Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Bencana yang menelan banyak korban serta memorak-porandakan banyak wilayah di Sumatera menggerakkan hati sepasang suami istri menjadi relawan medis, membantu para korban di lokasi yang masih terisolasi.

Para relawan, termasuk tenaga medis, memantapkan langkah kaki menaiki perahu menuju salah satu dusun yang masih terisolasi akibat banjir dan longsor di Desa Lubok Pusaka, Langkahan, Aceh Utara.

Bagaimana Perjuangan tenaga medis hingga berhasil menembus lokasi terisolir di Aceh, kita bahas bersama relawan medis, Nellyssayanti dan Muhibuddin.

#relawanmedis #bencana #aceh #sumatera

Baca Juga Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Dimakamkan di Lampung | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/regional/636937/korban-kebakaran-gedung-terra-drone-dimakamkan-di-lampung-kompas-malam



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/636938/full-kisah-perjuangan-suami-istri-jadi-relawan-medis-untuk-bantu-korban-bencana-di-aceh
Transkrip
00:00Saudara bencana yang menelan banyak korban serta memorak-porandakan banyak wilayah di Sumatera
00:06menggerakkan hati sepasang suami istri menjadi relawan medis
00:11untuk membantu para korban di lokasi yang masih terisolasi.
00:19Para relawan termasuk tenaga medis memantapkan langkah kaki
00:23menaiki perahu menuju salah satu dusun yang masih terisolasi
00:28akibat banjir dan longsor di Desa Lubuk Pusaka Langkahan Aceh Utara.
00:34Setelah menyusuri sungai menggunakan perahu,
00:38para relawan masih harus berjalan kaki dengan waktu tempuh berjam-jam lamanya
00:43hingga sampai di lokasi pengungsian.
00:47Di antara para relawan ada sepasang suami istri
00:49yang berprofesi tenaga medis ikut menembus desa terisolasi demi memberi bantuan.
00:56Para relawan yang tiba di pengungsian saat hari sudah gelap
01:00disambut antusias para pengungsi.
01:02Bencana di Sumatera menggerakkan hati para relawan melahirkan kepedulian
01:26menolong para penyintas bencana.
01:29Medan yang terjal tak menyurutkan tekat
01:32membawa bantuan yang diperlukan korban bencana.
01:37Zikri Maulana, Kompas TV Aceh Utara, Aceh.
01:44Saudara perjuangan tenaga medis hingga berhasil menembus lokasi terisolir di Aceh.
01:50Kita akan berbincang bersama relawan medis.
01:54Pasangan suami istri, ada dokter, ibu Nelly Sayanti dan juga seorang perawat.
02:00Ada Bapak Muhyibudin. Selamat malam, Bapak Ibu. Apa kabar?
02:08Alhamdulillah sehat.
02:10Alhamdulillah sehat. Kami turut senang mendengarnya dan terima kasih
02:13sudah memberikan cerita inspiratif kepada kami
02:16penolongan yang tiada gentar dalam menyelamatkan nyawa manusia
02:21di saat Bapak Ibu sendiri juga merupakan keluarga yang menjadi korban bencana.
02:26Sebelum kita bicara soal bagaimana cerita untuk bisa menembus ke lokasi yang terisolasi,
02:32Pak Bu, mungkin saya bisa diberikan informasi.
02:35Masyarakat juga penasaran.
02:36Apa yang menjadi latar belakang tekad untuk berusaha menembus tempat yang terisolasi,
02:44menyembuhkan warga di sana?
02:50Baik, sebelumnya yang kelangkahan pada hari Rabu 10 Desember kemarin
02:58itu perjalanan kami yang kedua setelah kami melakukan perjalanan yang 4 Desember hari Kamis 2025.
03:09Jadi untuk perjalanan yang kedua ini kelangkahan,
03:13memang sudah rencana setelah perjalanan pertama kemarin.
03:19Karena ada titik-titik lokasi yang pada saat perjalanan pertama
03:22belum bisa kami tempuh, belum akses ke sana dengan jalan yang penuh rintangan
03:28dan waktu tempuhnya pun sangat jauh.
03:33Selanjutnya keadaan setelah malam itu kami tidak bisa melakukan lagi
03:38ke titik lokasi yang baru bisa kami melakukan hari Rabu kemarin.
03:42Ke Desa Kebuk Pusaka, Dusun Bidari, Sarah Raja, dan Tanah Mirah.
03:50Jadi kami ingin dari hati ya, hati kami yang di dalam
03:59ingin membantu warga di sana yang memang sangat-sangat membutuhkan
04:05dari segi medisnya, pengobatan, dan juga untuk logistiknya
04:13seperti beras dan pakaian, serta mungkin untuk bisa dari
04:22misalnya dari sandal-sandal yang belum ada di sana tersedia.
04:27Ibu, ini kan kalau melihat situasi atau medan tempat Ibu datangi
04:32di gambar Kompas TV ini juga terlihat jalanan rusak, jembatan putus,
04:37kemudian masalah listrik mati, ini kok bisa kuat begitu Ibu untuk menembus medan seperti ini?
04:46Boleh saya tambahkan sedikit.
04:48Boleh.
04:49Setelah berembuk kami sebenarnya semua ini berawat dari Kecamata Simpang Kerawat
04:57yang sangat-sangat beda satu kabupaten dengan langkahan.
05:01Jadi seperti ditekan tadi, tanggal 4 yang untuk kunjungan pertama,
05:06kunjungan kedua kami, tanggal 10 kemarin,
05:09tekat kami karena mendengar di beberapa dusun di desa langkahan yang sama sekali belum.
05:18Jadi kesepakatan dari Andalta KPA Simpang Keramat,
05:23termasuk Pangeraja dan beberapa kawan lainnya,
05:25kita malam pun harus bergerak, harus sampai sayang saudara kita di sana yang sama sekali,
05:33belum ada yang mengunjungi dalam hal kesehatan.
05:35Jadi dengan tekat Bismillah, kami sampai ke sana, di titik awal sampai ke sana,
05:42kemarin jam 3 sore, itu titik pertama di Bidari, di Dusun Bidari.
05:50Begitu, Ibu dengan jalan tempuh yang kami harus turun mendorong mobil dan banyak lagi rintangan,
05:58cuma karena tekat dari awal kita dititakan,
06:01mudah-mudahan semua tim dari kami kesehatan juga masyarakat Simpang Keramat juga masih semangat
06:07dengan saudaranya yang lagi musibah.
06:12Begitu, Ibu.
06:14Iya, tapi Bapak Ibu kan juga punya keluarga di rumah.
06:17Ini berarti kan mereka harus ditinggalkan dengan waktu yang lama.
06:19Padahal Bapak Ibu juga dikatakan di sini sebagai korban.
06:23Bagaimana ini, Pak, untuk membagi waktu dengan fokus terhadap keluarga,
06:28sementara juga fokus terhadap profesi dengan pergerakan hati menyembuhkan mereka?
06:36Memang ya, di keadaan yang seperti ini, memang kita harus ada pilihan.
06:42Memang sangat sulit ya, maksudnya pilihan untuk dengan keluarga dan pilihan untuk profesi.
06:49Jadi pada saat ini mungkin kami lebih prioritaskan ke profesi kami.
06:57Memang ya, yang harus kami tinggalkan, orang tua, anak-anak dengan waktu yang begitu lama.
07:02Tapi apapun keadaannya, kami memang sudah dekat, berniat,
07:08tim medis dan warga Kecamatan Simpang Keramat ingin membantu masyarakat yang ada di Kecamatan Langkaan.
07:15Karena keadaan mereka lebih parah dari kami yang di Kecamatan Simpang Keramat.
07:21Kalau yang di Kecamatan Simpang Keramat, memang ada dampak banjir untuk beberapa desa,
07:26tapi tidak merusak bangunan seperti bangunan rumah.
07:31Kalau di Kecamatan Simpang Keramat, hanya terendam banjir dan Alhamdulillah sudah teratasi.
07:37Pengusinya sudah balik ke rumah.
07:39Tapi kalau misalnya di Kecamatan Langkaan, memang sama sekali bangunan rumahnya hancur,
07:45tidak ada lagi tempat tinggal.
07:46Dari situlah kami bertekad dari tim medis Kecamatan Simpang Keramat,
07:52yang didukung oleh KPA Simpang Keramat, Pangraja,
07:55dan Dewan dari Kecamatan Simpang Keramat,
07:59dari Partai Aceh, Bapak Muhammad Rami.
08:01Kami bergerak dengan niat yang ikhlas,
08:06untuk membantu warga di Kecamatan Langkahan.
08:11Jadi kami harus memilih.
08:12Memilih di sini, walaupun sangat sulit,
08:15tapi tetap harus ada yang kita prioritaskan.
08:18Pasal ini kami prioritaskan untuk profesi kami.
08:21Dan terima kasih.
08:22Prioritasnya adalah warga korban yang sangat banyak ini,
08:26yang pastinya membutuhkan bantuan di tengah.
08:28Saat itu distribusi bantuan sangat minim.
08:30Bu, ketika pertama kali sampai di lokasi pengungsian di Langkahan Aceh Utara,
08:36gimana kondisi warga di sana, Bu, saat itu?
08:41Untuk kondisi warga memang sangat mempriotinkan,
08:45karena yang pertama rumah, tempat tinggal mereka sudah tidak ada lagi.
08:52Namun masih ada juga masyarakat yang mungkin ya,
08:57untuk membahagiakan diri sendiri,
09:00mereka masih bisa bersyukur.
09:01Artinya rumah yang hilang, rumah yang rusak,
09:04tapi dia masih selamat.
09:06Jadi keadaannya memang sangat memperhatikan,
09:08memprihatinkan.
09:11Karena memang tempat tinggal yang utama sudah tidak ada lagi.
09:16Hancur semua rumah untuk mereka tinggalin.
09:19Baik, Bapak Muhyibudin melihat situasi hingga saat ini,
09:25sebenarnya bantuan apa saat ini,
09:29apalagi yang masih dibutuhkan oleh mereka?
09:34Sebenarnya bantuan yang mereka butuhkan yang pertama sekali,
09:38logistik.
09:39Cuma logistik ada sebeberapa yang sudah datang ke sana.
09:41Yang kedua, mereka sangat membutuhkan seperti ceritakan sama Ibu Dokter,
09:46yaitu obat-obatan.
09:47Dengan kemarin kami turun ke sana,
09:49dengan obat seadanya,
09:51hasil dari sumpang swadaya masyarakat,
09:53alhamdulillah mereka sangat-sangat senang,
09:57ada yang mengunjungi.
10:00Terlalu air bersih,
10:05terpal tempat untuk tidur.
10:09Karena semua sekali tidak ada terpal,
10:10jadi mereka ada yang mengalahkan,
10:12masih alas dengan tanah.
10:14Jadi mereka di sana sangat mengharapkan ada terpal dan kelambu.
10:19Kelambu untuk,
10:20karena banyak balita-balita yang terpapar langsung,
10:23dengan alam bebas.
10:25Jadi begitu Ibu.
10:26Baik, air bersih, terpal hingga kelambu.
10:30Ini yang dibutuhkan oleh warga langkahan di Aceh Utara.
10:34Terima kasih sudah berbagi cerita bersama kami di Kompas Malam Kompas TV.
10:38Salam sehat selalu untuk Bapak Muhyibudin dan juga Ibu Nelly Sayanti.
10:43Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan