Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
Pascabencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebagian akses transportasi darat belum pulih. Distribusi bantuan kepada korban terhambat. Padahal, korban butuh bantuan segera. Adakah jaminan pemerintah mampu menangani bencana Sumatera tanpa bantuan asing?

Pemerintah menyatakan masih mampu menangani bencana di Sumatera dan merasa belum perlu meminta bantuan asing. Sementara, banyak yang mendesak agar pemerintah segera membuka keran bagi bantuan asing guna mempercepat proses penanganan bencana.

Saksikan Program ROSI Episode Pro-Kontra Bantuan Asing dan Sumbangan untuk Bencana Sumatera. Menghadirkan Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Timothy Ivan Triyono dan Kreator Konten Sherly Annavita.



#banjir #aceh #sumatera


Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/636932/full-polemik-bantuan-asing-dan-sumbangan-bencana-sumatera-rosi
Transkrip
00:00Terima kasih.
00:30Terima kasih.
01:00Terima kasih.
01:30Terima kasih.
02:00Terima kasih.
02:02Terima kasih.
02:07Terima kasih.
02:09Terima kasih.
02:11Terima kasih.
02:13Terima kasih.
02:15Terima kasih.
02:17Terima kasih.
02:19Terima kasih.
02:51Terima kasih.
02:53Terima kasih.
02:55Terima kasih.
02:57Terima kasih.
02:59Terima kasih.
03:01Terima kasih.
03:03Terima kasih.
03:05Terima kasih.
03:07Terima kasih.
03:09Terima kasih.
03:11Terima kasih.
03:13Terima kasih.
03:15Terima kasih.
03:17Terima kasih.
03:19Terima kasih.
03:21Terima kasih.
03:23Terima kasih.
03:25Terima kasih.
03:27Terima kasih.
03:29Terima kasih.
03:31Terima kasih.
03:33Terima kasih.
03:35Terima kasih.
03:37Terima kasih.
03:39Terima kasih.
03:41Terima kasih.
03:43berusaha menyalurkan bantuan dengan mobil 4x4, dengan bahkan berjalan kaki.
03:49Artinya ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah sudah tidak mampu untuk mengatasi atau menanggulangi kondisi saat ini.
04:00Sehingga kalau saya kaitkan dengan komentar Anda di tanggal 4 Desember di akun Instagram juga
04:05menanggapi pernyataan Mensesnek yang bilang pemerintah masih mampu untuk menangani penanggulangan bencana di Aceh.
04:10Anda kan sempat bilang di Ketakarir, ini bukan tentang merasa mampu tapi tentang kemanusiaan.
04:15Merujuk dari situ Anda mau bilang bahwa pemerintah belum mampu?
04:17Artinya kondisi lapangan akhirnya mengonfirmasi hal tersebut.
04:21Bahwa ini boleh jadi kita masih merasa mampu, boleh jadi masih ada pride.
04:27Tapi jangan sampai rasa mampu, rasa masih bisa melakukan sesuatu, rasa gengsi boleh jadi akhirnya masyarakat menangkap ini.
04:36Ini mengorbankan nyawa rakyat yang bahkan sampai tadi siang 16 hari sudah berlalu ini masih ada kawan-kawan kita di desa-desa yang masih terisolir.
04:45Yang kalaupun ada titik-titik koordinat tertentu yang diberikan kepada TNI AU, ini tidak cukup untuk setidaknya membuat masyarakat di sana itu bertahan.
04:54Sampai tadi sore sebelum berangkat akhirnya masuk hanya tinggal satu genggam beras lagi untuk bertahan kami sekeluarga.
05:00Artinya boleh jadi kita sangat mengapresiasi dalam hal ini Pemda bekerja sama dengan Bupati, bekerja sama dengan TNI AU,
05:09dan seperangkat daerah lainnya, seperangkat kawan-kawan yang ada di daerah termasuk relawan.
05:16Tapi harus diakui bahwa gelondongan-gelondongan kayu, bahkan di sebagian tempat mayat-mayat, itu relawan sudah tidak mampu lagi.
05:25Sehingga Anda menilai bahwa pemerintah yang menyikapi belum membuka keran bantuan asing masuk ke Indonesia, itu langkah yang tidak tepat.
05:32Justru kita mempertanyakan kenapa pemerintah masih belum membuka bantuan asing.
05:37Kalau memang pemerintah mampu, maka tunjukkan karena masyarakat hari ini sudah benar-benar sangat membutuhkan bantuan langsung.
05:47Bukan hanya tentang statistik, ini tentang logistik yang harus sampai ke masyarakat.
05:50Nah Mas Ivan, ada pertanyaan di situ soal kenapa kemudian bantuan asing itu belum dibuka.
05:56Hubungannya soal kepercayaan publik, soal penanganan bencana di area terdampak, terutama di Aceh yang sampai sekarang masih terisolasi,
06:02masih ada yang belum dapat bantuan juga sampai sekarang?
06:04Iya, pertama begini, pemerintah mengakui bahwa kami masih belum optimal, terutama Aceh ya.
06:10Karena memang Aceh ini adalah provinsi di mana kabupaten dan kota terdampaknya itu paling banyak gitu dibanding sumur dan juga sumbar.
06:18Lalu juga medan di Aceh ini jauh lebih sulit ditembus ya.
06:23Sebagai contoh ada empat kabupaten dan kota yang masih terisolir di sana.
06:27Ambil contoh Aceh Tamiang, Aceh Utara, Gayo Luwes dan juga Benar Meriah gitu.
06:31Nah kalau tadi disampaikan ini soal pride, rasanya tidak ya.
06:35Pak Presiden tidak pernah menyampaikan bahwa, oh kita tidak usah terima bantuan asing karena kita ego atau kita pride, itu tidak.
06:43Ini lebih kepada pemerintah, bukan merasa ya, pemerintah yakin bahwa kita ini masih mampu.
06:51Pemerintah daerah memang sudah sempat menyatakan bahwa anggarannya sudah habis ya.
06:57Anggaran pemerintah daerah, kabupaten, kota, provinsi sudah habis.
07:00Oleh karena itu Pak Mendagri pada waktu rapat terbatas menyampaikan usulan tambahan anggaran 2 miliar per kabupaten, kota.
07:07Dan juga untuk provinsi juga ditambahkan.
07:10Lalu Pak Presiden sudah memutuskan bahwa untuk kabupaten, kota itu diberi tambahan 4 miliar masing-masing daerah gitu.
07:16Untuk provinsi diberi tambahan 20 miliar tiap provinsi.
07:21Itu gunanya apa?
07:22Supaya pemerintah provinsi dan juga pemerintah kabupaten, kota bisa melakukan percepatan penanganan korban.
07:27Sehingga, sebentar, poinnya begini.
07:29Kenapa kemudian tetap ditahan sementara banyak negara juga sudah membuka diri loh mas.
07:34Uni Emirat Arab sudah membuka diri.
07:35PBB pun bahkan mengaku sudah berkoordinasi dengan daerah tidak hanya Indonesia loh.
07:39Tapi ini kan kawasan Asia, beberapa kawasan Asia juga mengalami hal yang sama.
07:42Kenapa kemudian pemerintah memutuskan untuk tidak membuka keran itu sementara masih ada daerah yang terisolasi, masih butuh bantuan.
07:49Air bersih saja masih ada yang belum dapat mas.
07:51Ya, tentu kita menghargai dan kita mengapresiasi dukungan dari internasional.
07:56Baik yang menyampaikan keprihatinan maupun menawarkan bantuan.
07:59Baik dari negara sahabat ataupun PBB maupun ASEAN begitu ya.
08:03Tetapi balik lagi, pemerintah masih merasa bahwa kita masih sanggup dan kita terus berupaya.
08:08Pak Presiden juga terus berkomitmen melakukan percepatan.
08:11Ambil contoh ya, misalkan progres penanganan tanggap darurat berkaitan dengan jalan dan jembatan.
08:19Di Provinsi Sumatera Utara itu sudah 78 persen capaiannya.
08:23Di Sumatera Barat capaiannya sudah 76 persen.
08:25Memang khusus untuk ASEAN ini masih 51 persen.
08:29Oleh karena itu, Pak Presiden besok pagi direncanakan akan berkunjung ke daerah-daerah yang terisolir.
08:35Empat kabupaten itu, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Takengon, dan juga penamanya Bener Meriah.
08:42Artinya Pak Presiden ingin hadir langsung ke lokasi yang masih terisolir.
08:45Dan Pak Presiden ingin memastikan bahwa akses jalan itu sudah harus bisa ditembus dalam waktu singkat.
08:51Dan kita kan juga lihat di media sosial juga beredar bahwa kita ini punya pahlawan-pahlawan di lapangan.
08:57Kita punya TNI Polri, kita punya BNPB, kita punya Basarnas, kita juga punya pahlawan kesehatan, kita juga punya pahlawan kelistrikan.
09:06Teman-teman PLN ini sampai sekarang masih terus berusaha agar di Provinsi Aceh itu bisa pulih semua 100 persen.
09:12Saat ini kan masih 88 persen.
09:14Tapi kalau kemudian faktanya yang dijanjikan waktu itu oleh pemerintah, 93 persen jaringan listrik di Aceh bisa terpenuhi.
09:21Tapi pada faktanya tidak seperti yang digambarkan.
09:23Berarti kan tandanya pemerintah belum sanggup untuk memenuhi janji itu.
09:26Begini, pemerintah ini kan bekerja berdasarkan target.
09:30Pemerintah punya target bahwa kita berharap 93 persen itu bisa dicapai.
09:35Namun kan kondisi di lapangan ini sangat ekstrim.
09:39Petugas PLN sudah berjebaku.
09:42Saya juga mendapatkan laporan dari tim teknis PLN di lapangan bahwa penyebab kenapa belum sampai 93 persen ini
09:49karena ada dua gardu induk di Aceh itu yang sering trip.
09:54Sehari itu bisa trip 2-3 kali.
09:56Dan mereka masih terus berupaya agar bisa mencapai 93 persen itu.
10:00Sehingga kalau saya tanyakan dengan singkat, berarti pemerintah masih sanggup atau tidak?
10:03Walaupun faktanya masih ada yang belum mendapatkan bantuan dan sokongan-sokongan infrastruktur belum merata seluruhnya?
10:07Ya pemerintah masih sanggup dan sampai sekarang kami masih terus berupaya untuk mengatasi itu.
10:12Artinya pahlawan listrik kita tidak menyerah dengan keadaan itu.
10:17Kita masih terus berusaha.
10:18Nah tetapi kan kondisi di lapangan itu juga mempengaruhi bagaimana kerja-kerja kita.
10:23Nah Mbak Sherly itu ada komitmen dari pemerintah.
10:26Ditambah ada anggaran.
10:27Beberapa kali dalam berbagai kesempatan dana siap pakai ada.
10:30Dana darurat dan dipegang menteri keuangan juga ada.
10:32Bisa dipakai kapan saja.
10:33Anggaran BNPB juga masih ada.
10:35Hal apa lagi yang Anda ragukan kalau begitu?
10:37Ada tanda kesanggupan itu?
10:40Pada akhirnya kita semua mengapresiasi upaya baik dan kalimat-kalimat empatik itu tentu kita apresiasi Mas.
10:49Tapi kondisi di lapangan itu menunjukkan bahwa Sherly tiba di Gayo Lewis itu hari ke-10 memasuki hari ke-11.
10:57Ternyata di lapangan itu listrik masih mati sesampainya di Gayo Lewis.
11:04Bahkan tiba pesawat aja itu mereka bahagia sekali.
11:08Bukan di desa Mas, itu di kabupaten.
11:11Nah dua hari kemudian dapat konfirmasi bahwa Bapak Presiden tiba.
11:15Artinya bahwa boleh jadi yang ditargetkan sekian.
11:22Tapi nyatanya di hari ke-10 sampai ke-11 itu PLN di Gayo Lewis pun masih memberikan statement
11:29kalau dalam tiga hari ke depan BBM tidak masuk dari kebupaten luar.
11:32Maka kami sudah angkat tangan.
11:35Pemerintah bupatinya dalam hal ini juga mengatakan bahwa bisa jadi lumpuh total.
11:40Nah dalam hal ini tentu kita mengapresiasi ketika ada hal-hal baik yang disampaikan.
11:45Tidak seperti sebutlah misalnya beberapa waktu terakhir yang kita dengar ucapan-ucapan yang itu sangat menyayat hati
11:50terutama hati korban yang hari ini mereka dipenuhi dengan ketidakpastian
11:55bahwa ini kapan kami akan mendapatkan bantuan.
12:00Belum lagi rumah atau mungkin sawah yang sudah mereka kumpul sekian lama.
12:04Hewan-hewan ternak yang itu menjadi sumber mata pencaharian mereka.
12:08Itu semuanya rata.
12:10Kemudian statement-statement ini yang kemudian menyakiti hati mereka.
12:14Sehingga dari apa yang Anda pikirkan Anda yang analisis dan lihat di lapangan
12:18Anda merasa bahwa pemerintah Indonesia sanggup melakukan itu sendiri tanpa bantuan asik?
12:25Kalau boleh jujur kondisi lapangan menunjukkan hari ini adalah hari ke-16
12:31terlepas dari Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sama-sama membutuhkan
12:36tapi di Aceh kondisinya masih sangat memprihatinkan.
12:39Dari data di lapangan yang kami temukan rasa-rasanya pertanyaan kritis
12:47kenapa pemerintah tidak membuka donasi asing ini masih menjadi pertanyaan kita semua Mas.
12:53Apa sebetulnya yang menjadi keberatan hati pemerintah?
13:00Karena kalau melihat bagaimana korban terus bertambah,
13:04bagaimana infrastruktur ini kalau tidak mendapatkan bantuan dari nasional ini diperkirakan
13:1030 tahun baru akan pulih, belum lagi nanti rekonstruksinya,
13:15belum lagi trauma healing masyarakat,
13:18maka rasa-rasanya pemerintah tidak mampu untuk menyelesaikan ini.
13:24Harapannya adalah ketika Pak Prabowo menetapkan ini sebagai bencana nasional,
13:29maka koordinasi ini akan semakin masif, cepat dan tepat Mas.
13:34Karena sekalipun pemerintah sebutlah menyebutkan angka-angka tertentu,
13:38tapi masih ada desa-desa yang terisolir,
13:40maka ini kita berbicara tentang nyawa dan kehidupan masyarakat.
13:43Maka muncul pertanyaan begini Mas Ivan,
13:45kalau kemudian saya kutip pernyataan dari Menteri Luar Negeri pada Jumat pekan lalu yang bilang,
13:49selama kita masih mampu maka kita akan melakukan itu sesuai dengan apa yang kita bisa.
13:54Saat ditanya oleh wartawan, beliau hanya bilang,
13:58sampai kita merasa butuh, maka indikator butuhnya itu yang sampai kapan
14:03kalau begitu Indonesia mau membuka diri dengan bantuan asing?
14:06Ya, tentu data kami tidak berbeda ya.
14:09Kami kan mengakui bahwa Aceh adalah provinsi dengan dampak yang paling parah.
14:13Dan daerah-daerah yang masih terisolir juga banyak di Aceh.
14:17Saya sampaikan bahwa hari ini pun Pertamina berhasil mengirimkan 144 tabung LPG 12 kilo ke Kabupaten Bener Meriah
14:25dengan mekanisme airdrop, dengan mekanisme baru.
14:30Itu berhasil kita terjunkan, artinya pemerintah masih terus berupaya.
14:34Tadi kalau dikatakan sampai kita butuh,
14:36ya sampai hari ini kita merasa bahwa, dan bukan hanya merasa ya,
14:41kita yakinkan kepada masyarakat bahwa sampai hari ini pemerintah terus bekerja keras.
14:46Semua kementerian lembaga ini turun semua loh.
14:49So, indikator merasa butuh bantuan asing kalau apa?
14:52Indikator butuh bantuan asing itu seandainya nanti ada kebutuhan yang mendesak
14:57dan tidak mampu lagi ditangani oleh kita.
15:00Ini konteksnya anggaran?
15:01Tidak hanya anggaran, kan misalkan ada nanti suatu saat ada kebutuhan layanan dokter spesialis
15:07yang mungkin di Indonesia belum ada, ya kita tentu butuh bantuan asing.
15:11Atau ada alat berat yang kita tidak punya teknologinya, ya tentu kita butuh bantuan asing.
15:17Mau gak mau kan gitu, tapi kan itu ada dalam kondisi di mana kita tidak punya teknologinya.
15:22Kita tidak punya sumber daya manusianya.
15:25Nah, korban bencana Sumatera saat ini membutuhkan bantuan secepatnya?
15:31Namun pemerintah menolak bantuan asing.
15:33Benarkah pemerintah masih kuat menangani ini sendiri?
15:40Beberapa pekan pasca bencana Sumatera, sebagian akses transportasi darat belum pulih
15:46hingga distribusi bantuan terhambat.
15:49Korban saat ini butuh bantuan cepat, namun pemerintah menolak membuka bantuan dari luar negeri
15:55dengan alasan masih mampu menangani sendiri.
15:58Saya masih bersama staf khusus kepala staf kepresidenan Timothy Ivan Triono
16:02dan seorang kreator konten yang kritis terhadap isu sosial politik Shirley Anavita.
16:07Mas begini, kalau melihat masih ada yang belum merata bantuan,
16:12ada kekhawatiran pemulihan bakal lambat dan masalah kesehatan yang jadi isu baru.
16:18Kekhawatirannya akan banyak penyakit mewabah di sana dengan akses yang masih banyak yang terputus.
16:26Tidakkah ini menggambarkan bahwa ya pemerintah sendiri kesulitan untuk menangani ini?
16:30Ya, kalau diakui bahwa banyak kendala di lapangan, ada kondisi geografis yang sulit
16:36untuk apa-apa pemerintah untuk menyalurkan bantuan itu ada.
16:41Tetapi bukan berarti itu membuat pemerintah menyerah,
16:45bukan berarti membuat aparat kita itu menjadi tidak berdaya.
16:49Kami terus memberdayakan diri, kami terus berusaha seoptimal mungkin dan semaksimal mungkin.
16:53Sebagai contoh, di Sumatera Barat, 4 jembatan beli ini jembatan darurat sementara ya,
17:01itu sedang dibangun dan sudah berproses 55 persen.
17:04Dan masih ada 2 jalan lagi yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
17:09Tapi itu akan terus kita lakukan progresnya.
17:12Lalu juga kementerian PU itu juga menurunkan alat berat,
17:17banyak banget alat berat sudah diturunkan,
17:19kita juga turunkan ekskavator, loader, lalu hydrant umum, mobil operasional kita juga turunkan.
17:27Lalu berkaitan dengan akses jalan ya,
17:30pemerintah itu terus berupaya mengoptimalkan pembukaan jalur darurat
17:34antara kementerian PU, TRI dan juga Polri.
17:37Nah, kalau kemudian ada penegasan kesanggupan itu mbak,
17:40kalau Anda melihat fenomena di lapangan,
17:43ditambah ada kekhawatiran akan ada hal lain,
17:45efek dominonya akan berkepanjangan di daerah terutama yang masih terputus aksesnya.
17:50Apa yang Anda khawatirkan?
17:51Yang pertama adalah 16 hari sudah berlalu,
17:55tapi ternyata masih banyak wilayah, khususnya wilayah Aceh yang terisolir,
17:59maka boleh jadi masyarakat meninggal itu bukan karena bencananya,
18:04tapi karena kelaparan Mas.
18:05Anda mengamini apa kata Gubernur Aceh waktu itu ya?
18:08Mengamini karena pada akhirnya ketika kita melihat di lapangan,
18:11kondisinya sepakat dengan apa yang Mas Ivan sampaikan bahwa bahkan
18:15empat wilayah itu yang memang sudah sulit,
18:18kemudian akses menuju ke sana juga terputus,
18:21jembatan-jembatan terputus,
18:23maka tentu ini menjadi kondisi yang membuat bahkan dari luar pun
18:28sangat sulit untuk masuk.
18:30Maka dua poin yang ingin Sally highlight ketika kemarin berkesempatan
18:33untuk beberapa titik di dua kabupaten, di Gayolues ke beberapa titik,
18:38yang pertama adalah tentu kita sangat berharap pemerintah dalam hal ini
18:43menaruh kakinya di kaki rakyat, terutama di kaki para korban,
18:49bahwa bisa jadi upaya yang dilakukan sudah ada,
18:52tapi tidak cepat, tidak tepat, dan tidak semasif yang dibutuhkan.
18:56Loh selama ini Anda menilainya bahwa pemerintah tidak berdiri di kaki rakyat?
19:00Ya buktinya statement-statement yang sangat melukai hati rakyat
19:03seperti ini hanya mencekam di medsos atau mungkin beberapa waktu yang lalu
19:08yang disebut seolah-olah relawan itu melakukan sesuatu yang di luar aturan,
19:15maka dalam hal ini dengan memposisikan sepatu pemerintah itu ada di kaki rakyat,
19:22maka akan merasa bahwa setidaknya dengan ucapan atau diksi yang dikeluarkan
19:26itu membuat rakyat tenang bahwa ini bantuan akan segera datang.
19:30Kamu sudah minta maaf Mbak?
19:32Sepakat bahwa minta maaf itu diperlukan,
19:35statistik ini juga adalah harapan,
19:37tapi ternyata yang dibutuhkan di lapangan adalah logistik langsung.
19:40Yang kedua adalah bahwa kita semua berharap bahwa pemerintah dalam hal ini
19:46punya mekanisme atau sistem, Mas Ivan,
19:49agar kondisi yang dilaporkan ke pusat itu tidak beda dengan apa yang terjadi di lapangan.
19:59Jangan sampai posisi siap Pak, aman Pak, kondisi sudah membaik Pak,
20:04yang di lapangannya adalah A, tapi yang sampai ke pusat adalah Z.
20:08Apa yang membuat itu?
20:09Jadi bisa ada koordinasi yang menurut Anda timpang itu tadi?
20:12Sebutlah misalnya angka sembilan puluhan persen itu dapatnya dari mana?
20:16Kan kita butuh tahu, Mas.
20:18Bagaimana mungkin angkanya sudah sampai sembilan puluhan persen lebih,
20:21tapi ternyata masyarakat masih sangat sulit.
20:23Bahkan di satu kecamatan saja itu masih membutuhkan jenset,
20:27permintaan jenset itu satu masih dibutuhkan oleh masyarakat
20:30yang 10 sampai 11 hari sudah tidak ada listrik.
20:33Belum lagi internet yang terputus untuk mengabarkan keluar
20:36bahwa kondisi mereka seperti itu sangat sulit.
20:39Akhirnya kebutuhan Starlink, sebutlah misalnya,
20:41itu baru hadir di hari-hari ke-10 dan 11.
20:44Kondisi masyarakat di hari ke-10 dan 11 dengan bantuan yang sangat minim.
20:48Ini kita bisa bayangkan bahwa back then misalnya di 2004 yang lalu,
20:53dalam kondisi 2-3 hari,
20:54boleh jadi ditetapkan sebagai bencana nasional,
20:57tapi satu hal yang pasti,
20:58masyarakat yang terdampak tidak kelaparan.
21:00Oke, penanganan nasional kan statusnya,
21:02tapi kalau kemudian ada kasus semacam ini,
21:05pertanyaan muncul,
21:06koordinasinya dari daerah ke pusatnya gimana, Mas?
21:09Ya, tentu koordinasi lintas KL,
21:13koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah itu menjadi prioritas ya.
21:17Tadi kalau disampaikan,
21:18jangan sampai ada perbedaan data di lapangan dengan yang dilaporkan ke Presiden.
21:23Saya rasa tidak ya.
21:24Pertama begini,
21:25Pak Presiden selalu mengupdate langsung setiap hari.
21:28Saya tahu betul itu,
21:30bahwa Pak Presiden,
21:31Mese Snek,
21:32SESKAP,
21:33dan juga Panglima TNI,
21:35Kapolri,
21:36Kepala BNPB,
21:37itu punya WA Grup Khusus.
21:39Setiap jam 6 malam,
21:40itu Kepala BNPB selalu melaporkan
21:42dan selalu mengupdate,
21:44apa namanya,
21:45penanganan bencana dan juga
21:46kecapaian-capaian pemerintah dalam melakukan percepatan.
21:49Itu selalu diupdate.
21:51Dan saya sendiri pun,
21:52misalkan nih,
21:54berkaitan dengan listrik.
21:56Saya berkomunikasi dengan Korsek PLN,
21:58Corporate Secretary PLN.
21:59Tapi saya juga berkomunikasi dengan tim teknis PLN di lapangan.
22:02Sehingga saya melihat betul bagaimana perjuangan dari teman-teman PLN itu di tiga daerah itu.
22:08Dan sehingga saya mendapatkan data juga,
22:10saya mendapatkan alasan kenapa yang dari 93 persen itu bisa jadi 88 persen.
22:16Saya mendapatkan penjelasan itu.
22:17Bagaimana dengan koordinasi di daerah?
22:19Karena begini,
22:20kalau kemudian dari pemerintah pusat semangatnya adalah
22:22mampu untuk menangani bencana ini,
22:25tapi kalau kemudian dari gubernur di level daerahnya saja mengaku tidak sanggup
22:31dan mau terbuka dengan bantuan dari luar negeri,
22:33saya sebut saja dari gubernur Aceh bahkan sudah membuka diri.
22:36Mereka tolong kita, masa kita persulit,
22:38berarti ini ada yang kontras loh mas,
22:40antara pusat dan daerah sikapnya beda.
22:42Gimana tuh?
22:43Ya begini, kita harus cek dulu timelinenya Pak Gubernur ini menyampaikan kapan.
22:46Dan saya merasa bahwa pemerintah pusat sudah hands on kok dengan pemerintah daerah juga.
22:54Dengan penanganan bencana ini pemerintah pusat sudah seru sekali.
22:57Jadi bukan berarti kita menolak, bukan berarti kita mempersulit.
23:01Ambil contoh misalkan soal penggalangan dana atau penggalangan bantuan butuh izin.
23:06Itu kan tidak seperti itu konteksnya.
23:09Sebetulnya Pak Mensos ini ingin menyampaikan bahwa
23:12penggalangan dana itu harus dipertanggungjawabkan.
23:15Oke, soal masalah bantuan, donasi itu kita bahas nanti.
23:18Cuma kalau melihat sikap dari gubernur Aceh,
23:21dibandingkan dengan sikap dari pemerintah pusat,
23:24ini kalau mau dibilang gubernur bandel gak nih?
23:27Tidak mau patuh dengan arahan pusat?
23:29Ya, tidak bandel lah.
23:31Saya rasa Pak Gubernur Aceh juga solidar kok dengan pemerintah pusat.
23:36Kita satu nada kok.
23:37Buktinya waktu rapat terbatas di Aceh,
23:40Pak Gubernur Aceh juga mendukung Pak Presiden.
23:42Pak Gubernur Aceh menyampaikan hambatan, tantangan, kendala yang dialami oleh provinsi Aceh.
23:48Tapi Pak Presiden juga memberikan jaminan, Pak Presiden menyampaikan kepada Pak Gubernur
23:53bahwa saya ini hadir di Aceh untuk yang kedua kalinya bahkan.
23:57Itu artinya saya menunjukkan keseriusan.
23:59Apalagi besok Pak Presiden rencananya akan hadir lagi ke Aceh.
24:02Kalau di level daerah saja mas Ivan,
24:04kalau di level daerah saja mau membuka diri,
24:08ya mending sekalian dari pusat juga membuka diri dengan bantuan dari luar negeri kalau begitu.
24:11Ya kan begini, mengenai status tanggap darurat ini kan ada tingkatannya mas.
24:16Kabupaten kota sudah tidak sanggup, sehingga terbitlah status tanggap darurat provinsi.
24:22Nah status tanggap darurat provinsi di tiga provinsi ini pun kan akhirnya sudah diperpanjang 14 hari lagi.
24:27Nah kita tentu selalu mengevaluasi setiap hari.
24:30Pemerintah pusat itu selalu mendengarkan laporan, selalu mengupdate, selalu mereview, selalu mengkaji.
24:36Artinya kalau status tanggap darurat provinsi ini masih berlaku,
24:40pemerintah pusat juga terus berupaya, beroptimal.
24:43Saya rasa kita harus melihat secara objektif bahwa pemerintah ini tidak diam,
24:49pemerintah ini tidak buta, tidak tuli, pemerintah ini hadir.
24:53Pemerintah bahkan ingin memastikan kita itu selalu hadir dan mempersamai para korban terdampak bencana.
24:59Ini sudah tiga minggu bencananya, masih ada yang belum dapat akses bantuan,
25:04mau kesanapun juga akses masih terputus.
25:09Kalau akhirnya gubernur mau membuka diri, gimana kalau begitu?
25:12Ya, ini saya ambil contoh di Aceh ya.
25:15Pemerintah itu sudah melakukan perbaikan.
25:18Dari 36 ruas jalan nasional yang terdampak bencana di Aceh,
25:2220 ruas diantaranya itu sudah ditangani dan dapat dilalui kembali.
25:27Artinya kan semakin hari pemerintah itu memperbaiki infrastruktur.
25:31Bahkan Pak Presiden sudah membentuk Satgas Percepatan Pembangunan Infrastruktur.
25:34Yang diketuai oleh KASAT, Pak Maruli.
25:38Artinya itu menjadi concern dari pemerintah soal perbaikan infrastruktur.
25:41Karena bagaimana kita mau mengakses daerah itu kalau infrastrukturnya tidak segera diperbaiki.
25:45Mas Ali mau nanggapin ya?
25:46Setuju Mas, bahwa dalam kondisi seperti ini tentu kita ingin cepat, tepat, masif.
25:52Tapi dengan hari ini adalah hari ke-16 setelah terjadi ya bencana,
25:59tapi ternyata akses dari sebutlah provinsi dari Banda Aceh menuju Aceh Utara itu masih harus menggunakan laut.
26:06Ya di Pelabuhan Kerunggukuh karena ada satu jembatan vital di Bataili yang masih putus.
26:10Pertanyaannya adalah percepatannya yang mana yang dimaksud Mas?
26:14Artinya kita butuhkan...
26:15Ya tadi yang saya sampaikan tadi, pembangunan infrastruktur itu kita terus bergerak Mbak.
26:19Artinya membangun jembatan itu kan bukan seperti Roro Jonggrang yang bisa dalam satu malam terbangun begitu loh.
26:25Misalkan jembatan Darurat, jembatan Bali.
26:27Itu aja butuh proses sekitar dua minggu untuk membangunnya.
26:30Belum lagi kita bicara pengiriman jembatannya ini dari Jakarta dikirimkan ke sana.
26:35Itu kan juga butuh perjuangan.
26:37Artinya apa?
26:38Yang dilakukan pemerintah ini serius Mbak.
26:40Bahwasannya progresnya masih belum optimal, progresnya masih belum 100 persen.
26:45Kita akui dan kita minta maaf.
26:47Tetapi kita juga evaluasi diri, pemerintah juga evaluasi diri.
26:50Bahwasannya mekanisme ini juga harus dievaluasi.
26:53Ambil contoh, dulu mekanisme pengiriman bantuan itu sempat mekeos.
26:59Ada beras yang dijatuhkan ke bawah, lalu berantakan dan tidak bisa dikonsumsi.
27:03Akhirnya pemerintah mengevaluasi mekanisme itu dengan menggunakan box-box yang diberi baling-baling.
27:09Sehingga ketika diturunkan itu tidak langsung jatuh.
27:12Diganti dengan parasut, lalu barang-barang itu jatuh dengan baik dan bisa diterima oleh masyarakat.
27:17Ini kan bagian dari pemerintah terus memperbaiki diri, memperbaiki sistem.
27:21Nah, di tengah diskursus soal bantuan asing ini perlu atau tidak,
27:25saat korban bencana Sumatera juga masih membutuhkan bantuan segera.
27:29Menteri Sosial mengingatkan kepatuhan terhadap aturan izin penggalangan dana.
27:35Apakah akan menghambat aliran bantuan?
27:37Dan dasarnya siapapun boleh mengumpulkan donasi, siapapun, perorangan maupun lembaga.
27:48Tetapi sebaiknya kalau menurut ketentuan itu izin dulu.
27:52Ya, izin, izinnya bisa dari kabupaten, kota, atau juga dari kementerian sosial.
27:59Kalau tingkat nasional, ya, ambilnya dari berbagai provinsi, tentu izinnya harus lewat dari kementerian sosial.
28:06Setiap pengumpulan dana dari masyarakat, itu memang ketentuannya harus dipertanggungjawabkan.
28:14Jadi dipertanggungjawabkan oleh pihak yang mengumpulkan dana.
28:19Dalam aturan yang ada, itu seharusnya ya, diawali dengan mengajukan perizinan.
28:27Untuk bantuan bencana, izinnya diperbolehkan untuk menyusul.
28:32Yup, Menteri Sosial Saifullah Yusof mengingatkan kepatuhan terhadap aturan izin penggalangan dana
28:41untuk membantu korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
28:46Pernyataan mensos ini menuai kritik.
28:49Lalu mensos menjelaskan lagi maksud pernyataannya bahwa dalam kondisi mendesak seperti bencana,
28:55siapapun boleh melakukan pengumpulan bantuan.
28:59Namun, ini dia, harus tetap melakukan pengurusan izin dan pelaporan usai penyaluran bantuan.
29:06Pertanyaannya, mengapa izin penggalangan dana begitu penting?
29:09Saya masih bersama staf khusus kepala staf kepresidenan Timothy Ivan Triyono
29:13dan kreator konten Sherly Anavita.
29:15Respon awal dulu mbak mencermati pernyataan dari mensos ini.
29:17Yang pertama, bahwa warga itu gotong royong karena bukti peduli.
29:25Itu bukti cinta, itu bukti bahwa masyarakat Indonesia itu punya rasa kedermawanan yang sangat tinggi.
29:31Dan ini kan bukan baru terjadi 1-2 tahun mas.
29:34Ini sudah terbukti bahkan puluhan tahun.
29:36Ketika ada bencana nasional, buka donasi di Indonesia,
29:39keterpanggilan kita untuk saling membantu itu tinggi sekali.
29:42Itu yang pertama.
29:43Sehingga jangan dilihat ini sebagai sesuatu yang mengganggui bahwa pemerintah
29:47apalagi hari ini ketika kita punya medsos,
29:50amplifying informasi begitu cepat,
29:52maka justru ini dilihat sebagai supportingnya pemerintah dalam menanggulangi bencana.
29:58Kalau 3-4 hari kita masih mendengar ini hanya kelihatan mencekamnya di medsos saja,
30:05maka wajar ketika masyarakat akhirnya saling urunan tangan untuk apa yang bisa kita lakukan,
30:10apalagi masyarakat yang terdampak di sana,
30:12melaporkan secara online bahwa kondisi kami saat ini kurang A, kurang B,
30:17bahkan untuk makan pun sulit.
30:19Tapi kalau kemudian begini, kita coba lihat sisi lainnya.
30:21Aturannya kan sudah ada di tahun 1961 sudah ada aturannya,
30:24dan semangatnya adalah pertanggung jawaban anggaran itu biar tidak disalahgunakan.
30:28Kita kan paham, dulu pernah ada kasus penyalahgunaan,
30:31penyelewengan dana donasi, sehingga itulah semangatnya.
30:34Setuju, bahwa pada akhirnya itu harus dipertanggung jawabkan,
30:38sah-sah saja, tapi otomatis ketika kita bicara pertanggung jawaban,
30:41ini maka sama, bukan hanya terjadi pada mereka yang mengumpulkan donasi,
30:45tapi juga terjadi pada dalam hal ini pemerintah,
30:48atau mungkin pihak-pihak dalam hal ini pejabat yang berwenang,
30:53ketika mengumpulkan donasi juga harus memberikan auditnya,
30:57ini baru adil.
30:58Jangan sampai kita punya dua mata sisi yang tajamnya hanya ke satu pihak,
31:02tapi ke pihak lain tidak tajam.
31:04Pertanyaan kita adalah kenapa akhirnya ini seolah-olah tajam ke mereka yang belakangan ini,
31:09cukup mendapat spotlight atau sorotan simpati masyarakat,
31:13karena cepatnya mungkin, atau mungkin karena terlihat jauh lebih terdepan,
31:19jangan sampai dalam kondisi bencana seperti ini,
31:22ada ego-ego tertentu yang dimunculkan,
31:24karena kita hari ini berhadapan dengan nyawa warga.
31:29Dan ketika bicara tentang kondisi darurat seperti ini,
31:31rasa-rasanya statement-statement pemerintah yang menyakiti seperti ini,
31:34cukup cepat menyayat hati.
31:39Kalau pakai pertanyaan anak zaman sekarang Mas Ifan,
31:43temaksud, kenapa kok tiba-tiba Menteri Sosial mengeluarkan pernyataan itu,
31:47di saat masih ada,
31:48masyarakat terdampak bencana yang belum dapat bantuan,
31:50terisolasi, heli numpang lewat doang,
31:53banyak yang menyatakan hal seperti itu.
31:55Tapi kalau urusan seperti ini, urus izin,
31:57masih diributin soal izin.
31:59Kenapa?
31:59Ya, saya secara pribadi dan juga atas nama pemerintah menyampaikan perumuran maaf
32:04atas statement-statement penyelenggaraan negara kita
32:07yang dirasa menyakiti hati masyarakat atau kurang empati.
32:12Tetapi balik lagi, saya meyakini bahwa niatnya Pak Mensos itu baik.
32:17Seperti yang tadi Mas sampaikan,
32:18tujuan aturan itu dibuatkan pasti untuk sesuatu hal yang baik.
32:22Bahwa Pak Menteri Sosial itu ingin memastikan bahwa
32:25penyelenggaraan bantuan ataupun penggalangan dana itu
32:28tepat sasaran dan tepat guna.
32:30Misal kita bisa meneteksi siapa penyelenggaranya,
32:33siapa pihak yang bertanggung jawab,
32:35dalam bentuk apa dana itu nanti akan disalurkan,
32:40bagaimana distribusinya, bagaimana pertanggung jawabannya nanti,
32:42itu kan bagian dari hal-hal baik yang harus kita hargai.
32:46Tetapi memang kalau saya secara pribadi
32:49memilih untuk membedakan ini menjadi dua kondisi.
32:52Yang pertama ada kondisi normal dan ada kondisi darurat.
32:56Ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1961 itu
33:03mungkin bisa berlaku dan cocok ketika dalam keadaan normal.
33:07Tetapi kan sekarang ini kita dalam keadaan darurat,
33:10situasi tanggap darurat.
33:12Artinya hal-hal yang bersifat administrasi itu penting,
33:16tetapi alangkah baiknya jika hal administrasi ini
33:19kita kesampingkan terlebih dahulu.
33:21Dan Pak Presiden kan juga sudah memerintahkan
33:23bahwa percepatan penanganan bencana ini
33:26harus tanpa ada hambatan birokrasi.
33:28Sehingga Anda mau bilang pernyataan Mensos itu
33:31momentumnya tidak tepat kalau dijelaskan sekarang di buklik.
33:34Ya, saya rasa begini ya, balik lagi.
33:37Niatnya Pak Mensos itu baik.
33:39Bahwasannya ada pro kontra di masyarakat,
33:42ada pro kontra di publik,
33:43ini kan hak dari setiap masyarakat juga berpendapat.
33:46Tetapi pada prinsipnya begini,
33:49Pak Presiden sudah menegaskan balik lagi,
33:51tanpa ada hambatan birokrasi.
33:53Dan Pak Presiden bahkan mengapresiasi
33:57solidaritas yang dilakukan oleh masyarakat.
34:00Pak Presiden juga mengapresiasi gerak bersama antar provinsi.
34:03Kan kita lihat nih,
34:04pemerintah provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan,
34:08semua kirim donasi juga ke tiga provinsi ini.
34:11Influencer juga bergerak, seperti mbak juga bergerak.
34:14Itu Pak Presiden sangat mengapresiasi dan bahkan kita akan berikan kemudahan
34:18dan kita fasilitasi begitu ya.
34:20Ambil contoh begini, misalkan Mas Ferry Irwandi
34:23yang bergerak mengumpulkan dap bantuan.
34:26Mas Ferry juga menyampaikan apresiasi terhadap TNI Polri
34:29yang membantu penyaluran bantuannya menggunakan helikopter
34:32sehingga bisa mengakses daerah yang terisolir.
34:34Ya, saya ambil contoh lagi misalkan influencer Mas Willy Salim.
34:38Bisa sampai ke titik lokasi terdampak bencana.
34:42Minimal itu ada kontribusi ataupun fasilitasi dari pemerintah daerah.
34:46Aparat tentara juga yang membuka jalan.
34:49Jadi saya rasa kolaborasi antara pemerintah,
34:53pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, relawan itu nyata.
34:57Jadi jangan selalu dipertentangkan juga.
34:59Selain pernyataan Menteri Sosial itu, tapi soal perizinan itu tadi,
35:05ada juga yang nyindir, ada yang nyinyir soal donasi-donasi
35:11penggalangan dana yang dilakukan oleh warga.
35:14Kita coba lihat dulu.
35:15Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh.
35:22Padahal negara sudah hadir dari awal.
35:24Ada orang baru datang, baru bikin satu posko,
35:27ngombong pemerintah, tidak ada.
35:29Orang per orang cuma nyumbang 10 miliar.
35:31Negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu.
35:34Jadi yang kayak gitu, kayak gitu, mohon dijadikan perhatian
35:37sehingga ke depan tidak ada lagi informasi yang seolah-olah
35:42negara tidak hadir di mana-mana.
35:44Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana.
35:51Sejauh mana Anda menanggapi pernyataan itu?
35:53Meskipun kemudian Ferry Irwandi bilang,
35:55Pak Indipat sudah menghubungi langsung Ferry Irwandi
35:57dan menyatakan permintaan maaf.
36:00Ya, kita semua bersyukur ketika dalam hal ini
36:02pemerintah atau yang terkait itu minta maaf.
36:07Karena kita semua juga tahu bahwa masyarakat Indonesia sangat memaaf.
36:10Tapi poinnya adalah
36:12bagaimana mungkin dalam kondisi seperti ini,
36:16ini masih ada ego bahwa si ini duluan, si itu duluan, si paling-paling.
36:20Ini pertanyaannya adalah empatinya di mana?
36:23Itu yang pertama.
36:24Dan yang kedua, ini semua kan yang kita bicarakan hulu ya mas.
36:27Hilirnya adalah bagaimana kondisi masyarakat saat ini
36:29karena mereka berada pada posisi setelah emergensi
36:32otomatis adalah survival mode.
36:34ketika mereka berada pada posisi sedang berusaha bertahan hidup
36:38tapi justru pemerintah atau lembaga terkait
36:42atau mereka yang dalam hal ini mewakili masyarakat
36:45justru statementnya seperti itu.
36:48Dalam hal ini justru kami yang bertanya selaku masyarakat
36:51kenapa dibenturkan antara relawan, antara influencer yang dalam hal ini
36:55sampai muncul tagar warga, bantu warga.
36:58Ini kan sebetulnya adalah respon untuk melihat kondisi dan situasi
37:01kok bantuan belum nyampe-nyampe ya?
37:03Yaudah deh kita saling bantu aja.
37:05Ini bukan untuk menyerang pihak-pihak tertentu
37:07tapi justru diksi-diksi itu yang justru membuat kita semua jadi bingung.
37:11Kenapa jadi seolah-olah yang salah adalah
37:14warga yang berusaha mengumpulkan donasi dan hadir langsung di masyarakat.
37:17Terakhir, kalaupun harus disampaikan rasa pilunya
37:22sedih rasanya untuk mendengar masyarakat ketika harus mengatakan
37:25giliran bantuan asing ditolak, giliran tenaga kerja asing diterima.
37:30Kalau memang kondisinya seperti ini gak bisa kirim bantuan
37:33kirimkan saja kami kain kafan.
37:36Ini menggambarkan sebetulnya masyarakat kondisinya saat ini seperti apa.
37:41Di tengah kondisi seperti ini pemerintah masih bisa menyebutkan
37:44kalimat-kalimat seperti itu.
37:45Ini justru logikal falsi apa yang sebetulnya ada di pikiran dan hati pemerintah.
37:49Maka apa jaminan yang diberikan pemerintah agar mampu
37:54atau bisa memastikan kepada publik penanganan bencana di Sumatera ini
37:58betul-betul bisa dilakukan tanpa bantuan dari negara lain.
38:01Saya masih bersama staf khusus kepala staf kepresidenan Timothy Ivan Triyono
38:08dan kreator konten Shirley Anavita.
38:10Maka muncul pertanyaan kemudian kalau kemudian tetap semangatnya masih mampu
38:15Mas Ivan, maka apa jaminan pemerintah bahwa tidak ada lagi cerita
38:19bantuan keskip di daerah tertentu semua betul-betul merasakan bantuan logistik
38:23terutama dan air bersih yang sampai sekarang masih urgen?
38:25Pertama begini, pemerintah terus melakukan optimalisasi percepatan.
38:31Ambil contoh begini, Pak Presiden sudah perintahkan helikopter itu 24 jam non-stop berjalan.
38:37Pengiriman logistik juga, KAI sudah memberikan bebas biaya free of charge
38:42untuk pengiriman logistik ke tiga lokasi ternama bencana.
38:46Lalu pemerintah juga sudah melakukan percepatan perbaikan infrastruktur.
38:51Kita bisa, mulai bisa kita rasakan lah apa namanya progres dari apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
38:57Perbaikan pemulihan listrik, pemulihan layanan telekomunikasi,
39:02dengan pengiriman Starlink itu juga sangat membantu.
39:05Dan ke depan pemerintah juga akan terus melakukan percepatan,
39:10terutama ketika memasuki tahap fase rehabilitasi dan rekonstruksi.
39:14Pak Presiden juga sudah memerintahkan agar kur bagi petani ini dihapuskan.
39:20Itu kan bagian dari bagaimana pemerintah menjamin bahwa masyarakat ini
39:24udahlah gak usah mikirin cicilan dulu, udah gak usah mikirin kreditnya dulu oleh Presiden itu akan dihapuskan.
39:30Memastikan distribusi merata gimana?
39:33Ya memastikan distribusi merata tadi itu saya bilang.
39:36Helikopter selalu keliling.
39:38Kita juga jalur laut juga kapal kita jalan terus.
39:42Aparat TNI Polri juga jalan terus sampai manggul-manggul beras, manggul-manggul logistik juga kita jalan terus.
39:48Dan Pak Presiden sendiri akan melakukan kunjungan ke Aceh.
39:53Itu kan dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada lagi desa-desa yang terisolir.
39:58Tidak ada lagi masyarakat yang masih kekurangan logistik.
40:02Di mata relawan Mbak Sherly, keputusan paling berani apa yang Anda harapkan dari pemerintah untuk menyelesaikan ini semua?
40:11Yang pertama adalah keputusan bahwa ini menjadi bencana nasional.
40:16Ditetapkan sebagai bencana nasional bukan hanya sebagai simbolis atau status, tapi harapannya adalah disitu ada koordinasi yang terpusat, penanganannya cepat, masif, dan tepat sasaran.
40:27Karena poin inilah yang akhirnya membedakan antara data-data statistik dengan apa yang terjadi di lapangan.
40:35Jangan sampai korban nyawa rakyat ini hanya dipandang sebagai angka statistik.
40:39Ini harus menjadi tanggung jawab moral dan tanggung jawab penuh pemerintah kepada masyarakatnya yang mereka justru selama ini hadir dan menghidupi bangsa ini lewat penghutan pajak setiap tahunnya.
40:50Mengapa masih tetap harus mendorong status bencana nasional, sementara masih ada kemampuan dari pemerintah dan itu konsisten disampaikan dalam beberapa kesempatan, Mbak?
40:58Karena boleh jadi, nanti silahkan dijelaskan Mas Ivan, boleh jadi dengan tidak ditetapkannya bencana nasional, inilah donasi asing itu masih tertahan.
41:06Karena kita masih merasa mampu.
41:08Bukankah dari luar juga sudah siap untuk membantu.
41:12Dalam hal ini justru kita semua mempertanyakan.
41:15Ketika ini sudah 16 hari terjadi masih seperti ini, percepatan tentu kita hargai permintaan maaf dari pemerintah, bukan untuk masyarakat pada umumnya, tapi justru untuk para korban, ini tentu adalah sesuatu yang baik.
41:31Tapi dalam hal ini ketika setiap harinya mereka masih berupaya untuk mendapatkan logistik dasar untuk bertahan hidup,
41:37maka pertanyaannya adalah apa batas korban ini harus menunggu sampai akhirnya donasi asing ini dibuka.
41:45Karena kalau kita bicara tentang nyawa, maka ini bicara tentang kemanusiaan.
41:49Dan ketika bicara tentang kemanusiaan, rasa-rasanya kondisi seperti ini sudah cukup alasan untuk kita menerima bantuan asing.
42:02Karena saya ditutup mas, dalam hal ini mas Ivan, bahwa kalaupun memang ada pride yang harus dijaga, justru adalah ketika pemerintah tidak lagi menerima utang atau investasi asing dari luar negeri.
42:18Karena sebetulnya kita mampu, kita punya semua sumber daya alam yang bisa kita kelola sendiri, tapi justru ketika bencana seperti ini kita justru menolak donasi asing.
42:26Ini justru logical fails.
42:28Tapi mas Ivan sudah bilang loh, bahwa bukan urusannya soal masalah kebanggaan atau pride loh mbak.
42:33Ya artinya ini perlu dijelaskan ke publik, kenapa ini masih belum diterima, sedangkan kondisi di lapangannya ini masih belum baik-baik saja.
42:40Masih ada dorongan untuk bencana, status bencana nasional mas.
42:43Itu akan dipikirkan lagi, dan keran bantuan asing akan tampaknya akan dibuka dalam waktu dekat?
42:49Ya tentu kita mengapresiasi, kita menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat.
42:55Tetapi kan begini, berkaitan dengan misalkan anggaran penanganan bencana.
42:59Pak Presiden, Pak Menteri Keuangan, DPR pun sudah memastikan bahwa semua anggarannya siap.
43:05Lalu untuk pengiriman bantuan, Basarnas, BNPB, TNI, Polri, semuanya sudah menyatakan kesanggupan kita siap melakukan percepatan.
43:15Lalu juga semua BUMN juga bergerak untuk memberikan bantuan, BUMN juga bergerak mempercepat pemulihan listrik, pemulihan telekomunikasi,
43:26Kementerian PU juga mempercepat perbaikan infrastruktur.
43:29Itu kan langkah konkret, langkah nyata, bahwa Presiden hadir, pemerintah hadir, dan pemerintah ini sama sekali tidak meninggalkan masyarakat.
43:37Bahkan Pak Presiden juga sudah memerintahkan bahwa keselamatan warga itu menjadi prioritas.
43:42Singkatnya ada kekhawatiran nggak sih sebetulnya dari pemerintah kalau bantuan asing itu masuk ke Indonesia?
43:46Sama sekali tidak ada kekhawatiran bagi kita, tapi kan kita masih merasa mampu, kita bisa.
43:51Saya ambil contoh ya misalkan di Aceh, fasilitas kesehatan itu sudah banyak yang beroperasi.
43:57Artinya pemerintah terus melakukan percepatan, Kementerian Kesehatan juga turun tangan melakukan percepatan berkaitan dengan dampak penyakit.
44:05Kementerian Kesehatan juga turun melakukan deteksi dini, screening terhadap masyarakat terdampak korban.
44:11Supaya apa? Supaya ada penyakit-penyakit yang mungkin timbul akibat bencana bisa dimitigasi, bisa diobati terlebih dahulu.
44:18Mbak Serli, ada kemampuan itu dan tidak ada kekhawatiran sebetulnya?
44:22Kekhawatiran dari siapa mas? Ini perlu dijelaskan Serli Fikir ke publik.
44:26Karena dalam hal ini ketika pemerintah merasa yakin, maka hilirnya adalah seharusnya masyarakat langsung mendapatkan ketenangan,
44:40bahwa masyarakat langsung mendapatkan apa yang hari ini mereka butuhkan.
44:46Dan dalam hal ini harapannya adalah sepakat bahwa kolaborasi dari semua stakeholder ini terjadi, bukan lagi karena ego sektoral.
44:56Dan dalam hal ini Serli bertanya dari lubuk hati yang terdalam, apakah dengan menerima donasi asing itu membuat harga diri Indonesia misalnya jatuhkah?
45:05Atau justru itu memberikan indikasi bahwa pemerintah Indonesia tidak mampu misalnya,
45:11bukankah dengan kondisi dan atas dasar kemanusiaan, ini adalah siapapun bisa membantu.
45:18Dan rasa-rasanya ketika donasi asing ini masih ditahan, justru kita semua bertanya, sebutlah misalnya Bupati Aceh.
45:25Mualim sudah menyebutkan bahwa kita sebetulnya menerima.
45:29Artinya ada harapan sebetulnya masyarakat di daerah seperti apa, tapi pemerintahnya masih meyakini bahwa mampu.
45:37Berarti ini kan ada miskomunikasi.
45:41Dan ke depan tentu dalam hal ini tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada seluruh perangkat daerah TNI, Polri yang sudah bekerja keras.
45:50Dan Serli pribadi melihat itu juga berkolaborasi dengan BNPB termasuk yang di daerah.
45:54Maka hari ini bukan hanya tentang bagaimana terlihat di publiknya, tapi bagaimana bantuan itu benar-benar sampai ke masyarakat, karena masyarakat hari ini meregang nyawa mas.
46:03Mari kita ingat lagi, sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
46:07Mas Ivan terima kasih, Mas Yeli terima kasih, terima kasih juga untuk Anda yang sudah menyaksikan Rosi.
46:12Kita jumpa lagi kami depan, saya Tifal Solesa.
46:14Tetap di Kompas TV, independen, terpercaya.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan