Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekonomi sumatera tumbuh di bawah nasional, kini kena bencana.

Pemerintah meyakini dampak banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV secara signifikan. Padahal, pada kuartal tiga, kontribusi Pulau Sumatera terhadap pertumbuhan ekonomi nasional merupakan yang terbesar kedua setelah Pulau Jawa, yakni 22,42 persen.

Meski demikian mengapa pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera di bawah nasional? Apakah bencana yang terjadi akan menekan laju pertumbuhan ekonomi regional Sumatera? Nah, kita lihat dulu data pertumbuhan ekonomi Sumatera pada kuartal tiga tahun ini.

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi tiga provinsi di Sumatera yang terkena bencana, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, semuanya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen.

Lalu apa yang menjadi tulang punggung ekonomi Sumatera? Kita ke data selanjutnya. Dinamika perekonomian Sumatera sangat berkait erat dengan kinerja perdagangan global, yang mencerminkan ekspor dan impor. Secara umum komoditas perdagangan utama dan unggulan Sumatera merupakan produk dari industri pengolahan, seperti crude palm oil dan manufaktur.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini dampak banjir dan longsor di Sumatera tidak akan (menekan) pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan. Purbaya optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh kuat pada kuartal empat dengan proyeksi di atas 5,5 persen. Berikut pernyataan Menteri Keuangan Purbaya.

Kontribusi Pulau Sumatera terhadap pertumbuhan ekonomi nasional merupakan yang terbesar kedua setelah Pulau Jawa. Meski demikian pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera masih di bawah nasional dan kini berpotensi tertekan setelah dilanda bencana.

Seberapa besar dampak bencana akan menekan laju pertumbuhan ekonomi regional dan nasional? Kita langsung bahas bersama Guru Besar Universitas, Rahma Gafmi.

Baca Juga [FULL] DPR dan Pengamat Pendidikan Soal Upaya Pemenuhan Hak Sekolah Siswa Korban Banjir Sumatera di https://www.kompas.tv/regional/636287/full-dpr-dan-pengamat-pendidikan-soal-upaya-pemenuhan-hak-sekolah-siswa-korban-banjir-sumatera

#sumatera #ekonomi #bencanasumatera #purbaya

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/636289/full-ekonomi-sumatera-tumbuh-di-bawah-nasional-kini-kena-bencana-sapa-pagi
Transkrip
00:00Intro
00:00Anda menyaksikan Kompas Bisnis, Saudara bersama saya, Yan Rahman.
00:13Saudara pemerintah meyakini dampak banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan juga Sumatera Barat
00:19tidak akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal 4 secara signifikan.
00:24Padahal Saudara pada kuartal 3 kontribusi Pulau Sumatera terhadap pertumbuhan ekonomi nasional merupakan yang terbesar kedua setelah Pulau Jawa
00:32yang ini sebesar 22,42 persen.
00:35Meski demikian, mengapa pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera di bawah nasional?
00:40Apakah bencana yang terjadi akan menekan laju pertumbuhan ekonomi regional Sumatera?
00:45Nah kita lihat di data pertumbuhan ekonomi Sumatera pada kuartal 3 tahun ini.
00:51Nah ini dia Saudara.
00:52Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi 3 provinsi di Sumatera yang terkena bencana
00:58yakni Aceh, Sumatera Utara dan juga Sumatera Barat
01:01semuanya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen.
01:06Lebih rinci ini ada Sumatera Utara ini di 4,55 persen pertumbuhan ekonominya
01:13sementara kontribusi ke pulaunya sebesar 23,58 persen.
01:18Sedangkan Sumatera Barat, Saudara, pertumbuhan ekonominya juga jauh di bawah nasional
01:24ada 3,36 persen dan kontribusi ke pulau ini 6,6 persen.
01:30Sedangkan di Aceh juga di bawah pertumbuhan ekonomi nasional
01:34yaitu sebesar 4,46 persen dan kontribusi ke pulau sebesar 4,9 persen.
01:41Lalu apa, Saudara, yang menjadi tulang punggung ekonomi Sumatera?
01:45Kita lihat ke data selanjutnya.
01:49Jadi dia, Saudara, dinamika perekonomian Sumatera sangat berkaitan rat dengan kinerja perdagangan global
01:57atau dunia yang mencerminkan ekspor dan juga impor.
01:59Secara umum, komoditas perdagangan utama dan juga unggulan Sumatera
02:02merupakan produk dari industri pengolahan seperti crude palm oil dan juga manufaktur.
02:08Untuk tiga provinsi, ini komoditas ekspor Sumatera yang terbesar ada di Sumatera Utara
02:15adalah lemak dan juga minyak hewan nabati sebesar 4,4 miliar USD
02:24dan juga ada produk kimia sebesar 1,5 miliar USD.
02:28Sementara itu, Saudara, di Sumatera Barat sama, lemak dan juga minyak hewan nabati
02:34sebesar 1,9 miliar USD, ada produk kimia sebesar 80,4 juta USD dan ada tambahan
02:45dibanding Sumatera Utara, ada karet dan juga barang karet sebesar 75,29 juta USD.
02:52Bagaimana kemudian di Aceh, apa saja komoditas ekspor yang ada di Aceh
02:59yaitu yang pertama batu bara, ini sebesar 30,95 juta USD, ada CPO sebesar 9,48 juta USD
03:08dan produk kimia sebesar 2,49 juta USD.
03:14Saudara sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa meyakini dampak banjir
03:19dan juga longsor di Sumatera tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional
03:24secara signifikan. Purbaya optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh kuat
03:28pada kuartal 4 dengan proyeksi di atas 5,5 persen.
03:32Berikut pernyataan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa.
03:36Akan berdampak tapi tidak sampai memperlambat kalau signifikan.
03:40Apalagi nanti kalau ada perbaikan-perbaikan fasilitas bangunan dan lain-lain
03:50itu akan menarang ekonomi sedikit. Yang jelas kita tunggu dari PNBP
03:55program mereka seperti apa.
03:57Berarti ada kemungkinan tidak sampai target ya Pak?
03:59Ada kemungkinan tidak sampai target di Q4 ini sama full year 2025 Pak?
04:03Tata kan sebelumnya bilang 5,6 sampai 5,7. Apakah itu bisa menginis?
04:06Oh kemungkinan selalu ada, cuma berapa persen?
04:085 persen, 10 persen. Saya pikir sih masih akan di atas 5,5 persen.
04:16Saya akan monitor kondisi keuangan di sistem finansial.
04:20Kalau masih dianggap kurang, saya akan gelang-gelang lagi uang saya ke perbankan.
04:26Sedara pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera di bawah nasional.
04:30Mengapa demikian dan seberapa besar bencana yang terjadi akan menekan laju pertumbuhan ekonomi regional dan nasional?
04:37Sesuai juga, Kompas Bisnis akan membahasnya untuk Anda.
04:40Terima kasih Anda masih bersama kami di Kompas Bisnis, sodara.
04:53Kontribusi Pulau Sumatera terhadap pertumbuhan ekonomi nasional merupakan yang terbesar kedua setelah Pulau Jawa.
04:58Meski demikian, pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera masih di bawah nasional dan kini berpotensi tertekan setelah dilanda bencana.
05:06Kemudian, seberapa besar dampak bencana akan menekan laju pertumbuhan ekonomi regional dan juga nasional?
05:11Kita langsung bahas bersama Guru Besar Universitas Erlangga.
05:17Ada Prof. Gavmi, selamat pagi.
05:20Selamat pagi, Mas Ian.
05:21Prof. Gavmi, ini saya baca dari beberapa sumber soal kerugian terkait dengan bencana di Sumatera.
05:30Ada dari Selios yang menyebutkan bahwa kerugian ini 68, sekian triliun.
05:36Kemudian juga ada ekonom dari Bank Mandiri yang menyebutkan 32 triliun sekian.
05:40Kemarin dari DPR juga menyebutkan 200 triliun sekian.
05:43Kalau hitung-hitungan Anda terkait dengan kerugian akibat banjir dan juga longsor di Sumatera ini berapa?
05:50Ya, gini. Baik, Mas Ian. Terima kasih.
05:53Saya beda ya, Mas, dengan perhitungan Mandiri dan Selios.
05:58Karena bencana Sumatera di tahun 2025 ini memang berpengaruh signifikan untuk menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional.
06:07Yaitu sekitar antara 0,08% sampai 15%.
06:12Tentunya dengan kerugian ekonomi setara dari 0,30% sampai 0,50% dari BTP.
06:19Jadi bisa sampai 100-200 triliun, Mas.
06:22Nah, dari tiga profesi itu memberi kontribusi sekitar antara 8% sampai 10% terhadap PDB nasional.
06:30Sehingga saya lihat memang dampaknya cukup signifikan.
06:34Tapi kenapa saya mengatakan cukup signifikan, Mas Ian?
06:37Karena bencana yang ada di Sumatera ini adalah masuk pada makro ekonomi shock ya.
06:43Jadi ini bencana besar.
06:45Yaitu ada gempat, tsunami, banjir, bandang, letusan gunung, badai, silikon.
06:49Itu semuanya berdampak sistemik.
06:51Salah satunya ini adalah banjir, bandang.
06:54Nah, akhirnya apa? Ini akan berpengaruh pada produktivitas menurun.
06:58Seperti sawah, ladang, itu hancur semua.
07:01Pabrik-pabrik rusak juga.
07:02Belum lagi kerugian infrastruktur Mas Ian.
07:05Terutama itu adalah jalan, jembatan, listrik, air gitu.
07:09Termasuk juga korban jiwa dan yang bagaimana mengungsi.
07:11Sehingga ini akan berpengaruh kepada konsumsi dan tenaga kerja yang juga berkurang.
07:17Nah, ini biaya rekonstruksinya pasti melonjak.
07:20Karena disini pasti akan ada tekanan fiskal yang semakin tinggi.
07:25Efeknya ini sangat luas dan signifikan.
07:28Misalnya, dari 30 sampai 50 persen kepada PDB regional,
07:33maka bencana alam ini dikategorikan sebagai shock exogen
07:37yang perlu respon kebijakan makroekonomi.
07:40Sedangkan jenis-jenis dampak makroekonomi,
07:43contohnya misalnya supply shock, produksi sawah lenyap, ladang rusak,
07:47maka ini akan terjadi penurunan output pertanian.
07:50Termasuk nanti akan mendongkrak inflasi semakin tinggi.
07:53Sedangkan dari dimensoknya, konsumsi rumah tangga misalnya.
07:56Jadi kita bisa melihat disini bahwa kehilangan aset dan juga macam-macam,
08:02sehingga disini akan menurunkan konsumsi.
08:04Dan fiskal shocknya itu adalah belanja darurat.
08:07Artinya apa?
08:08Rekonstruksi infrastruktur.
08:10Maka divisi anggaran, divisi anggaran pasti akan naik.
08:14Nah, inilah yang nanti bagaimana financial shock, kredit macet,
08:19klaim asuransi yang semakin besar,
08:21tekanan likuiditas bank, semua itu akan ada.
08:24Maka oleh karena itu, Mas Yan, respon kebijakan instrumen moneter disini,
08:29Bank Indonesia, bagaimana kalau misalnya,
08:31lihat dulu ya Mas Yan, apakah ini inflasi bisa terkendali atau enggak gitu.
08:37Nah, maka tentunya nanti ada likuiditas darurat,
08:40ada repo, ada swipe misalnya untuk bank yang terdampak.
08:43Bagaimana relaksasi GWM atau penundaan suku bunga pinjaman misalnya,
08:47bagi sektor terdampak siapa disini?
08:49Yaitu misalnya WMKM, subsidi bunga kredit WMKM, dan sebagainya.
08:54Nah, fiskal disini, KMQ, tentunya anggaran darurat,
08:59bantuan sosial logistik evakuasi juga.
09:01Ini sangat memerlukan suatu anggaran yang cukup besar.
09:05Sebentar apa ya ditangguhkan, misalnya PPH, PPN di wilayah bencana.
09:09Maka belanja modal untuk rekonstruksi disini,
09:12terutama infrastrukturnya sangat tinggi, Mas Yan.
09:15Jalan, irigasi, bendungan.
09:18Nah, bagaimana disini koordinasi antar lembaga,
09:20misalnya untuk komite stabilitas sistem keuangannya.
09:25LPS disini misalnya memberikan jaminan simpanan,
09:27agar tidak terjadi bank run, misalnya.
09:30OJK relaksasi rasio, misalnya LDR-nya,
09:33NPL-nya bagi bank di zona bencana.
09:36Itu seperti apa?
09:36Ada enggak misalnya yang kena dampak bank-bank itu?
09:40Solusinya nanti ada, masih macam-macam nanti.
09:42Apa yang harus diperbuat oleh KMNQ dan Bank Indonesia?
09:46Nah, artinya apa, Mas Yan?
09:48Dari sisi bencana Sumatera ini,
09:51saya selalu mengatakan tiga provinsi ini
09:54memberi kontribusi sampai sekitar 10% terhadap PDB nasional.
09:59Ini sangat besar dampaknya yang cukup signifikan.
10:02Karena secara kerugian ekonomi,
10:04tapi tergantung metodologinya, Mas Yan,
10:06mau menggunakan yang mana.
10:07Nah, kalau saya, hasil yang saya sudah hitung itu
10:11antara sekitar 100-200 triliun, Mas Yan.
10:15Seperti itu.
10:16Oke, berarti angka yang sangat besar begitu ya, Prof. Ghafmi.
10:19Kalau kita melihat tadi,
10:21fokus kerugian di infrastruktur memang demikian,
10:25begitu jalan, jembatan, dan juga bendungan yang juga rusak.
10:28Lalu, kalau kami melihat pakai data BPS ini,
10:31sebetulnya apa sih penyumbang kerugian terbesar pulau ini
10:34selain juga tadi infrastruktur,
10:35kalau disebutkan dari data BPS,
10:37ini mayoritas ekspor ini bergantung pada hasil alam,
10:39yaitu sawit dan juga tambang.
10:41Apakah ini juga jadi faktor dari kerugian tersebut?
10:44Jadi memang kalau kita lihat,
10:46berdasarkan data BPS dan tren ekspor yang ada di Sumatera,
10:50kerugian terbesar itu memang berasal dari perkebunan kelapa sawit.
10:53Dan juga sektor pertambangan, terutama adalah batu bara.
10:57Karena Sumatera Barat itu penghasil batu bara.
11:02Kalau Sumatera Utara itu sawit, Mas.
11:04Jadi dua komoditas penyumbang porsi terbesar ini,
11:08tentunya di sini akan berpengaruh pada nilai ekspor Sumatera, Mas Jan.
11:12Kenapa? Karena kita lihat,
11:13tapi ini secara keseluruhan, Mas Jan,
11:16Sumatera termasuk Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan sebagainya,
11:21memang menghasilkan lebih dari 80% produksi sawit nasional.
11:26CPO masih menjadi penopang utama perekonomian yang ada di Sumatera Utara.
11:30Karena Sumatera Utara itu juga penyumbang sekitar 10,7% dari total produksi kelapa sawit nasional.
11:39Artinya sekitar 5,02 juta ton pada tahun 2023 kemarin yang saya punya data itu.
11:46Ini ancamannya nanti misalnya ekspor utamanya kemana?
11:53Malaysia, China, India, misalnya seperti itu, Mas Jan.
11:56Nah, ini kerugian-kerugian akibat bencana ini,
11:59terutama memang ini adalah berbeda dengan waktu tsunami Aceh tahun 2004 itu, Mas Jan.
12:05Ini merusak kebun dan infrastruktur, termasuk juga pengolahan.
12:08Jadi ini komplikitas semuanya, Mas Jan.
12:12Dan memang kita tahu, Mas Jan, bahwa kalau dilihat dari sektor pertanian dan sebagainya,
12:20jadi intinya kalau kerugian secara umum memang di luas sawah dan ladangnya itu memang hampir 9 ribuan gitu ya.
12:29Nah, kerugian ekonominya ini bisa sampai 200 triliun, tergantung dari bagaimana skala bencananya juga gitu.
12:35Nah, sektor pertanian dan perkebunan itu yang juga cukup besar, Mas Jan.
12:40Itu adalah menyumbang sekitar 45 persen dari kerugian, total kerugian yang diikuti oleh pertambangan dan infrastruktur.
12:49Jadi seperti itu.
12:50Oke, 45 persen untuk sektor pertanian dan perkebunan begitu.
12:54Tapi Prof. Gami ngomong-ngomong nih, kalau kita melihat Pulau Sumatera begitu,
12:59tidak ada bencana saja pertumbuhan ekonominya di bawah nasional.
13:02Padahal hasil alamnya itu tadi ada perkebunan, ada juga tambang, ini diandalkan sekali untuk ekspor.
13:07Bagaimana dengan adanya bencana, mungkinkah Sumatera tetap bisa menjaga pertumbuhan di level 4 persenan?
13:14Ya, memang paradoks sekali, Mas Jan.
13:16Karena Sumatera ini memang bergantung pada sektor primer,
13:21seperti pertanian, perkebunan, dan pertambangan.
13:24Nah, sektor ini yang saya sebut tadi itu, kontribusinya memang besar, tapi nilai tambahnya kecil, Mas.
13:31Jadi dia added value-nya itu rendah dibandingkan manufaktur atau jasa yang ada di Pulau Jawa.
13:37Karena kita tahu, Mas Jan, bahwa harga komoditas itu kan volatilitas ya.
13:43Betul.
13:43Karena tergantung dari harga komoditas dunia, termasuk CPO, batu bara, karet, timah, harganya itu fluklatif di pasar global gitu.
13:52Ketika harga turun, pastinya ini ekspor menyusut, pertumbuhan melambat.
13:56Nah, infrastruktur terbatas misalnya, konektivitas antar pulau itu kan masih lemah di Sumatera.
14:02Termasuk melabuhannya, jalan tolnya.
14:04Nah, sehingga apa? Di sini akan mendorong biaya logistik yang cukup tinggi, Mas Jan.
14:09Dan saya lihat di data juga, Mas Jan, ternyata foreign direct investment ke Sumatera ini juga masih rendah.
14:16Hanya 15% dari total nasional, Mas Jan.
14:19Jauh di bawah Pulau Jawa yang sudah 60%, gitu, Mas Jan.
14:22Nah, ini nanti, Mas Jan, kayak dampak bencana ini, pastinya kan kerusakan infrastruktur gitu ya.
14:30Saya sudah sebut tadi, termasuk juga bagaimana produksi pertanian pertambangan juga berhenti kan.
14:36Kerugian ekonomi berapa, akhirnya apa?
14:40Memang pertumbuhan Sumatera ini pasti akan turun nanti, Mas Jan, sesuai dengan saya kalkulasi tadi gitu ya.
14:46Karena memang bencana ini melanda-melanda sektor-sektor utama, seperti sawit, batu bara, efek dominonya ke ekspor.
14:54Dan juga akhirnya apa? PDB-nya akan juga menurun, kan seperti itu.
14:59Sehingga ada skenario optimis gitu ya, kalau misalnya ada mitigasi dan respon positif dari pemerintah, Mas Jan.
15:09Pemulihan pertumbuhan paling tidak misalnya kalau ingin.
15:14Tapi saya nggak yakin, karena ini sudah semester kuartal terakhir ya, Mas Jan, di tahun 2025 gitu ya.
15:20Nah, kalau misalnya mempertahankan 4% juga nggak mungkin.
15:24Walaupun iya, itu kan harus bekerja betul ini pemerintah ya, pemulihan infrastruktur.
15:29Nggak mungkin ya, Prof. Gami ya, di 4%-an. Sekarang kan 4,9% Sumatera.
15:33Nggak mungkin, pasti turun. Ya, pasti turun, Mas. Nasional pun turun, Mas Jan.
15:37Oke, oke. Kemarin ada ungkapan dari Pak Purbaya ketika ditanya oleh wartawan terkait dengan sebabnya besar sih dampak dari bencana ini
15:44pada pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal keempat nanti.
15:49Disebutkan oleh Pak Purbaya bahwa dampaknya tidak akan terlalu signifikan dan masih berada di target 5,5%.
15:55Tangan, Pak, Anda seperti apa?
15:57Nggak mungkin, Mas Jan. Itu sudah logika berpikir kita. Ini kan sederhana gitu ya.
16:02Ketika, mohon maaf nih, Sumatera Barat itu kan selalu digadang-gadang sebagai swase badapangan.
16:10Nah, tentunya penghasil beras kan. Tapi karena ini terdampak banjir bandang yang luar biasa, ya gimana produktivitasnya pasti turun dong.
16:19Ini kan nggak akan mendongkrak pada inflasi, Mas Jan, kan gitu.
16:22Nah, di kuartal 4 tahun 2025 ini, Mas Jan, pertumbuhan nasional itu diprediksi melambat sampai 0,15%.
16:30Estimasi saya ya, Mas Jan, itu.
16:32Karena kita lihat bahwa sektor pertanian, kan saya sudah katakan tadi bahwa kerugian ekonomi itu bisa diperkirakan sampai 200 triliun.
16:42Itu setara 0,35% terhadap PDB nasional, Mas Jan.
16:48Nah, sektor pertanian, perkebunan sawit, pertambangan batu bara, dan logistik, itu sudah menjadi, apa istilahnya, sudah terputus, Mas Jan.
16:59Dan itu menjadi sumber kerugian yang sangat besar.
17:01Pastinya ini, inflasi nasional juga, walaupun terkendali, itu ada juga sedikit, terdorong sedikit gitu.
17:08Karena ada suatu, apa, supply chain-nya juga yang sudah tidak normal, kan gitu, Mas Jan, gitu loh.
17:14Nah, ini, kalau pun nanti mau memaksakan diri, ya nggak mungkin juga, gitu.
17:19Kortan 1, 2026, itu kalau misalnya ada pemulihan diharapkan secara gradual,
17:25karena RAPBN tahun 2026 juga sudah mengalokasikan anggaran darurat, misalnya, dan sebagainya,
17:32kredit relaksasi, dan sebagainya, itu pun masih sangat,
17:37ibaratnya orang Palembang ngomongnya mengas larinya, Mas Jan.
17:39Jadi itu, jadi agak sulit, Mas Jan, karena infrastruktur, kita tahu kan, Mas Jan,
17:45infrastruktur itu adalah suatu hal yang sangat, apa namanya, sangat vital gitu ya,
17:52untuk bagaimana interconnectedness itu terjadi antar pulau, antar wilayah seperti itu, Mas Jan.
18:00Nah, ini keusahakannya kan sangat parah, ya,
18:03sehingga pasokan komoditasnya juga pastinya akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional juga cukup signifikan, Mas Jan.
18:10Oke, Prof. Gafmi, tadi disebutkan bahwa kerusakannya sangat parah,
18:15begitu infrastruktur, dan juga tadi pertanian dan perkembunan,
18:18mengingat bahwa Pulau Sumatera ini memiliki kontribusi 22,42 persen,
18:25ini setelah Pulau Jawa terbesar kedua,
18:26kemudian, tadi disebutkan juga bahwa memang tidak mudah nantinya terkait dengan pemulihannya.
18:32Apakah ini dampaknya akan hanya di kuartal 4 saja,
18:36dan bagaimana juga proyeksinya di kuartal 1, 2026 nanti?
18:40Gini, Mas Jan, kita ini kan komplikitif ya,
18:44faktor eksternal juga masih dalam kondisi tidak baik-baik saja,
18:48dan bahkan Amerika itu juga akan mendorong meledaknya inflasi yang ada di Amerika, gitu kan.
18:54Kalau ekonomi Amerika terganggu, pasti ke nasional juga akan terganggu.
18:59Nah, sementara kita di nasional juga ada bencana-bencana yang luar biasa di dalam negeri,
19:04yang tentunya ini akan mengganggu suatu kualitas dari pertumbuhan GDP kita, Mas Jan.
19:11Ya, tidak mungkin lah, Mas Jan, kita logika berpikir saja.
19:15Mau maksain gimana pun,
19:16kalau sudah Sumatera ini kan termasuk suatu wilayah yang menjadi suatu istilahnya barometer ya,
19:24walaupun tidak utama gitu,
19:29tapi salah satu barometer pertumbuhan ekonomi nasional, Mas Jan.
19:33Jika Sumatera ini terganggu,
19:34maka juga akan pasti mengurangi suatu kualitas pertumbuhan dari GDP kita,
19:40seperti itu, Mas Jan.
19:41Dan Mas Jan, saya mungkin gini,
19:44pejabat atau pemerintah ini, ataupun menteri ini,
19:48tolong diinvestigasi secara detil,
19:51faktor-faktor penyebab kejadian banjir bandang itu,
19:54masalah pembalakan hutan atau illegal logging dan sebagainya,
19:58jadi jangan dulu menuduh si A, si B, si C.
20:00Tapi juga pastikan dulu,
20:02supaya ini tidak menjadi polemik di masyarakat,
20:04sementara masyarakat sedang berduka.
20:06Jadi pastikan dulu siapa kira-kira apakah ada penembangan liar,
20:10apakah ada izin dari kemenhut,
20:14tapi di sini pengawasannya lemah atau bagaimana.
20:16Jadi jangan dulu nodo-nodo gitu loh, Mas Jan.
20:19Oke, berarti pesan dari Prof. Gami,
20:22investigasi terlebih dahulu sebelum menuduh ke yang lain-lain,
20:25sebelum ke mana-mana,
20:26juga hitung dengan cermat bagaimana kerugiannya,
20:29tadi disebutkan bahwa infrastruktur,
20:30perlu ada pemulihan,
20:32juga tadi ada sektor perkebunan dan pertabangan
20:36yang juga harus diperhatikan.
20:38Terima kasih atas waktunya bersama kami,
20:41Guru Besar Diversitas Erlangga, Rahma Gafi,
20:43sehat selalu.
20:45Terima kasih, Mas Jan.
20:48Sudara, susah judas,
20:49apa Indonesia Pagi masih akan kembali untuk Anda?
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan