JAKARTA, KOMPAS.TV - Kreator konten, Sherly Annavita menduga informasi mengenai bencana banjir dan longsor Sumatera tidak sampai seutuhnya ke Presiden Prabowo Subianto, sehingga memengaruhi penetapan status bencana.
"Yang di lapangannya A tapi yang sampai ke pusat adalah Z," ujar Sherly.
Menjawab hal itu, Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Timothy Ivan Triyono mengatakan tidak ada perbedaan data di lapangan dan yang dilaporkan kepada presiden.
"saya rasa tidak, pertama Presiden selalu meng-update langsung setiap hari. saya tahu betul itu, bahwa Presiden, Mensesneg, Seskab dan Panglima TNI, Kapolri, Kepala BNPB itu punya WA grup khusus. Setiap jam 6 malam Kepala BNPB slealu mengupdate penanganan bencana," ujar Ivan.
Baca Juga Sherly Pertanyakan Urgensi Donasi Harus Izin di Tengah Warga Sumatera Butuh Bantuan | ROSI di https://www.kompas.tv/talkshow/636947/sherly-pertanyakan-urgensi-donasi-harus-izin-di-tengah-warga-sumatera-butuh-bantuan-rosi
#banjir #sumatera #bencana
Produser: Ikbal Maulana Thumbnail: Lintang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/636948/debat-sherly-vs-stafsus-ksp-soal-presiden-tak-tetapkan-banjir-sumatera-bencana-nasional-rosi
00:00Beberapa pekan pasca bencana Sumatera, sebagian akses transportasi darat belum pulih hingga distribusi bantuan terhambat.
00:13Korban saat ini butuh bantuan cepat namun pemerintah menolak membuka bantuan dari luar negeri dengan alasan masih mampu menangani sendiri.
00:22Saya masih bersama staf khusus kepala staf kepresidenan Timothy Ivan Triono dan seorang kreator konten yang kritis terhadap isu sosial politik Shirley Anavita.
00:30Mas begini, kalau melihat masih ada yang belum merata bantuan, ada kekhawatiran pemulihan bakal lambat dan masalah kesehatan yang jadi isu baru.
00:42Kekhawatirannya akan banyak penyakit mewabah di sana dengan akses yang masih banyak yang terputus.
00:49Tidakkah ini menggambarkan bahwa ya pemerintah sendiri kesulitan untuk menangani ini?
00:54Ya, kalau diakui bahwa banyak kendala di lapangan, ada kondisi geografis yang sulit untuk aparat pemerintah untuk menyalurkan bantuan itu ada.
01:05Tetapi bukan berarti itu membuat pemerintah menyerah, bukan berarti membuat aparat kita itu menjadi tidak berdaya.
01:12Kami terus memberdayakan diri, kami terus berusaha seoptimal mungkin dan semaksimal mungkin.
01:16Sebagai contoh, di Sumatera Barat, 4 jembatan Bali ini jembatan darurat sementara ya, itu sedang dibangun dan sudah berproses 55%.
01:27Dan masih ada 2 jalan lagi yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
01:32Tapi itu akan terus kita lakukan progresnya begitu.
01:35Lalu juga kementerian PU itu juga menurunkan alat berat, banyak banget alat berat sudah diturunkan.
01:43Kita juga turunkan ekskavator, loader, lalu hydrant umum, mobil operasional kita juga turunkan.
01:51Lalu berkaitan dengan akses jalan ya, pemerintah itu terus berupaya mengoptimalkan pembukaan jalur darurat antara kementerian PU, TRI dan juga Polri.
02:00Nah, kalau kemudian ada penegasan kesanggupan itu mbak, kalau anda melihat fenomena di lapangan, ditambah ada kekhawatiran akan ada hal lain, efek dominonya akan berkepanjangan di daerah terutama yang masih terputus aksesnya.
02:13Apa yang anda khawatirkan?
02:14Yang pertama adalah 16 hari sudah berlalu, tapi ternyata masih banyak wilayah, khususnya wilayah Aceh yang terisolir.
02:22Maka boleh jadi masyarakat meninggal itu bukan karena bencananya, tapi karena kelaparan mas.
02:29Anda mengamini apa kata gubernur Aceh waktu itu ya?
02:31Mengamini karena pada akhirnya ketika kita melihat di lapangan, kondisinya sepakat dengan apa yang mas Ivan sampaikan,
02:38bahwa bahkan 4 wilayah itu yang memang sudah sulit, kemudian akses menuju ke sana juga terputus.
02:44Jembatan-jembatan terputus, maka tentu ini menjadi kondisi yang membuat bahkan dari luar pun sangat sulit untuk masuk.
02:53Maka dua poin yang ingin Sally highlight ketika kemarin berkesempatan untuk beberapa titik, di dua kabupaten, di Gayolues ke beberapa titik.
03:02Yang pertama adalah tentu kita sangat berharap pemerintah dalam hal ini menaruh kakinya di kaki rakyat, terutama di kaki para korban.
03:12Bahwa bisa jadi upaya yang dilakukan sudah ada, tapi tidak cepat, tidak tepat, dan tidak semasif yang dibutuhkan.
03:20Loh selama ini Anda menilai bahwa pemerintah tidak berdiri di kaki rakyat?
03:24Ya buktinya statement-statement yang sangat melukai hati rakyat seperti ini hanya mencekam di medsos,
03:29atau mungkin beberapa waktu yang lalu yang disebut seolah-olah relawan itu melakukan sesuatu yang di luar aturan.
03:39Maka dalam hal ini dengan memposisikan sepatu pemerintah itu ada di kaki rakyat,
03:45maka akan merasa bahwa setidaknya dengan ucapan atau diksi yang dikeluarkan,
03:50itu membuat rakyat tenang bahwa ini bantuan akan segera datang.
03:53Kan sudah minta maaf, Mbak?
03:56Sepakat bahwa minta maaf itu diperlukan.
03:59Statistik ini juga adalah harapan, tapi ternyata yang dibutuhkan di lapangan adalah logistik langsung.
04:04Yang kedua adalah bahwa kita semua berharap bahwa pemerintah dalam hal ini punya mekanisme atau sistem,
04:11Mas Ivan, agar kondisi yang dilaporkan ke pusat itu tidak beda dengan apa yang terjadi di lapangan.
04:23Jangan sampai posisi siap, Pak, aman, Pak, kondisi sudah membaik, Pak.
04:28Yang di lapangannya adalah A, tapi yang sampai ke pusat adalah Z.
04:31Apa yang membuat itu?
04:33Jadi bisa ada koordinasi yang menurut Anda timpang itu tadi?
04:36Sebutlah misalnya angka 90-an persen itu dapatnya dari mana?
04:39Nah, kan kita butuh tahu, Mas, bagaimana mungkin angkanya sudah sampai 90-an persen lebih,
04:44tapi ternyata masyarakat masih sangat sulit.
04:46Bahkan di satu kecamatan saja, itu masih membutuhkan jenset,
04:51permintaan jenset itu satu masih dibutuhkan oleh masyarakat yang 10-11 hari sudah tidak ada listrik.
04:57Belum lagi internet yang terputus untuk mengabarkan keluar bahwa kondisi mereka seperti itu sangat sulit.
05:02Akhirnya kebutuhan Starling, sebutlah misalnya, itu baru hadir di hari-hari ke-10 dan ke-11.
05:07Kondisi masyarakat di hari ke-10 dan ke-11 dengan bantuan yang sangat minim.
05:12Ini kita bisa bayangkan bahwa back then misalnya di 2004 yang lalu,
05:16dalam kondisi 2-3 hari, boleh jadi ditetapkan sebagai bencana nasional,
05:20tapi satu hal yang pasti, masyarakat yang terdampak tidak kelaparan.
05:23Oke, penanganan nasional kan statusnya,
05:26tapi kalau kemudian ada kasus semacam ini,
05:28pertanyaan muncul, koordinasinya dari daerah ke pusatnya gimana, Mas?
05:32Ya, tentu koordinasi lintas KL, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah itu menjadi prioritas ya.
05:40Tadi kalau disampaikan, jangan sampai ada perbedaan data di lapangan dengan yang dilaporkan ke Presiden.
05:46Saya rasa tidak ya.
05:48Pertama begini, Pak Presiden selalu mengupdate langsung setiap hari.
05:51Saya tahu betul itu, bahwa Pak Presiden, Mesesnek, Seskap, dan juga Panglima TNI, Kapolri, Kepala BNPB,
06:00itu punya WA grup khusus.
06:02Setiap jam 6 malam, itu Kepala BNPB selalu melaporkan dan selalu mengupdate penanganan bencana
06:09dan juga capaian-capaian pemerintah dalam melakukan percepatan.
06:13Itu selalu diupdate.
06:14Dan saya sendiri pun, misalkan berkaitan dengan listrik,
06:19saya berkomunikasi dengan Korsek PLN, Corporate Secretary PLN.
06:22Tapi saya juga berkomunikasi dengan tim teknis PLN di lapangan.
06:26Sehingga saya melihat betul bagaimana perjuangan dari teman-teman PLN itu di tiga daerah itu.
06:31Dan sehingga saya mendapatkan data juga,
06:34saya mendapatkan alasan kenapa yang dari 93% itu bisa jadi 88%.
06:39Saya mendapatkan penjelasan itu.
06:41Bagaimana dengan koordinasi di daerah?
06:42Karena begini, kalau kemudian dari pemerintah pusat semangatnya adalah
06:45mampu untuk menangani bencana ini,
06:50tapi kalau kemudian dari gubernur di level daerahnya saja mengaku tidak sanggup
06:54dan mau terbuka dengan bantuan dari luar negeri,
06:57saya sebut saja dari gubernur Aceh bahkan sudah membuka diri.
06:59Mereka tolong kita, masa kita persulit,
07:01berarti ini ada yang kontras loh mas,
07:04antara pusat dan daerah sikapnya beda.
07:06Gimana tuh?
07:06Ya begini, kita harus cek dulu timelinenya Pak Gubernur ini menyampaikan kapan.
07:10Dan saya merasa bahwa pemerintah pusat sudah hands on kok dengan pemerintah daerah juga.
07:18Dengan penanganan bencana ini pemerintah pusat sudah seru sekali.
07:20Jadi bukan berarti kita menolak, bukan berarti kita mempersulit.
07:25Ambil contoh misalkan soal pengalangan dana atau pengalangan bantuan butuh izin,
07:30itu kan tidak seperti itu konteksnya.
07:32Sebetulnya Pak Mensos ini ingin menyampaikan bahwa pengalangan dana itu harus dipertanggung jawabkan.
07:39Oke, soal itu, soal masalah bantuan, donasi itu kita bahas nanti.
07:42Cuman kalau melihat sikap dari Gubernur Aceh,
07:45dibandingkan dengan sikap dari pemerintah pusat,
07:47ini kalau mau dibilang,
07:49Gubernur bandel nggak nih?
07:51Tidak mau patuh dengan arahan pusat?
07:53Ya, tidak bandel lah.
07:54Saya rasa Pak Gubernur Aceh juga, apa namanya,
07:57solidar kok dengan pemerintah pusat.
07:59Kita satu nada kok.
08:00Buktinya waktu rapat terbatas di Aceh,
08:03Pak Gubernur Aceh juga mendukung Pak Presiden.
08:05Pak Gubernur Aceh menyampaikan hambatan, tantangan, kendala yang dialami oleh Provinsi Aceh.
08:12Tapi Pak Presiden juga memberikan jaminan,
08:14Pak Presiden menyampaikan kepada Pak Gubernur,
08:17bahwa saya ini hadir di Aceh,
08:18untuk yang kedua kalinya bahkan.
08:20Itu artinya saya menunjukkan keserusan, begitu.
08:23Apalagi besok, Pak Presiden rencananya akan hadir lagi ke Aceh.
08:26Kalau di level daerah saja, Mas Ivan,
08:28kalau di level daerah saja mau membuka diri,
08:31ya mending sekalian dari pusat juga membuka diri dengan bantuan dari luar negeri,
08:34kalau begitu?
08:35Ya kan begini,
08:37mengenai status tanggap darurat ini kan ada tingkatannya, Mas.
08:40Kabupaten kota sudah tidak sanggup,
08:42sehingga terbitlah status tanggap darurat Provinsi.
08:45Nah, status tanggap darurat Provinsi di tiga Provinsi ini pun kan akhirnya sudah diperpanjang 14 hari lagi.
08:50Nah, kita tentu selalu mengevaluasi setiap hari.
08:54Pemerintah pusat itu selalu mendengarkan laporan,
08:56selalu mengupdate,
08:58selalu mereview,
08:59selalu mengkaji, begitu loh.
09:00Artinya, kalau status tanggap darurat Provinsi ini masih berlaku,
09:03pemerintah pusat juga terus berupaya, beroptimal, gitu.
09:07Saya rasa kita harus melihat secara objektif bahwa
09:10pemerintah ini tidak diam,
09:12pemerintah ini tidak buta,
09:13tidak tuli,
09:14pemerintah ini hadir,
09:16begitu loh.
09:16Pemerintah bahkan ingin memastikan kita itu selalu hadir dan mempersamai
09:20para korban terdampak bencana, begitu.
09:23Ini sudah tiga minggu bencananya,
09:26masih ada yang belum dapat akses bantuan,
09:28mau kesanapun juga akses masih terputus,
09:32kalau akhirnya gubernur mau membuka diri,
09:35gimana kalau begitu?
09:36Ya, ini saya ambil contoh di Aceh ya.
09:39Pemerintah itu sudah melakukan perbaikan.
09:41Dari 36 ruas jalan nasional yang terdampak bencana di Aceh,
09:4620 ruas diantaranya itu sudah ditangani dan dapat dilalui kembali.
09:50Artinya kan semakin hari pemerintah itu memperbaiki infrastruktur,
09:54bahkan Pak Presiden sudah membentuk Satgas Percepatan Pembangunan Infrastruktur
09:58yang diketuai oleh KASAT, Pak Maruli.
10:01Artinya itu menjadi konsen dari pemerintah soal perbaikan infrastruktur,
10:04karena bagaimana kita mau mengakses daerah itu
10:07kalau infrastrukturnya tidak segera diperbaiki.
10:09Mas Ali mau nanggapin ya?
10:10Setuju Mas, bahwa dalam kondisi seperti ini tentu kita ingin cepat, tepat, masif.
10:16Tapi dengan hari ini adalah hari ke-16,
10:20setelah terjadi ya bencana,
10:22tapi ternyata akses dari, sebutlah provinsi,
10:25dari Banda Aceh menuju Aceh Utara,
10:28itu masih harus menggunakan laut,
10:30ya di Pelabuhan Kerunggukuh,
10:31karena ada satu jembatan vital di Bataili yang masih putus.
10:34Pertanyaannya adalah percepatannya yang mana yang dimaksud, Mas?
10:38Artinya kita...
10:39Ya tadi yang saya sampaikan tadi,
10:40pembangunan infrastruktur itu kita terus bergerak, Mbak.
10:42Artinya membangun jembatan itu kan bukan seperti Roro Jonggrang
10:46yang bisa dalam satu malam terbangun begitu lho.
10:48Misalkan jembatan darurat, jembatan beli.
10:51Itu aja butuh proses sekitar dua minggu untuk membangunnya.
10:54Belum lagi kita bicara pengiriman jembatannya ini dari Jakarta dikirimkan ke sana.
10:59Itu kan juga butuh perjuangan.
11:01Artinya apa?
11:02Yang dilakukan pemerintah ini serius, Mbak.
11:04Bahwasannya progresnya masih belum optimal,
11:07progresnya masih belum 100 persen.
11:08Kita akui dan kita minta maaf.
11:11Tetapi kita juga evaluasi diri,
11:12pemerintah juga evaluasi diri.
11:14Bahwasannya mekanisme ini juga harus dievaluasi.
11:17Ambil contoh, dulu mekanisme pengiriman bantuan itu sempat mekeos.
11:23Ada beras yang dijatuhkan ke bawah,
11:24lalu berantakan dan tidak bisa dikonsumsi.
11:27Akhirnya pemerintah mengevaluasi mekanisme itu
11:29dengan menggunakan box-box yang diberi baling-baling.
11:33Sehingga ketika diturunkan, itu tidak langsung jatuh.
11:35Diganti dengan parasut.
11:37Lalu barang-barang itu jatuh dengan baik
11:39dan bisa diterima oleh masyarakat.
11:40Ini kan bagian dari pemerintah
11:42terus memperbaiki diri, memperbaiki sistem.
11:45Nah, di tengah diskursus soal bantuan asing ini perlu atau tidak,
11:49saat korban bencana Sumatera juga masih membutuhkan bantuan segera,
11:53Menteri Sosial mengingatkan kepatuhan terhadap aturan izin penggalangan dana.
Jadilah yang pertama berkomentar