Letkol Ckm. dr. Reksodiwiryo Wiyotoarjo, namanya mungkin tidak sepopuler tokoh militer di masa perjuangan. Tapi tahukah kamu? Jejak pengabdian Reksodiwiryo Wiyotoarjo sebagai dokter di Rengat, Riau, meninggalkan kisah penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Pria yang lahir di Malang pada 1 Juli 1910 itu menempuh pendidikan kedokteran di Geneeskundige Hoogeschool te Batavia, kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan meraih gelar dokter bedah.
dr. Rekso kemudian ditempatkan di Pemerintahan Hindia Belanda sebagai dokter onderafdeling di Rengat pada 1939. Ia pun menjadi salah satu tenaga medis penting di Riau yang kala itu jumlah dokternya masih terbatas.
00:00Let's Call Dr. Rekso Di Wirio Wiyoto Arjo, namanya mungkin tidak sepopuler tokoh militer di masa perjuangan.
00:06Tapi tahukah kamu?
00:08Jejak pengabdian Rekso Di Wirio Wiyoto Arjo sebagai dokter di Rengat, Riau,
00:12meninggalkan kisah penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
00:16Pria yang lahir di Malang pada 1 Juli 1910 itu menempuh pendidikan kedokteran di Genes Kunige Hoogesco Olti Batavia,
00:23kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan meraih gelar Dr. Bedah.
00:27Dr. Rekso kemudian ditempatkan di pemerintahan Hindia Belanda sebagai dokter on the raffling di Rengat pada 1939.
00:36Ia pun menjadi salah satu tenaga medis penting di Riau yang kala itu jumlah dokternya masih terbatas.
00:42Pada 1942 di masa Jepang menduduki Riau, Dr. Rekso menjadi sosok yang dicari-cari tentara Jepang.
00:50Rumahnya direngat di Gledah.
00:52Namun tentara Jepang dengan pedang terhunus hanya menemukan sang istri dan putra bungsunya.
00:57Meski sempat terluka oleh pedang seorang perwira Jepang, sang istri dan putranya selamat.
01:02Tentara Jepang pergi dari rumah mereka karena tidak menemukan Dr. Rekso seperti dilansir dari Wikipedia Rabu 1 Oktober 2025.
01:11Dr. Rekso dan istrinya aktif dalam organisasi gerakan Indonesia muda, GIM, Usai Kemerdeka, andi proklamasikan.
01:18Tapi singkatan itu menimbulkan salah paham di antara para pemuda Rengat.
01:22Sebagian pemuda Rengat menaksirkan singkatan itu sebagai Grand Indonesis Cemac, yang artinya tidak ada kekuasaan Indonesia.
01:30Kesalahpahaman itu kemudian berujung penangkapan yang dilakukan sejumlah pemuda setempat terhadap Dr. Rekso dan diserahkan kepada polisi tentara, kini polisi militer.
01:38Komandan Resimen 4 Pekan Baru, Letnan Kolonel Hasan Basri, yang mendengar kabar penangkapan Dr. Rekso, lantas memerintahkan perwira kesehatan resimennya, yakni pembantu Letnan Mojtardin.
01:51Bertolak dari Pekan Baru ke Rengat bersama satu peleton tentara.
01:56Sekitar Januari 1946, Mojtardin dan rombongan tiba di Rengat bertemu kepala polisi tentara setempat Letnan Kandau dan kepala pemuda Rengat Tengku Ali.
02:05Dari mereka diperoleh informasi bahwa Dr. Rekso diduga telah meracuni pemuda-pemudi di Rengat dan berusaha memasukkan tentara Belanda.
02:14Dalam rapat yang digelar di kantor polisi tentara Rengat, Mojtardin menegaskan tuduhan terhadap DR Rekso tidak benar.
02:20Meski begitu, seorang aktivis pemuda tetap mendesak agar Dr. Rekso dan keluarganya dibunuh.
Jadilah yang pertama berkomentar