Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
SIDOARJO, KOMPAS.TV - BNPB menargetkan Senin (6/10/2025) menjadi hari terakhir proses evakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Untuk mengetahui informasi terbaru dari proses evakuasi dan langkah yang diambil saat ini dalam pencarian puluhan santri yang belum ditemukan, jurnalis KompasTV akan melaporkan langsung bersama Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Baca Juga Pilu! Keluarga Minta Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Dipercepat di https://www.kompas.tv/regional/621505/pilu-keluarga-minta-identifikasi-korban-ponpes-al-khoziny-sidoarjo-ambruk-dipercepat

#bnpb #ponpesalkhoziny #evakuasisidoarjo #sidoarjo #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/621506/update-evakuasi-ponpes-ambruk-di-sidoarjo-56-orang-meninggal-7-santri-masih-dicari-kompas-petang
Transkrip
00:00BNPB targetkan hari ini jadi hari terakhir evakuasi korban.
00:04Untuk mengetahui informasi terbaru dari proses evakuasi korban,
00:08Pondok Pesantren Al-Kozini yang ambruk di Buduran Sidoarjo, Jawa Timur.
00:13Dan apa langkah yang diambil saat ini untuk mencari sekitar tujuh santri lainnya yang belum ditemukan?
00:19Kita bergabung dengan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,
00:25Pak Abdul Muhari. Saya biasa menyapanya dengan Pak Aam.
00:29Pak Aam, selamat sore. Sudah adakah informasi terbaru terkait jumlah korban
00:35yang berhasil dievakuasi hingga sore hari ini, Pak Aam?
00:39Selamat sore, Mbak Sintia.
00:42Kami sampaikan bahwa siang ini tim SAR Gabungan telah menemukan dan mengevakuasi
00:51enam jenazah dari runtuhan kuing yang kita rencanakan bisa kita bersihkan pada hari ini
01:04sehingga total korban meninggal dunia dari catatan kita itu menjadi 56 orang
01:11dan sisa yang masih dalam pencarian itu berjumlah tujuh orang.
01:19Nah untuk pencarian yang tujuh orang ini, seperti tadi pagi sudah disampaikan oleh Deputi Tiga
01:27Tanggap Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Kirawan, bahwa faktor kunci yang menjadi atensi kita saat ini adalah
01:36akselerasi pembersihan kuing. Kalau ini bisa kita selesaikan secepat mungkin,
01:42kalau kuingnya sudah terangkat secara otomatis jasad akan terekspos.
01:46Artinya kalau pembersihan kuing ini bisa kita percepat, maka evakuasi jasad korban pun pasti akan bisa kita selesaikan.
01:54Tetapi memang ketika kita mengejar percepatan pembersihan kuing ini, tentu saja tim konstruksi yang melakukan pemotongan
02:05dan pengangkatan kuing ini ketika kemudian melihat ada jasad dalam tumpukan kuing itu menghentikan pekerjaan
02:13dan kemudian secara hati-hati kemudian menyingkirkan dan membuka tumpukan kuing itu agar jasad tidak rusak.
02:20Nah ini yang kemudian menjadi tambahan waktu bagi tim di lapangan,
02:27karena bagaimanapun tentu saja faktor kehati-hatian kita, kita masih tetap ingin jasad ini bisa dievakuasi secara utuh.
02:38Karena perlu saya informasikan Mbak Sintia, sampai hari ini kita sudah mengevakuasi ada 5 body parts.
02:45Nah ini yang sebenarnya yang kita tidak inginkan, yang kita harapkan adalah jasad-jasad korban ini bisa kita evakuasi secara utuh.
02:53Jadi ketika kita mengakselerasi proses pembersihan kuing, kita memperhatikan juga keutuhan jasad yang akan kita evakuasi.
02:59Baik, artinya meskipun target diselesaikan hari ini, tapi target tersebut tidak menjadi patokan karena hal tadi.
03:08Pak Aam, lalu dari 56 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi, apakah keseluruhannya sudah berhasil diidentifikasi?
03:17Hingga siang ini, tim DVI Mabes Polri sudah mengidentifikasi 10 jenazah.
03:29Dan proses identifikasi ini masih terus berjalan karena memang ada beberapa faktor bahwa beberapa kondisi dari jasad ini
03:41mungkin sedikit membutuhkan waktu untuk bisa diidentifikasi secara jelas.
03:47Sehingga kita harapkan benar-benar jasad yang nantinya akan dikembalikan keluarga adalah jasad yang benar merupakan anggota keluarga tersebut.
03:55Ini sedikit butuh waktu karena secara fisik mungkin ada hal-hal yang menyebabkan faktor identifikasi ini menjadi lebih lambat.
04:06Seperti sidik jari yang hilang atau gigi yang mungkin strukturnya terdampak oleh runtuhan puing dan seterusnya.
04:14Tetapi tentu saja kita harapkan proses ini bisa kita efektifkan dan kita percepat, Mbak Sintia.
04:22Pak Aam, kalau di lokasi sendiri, sisa berapa persen untuk puing-puing ini dievakuasi?
04:29Kalau melihat dari progres yang kita saksikan saat ini, secara total estimasi kami di lapangan puing yang sudah disingkirkan adalah 80 persen.
04:46Sehingga sisa 20 persen lagi puing yang akan kita bersihkan.
04:51Jadi ini kita harapkan juga bisa kita percepat sehingga pencarian tujuh orang ini juga bisa kita tutaskan, Mbak Sintia.
05:00Lalu berapa alat berat yang diterjunkan sore ini? Apakah masih ada enam alat berat atau ada penanganan yang berbeda?
05:10Untuk alat berat sendiri tidak kita kurangi.
05:13Jadi alat yang standby di lapangan itu tetap dari awal enam alat berat, tetapi seperti yang kita saksikan bahwa operasional alat berat ini membutuhkan ruang manuver di lapangan.
05:25Buat dia berputar, long arm-nya kemudian bisa optimal, mengangkat, menghancurkan, dan seterusnya.
05:30Ini tentu saja menjadi pertimbangan untuk efisiensi pekerjaan di lapangan bahwa tidak hanya jumlah alat berat,
05:38tetapi efektivitas manuver dan pergerakan di lokasi itu menjadi perhatian.
05:44Sehingga seperti kita saksikan alat berat yang berkerja di lapangan saat ini ada dua, dan satu kren di samping.
05:52Ini sebenarnya untuk sisi efektivitas ini sangat optimal.
05:56Pembersihan segmen sebelah kanan dari segmen yang masih ada, itu sebenarnya bisa kita selesaikan dalam waktu tiga jam.
06:05Tetapi sekali lagi ketika tim di lapangan kemudian menemukan jasad, proses pemotongan dan pengangkatan kita hentikan dulu, jasad kita angkat dulu.
06:15Demikian prosesnya, Mbak Sintia.
06:17Pak Am, dari 56 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi, apakah bisa diketahui korban terbanyak ada di titik mana dan di lantai berapa?
06:29Korban paling banyak itu kita temukan dua hari yang lalu di lantai satu.
06:35Jadi proses pencarian korban itu kemudian memberikan hasil yang paling banyak menemukan jasad korban ketika kita membersihkan lantai satu musola.
06:52Oke, artinya ruang musola yang terdapat korban paling banyak ditemukan.
06:57Pak Am, lalu apakah ada informasi terkait keluarga korban? Masih ada berapa keluarga korban yang menunggu di posko?
07:04Untuk di posko Pompes Alphos ini sendiri, ini sudah berkurang karena keluarga korban sekarang lebih banyak menunggu di posko rumah sakit Bayangkara.
07:17Karena disitulah identifikasi dari jasad dilakukan.
07:20Ketika proses identifikasi selesai dilakukan, maka keluarga kemudian bisa memandikan dan kemudian melaksanakan pemulasaran sebagaimana mestinya.
07:33Jadi untuk jumlah keluarga atau wali santri yang masih ada di Pompesos ini sekarang sudah mulai berkurang.
07:42Sekarang keluarga ada di posko rumah sakit Bayangkara supaya proses nanti selesai identifikasi, proses pengembalian ke keluarga korban bisa lebih efektif.
07:54Lalu apakah ini artinya proses identifikasi secara keseluruhan dilakukan di rumah sakit Bayangkara?
08:02Dan metode yang digunakan, metode apa saja nih?
08:05Ya, untuk proses identifikasi itu dilakukan memang di rumah sakit Bayangkara karena dilakukan, dilaksanakan oleh tim DPI Mabas Polri.
08:18Proses identifikasi sendiri menggunakan beberapa cara, mulai dari DNA, pengenalan struktur gigi dan seterusnya termasuk sidik jari.
08:28Jadi melihat kemudian proses atau bentuk atau kelaikan atau kondisi fisik dari jasad ketika dilakukan proses identifikasi.
08:42Ketika sidik jari masih ada dilakukan dengan identifikasi sidik jari, ketika mungkin segala proses yang biasa dilakukan tidak memungkinkan dari kondisi fisik jasad yang dibawa maka dilakukan tes DNA.
08:56Nah, tes DNA sendiri tentu membutuhkan waktu.
09:00Nah, ini yang kita juga mengharapkan keluarga atau wali santri bisa bersabar yang pasti ini kita upayakan akselerasinya seoptimal mungkin, Mbak Sintia.
09:11Ya, Pak Aam, ini kan tadi Anda juga menyebutkan sudah ada 10 korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi.
09:18Apakah untuk nama-nama tersebut akan diumumkan secara resmi dan kapan jika memang akan diumumkan?
09:25Dalam rilis yang dikeluarkan oleh BNPB, kita sudah mengeluarkan nama-nama tersebut.
09:33Jadi, setiap kali proses identifikasi selesai, nama keluar, identitas, umur, itu akan kita riliskan, Mbak Sintia.
09:42Sehingga tidak hanya mungkin keluarga atau wali santri yang menunggu di baik itu di Pompes Alkusini ataupun di rumah sakit Bayangkara,
09:52tetapi mungkin anak saudara juga bisa melihat dari rilis yang dikeluarkan baik itu oleh Pemprov Jawa Timur maupun oleh BNPB, Mbak Sintia.
10:01Artinya rilisnya diberikan di posko dan juga di rumah sakit seperti itu ya?
10:06Benar.
10:07Pak Aam, ini kan masih ada tersisa 20% seperti yang Anda katakan tadi.
10:13Adakah kesulitan yang ditemukan dari tim gabungan untuk melakukan evakuasi dan juga pembersihan puing?
10:19Kalau kesulitan teknis saya rasa tidak, karena dari tadi pagi kita melihat langsung kondisi atau pelaksanaan pembersihan puing ini.
10:33Tadi saya menyampaikan bahwa pembersihan setengah dari segmen terakhir ini sebenarnya hanya membutuhkan waktu 3 jam
10:43untuk bisa memotong dan memindahkan puing itu supaya siap untuk diangkut oleh truk mengangkut seperti tayangan visual saat ini.
10:55Dan kemarin kita menyampaikan masih ada satu segmen beton yang terhubung atau terikat ke bangunan belakang,
11:05bagian belakang asrama itu juga tim di lapangan didampingi oleh ahli struktur dari ITS Surabaya.
11:11Sehingga secara teknis tidak ditemukan kendala, personil, kemudian alat perangkat dan pakar struktur bangunan ikut mendampingi kita.
11:23Jadi secara teknis tidak ada yang kita harapkan hanya memang ketika didapati ada jasad, proses pemotongan, pengangkatan kita stop.
11:32Ini saja yang menjadi mungkin sedikit memperlambat waktu dari pembersihan puing.
11:37Pak Aam, kita juga mendapatkan informasi kalau akan dilangsungkan konferensi pers terkait informasi terbaru soal ambruk ya PONPES.
11:50Apakah dalam konfers yang akan berlangsung sore ini akan turut dihadirkan juga memberikan informasi dari pihak Pondok Pesantren, Pak Aam?
11:58Ini kita akan melihat nanti hasil dari proses pencarian hari ini.
12:08Tentu saja nantinya untuk keputusan pelaksanaan atau perpanjangan waktu ini kita akan selalu berkomunikasi dengan pengurus PONPES dan perwakilan dari wali santri.
12:21Kita masih ada tujuh korban yang dalam pencarian tentu saja tim di lapangan akan menuntaskan pekerjaan ini, Mbak Sintia.
12:29Baik, terima kasih Pak Aam.
12:31Abdul Mohari, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, sudah berbagi informasi di Kompas Petang.
12:38Selamat sore, Pak Aam. Selamat bertugas kembali.
12:41Selamat sore, Mbak Sintia.
12:42Selamat menikmati.

Dianjurkan