00:00BNPB targetkan hari ini jadi hari terakhir evakuasi korban.
00:04Untuk mengetahui informasi terbaru dari proses evakuasi korban,
00:08Pondok Pesantren Al-Kozini yang ambruk di Buduran Sidoarjo, Jawa Timur.
00:13Dan apa langkah yang diambil saat ini untuk mencari sekitar tujuh santri lainnya yang belum ditemukan?
00:19Kita bergabung dengan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,
00:25Pak Abdul Muhari. Saya biasa menyapanya dengan Pak Aam.
00:29Pak Aam, selamat sore. Sudah adakah informasi terbaru terkait jumlah korban
00:35yang berhasil dievakuasi hingga sore hari ini, Pak Aam?
00:39Selamat sore, Mbak Sintia.
00:42Kami sampaikan bahwa siang ini tim SAR Gabungan telah menemukan dan mengevakuasi
00:51enam jenazah dari runtuhan kuing yang kita rencanakan bisa kita bersihkan pada hari ini
01:04sehingga total korban meninggal dunia dari catatan kita itu menjadi 56 orang
01:11dan sisa yang masih dalam pencarian itu berjumlah tujuh orang.
01:19Nah untuk pencarian yang tujuh orang ini, seperti tadi pagi sudah disampaikan oleh Deputi Tiga
01:27Tanggap Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Kirawan, bahwa faktor kunci yang menjadi atensi kita saat ini adalah
01:36akselerasi pembersihan kuing. Kalau ini bisa kita selesaikan secepat mungkin,
01:42kalau kuingnya sudah terangkat secara otomatis jasad akan terekspos.
01:46Artinya kalau pembersihan kuing ini bisa kita percepat, maka evakuasi jasad korban pun pasti akan bisa kita selesaikan.
01:54Tetapi memang ketika kita mengejar percepatan pembersihan kuing ini, tentu saja tim konstruksi yang melakukan pemotongan
02:05dan pengangkatan kuing ini ketika kemudian melihat ada jasad dalam tumpukan kuing itu menghentikan pekerjaan
02:13dan kemudian secara hati-hati kemudian menyingkirkan dan membuka tumpukan kuing itu agar jasad tidak rusak.
02:20Nah ini yang kemudian menjadi tambahan waktu bagi tim di lapangan,
02:27karena bagaimanapun tentu saja faktor kehati-hatian kita, kita masih tetap ingin jasad ini bisa dievakuasi secara utuh.
02:38Karena perlu saya informasikan Mbak Sintia, sampai hari ini kita sudah mengevakuasi ada 5 body parts.
02:45Nah ini yang sebenarnya yang kita tidak inginkan, yang kita harapkan adalah jasad-jasad korban ini bisa kita evakuasi secara utuh.
02:53Jadi ketika kita mengakselerasi proses pembersihan kuing, kita memperhatikan juga keutuhan jasad yang akan kita evakuasi.
02:59Baik, artinya meskipun target diselesaikan hari ini, tapi target tersebut tidak menjadi patokan karena hal tadi.
03:08Pak Aam, lalu dari 56 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi, apakah keseluruhannya sudah berhasil diidentifikasi?
03:17Hingga siang ini, tim DVI Mabes Polri sudah mengidentifikasi 10 jenazah.
03:29Dan proses identifikasi ini masih terus berjalan karena memang ada beberapa faktor bahwa beberapa kondisi dari jasad ini
03:41mungkin sedikit membutuhkan waktu untuk bisa diidentifikasi secara jelas.
03:47Sehingga kita harapkan benar-benar jasad yang nantinya akan dikembalikan keluarga adalah jasad yang benar merupakan anggota keluarga tersebut.
03:55Ini sedikit butuh waktu karena secara fisik mungkin ada hal-hal yang menyebabkan faktor identifikasi ini menjadi lebih lambat.
04:06Seperti sidik jari yang hilang atau gigi yang mungkin strukturnya terdampak oleh runtuhan puing dan seterusnya.
04:14Tetapi tentu saja kita harapkan proses ini bisa kita efektifkan dan kita percepat, Mbak Sintia.
04:22Pak Aam, kalau di lokasi sendiri, sisa berapa persen untuk puing-puing ini dievakuasi?
04:29Kalau melihat dari progres yang kita saksikan saat ini, secara total estimasi kami di lapangan puing yang sudah disingkirkan adalah 80 persen.
04:46Sehingga sisa 20 persen lagi puing yang akan kita bersihkan.
04:51Jadi ini kita harapkan juga bisa kita percepat sehingga pencarian tujuh orang ini juga bisa kita tutaskan, Mbak Sintia.
05:00Lalu berapa alat berat yang diterjunkan sore ini? Apakah masih ada enam alat berat atau ada penanganan yang berbeda?
05:10Untuk alat berat sendiri tidak kita kurangi.
05:13Jadi alat yang standby di lapangan itu tetap dari awal enam alat berat, tetapi seperti yang kita saksikan bahwa operasional alat berat ini membutuhkan ruang manuver di lapangan.
05:25Buat dia berputar, long arm-nya kemudian bisa optimal, mengangkat, menghancurkan, dan seterusnya.
05:30Ini tentu saja menjadi pertimbangan untuk efisiensi pekerjaan di lapangan bahwa tidak hanya jumlah alat berat,
05:38tetapi efektivitas manuver dan pergerakan di lokasi itu menjadi perhatian.
05:44Sehingga seperti kita saksikan alat berat yang berkerja di lapangan saat ini ada dua, dan satu kren di samping.
05:52Ini sebenarnya untuk sisi efektivitas ini sangat optimal.
05:56Pembersihan segmen sebelah kanan dari segmen yang masih ada, itu sebenarnya bisa kita selesaikan dalam waktu tiga jam.
06:05Tetapi sekali lagi ketika tim di lapangan kemudian menemukan jasad, proses pemotongan dan pengangkatan kita hentikan dulu, jasad kita angkat dulu.
06:15Demikian prosesnya, Mbak Sintia.
06:17Pak Am, dari 56 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi, apakah bisa diketahui korban terbanyak ada di titik mana dan di lantai berapa?
06:29Korban paling banyak itu kita temukan dua hari yang lalu di lantai satu.
06:35Jadi proses pencarian korban itu kemudian memberikan hasil yang paling banyak menemukan jasad korban ketika kita membersihkan lantai satu musola.
06:52Oke, artinya ruang musola yang terdapat korban paling banyak ditemukan.
06:57Pak Am, lalu apakah ada informasi terkait keluarga korban? Masih ada berapa keluarga korban yang menunggu di posko?
07:04Untuk di posko Pompes Alphos ini sendiri, ini sudah berkurang karena keluarga korban sekarang lebih banyak menunggu di posko rumah sakit Bayangkara.
07:17Karena disitulah identifikasi dari jasad dilakukan.
07:20Ketika proses identifikasi selesai dilakukan, maka keluarga kemudian bisa memandikan dan kemudian melaksanakan pemulasaran sebagaimana mestinya.
07:33Jadi untuk jumlah keluarga atau wali santri yang masih ada di Pompesos ini sekarang sudah mulai berkurang.
07:42Sekarang keluarga ada di posko rumah sakit Bayangkara supaya proses nanti selesai identifikasi, proses pengembalian ke keluarga korban bisa lebih efektif.
07:54Lalu apakah ini artinya proses identifikasi secara keseluruhan dilakukan di rumah sakit Bayangkara?
08:02Dan metode yang digunakan, metode apa saja nih?
08:05Ya, untuk proses identifikasi itu dilakukan memang di rumah sakit Bayangkara karena dilakukan, dilaksanakan oleh tim DPI Mabas Polri.
08:18Proses identifikasi sendiri menggunakan beberapa cara, mulai dari DNA, pengenalan struktur gigi dan seterusnya termasuk sidik jari.
08:28Jadi melihat kemudian proses atau bentuk atau kelaikan atau kondisi fisik dari jasad ketika dilakukan proses identifikasi.
08:42Ketika sidik jari masih ada dilakukan dengan identifikasi sidik jari, ketika mungkin segala proses yang biasa dilakukan tidak memungkinkan dari kondisi fisik jasad yang dibawa maka dilakukan tes DNA.
08:56Nah, tes DNA sendiri tentu membutuhkan waktu.
09:00Nah, ini yang kita juga mengharapkan keluarga atau wali santri bisa bersabar yang pasti ini kita upayakan akselerasinya seoptimal mungkin, Mbak Sintia.
09:11Ya, Pak Aam, ini kan tadi Anda juga menyebutkan sudah ada 10 korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi.
09:18Apakah untuk nama-nama tersebut akan diumumkan secara resmi dan kapan jika memang akan diumumkan?
09:25Dalam rilis yang dikeluarkan oleh BNPB, kita sudah mengeluarkan nama-nama tersebut.
09:33Jadi, setiap kali proses identifikasi selesai, nama keluar, identitas, umur, itu akan kita riliskan, Mbak Sintia.
09:42Sehingga tidak hanya mungkin keluarga atau wali santri yang menunggu di baik itu di Pompes Alkusini ataupun di rumah sakit Bayangkara,
09:52tetapi mungkin anak saudara juga bisa melihat dari rilis yang dikeluarkan baik itu oleh Pemprov Jawa Timur maupun oleh BNPB, Mbak Sintia.
10:01Artinya rilisnya diberikan di posko dan juga di rumah sakit seperti itu ya?
10:06Benar.
10:07Pak Aam, ini kan masih ada tersisa 20% seperti yang Anda katakan tadi.
10:13Adakah kesulitan yang ditemukan dari tim gabungan untuk melakukan evakuasi dan juga pembersihan puing?
10:19Kalau kesulitan teknis saya rasa tidak, karena dari tadi pagi kita melihat langsung kondisi atau pelaksanaan pembersihan puing ini.
10:33Tadi saya menyampaikan bahwa pembersihan setengah dari segmen terakhir ini sebenarnya hanya membutuhkan waktu 3 jam
10:43untuk bisa memotong dan memindahkan puing itu supaya siap untuk diangkut oleh truk mengangkut seperti tayangan visual saat ini.
10:55Dan kemarin kita menyampaikan masih ada satu segmen beton yang terhubung atau terikat ke bangunan belakang,
11:05bagian belakang asrama itu juga tim di lapangan didampingi oleh ahli struktur dari ITS Surabaya.
11:11Sehingga secara teknis tidak ditemukan kendala, personil, kemudian alat perangkat dan pakar struktur bangunan ikut mendampingi kita.
11:23Jadi secara teknis tidak ada yang kita harapkan hanya memang ketika didapati ada jasad, proses pemotongan, pengangkatan kita stop.
11:32Ini saja yang menjadi mungkin sedikit memperlambat waktu dari pembersihan puing.
11:37Pak Aam, kita juga mendapatkan informasi kalau akan dilangsungkan konferensi pers terkait informasi terbaru soal ambruk ya PONPES.
11:50Apakah dalam konfers yang akan berlangsung sore ini akan turut dihadirkan juga memberikan informasi dari pihak Pondok Pesantren, Pak Aam?
11:58Ini kita akan melihat nanti hasil dari proses pencarian hari ini.
12:08Tentu saja nantinya untuk keputusan pelaksanaan atau perpanjangan waktu ini kita akan selalu berkomunikasi dengan pengurus PONPES dan perwakilan dari wali santri.
12:21Kita masih ada tujuh korban yang dalam pencarian tentu saja tim di lapangan akan menuntaskan pekerjaan ini, Mbak Sintia.
12:29Baik, terima kasih Pak Aam.
12:31Abdul Mohari, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, sudah berbagi informasi di Kompas Petang.
12:38Selamat sore, Pak Aam. Selamat bertugas kembali.
12:41Selamat sore, Mbak Sintia.
12:42Selamat menikmati.