JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi mengungkap fakta baru kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta. Pelaku yang masih berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH), diketahui membeli bahan pembuatan bom melalui platform daring.
Atas temuan ini, polisi mengimbau orang tua untuk lebih waspada dan mengawasi aktivitas anak di dunia maya demi mencegah tindakan serupa.
Untuk mengulas hal ini, simak dialog bersama pengamat terorisme dan intelijen, Ridlwan Habib.
#polisi #teroris #bom
Baca Juga Mendikdasmen soal Larangan Siswa SMA Bawa HP di Kelas: Harus Dibahas Lintas Kementerian di https://www.kompas.tv/pendidikan/632750/mendikdasmen-soal-larangan-siswa-sma-bawa-hp-di-kelas-harus-dibahas-lintas-kementerian
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/632760/full-pengamat-soal-fakta-baru-ledakan-sman-72-pelaku-beli-bahan-bom-secara-online
03:26Untuk yang ISIS di Amerika Serikat itu juga sudah mulai masuk pahamnya, white supremacy juga menyebar di Eropa, Amerika Serikat, Australia, New Zealand.
03:36Jadi memang dua-duanya paham yang sangat berbahaya dan dua-duanya harus ditangkal, dua-duanya harus dicegah.
03:42Nah, situs-situs yang kemudian mengarahkan anak-anak kita untuk mengakses itu harus ditutup.
03:48Harus ditutup ya?
03:48Nah, supaya pemerintah ini punya kekuatan hukum, saya kira sudah saatnya disahkan rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Cyber.
03:58Oke. Karena yang menarik juga ABH ini tidak hanya mendapatkan bahan baku di internet,
04:03tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah semudah itu membuat bom tanpa ada yang memimbingnya?
04:08Betul. Apalagi dia membelinya kan secara bertahap, secara bertahap, satu pesatu.
04:14Jadi membeli bahan kimianya dulu, kemudian membeli pakunya dulu.
04:18Jadi ini perencanaan, Mas.
04:20ABH ini melakukan perencanaan dan tentu saja kita skeptis kalau itu hanya dilakukan oleh dia sendiri.
04:26Walaupun anak ini cerdas karena dia pernah ikut lomba karya ilmiah dan sebagainya.
04:30Tetapi kita harus skeptis bahwa ada semacam tanda petik mentor online, itu bisa di luar negeri ya.
04:38Bisa di luar negeri, belum tentu orang Indonesia.
04:40Yang kemudian memandu dia tahap demi tahap.
04:43Bahan apa yang harus dibeli, berapa takarannya, dan seterusnya.
04:46Nah, ini yang saya kira harus bungkat.
04:48Saya mendukung Polda Metro Jaya yang terus mendalami kasus ini,
04:51sehingga nanti ketemu tujuh jaring-jejaring yang kemudian menginspirasi si ABH ini.
04:56Tapi kalau menurut Anda, Mas Ridwan, apakah hanya, mohon maaf,
05:01110 anak yang kemudian terpapar, tersebar di 23 provinsi,
05:04atau jangan-jangan fenomena ini adalah fenomena gunung es?
05:08Oh, kalau ISIS gunung es, itu kan baru yang diketahui baru 110.
05:13Tetapi kan sebenarnya yang saya dengar,
05:15Densus 88 juga sedang mengejar orang-orang dewasa lain,
05:19yang ketangkap kan yang orang dewasa 5,
05:21yang anak-anak itu 110 dibina.
05:23Nah, yang sementara yang 5 ini, ini punya komplotan juga ini.
05:27Ada sekitar 70 orang yang sedang dikejar oleh Densus 88,
05:31yang mereka ini memang sengeja menyasar anak-anak usia 15,
05:35bahkan 14, 13, 12, sampai 18 tahun,
05:39untuk kemudian mereka rekrut,
05:41mulai dari platform terbuka, dari Facebook dulu,
05:45begitu mereka terpancing di situ,
05:48terpancing untuk berkomentar,
05:50dibawa ke platform yang lebih tertutup.
05:53Misalnya Discord, 4chan, aplikasi Telegram, dan seterusnya.
05:57Jadi ini masih banyak, Mas.
05:59Ini fenomena gunung es.
06:00Oke, sebagai bahan sosialisasi untuk orang tua,
06:03analisa Anda seperti apa sebenarnya komunikasi yang dilakukan oleh perekrut,
06:07sehingga anak-anak kita, dalam tanda kutip,
06:09mudah untuk kemudian dipengaruhi?
06:11Mereka tidak akan bisa merekrut di platform terbuka,
06:15di platform terbuka.
06:17Jadi kalau kemudian adik-adik kita,
06:19anak-anak kita ini sudah mempunyai grup chat tertutup,
06:22grup chat tertutup, misalnya Discord, 4chan,
06:25atau aplikasi Telegram, grup Telegram,
06:27nah ini mulai indikasi itu.
06:29Indikasi bahwa dia mengarah kepada satu pembicaraan kelompok tertutup,
06:33yang bisa mengarah kepada kejahatan.
06:36Baik itu radikalisme ISIS,
06:38maupun radikalisme white supremacy atau neo-Nazi.
Jadilah yang pertama berkomentar