Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
Seperti tak ada habisnya istilah di dunia kerja di kalangan Gen-Z. Belum lama ini ada istilah lainnya yaitu quiet covering.
Apakah detikers tahu apa itu?

Profesor Emeritus di Universitas North Carolina sekaligus penulis, Bryan Robinson, PhD mengatakan, quiet covering adalah kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan aspek pribadi diri mereka sendiri untuk menghindari penilaian dan stereotip, agar dapat diterima dan tampak lebih mudah dipromosikan.

Tonton juga RiauOnline “
(RiauOnline)

#Riauonline #Riauonlinecoid #Quietcovering

Jangan lupa subscribe, tinggalkan komentar dan share.

Tonton konten lainnya juga di YouTube Channel:
- Sisi Lain https://youtu.be/_TYOe2wDBl8
- Wamoi dan Riau https://youtu.be/roXyLa8aFLU

Jangan lupa subscribe yaa..

Follow Juga akun Sosial Media kami

https://www.facebook.com/RiauOnlin

https://twitter.com/red_riauonline

https://www.instagram.com/riauonline.co.id/?hl=id

https://www.tiktok.com/@riauonline1

https://s.helo-app.com/al/xvYZYpjbvR

https://sck.io/u/j3hlxrGg

Transkrip
00:00Apa itu quit chofering?
00:02Fenomena di kalangan pekerja Gen Z seperti tak ada habisnya istilah di dunia kerja di kalangan Gen Z.
00:08Belum lama ini ada istilah lainnya, yaitu quit chofering.
00:12Profesor emeritus di Universitas North Carolina sekaligus penulis, Brian Robinson, mengatakan,
00:19quit chofering adalah kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan aspek pribadi diri mereka sendiri
00:24untuk menghindari penilaian dan stereotip,
00:26agar dapat diterima dan tampak lebih mudah dipromosikan.
00:30Namun, apa yang berusaha disembunyikan oleh Gen Z?
00:33Sebuah survei atensi, penyedia solusi berbasis permainan untuk pengembangan keterampilan dan SDM.
00:40Terhadap 2.000 karyawan dari berbagai industri dan kelompok usia menyebut quit chofering
00:45sebagai krisis tersembunyi dalam tenaga kerja saat ini.
00:49Sebanyak 58% mengaku melakukan skill masking,
00:52menyembunyikan kesenjangan pengetahuan atau kompetensi untuk menghindari penilaian.
00:57Hampir setengahnya mengatakan mereka berpura-pura memahami sesuatu di tempat kerja.
01:02Kemudian, 40% responden menghindari meminta bantuan bahkan ketika mereka tidak yakin bagaimana cara melakukannya.
01:09Fenomena chofering menurut Robinson dicetuskan oleh Profesor Kenji Yoshino sebagai praktik
01:14menyembunyikan atribut pribadi agar sesuai atau untuk menghindari stereotip, penilaian, dan diskriminasi.
01:20Beberapa contoh chofering yang paling menonjol adalah ketika karyawan menutupi aspek-aspek atribut pribadi mereka
01:26seperti ras etnis, gender, orientasi seksual, usia, agama, disabilitas,
01:34atau karakteristik lainnya agar merasa diterima, terhindar dari PHK, dan mendapatkan promosi.
01:41Melakukan chofering dalam tingkat tertentu adalah normal
01:43karena mencerminkan kemampuan beradaptasi dan kecerdasan emosional.
01:47Ini memungkinkan individu untuk menafigasi beragam konteks sosial dan profesional.
01:53Namun, jika terlalu sering atau terus-menerus melakukan chofering di tempat kerja,
01:58hal itu dapat berbahaya, menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan terputus,
02:05yang pada akhirnya merusak kesejahteraan dan kinerja organisasi kalian bekerja.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan