JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan, progres penulisan ulang sejarah Indonesia hingga saat ini sudah mencapai 70 persen.
Setelah penulisan sejarah rampung, pemerintah bakal menggelar diskusi publik sebagai bentuk transparansi sekaligus membuka ruang partisipasi masyarakat.
Selain itu, Fadli Zon kembali mempertanyakan apakah pemerkosaan massal pada 1998 benar-benar terjadi ketika merespons kritik publik soal sikapnya yang mempersoalkan istilah 'massal' pada pemerkosaan yang terjadi pada Mei 1998.
Baca Juga Sejarawan sebut Fadli Zon Dikte Editor Proyek Penulisan Sejarah Indonesia: Intervensi Itu Dilakukan di https://www.kompas.tv/nasional/600471/sejarawan-sebut-fadli-zon-dikte-editor-proyek-penulisan-sejarah-indonesia-intervensi-itu-dilakukan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/601407/full-fadli-zon-ungkap-progres-penulisan-ulang-sejarah-hingga-bicara-pemerkosaan-massal-1998
00:01Jadi rencana penulisan sejarah itu sekali lagi saya tegaskan ditulis oleh para sejarawan secara profesional
00:09dan mereka menulis juga berdasarkan keahlian masing-masing.
00:14Nah kita kalau tidak salah saya dapat laporan sekarang ini sudah sekitar 70% gitu ya
00:20dan nanti kalau sudah waktunya kita tentu akan menyelenggarakan diskusi publik
00:27dan tentu saja sejarah ini bukan sejarah yang secara spesifik bicara tentang misalnya periode-periode tertentu
00:38tapi secara keseluruhan dari mulai era sejarah awal ya para sejarawan dan arkeolog yang terlibat di dalamnya itu
00:48sepakat menulisnya itu pakai sejarah awal bukan prasejarah.
00:52Ini memang ada perbedaan pendapat, prasejarah itu adalah terminologi lama atau salah satu terminologi gitu ya
01:04yang menganggap bahwa sejarah itu baru ada setelah tulisan ada.
01:09Jadi sejarah Indonesia itu dimulai pada abad keempat karena disitu ada tulisan.
01:13Nah ini para penulis kita menganggap kita dari zaman 1,8 juta tahun yang lalu sudah ada sejarah.
01:20Orang sudah membuat apa namanya kapak batu, membuat bola-bola batu, membuat busur, membuat segala macem.
01:31Jadi sudah ada budaya, sudah ada sejarah.
01:34Jadi itu perbedaan yang mungkin ada.
01:38Kemudian tentu periode-periode kolonialisme sampai pemerintahan-pemerintahan dari Presiden Soekarno sampai Presiden Pelantikan Pak, Presiden Prabowo.
01:51Kira-kira gitu.
01:51Pak siapa nang?
02:00Oh Pak Harit tuh sebenarnya belum masuk menjadi tim waktu itu.
02:05Baru diskusi aja.
02:06Jadi Pak Harituman itu berpendapat sejarah itu dimulai pada abad keempat.
02:14Ya makanya dia memegang istilah prasejarah.
02:18Nah ini kan yang namanya ilmuwan itu kolegial, diskusi, debat.
02:21Dan di dalam diskusi, debat itu sudah disepakati istilahnya itu sejarah awal.
02:25Namanya itu early history.
02:26Kita kan bukan menulis sejarah itu dari nol.
02:40Kita kan melanjutkan apa yang tidak ditulis.
02:43Jadi menurut saya dengan keahlian itu sudah cukup waktu kok.
02:49Jadi jangan alasannya aneh-aneh lah.
02:51Soal sejarah perempuan justru kita perkuat.
03:13Ya misalnya peran perempuan di dalam sejarah kita itu kita perkuat.
03:18Dan juga sesuai dengan temuan-temuan update yang terbaru gitu.
03:22Jadi yang menulis sejarah ini kan sejarawan ya sekali lagi.
03:30Bukan aktivis, bukan politisi, bukan LSM.
03:34Nah yang menulis ini adalah para sejarawan yang profesional yang memang dia belajar sejarah.
03:39Ada metodologi, ada historiografinya.
03:43Dan bagaimana mereka menganalisis gitu.
03:45Kalau sejarah itu ditulis oleh aktivis, oleh politisi, ya pasti sesuai dengan kepentingannya dong.
03:57Di Inggris ada apa?
03:58Nggak ada di Inggris.
03:58Di Amerika juga mereka pemerintahnya menulis sejarah kok.
04:02Biasa aja.
04:03Yang menulis sejarah di Inggris ya sejarawan.
04:07Emang bidangnya itu bukan insinyur yang menulis sejarah.
04:11Bukan dokter yang menulis sejarah adalah sejarawan.
04:14Gitu.
04:15Sejarawan itu dari 34 provinsi.
04:20Eh sorry.
04:21Dari 34 perguruan tinggi.
04:25Dari 34 perguruan tinggi ada 113 dokter, profesor, guru besar.
04:32Mereka itu punya reputasi.
04:34Mereka bikin buku.
04:35Mereka memang ahlinya.
04:37Masa sejarah kita mau ditulis sama orang yang bukan ahli?
04:41Ya kan?
04:41Itu menjadi bahan sejarah nasional Indonesia.
04:50SNI itu dulu dibikin tahun 74.
04:53Kemudian terakhir terbit itu tahun 84.
04:57Ada di tahun 2008 pemutakhirannya.
05:00Jadi 26 tahun kita tidak pernah menulis sejarah tentang perjalanan bangsa kita.
05:05Yang terakhir ditulis itu adalah era pemerintahan Habibie.
05:11Jadi dari era pemerintahan Habibie tahun 1999 sampai sekarang 2025 tidak pernah ditulis di dalam sejarah kita.
05:19Bisa dicek kok.
05:22Jadi bangsa apa yang tidak menulis sejarahnya?
05:35Iya.
05:36Tapi saya itu katakan kita ini bukan mau menulis tentang sejarah hak asasi manusia.
05:42Bukan.
05:43Kita menulis sejarah Indonesia dari 1,8 juta tahun yang lalu sampai sekarang.
05:48Di dalam 10 jilid.
05:49Kalau nanti ada orang yang mau menulis kan bebas ini negara demokrasi.
05:53Silahkan nulis.
05:55Saya aja menulis.
05:57Iya kan?
05:57Dengan bukti-bukti yang kuat tentang peristiwa Mei 1998 saya tulis buku saya.
06:02Udah 15 kali terbit.
06:07Itu sejarawan.
06:08Saya aja tidak intervensi.
06:12Iya kan?
06:12Jadi sekali lagi saya tegaskan.
06:15Yang menulis ini bukan orang-orang partisan.
06:20Bukan politisi.
06:22Bukan LSM.
06:23Bukan aktivis.
06:24Karena mereka bukan ahli sejarah.
06:26Kan begitu.
06:28Yang ahli sejarah itu adalah sejarawan.
06:30Saya itu udah jelaskan.
06:46Saya udah jelaskan.
06:47Jadi itu harus ada fakta-fakta hukum.
06:54Ada akademik.
06:55Jadi ada siapa korbannya.
06:56Di mana tempatnya.
06:58Mana kejadiannya.
06:59Itu kan harus ada.
07:01Mana laporan.
07:02Waktu itu kan polisi kan menginvestigasi.
07:04Ada harus ada datanya kan kita.
07:07Itu pendapat saya pribadi.
07:09Ini gak ada urusannya dengan sejarah.
07:11Dan boleh kan dalam demokrasi itu berbeda pendapat.
07:15Kalau ada yang mempunyai bukti-bukti ini loh.
07:18Namanya masal.
07:19Pengertian masal itu juga sistematis.
07:22Waktu itu kita ini gak mau mencoreng muka kita sendiri.
07:26Itu ada frame.
07:28Waktu itu frame ya.
07:29Termasuk dari asing menurut saya.
07:31Bahwa terjadi perkosaan yang.
07:34Katanya masal.
07:35Kalau perkosaan.
07:36Saya yakin terjadi kekerasan seksual itu waktu itu terjadi.
07:39Seperti penjelasan saya.
07:40Terjadi.
07:41Tetapi masal itu sistematis.
07:43Seperti terjadi oleh tentara Jepang kepada misalnya Cina.
07:48Itu Nanjing.
07:50Oleh tentara Serbia kepada Bosnia.
07:54Seperti peristiwa itu namanya masal.
07:57Ada sistematik terstruktur dan masif.
08:00TSM gitu loh.
08:02Nah sekarang ada gak?
08:03Kalau ada buktinya tidak pernah ada.
08:07Cukup.
08:08Ya.
08:09Ya.
08:13Ya.
08:17Ada.
08:18Saya kira setelah ada penjelasan itu.
08:21Banyak di daerah-daerah.
08:22Yang memang memberikan apresiasi kepada budaya.
08:26Jadi terutama bagaimana pentingnya budaya dan bagaimana budaya ini tidak boleh dipinggirkan.
08:36Jadi budaya ini seperti tadi saya sampaikan harusnya berada di etalase depan.
08:41Jadi jangan ditaruh di belakang.
08:44Termasuk museum, cagar budaya, dan juga ekspresi-ekspresi budaya dalam bentuk film, musik, musik tradisional mungkin, seni tradisional dan lain-lain.
08:56Nah ini kita harapkan memang sejauh ini belum ada regulasi yang mengharuskan sekian.
09:13Kalau dulu kan sekolah seperti pendidikan kan memang disebut angkanya.
09:18Tetapi di bidang kebudayaan itu sangat tergantung kepada visi dari pemerintah daerahnya.
09:25Nah kita harapkan ada pemerintah atau pimpinan daerahnya itu yang mempunyai kepedulian terhadap kebudayaan.
09:31Itu mereka sangat memberikan perhatian termasuk anggaran yang cukup untuk pemajuan kebudayaan.
Jadilah yang pertama berkomentar