35Lalu kemudian ada
08:36psikodinamika kekerasannya,
08:38dan bagaimana seseorang ini
08:40akhirnya sampai pada keputusan
08:42untuk melakukan hal tersebut.
08:44Jadi, kita harus betul-betul berdasarkan bukti
08:46yang tentu saja harus melibatkan
08:48analisa dari lintas profesi.
08:50Nah, dalam hal ini,
08:51sekali lagi, seperti tadi saya katakan,
08:53upaya untuk memastikan orang tua Indonesia
08:57untuk mengawasi putra-putrinya,
08:59terutama adalah dalam proses tumbuh-kembangnya,
09:02bagaimana mereka bisa tumbuh,
09:04mengadopsi nilai-nilai,
09:06memiliki lisan,
09:08perbuatan,
09:09tingkah laku,
09:09dan perasaan yang kira-kira itu
09:11memang sesuai dengan nilai-nilai
09:13luhur,
09:15Pancasila,
09:15dan tentu saja nilai-nilai moral
09:17bangsa Indonesia
09:18yang jauh dari kekerasan
09:20dan tindak pidana.
09:23Tapi kalau kita bicara ke game online,
09:25begitu ya,
09:26fokus kepada game online,
09:26apakah pengaruhnya begitu besar
09:28untuk psikologis
09:29seorang anak atau remaja gitu,
09:31Mbak Kasandra?
09:32Sangat besar.
09:33Sebagai mana tadi saya sebutkan,
09:34segala hal yang sifatnya
09:35stimulasi,
09:37baik secara langsung,
09:38yang lewat mata,
09:39lewat telinga,
09:40lewat penciuman,
09:41baik dibaca,
09:42ketemu langsung,
09:43dan termasuk juga media sosial.
09:45Nah, media sosial ini saja,
09:47game hanya salah satu,
09:48hanya sebagian kecil.
09:49Jadi saya cukup sepakat tadi
09:51dengan pengamat
09:52yang baru saja berbicara
09:53bahwa game itu hanya
09:54sebagian kecil.
09:55Ada hal lain
09:56yang sebenarnya juga
09:58harus diperhatikan.
09:59Karena kita tidak bisa
10:01hanya melemparkan tanggung jawab
10:02kepada satu titik,
10:03sementara kita membiarkan
10:04hal yang lain.
10:05Nah, dalam hal ini,
10:06ini yang justru harus diperhatikan,
10:09yang harus dimonitor juga
10:10dengan baik,
10:11karena jangan sampai
10:12ketika anak-anak Indonesia,
10:14anak remaja Indonesia
10:16sangat dekat dengan gadgetnya
10:18dan mereka bisa mengakses
10:20begitu banyak materi
10:22di tangan mereka,
10:24di dalam ruangan kamar mereka
10:26dengan tanpa terkendali,
10:28tanpa terawasi.
10:29Nah, ini yang akhirnya
10:30perlu pengawasan
10:31dari orang tua
10:32dan pengendalian
10:33agar jangan sampai
10:34nilai-nilai
10:35atau stimulasi
10:36yang masuk
10:37dalam kepala mereka
10:38itu bisa berkembang
10:39menjadi sebuah
10:41ide,
10:42pemikiran,
10:43bahkan perasaan,
10:44dan bahkan
10:44akhirnya sampai kepada
10:45tindak perbuatan
10:46yang tentu saja
10:47merugikan orang lain.
10:49Baik.
10:51Anda katakan tadi ini
10:52begitu mudah diakses,
10:53gadget,
10:54kemudian akses internet
10:54di mana-mana,
10:55bahkan di dalam kamar saja
10:56bisa diakses begitu ya.
10:58Nah, dari game online ini
10:59sebenarnya kan
10:59diakui oleh
11:01remaja begitu ini
11:02menimbulkan kecanduan,
11:04bagaimana mereka
11:04bisa
11:05melatih strategi,
11:07membuat strategi
11:08untuk memecahkan
11:08sebuah masalah
11:09untuk naik level selanjutnya.
11:11Lalu bagaimana
11:11dari keluarga
11:13atau bahkan dirinya sendiri
11:14untuk bisa
11:15mencegah kecanduan itu?
11:16Bagaimana mitigasi
11:16yang harus dilakukan,
11:17Mbak Kassandra?
11:18Sekali lagi
11:19saya merevisi sedikit
11:21bahwa kecanduan itu
11:22tidak hanya kepada game,
11:23tapi bisa saja
11:24kepada hal yang lain.
11:26Karena inilah
11:27yang menjadi masalahnya.
11:28Jangan hanya kita
11:29terpaku pada game saja.
11:31Karena tadi
11:32muatan-muatan tadi
11:33misalnya bisa dalam
11:34bentuk konten
11:35gambar,
11:36video,
11:37kemudian
11:38mungkin semacam
11:39yang anak-anak
11:40sering sebut
11:40sebagai do it yourself,
11:43DIY.
11:44Bagaimana
11:45melakukan sendiri
11:46cara untuk
11:47membuat
11:47improvised
11:50explosive device
11:50tadi.
11:51Jadi
11:51bom-bom rakitan
11:53seperti itu.
11:54Ini yang harus
11:55diawasi.
11:55Sekali lagi
11:56ketika
11:57penyalahgunaan gadget itu.
11:59Bagaimana
11:59anak ini
12:00sehari-hari
12:00mungkin tidak punya
12:01kegiatan lain.
12:03Tadi di satu titik
12:03juga ada benang merah
12:04yang disampaikan oleh
12:05Bapak Presiden kita
12:06bahwa
12:07harus menggalakkan
12:09kembali pramuka,
12:10karang taruna.
12:10Karena itu adalah
12:11alternatif pilihan.
12:13Pilihan kegiatan
12:14yang tentu saja
12:15harus diawasi oleh
12:16orang tua dan guru
12:17supaya
12:18anak-anak ini
12:19lebih tergerak
12:20untuk melakukan
12:21kegiatan-kegiatan
12:22yang produktif
12:23daripada
12:24kegiatan-kegiatan
12:25yang beresiko
12:26seperti ini.
12:26Jadi
12:27sekali lagi
12:27orang tua
12:28sangat penting
12:29untuk mengetahui
12:30jumlah
12:31penyalahgunaan
12:32atau penggunaan
12:33gadgetnya,
12:34berapa banyak,
12:35lalu kemudian
12:36alternatif kegiatan lainnya,
12:37dan bagaimana
12:39mereka mengukur
12:40apa yang ada
12:41di dalam kepala
12:41anak ini
12:42setiap saat.
12:43Nilai-nilai apa
12:44yang mereka miliki
12:45dan tentu saja
12:46harus diimbangi
12:46dengan nilai-nilai
12:47luhur,
12:49pancasila,
12:49nilai-nilai moral
12:50yang baik,
12:51kestaraan
12:51untuk tidak
12:52melukai dan menyakiti
12:53orang lain.
12:54Baik,
12:55itu artinya
12:56pengaruh
12:57orang-orang terdekat,
12:58keluarga terutama
12:58orang tua
12:58dan juga teman-teman
12:59juga harus bisa dipilih
13:00yang baik,
13:00yang menjadikan
13:02pendidikan moral
13:03menjadi sepenuhnya penting.
13:04Lalu menurut Anda
13:05seperti apa
13:06regulasi ideal
13:08yang seharusnya
13:08diterapkan
13:09agar anak
13:10terlindungi begitu,
13:12tapi manfaat positif
13:13dari gen online
13:14juga tetap bisa
13:14dirasakan?
13:16Yang jelas
13:17intinya adalah
13:18keseimbangan ya,
13:19bahwa kembali lagi
13:20anak-anak sekarang
13:21terutama anak-anak
13:22gen si memang
13:23terlalu dekat
13:24dengan gadget
13:24karena mereka juga
13:26tidak punya
13:27alternatif
13:28untuk kegiatan.
13:29Beberapa ruang
13:29anak juga mungkin
13:30sudah tergerus
13:31oleh pembangunan
13:32begitu ya,
13:33lalu kemudian
13:34mungkin kesibukan
13:34orang tua,
13:35alternatif kegiatan
13:37dan terutama juga
13:38mungkin fasilitas-fasilitas
13:40yang bisa disediakan
13:41untuk anak.
13:41Nah kita harus
13:42menggalakkan kembali
13:43semua hal tersebut
13:44terutama adalah
13:45supaya anak-anak
13:46punya alternatif
13:48kegiatan
13:48yang seimbang,
13:50kuncinya adalah seimbang
13:51bagaimana mereka
13:51bisa menjalani kehidupan,
13:53mulai dari bangun pagi,
13:54siang, malam,
13:55lalu kemudian juga
13:56mereka juga harus punya
13:57kesempatan untuk bermain
13:59dan mempunyai
14:00hal-hal yang menyenangkan
14:01dan tentu saja
14:02produktif dan konstruktif.
14:03baik, semoga saja kita harapkan
14:05semua lini
14:06begitu ya bisa bekerja sama
14:07dari keluarga,
14:08dari tenaga pendidik
14:09dan juga yang tidak
14:09kelepasan adalah
14:10pemerintah dalam
14:11menimbulkan
14:13peraturan-peraturan
14:16atau regulasi.
14:17Baik, betul.
14:19Sehingga
14:20apa yang tidak
14:21kita inginkan
14:22seperti
14:23game online
14:25yang
14:25bisa
14:26mengaruhi hal-hal yang buruk
14:27tidak terjadi atau tidak terjadi.
14:29konten-konten radikal lainnya.
14:31Baik,
14:32konten-konten radikal
14:33yang mungkin harus dibatasi.
14:33konten radikal sangat penting,
14:34tidak hanya game, yes.
14:36Baik, terima kasih
14:37Mbak Kassandra Putranto,
14:39psikolog klinik forensik
14:40yang telah berbagi
14:41perspektifnya di
14:42Kompas siang hari ini.
14:43Terima kasih Mbak Kassandra.
14:44Sama-sama.
14:45Assalamualaikum Wr Wb
14:46Terima kasih.

Dianjurkan