00:00Kembali di Kompas Bisnis Saudara, Kurs Tengah Bank Indonesia di akhir pekan lalu masih saja bergerak melemah
00:06meskipun Bank Indonesia sudah habis-habisan melakukan intervensi di segala kanal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
00:16Jumat 26 September, rupiah melemah ke Rp16.775 per dolar AS.
00:23Sudah satu pekan terakhir, rupiah belum juga bergerak menguat.
00:27Bank Indonesia mengklaim bahwa memakai seluruh instrumen yang ada secara bold,
00:32baik di pasar domestik melalui instrumen SPOT, di NDF dan pembelian SBN di pasar sekunder maupun di pasar luar negeri melalui intervensi NDF.
00:42Pakai data Bank Indonesia Saudara sejak 22 sampai 25 September, asing keluar dari surat berharga negara sampai Rp2,7 triliun.
00:51Ekonom mengingatkan risiko cadangan devisa jika intervensi dilakukan terus-menerus.
00:57Seperti ini, ini kebetulan banget kalau saya lihat September-Oktober, saya cek data sulni ya, statistik utang luar negeri,
01:08yaitu pembayaran utang luar negeri kita, itu memang di September-Oktober, yang jelang akhir tahun, itu biasa mengalami peningkatan juga.
01:15Artinya kebutuhan dolar untuk pembayaran utang, yang utang luar negeri, itu meningkat gitu, biasa di bulan-bulan September-Oktober.
01:26Nah mungkin ada faktor itu juga sehingga demand terhadap dolar begitu tinggi.
01:29Nah makanya tadi intervensi bank sentral itu tetap dibutuhkan, cuman memang tidak bisa terus-menerus dan dalam jumlah yang sangat besar.
01:37Karena itu juga beresiko, karena akan mengurangi devisa kita secara signifikan.
01:42Artinya kalau tanpa intervensi bisa kan menuju ke Rp17.000, karena ini sudah Rp16.800.000?
01:48Oh iya, bisa-bisa aja kalau tekanannya itu semakin kuat ya di akhir tahun ya.
01:52Jadi, tapi kan karena intervensi pasti itu kan kayak Rp17.000.000 itu kayak level psikologis ya.
01:58Itu pasti bank sentral akan menjaga agar tidak lewat dari level psikologis itu selama dengan devisa yang ada itu tidak mengganggu dari nanti kestabilan devisanya ya.
02:10Jadi selama itu masih bisa kita bayar at all cost gitu, ya itu dilakukan.
02:16Rupiah bergerak mendekat ke level psikologis Rp17.000 per dolar Amerika Serikat.
02:21Meskipun akhir pekan lalu, dana asing hijau masuk ke pasar saham.
02:26Kemudian bagaimana dengan hari ini?
02:28Kita akan tanyakan ke jurnalis Kompas TV, Zevanya Sito Mayang dan juga Juru Kabera Yanuar Muslim di Bursa Efek Indonesia Kawasan SCBD Sudirman.
02:36Selamat pagi, Zevanya. Bagaimana bursa hari ini dan bagaimana pergerakan rupiah?
02:44Selamat pagi, Bremana.
02:46Kalau kita melihat pekan lalu, IHSG ini ditutup menguat atau berada di zona hijau begitu ya.
02:52Nah, hari ini kebetulan saya memakai warna hijau harapannya tetap sama berada di zona hijau IHSG.
02:59Tapi kita akan melihat bagaimana indeks harga saham gabungan.
03:01Hari ini bisa Anda lihat di papan bursa, ini terlihat berada di zona hijau di level 8.117,42 di mana ini terapresiasi 0,19% atau setara 17,36 basis points.
03:22Nah, memang artinya ini masih sama di pekan ini, IHSG masih berada di zona hijau begitu.
03:32Yang kalau kita melihat apa kira-kira sentimen yang mempengaruhi ini berada terus menguat di zona hijau.
03:41Kalau melihat dari bagaimana pernyataan dari analis Infovesta Capital Advisory Arjun Ajwani,
03:54ini menilai kemungkinan ini salah satu pengaruh dari paket stimulus ekonomi 8 plus 4 plus 5
04:01Nah, yang disarankan Menteri Keuangan kemarin ini dianggap bisa mendorong prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih optimistis sehingga ini mendongkrak kenaikan harga saham.
04:16Nah, tapi kalau kita melihat dari sisi lain, nilai rupiah ini justru malah melemah atau tidak berdaya di hadapan dolar Amerika Serikat.
04:27Di mana kalau kita lihat di pekan lalu, di tanggal 26 September 2025, ini nilai rupiah berada atau sebesar 16.775 rupiah per dolar Amerika Serikat.
04:45Nah, ini yang tentu menjadi pertanyaan begitu ya di tengah IHSG yang menguat, tapi rupiah kita malah melemah.
04:54Nah, sedangkan kalau kita melihat juga dana asing yang masuk ke pasar saham, melihat dari not foreign buy all market ini sebesar 582 miliar rupiah.
05:04Tapi kalau melihat dana asing yang keluarnya memang dari awal tahun itu ada sebesar 54 triliun rupiah.
05:11Nah, kami sempat melihat bagaimana pernyataan dari pengamat ekonomi mata uang dan komoditas yang menyebut memang ini ada sejumlah sentimen yang bisa mempengaruhi melemahnya rupiah gitu.
05:22Seperti misalnya dari faktor eksternal, geopolitik di Eropa dan Timur Tengah ini juga bisa mempengaruhi.
05:29Kemudian bagaimana memanasnya perpolitikan di Amerika Serikat, perang dagang dan suku bunga Amerika Serikat ini juga mempengaruhi.
05:37Kalau dari sisi eksternal.
05:38Kalau dari internal sendiri, melihat dari pernyataan guru besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Telisa Aulia, ini bisa juga karena pengaruh pemangkasan suku bunga acuan tahun ini yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
05:53Di tahun 2025 sendiri, BI terlihat sudah enam kali memangkas suku bunga acuan dengan total mencapai 125 basis points.
06:02Nah, tentu dengan melemahnya rupiah ini juga bisa memberikan sejumlah dampak seperti misalnya biaya impor membengkak nantinya.
06:13Kemudian perusahaan yang mengandalkan impor ini juga bisa tertekan.
06:17Kemudian utang perusahaan membengkak dan juga pertumbuhan ekonomi ini juga bisa terancam.
06:23Tentu juga kalau tadi Anda juga sempat menyinggung bagaimana banyak intervensi yang dilakukan ini juga bisa mempengaruhi cadangan devisa kita.
06:30Kalau kita lihat bagaimana cadangan devisa kita di tahun 2025 ini, ini kalau membandingkan dari bulan Juni hingga Agustus kemarin ini terlihat merosot.
06:41Kalau di bulan Juni terlihat cadangan devisa sebesar 152,6 miliar USD, kemudian di Juli menurun lagi di 152 miliar USD, dan di bulan Agustus ini berada di angka 150,7 miliar USD.
07:01Nah tentu sejumlah harapan ini kita taruh bagaimana nantinya kebijakan yang akan dilakukan oleh Menteri Keuangan Purubaya Yudi Sadewa dan juga bagaimana kebijakan dari BI sendiri.
07:14Karena dari BI sendiri, dari berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik ini dia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah.
07:24Seperti misalnya pertama, premisi DS Indonesia 5 tahun dari 25 September sampai per 25 September ini naik dibandingkan 19 September 2025,
07:36di mana ini sebesar 83,18 basis points dibandingkan 19 September sebelumnya ini 69,59 basis points.
07:46Lalu juga terakhir data transaksi ini juga terlihat non-residen tercatat terjual neto sebesar 2,71 triliun.
07:54Rupiah, itu artinya kita di sini sama-sama menunggu apa kebijakan yang akan dilakukan nantinya oleh BI dan juga Menteri Keuangan untuk menstabilkan kembali nilai tukar rupiah.
08:06Ya terima kasih Zevanya Sitomeng, kita harapkan rupiah bisa menguat dengan kombinasi antara kebijakan monet dan juga fiskal seperti apa ke depannya.
08:15Terima kasih Zevanya dari Bursa Efek Indonesia, selamat bertugas kembali.