Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda menegaskan komitmennya untuk melindungi hak masyarakat adat yang kehilangan lahan akibat aktivitas pertambangan. Sherly menyebut dirinya bukan hanya pemimpin daerah, tetapi sosok "ibu" bagi seluruh warga Maluku Utara.

"Saya ini bukan gubernur. Saya ini ibu bagi 1,3 juta warga Maluku Utara. Mau warga adat, siapa pun itu, saya adalah ibu," ujar Sherly.

Sherly mengungkapkan rencana pemerintah provinsi untuk mengembalikan hak masyarakat adat yang terdampak alih fungsi lahan menjadi IUP tambang dari pemerintah pusat.

Menurut Sherly, tim teknis saat ini tengah melakukan pendalaman untuk memastikan akurasi data.
"Saya berencana membagi setiap satu hektare kepada satu keluarga untuk mereka yang selama ini hidup di lahan adat yang diambil, akan kita inventariskan dan kita ganti," katanya.




Bagaimana menurut Anda?

Saksikan di sini: https://youtu.be/Gw8hQ0y0p2g

#sherlytjoanda #gubernur #malukuutara

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/632742/gubernur-maluku-utara-sherly-tjoanda-janji-pulihkan-hak-masyarakat-adat-rosi
Transkrip
00:00Anda masih di program ROSI, Gubernur Maluku Utara, Sherly Coanda, memiliki saham di sejumlah perusahaan tambang
00:06dan kemudian ia sebagai kepala daerah dituding memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan perusahaan.
00:12Saya bersama Ibu Gubernur Maluku Utara, Sherly Coanda.
00:16Ibu Sherly tadi saya sebelum jeda saya menanyakan apakah Anda juga bisa menjadi seorang ibu bagi masyarakat adat
00:23yang kehilangan lahannya untuk perusahaan tambang.
00:28Saya ingin dengar jawaban Bu Sherly soal ini.
00:31Saya selalu mengatakan saya ini bukan Gubernur, saya ini adalah ibu bagi 1,3 juta warga Maluku Utara.
00:37Mau warga adat, apapun itu, saya adalah ibu.
00:43Saya juga punya program saat ini sebenarnya sedang dilakukan pendalaman teknis,
00:48saya berencana untuk membagi setiap satu hektare kepada satu keluarga.
00:52Untuk mereka yang selama ini hidup, lahan adatnya diambil untuk kemudian dikonversi menjadi IUP dari pusat,
01:01akan kita inventariskan dan kita ganti.
01:03Ada program pemerintah juga melalui GTRA untuk manfaatan lahan milik negara yang kemudian bisa diberikan kepada masyarakat.
01:11Kita akan menggantikan untuk memastikan bahwa mereka ada income,
01:15karena bagi kita kalau kita di Maluku Utara itu, tanah itu adalah penghasilan,
01:20tanah itu yang bisa diwariskan, tanah itu tumbuh kelapa, tumbuh cengke, tumbuh pala.
01:23Sumber penghasilan mereka itu kalau petani ya harus memiliki tanah.
01:27Saya sangat menghami ketika mereka marah karena sumber penghasilan mereka,
01:31penghidupan mereka tiba-tiba diambil tanpa ada kompensasi yang layak dan mereka marah,
01:36itu saya pahami. Dan sebagai pemerintah kami akan hadir untuk menggantikan itu.
01:41Seberapa besar omongan Ibu ini bisa dipercaya?
01:43Saya selalu mengesekusi apa yang saya janjikan.
01:47Dan masyarakat Maluku Utara tahu itu.
01:50Bu Syari, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang karena banyak dari masyarakat yang merasa lelah,
01:58melihat pengusaha menjadi pejabat, dan kemudian semakin kaya untuk kepentingannya sendiri.
02:05Betul bahwa kita tidak bisa merasa iri karena dia menjadi pejabat dan sebelumnya sudah kaya.
02:11Yes, kita juga tidak ingin seperti itu.
02:14Tapi saat ini faktanya adalah begitu banyak pengusaha menjadi pejabat,
02:19yang terjadi adalah ia memperkaya diri sendiri,
02:22konflik kepentingan antara dia membuat kebijakan,
02:24dan kemudian ia memanfaatkan kekuasaan itu untuk kekayaan kroni-kroninya.
02:30Jadi apa yang dikatakan oleh Ibu Sherly ini sesuatu yang rasanya terlalu ideal dan masih harus dibuktikan.
02:39Jata misalnya, kembali saya ingin mengutip NGO ini atau LSM ini,
02:44temuan jata menunjukkan pola dukungan pemerintahan Ibu Sherly terhadap korporasi tambang,
02:48meskipun warga harus menghadapi dengan kekerasan, kriminalisasi, intimidasi,
02:53serta kehilangan ruang hidup akibat serbuan ekstraktif seperti di Mabah Sangaji, Halmahera Timur,
03:00atau di Pulau Obi dan Halmahera.
03:04Tidakkah Ibu melihat bahwa seruan ekologis ini sudah sesuatu yang mendesak?
03:14Ini dari perspektif saya ya, semua yang dikatakan itu perizinannya itu semua sudah dikeluarkan sebelum saya.
03:21Maaf, tetapi Jatam juga mengatakan bahwa ada perusahaan Ibu yang diberikan izin setelah Ibu jadi gubernur,
03:29meskipun izin itu dari SDM, dan ini ada relasi kuasa di antaranya.
03:33Faktanya tidak ada, itu tinggal dibuka saja di kementerian, bisa dilihat.
03:36Kalau di OSOS itu jelas, kapan izin itu diberikan.
03:39Semua izin pertambangan saya itu 2020 ke bawah.
03:43Mungkin 2018, 2020, mungkin ada 2022, saya sudah hafal.
03:47Tapi intinya tidak ada perizinan yang baru keluar.
03:51Karena Anda sedang menduduki, karena Anda sebagai gubernur?
03:55Ya, semua perizinan yang sudah saya miliki itu sudah ada sebelum saya menjadi gubernur.
04:00Dan tahun itu bisa dibuka di OSS, bisa lihat di kementerian, itu transparan.
04:04Bisa dibuka, itu informasi publik.
04:07Jadi bisa dikecek saya berbohong atau tidak.
04:09Tidak apa-apa, saya ulangi lagi.
04:15Bagaimana Ibu, karena Ibu memiliki perusahaan tambang,
04:20Ibu sudah menjelaskan bahwa Ibu tidak aktif lagi, hanya saham pasif.
04:24Tapi bagaimanapun juga perusahaan tambang itu milik Ibu Geburnur, milik Ibu Shirley.
04:30Bagaimana Ibu bisa memastikan bahwa semua aparat yang ada di Maluku Utara itu
04:35tidak menjadi bagian dari yang melindungi Ibu?
04:38Karena semuanya itu milik Ibu, kan?
04:42Kalau yang saya pahami sih, sebagai gubernur, sekalipun saya mau melindungi perusahaan saya,
04:49saya juga tidak punya otoritas untuk itu.
04:51Kita gubernur itu tidak memiliki otoritas yang absolut.
04:54Kembali lagi, sudah izin bukan kita yang keluarkan.
04:57Kerusakan lingkungan pun, penutupan dan tidak tutup, itu pun bukan kita.
05:02Contoh sederhana, kemarin ada sawah yang tergenang dari Limba Nickel di Halmahera Timur.
05:10Saya hanya bisa bersurat kepada Kementerian SDM, saya pun tidak bisa menutup izin itu.
05:16Kemudian dari Kementerian SDM mengirimkan inspektorat,
05:18turun bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup saya dan SDM,
05:21kita melihat inventaris di lapangan, ternyata ada dinding damnya dia itu yang jebol.
05:25Jadi kalau di nikel itu, Limba Nickel itu biasanya ditampung dulu di bendungan
05:30untuk kemudian dia turun dengan gravitasi, jadi harus yang keluar itu air yang sudah bersih.
05:35Nah, temboknya itu either kurang tinggi atau dia pecah, intinya dia turun di saluran irrigasi warga.
05:41Saluran itu sebenarnya sudah saya persiapkan 2 bulan sebelumnya, sebelum musim tanam,
05:45untuk memastikan, saya kirim tim PU untuk memastikan bahwa pintu airnya itu tertutup dengan benar,
05:51sehingga saluran irrigasinya itu tidak boleh limbahnya turun ke sawah.
05:54Cuma yang menutup pintu air itu, dia malam itu, dia ketiduran, entahlah bagaimana dia lewat tutup.
06:00Akhirnya dia menenggelamkan sawah itu.
06:05Masyarakat WhatsApp ke saya, masyarakat bisa WhatsApp saya apa saja dan saya merespon.
06:09Dari WhatsApp itu turunlah surat, inspektoran turun, akhirnya kita sepakat tutup sementara,
06:14sampai mereka perbaiki dulu damnya dan mereka temboknya, embungnya, dan mereka harus ganti rugi sawah.
06:20Ya, intinya sebenarnya karena gubernur sekarang tidak bisa mengeluarkan izin lagi untuk usaha pertambangan,
06:26maka gubernur itu hanya sebagai pengawas.
06:28Ya, koordinator.
06:29Dan kemudian kalau ada terjadi sesuatu pada perusahaan tambang di sana,
06:33gubernur harus menyurat kepada kementerian SDM untuk menurjunkan inspektorat.
06:38Pertanyaannya sekali lagi, Bu Sherly, apakah ketika sesuatu kelalaian yang terjadi pada perusahaan
06:46yang sahamnya Anda miliki secara pasif, Anda akan melakukan hal yang sama?
06:50Saya akan melakukan hal yang sama, karena tidak diperlukan hanya gubernur yang bisa lapor kementerian.
06:57Hari ini warga siapapun bisa lapor kementerian.
06:59Kementerian bisa kirim siapapun untuk turun.
07:02Dan kementerian bisa menyegal dan menyetop siapapun tanpa petujuan gubernur pun.
07:06Jadi saya tidak punya memenang bahkan untuk melindungi perusahaan saya sendiri.
07:11Logiknya demikian.
07:13Dan kemudian saya ini pejabat publik.
07:15Saya tidak bikin saja satu Indonesia tahu.
07:18Apalagi kalau saya bikin dan saya salah.
07:20Dan saya tidak bisa berdiri di sini, di depan Mbak Rosi dan di depan seluruh Indonesia
07:24untuk declare dan apa yang saya lakukan.
07:28Bagi saya, saya ini juga ada di sini nih sebagai gubernur tujuannya untuk
07:36membenahi, bukan untuk merusak.
07:41Saya di sini bukan karena cita-cita saya yang mau menjadi gubernur.
07:45Saya sedang sekali waktu itu Bu Shirley rasanya video itu diambil candid
07:50atau mungkin siapapun yang mengambil itu dan mengatakan bahwa
07:53jangan pakai nama saya dan jangan kemudian menggunakan nama saya untuk keperluan apapun.
08:00Dan dalam peristiwa yang berbeda, Anda mengatakan bahwa saya tidak suka penjilat,
08:06something like that.
08:07Dipuji-puji.
08:08Dipuji-puji.
08:11Ini hal yang juga Anda katakan pada perusahaan yang sahamnya Anda miliki secara pasif.
08:18Supaya mereka tidak menggunakan nama Anda untuk kepentingan mereka.
08:23Saya mengatakan kepada semua, kepada saudara saya, saudara al-murum saya,
08:29mereka yang menjalankan bisnis yang saya juga memegang saham.
08:34Mereka tahu saya ada di posisi yang sensitif.
08:38Bahwa semua mata melihat saya.
08:40Saya tidak punya ruang untuk melakukan kesalahan dan kompromi.
08:44Di zaman JTL saat ini saya ngomong pun dinding berteringa, udara berteringa,
08:48ada rekaman di mana-mana.
08:50Saya hanya seorang ibu rumah tangga, tidak punya dukungan politik,
08:53tidak mengerti hal-hal eks-eks lainnya.
09:00Yang saya lakukan, apa yang saya katakan, itu yang saya lakukan.
09:03Aturan yang ada, saya turuti sesimpel itu.
09:09Saya tidak nyampe untuk sesuatu yang terlalu ribet.
09:12Karena sebuah kompromi akan menghasilkan kompromi yang lain.
09:16Saya tidak berencana untuk kehilangan kebebasan saya.
09:18Saya bersyukur yang saya miliki ini lebih dari cukup.
09:21Saya, hidup saya sederhana.
09:24Yaitu?
09:27Yang saya miliki, saya merasa sudah lebih dari cukup.
09:30Saya hanya butuh waktu untuk menikmatinya.
09:32Dan waktu itu saat ini saya konversikan untuk membangun Maluku Tara.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan