Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV Anggota DPR Komisi IV Fraksi PDIP, Alex Indra Lukman menyoroti data deforestasi hutan yang dipaparkan oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli.

Hal ini disampaikan saat Rapat Kerja bersama Komisi IV dengan Kementerian Kehutanan di Senayan, Jakarta pada Kamis (4/12/2025).

"Data yang Bapak sampaikan deforestasi hutan yang turun. Saya curiga ya. Kebun kayu monokultur Bapak hitung sebagai ganti hutan primer, alam hutan alam primer di hulu sungai sehingga deforestasinya turun," ujar Alex.

Alex juga menantang Menteri Kehutanan agar juga bisa membuka data tambang illegal.

Produser: Theo Reza

#dpr #menhut #bencanaalam #sumatera #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/636012/nada-tinggi-pdip-tantang-menhut-baru-cuman-pembalakan-liar-tambang-ilegal-ayo-dong-buka
Transkrip
00:00Dan bebannya juga saya kira kita semua bertanggung jawab dengan ayat yang Anda baca itu.
00:07Demikian Ibu, Wassalamualaikum Wr. Wb.
00:30Terima kasih.
01:00Hutan alam primer di hulu sungai.
01:05Sehingga deforestasi turun.
01:08Itu juga tercermin dari data yang dipaparkan bahwa kerusakan di daerah aliran sungai sedemikian dasarnya.
01:17Maka Anda heran kalau banjir bandang ini luar biasa.
01:23Kalau ada data, ada foto mungkin, dan pasti saya rasa Bapak-Bapak juga sudah ketahui.
01:28Ada gelondongan kayu di Saniang Baka, Kabupaten Solo.
01:33Itu kita pastikan dari Taman Nasional Kerinci Sebelat, Pak.
01:37Kayunya.
01:38Coba, Pak, bayangkan.
01:42Bagaimana tidak terjadi seperti ini?
01:46Kalau memang pembiaran itu sudah terjadi sedemikian lama, Pak.
01:50Bapak tadi nunjukkan ada tiga kasus.
01:53Ada tiga foto yang saya lihat.
01:55Yang sudah terungkap.
01:57Apa? Ayo upaya pemulihan.
02:00Saya pastikan sampai sekarang juga belum.
02:03Ini kan yang disampaikan ini baru cuma soal pembabatan hutan.
02:07Pembalakan liar.
02:09Secuil, Pak.
02:10Bapak tidak paparkan data tambang ilegal yang menghancurkan hutan sedemikian parahnya.
02:17Ayo dong, buka.
02:18Itu kan di sepanjang aliran sungai itu semuanya juga tambang ilegal.
02:24Tidak bakal punya izin kok.
02:26Dan itu kawasan hutan.
02:29Kemana saja kita selama ini, Pak?
02:30Sekarang, kalau mau bicara dana rehabilitasi, Pak.
02:40Saya sudah hitung, Pak.
02:41Dana rehabilitasi, Pak.
02:43Itu cuma Rp62.500 per hektare.
02:47Apa yang mau direhabilitasi, Pak?
02:52Sekarang, masa tanggap darurat.
02:55Setelah itu kita akan masuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
03:00Saya harapkan, Pak Menteri, Pak Wamen beserta jajaran.
03:03Ayolah.
03:05Direhap rekon ini, hutan ini juga harus direhabilitasi.
03:10Jangan sampai infrastruktur yang rusak direhabilitasi, direkonstruksi.
03:17Tetapi hulu bencana ini tidak diselesaikan.
03:21Kalau lah siklon ini pertama kali dalam sejarah sudah terjadi,
03:24itu kan tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi.
03:27Jangan nanti curah hujan lagi yang disalahkan.
03:36Pak, korban jiwa itu, Pak.
03:38Tidak cukup lagi duka dan sesal kita di sini mengobati itu.
03:42Berapapun mahalnya biaya rehabilitasi ini,
03:49itu juga tidak bisa mengganti nyawa saudara-saudara kita.
03:53Tidak bisa mengobati penderitaan saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
04:00Jadi jangan lagi bicara anggaran, Pak.
04:02Ayo, untuk satu nyawa itu tidak pernah bisa kita nilai, Pak.
04:10Apalagi dengan sedemikian banyaknya yang sekarang.
04:12Jangan pernah sampai terjadi lagi.
04:15Jadi L-Ordkos, ini harus kita selesaikan.
04:20Bapak juga bicara tadi soal masalah mitigasi.
04:26Mitigasinya seperti apa, Pak?
04:27Aplikasi, aplikasi basis apalagi?
04:33Ini kan butuh kreativitas baru, Pak.
04:36Butuh ide, gitu loh.
04:38Sumatera itu, itu daerah yang berawan.
04:43Citra satelit itu sudah tidak bisa lagi menembus itu, gitu loh.
04:46Ini kan yang terjadi selama ini kan soal satelit.
04:49Data-data satelit, buktinya utannya tetap gundul, Pak.
04:54Oleh karena itu, ayo dong.
04:56Apa?
04:56Sekarang kan ada teknologi radar.
04:59Radar Sentinel itu bisa membaca bukaan lahan 0,1 sampai 0,5 hektare.
05:09Ayolah.
05:10Jangan lagi kemudian berpikiran masih yang kuno-kuno, gitu loh, Pak.
05:15Sudah tahu dengan teknologi yang sekarang tidak memadai.
05:19Ayo dikembangan dong.
05:20Dipikirkan caranya.
05:24Tidak hal yang gagal kita ulang lagi, terus menerus, gitu loh.
05:30Jadi, tolong Pak Menteri, ini benar-benar serius lah, Pak.
05:37Kita tidak berharap ini terjadi lagi, Pak.
05:40Kami di Sumatera Barat itu, Pak, kalau gempa sudah makanan sehari-hari, Pak.
05:44Cuman itu ya, di dalam tanah, ya.
05:50Tidak ada juga yang bisa kami salahkan, gitu loh.
05:52Ketika tanah ini bergerak, gitu loh.
05:54Karena tidak bisa dimitigasi, gitu loh.
05:57Belum ada juga ilmunya sampai ke sana, gitu loh.
05:59Maka kami kalau di bawah 6 skala rektare tidak lari, Pak, keluar rumah, Pak.
06:03Kalau sudah di atas 6 baru lari keluar rumah.
06:05Tapi kalau ini bisa, Pak.
06:09Ini bisa dimitigasi.
06:11Kita tahu penyebabnya.
06:13Ayo.
06:16Kami pasrah dengan gempa, Pak.
06:19Kami berdoa.
06:20Kalau sudah soal gempa.
06:22Tapi kalau soal ini, kami tidak terima.
06:25Karena ini bisa diurai dan bisa diselesaikan.
06:29Terima kasih, Ibu Ketua.
06:29Baik, terima kasih.
06:34Saya mau menambahkan sedikit.
06:35Bisa ditayangkan?
06:36Terima kasih.
06:42Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan