Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
Kontroversi Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Akademisi Soroti Aspek Moral dan Sejarah

Link terkait:
https://www.suara.com/news/2025/11/11/060302/cuma-di-indonesia-diktator-seperti-soeharto-jadi-pahlawan-akademisi-penghinaan-terhadap-akal-sehat


Keputusan Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, memicu gelombang kritik tajam dari berbagai kalangan. Kontroversi ini kian memanas karena pengumuman tersebut bertepatan dengan pemberian gelar yang sama kepada Marsinah, aktivis buruh yang menjadi simbol perjuangan hak asasi manusia di era Orde Baru.

Salah satu kritik datang dari akademisi Universitas Trisakti, Bhatara Ibnu Reza, yang menilai keputusan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap akal sehat publik. Ia menyebut, pengakuan terhadap Soeharto sebagai pahlawan tidak dapat diterima, baik secara moral maupun historis. Bhatara menilai, negara lain justru berupaya menjaga jarak dari figur diktator masa lalu mereka, bukan mengagungkannya.


#soeharto #pahlawannasional #Marsinah #haripahlawan #bhataraibnreza #diktator



Host/Video Editor:Gita/Matthew
===================================
Homepage: https://www.suara.com
Facebook Fan Page: https://www.facebook.com/suaradotcom
Instagram:https://www.instagram.com/suaradotcom/
Twitter: https://twitter.com/suaradotcom
Transkrip
00:00Kontroversi gelar pahlawan untuk Suharto akademisi soroti aspek moral dan sejarah
00:06Keputusan Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI Suharto
00:12memicu gelembang kritik tajam dari berbagai kalangan.
00:17Kontroversi ini kian memanas karena pengumuman tersebut bertepatan dengan pemberian gelar
00:22yang sama kepada marsinal aktivis buruh yang menjadi simbol perjuangan hak asasi manusia di era Orde Baru.
00:30Salah satu kritik datang dari Akademisi Universitas Trisakti Batara Ibn Reza
00:34yang menilai keputusan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap akal sehat publik.
00:39Ia menyebut pengakuan terhadap Suharto sebagai pahlawan tidak dapat diterima baik secara moral maupun historis.
00:47Batara menilai negara lain justru berupaya menjaga jarak dari figur titaktor masa lalu mereka bukan mengantungkannya.
00:54Batara juga menyoroti penyandingan nama Suharto dengan Marsina yang dianggap melukai ingatan kolektif bangsa terhadap sejarah kelam pelanggaran HAM.
01:05Ia menilai tindakan tersebut sebagai sesuatu yang ironis dan kontradiktif mengingat Marsina adalah korban dari masa pemerintahan Suharto.
01:13Keputusan ini pun kembali memicu perdebatan mendalam di ruang publik mengenai makna kepalawanan dalam sejarah Indonesia.

Dianjurkan