Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor juga menyapu kebun dan lahan pertanian. Petani pun menjadi salah satu yang paling terdampak bencana.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong relaksasi kredit di wilayah bencana dan mempermudah pencarian modal? Mengingat para petani dan pedagang menjerit meminta bantuan pemerintah.

Kita bahas bersama Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin.

Baca Juga [FULL] Ahli Hukum Pidana Soal Penyidikan Kasus Kayu Gelondongan, Siapa Jadi Tersangka? di https://www.kompas.tv/regional/636814/full-ahli-hukum-pidana-soal-penyidikan-kasus-kayu-gelondongan-siapa-jadi-tersangka

#korbanbanjir #bencanasumatera #pertanian #ekonomi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/636815/full-ekonom-soal-korban-bencana-banjir-longsor-butuh-relaksasi-kredit
Transkrip
00:00Intro
00:00Anak masih bersama kami sodara di Kompas Bisnis
00:14Sodara selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor juga menyapu kebun dan lahan pertanian
00:19Petani pun menjadi salah satu yang paling terdampak bencana
00:22Kemudian apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong relaksasi kredit di wilayah bencana
00:28Dan juga mempermudah pencarian modal, mengingat para petani dan pedagang menjerit meminta bantuan pemerintah
00:34Kita bahas bersama ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin melalui saluran Zoom
00:40Pak Wijayanto Samirin, melalui saluran Zoom
00:40Pak Wijayanto Samirin, selamat pagi
00:42Selamat pagi Mas Ian
00:43Pak Wijayanto Samirin, kita ketahui saat bencana petani menjadi salah satu yang paling terdampak
00:49Karena lahan mereka yang juga terimbas banjir begitu
00:52Kemudian permasalahannya adalah petani ini menyuarakan
00:56Begitu bagaimana mereka terkait dengan kredit-kredit mereka
00:59Ini soal kredit petani, terutama yang di luar kur
01:02Bisakah uang milik perbankan di write-off, mekanisme penundaan penagihan ini seperti apa kira-kira Pak?
01:09Ya, pertama tentang write-off ya
01:12Write-off tidak membantu
01:13Karena write-off itu hanya pemindahan buku
01:16Jadi kredit-kredit bermasalah dikeluarkan dari balance sheet bank
01:20Tapi tetap ditagi
01:21Sehingga buku bank itu menjadi bersih
01:24Tetapi para dektor, para petani tetap ditagi
01:27Yang diperlukan menurut saya
01:29Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo
01:31Untuk kur petani
01:33Karena memang mereka betul-betul dalam kondisi sangat sulit
01:38Itu dihapuskan
01:39Nah, kemudian bagaimana dengan pelaku ekonomi yang lain
01:44Seperti pengusaha, pedagang kecil, UMKM gitu ya
01:48Yang layak mereka dikasih relaksasi
01:51Jadi pada saat COVID-19
01:54Pemerintah itu mengeluarkan kebijakan relaksasi kredit
01:58Dimana ada penundaan pembayaran pokok
02:02Penurunan suku bunga
02:04Perpanjangan tenor
02:06Nah, ini sangat layak untuk dilakukan Mas Ian
02:09Dalam situasi seperti ini
02:11Dan yang diperlukan adalah
02:12POJK, peraturan OJK
02:14Untuk mengatur ini semua
02:17Oke, Pak Wijah ini kan
02:20Seperti Pak Wijah sebutkan tadi
02:21Terkait dengan Presiden Prabowo
02:22Yang memang memutuskan
02:24Akan menghapuskan utang kur petani
02:27Begitu yang terdampak bencana
02:28Ini akan sebesar apa dampaknya Pak Wijah
02:31Mengingat porsi kur juga kan
02:33Tidak sebesar kredit modal usaha lainnya
02:35Ya, dari sisi size memang sangat kecil
02:39Tetapi kalau dari sisi jumlah kepala
02:43Jumlah orang yang terbantu
02:45Itu akan luar biasa
02:46Karena petani itu merupakan profesi mayoritas
02:50Di sana
02:52Jadi walaupun nilainya kecil
02:54Impactnya akan luar biasa
02:56Jadi ini justru merupakan langkah yang sangat efektif
03:00Tetapi membantu petani saja ini tidak cukup
03:03Karena kalaupun nanti akhirnya mereka bisa berproduksi
03:06Siapa yang membeli?
03:08Siapa yang mendistribusikan?
03:09Kemudian konsumennya siapa?
03:11Jadi memang langkah yang dilakukan
03:13Harus komprehensif
03:15Mas Iyan
03:15Misalnya
03:17Para pedagang juga harus dibantu
03:19Tadi sempat kita singgung
03:20Perlu dikasih relaksasi
03:22Pembayaran kreditnya
03:25Sehingga mereka
03:26Yang sekarang ini sedang terdampak
03:29Ekonominya
03:30Seperti tadi interview dengan
03:32Pedagang di Panda Aceh
03:34Salesnya turun 30%
03:36Ada yang 50%
03:37Ini mereka tidak kuat mencicil pinjaman
03:40Maka perlu dikasih relaksasi
03:41Ini akan sangat membantu
03:43Jadi secara cycle begitu ya
03:45Kita melihat siapa saja yang sebetulnya perlu dibantu
03:48Tadi disebutkan bahwa bukan hanya petani
03:51Ketika petani diberikan keringanan
03:53Ternyata hasil dari pertaniannya juga kan
03:56Memang harus ada yang membeli
03:57Ada juga pedagang
03:58Jadi dalam kondisi darurat seperti ini
04:01Siapa saja yang perlu dibantu oleh pemerintah Pak Widja?
04:06Jadi the whole cycle
04:08Dari petani kemudian distributor, konsumen, pedagang
04:14Ini mereka semua perlu dibantu
04:17Dan perlu dibantu hanya satu siklus ekonomi
04:20Ketika satu siklus ekonomi itu terjadi
04:23Sangat yakin saya mereka sudah bisa mandiri
04:26Bisa membantu dirinya sendiri
04:28Nah setelah satu siklus ekonomi itu berjalan
04:30Maka relaksasi kredit itu bisa mulai dikurangi secara perlahan
04:35Tapi di masa-masa awal ini
04:37Memang bantuan harus cukup masif
04:41Untuk membantu mereka segera
04:43Kembali ke kehidupan yang normal Mas Ian
04:46Kita kan tadi berbicara soal petani
04:49Tetapi juga banyak warga yang selain petani
04:51Yang juga terdampak begitu terkait juga
04:53Tadi kita sempat membahas sebelumnya
04:55Terkait dengan cicilan, cicilan motor, cicilan mobil, KPR
04:59Apakah bisa dilakukan soal penundaan penagihan yang sama?
05:03Bagaimana juga mekanismenya?
05:04Ini berarti di luar kur Pak Widja
05:06Ya, saya melihat pada saat Covid kemarin
05:10OJK akan mengeluarkan peratuan OJK
05:13Dalam situasi Covid
05:15Saya rasa sekarang OJK juga perlu mengeluarkan peratuan OJK
05:21Untuk daerah terdampak bencana alam
05:24Jadi untuk di tiga provinsi ini
05:26Dimana relaksasi itu sangat didorong
05:29Sehingga ini membantu masyarakat
05:33Tetapi dunia perbankan sendiri akan terbantu
05:36Kenapa?
05:37Karena kalau tidak melakukan relaksasi
05:39Mereka akan mendapatkan beban luar biasa
05:43Dari apa yang namanya kredit macet
05:45Ini sangat buruk bagi buku mereka
05:46Ketika OJK mengeluarkan regulasi tentang relaksasi
05:50Saya yakin perbankan di sana
05:52Apakah ini BUMN ataupun swasta
05:55Mereka akan memanfaatkan
05:57Tidak untuk membantu konsumen saja
05:58Tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri juga
06:01Oke, Pak Widja
06:03Kalau kita melihat bencana yang begitu masif ini
06:05Fokus utamanya
06:06Kalau kita melihat di awal tadi ada petani kita bahas
06:09Kemudian juga ada mekanisme terkait juga bantuan terhadap warga lainnya
06:13Fokus utama yang perlu dilakukan oleh pemerintah terkait dengan bantuan itu
06:17Harus dimulai dari mana dulu sih, Pak?
06:21Saya rasa ini harus komprehensif
06:23Jadi kalau dari sisi siklus ekonomi tadi
06:26Dari sisi kredit kita sudah bahas ya
06:28Tapi yang lain, yang tidak kalah penting adalah dari sisi demand
06:31Bagaimana masyarakat itu mempunyai daya beli
06:34Mereka bisa mengonsumsi
06:35Di sini bahan sos perlu digelontorkan
06:37Kemudian bagaimana supaya aktivitas ekonomi itu bisa berjalan
06:41Sehingga mereka bisa mandiri
06:42Nah ini perlu infrastruktur
06:45Tadi masalah listrik, masalah internet, masalah transportasi, masalah kantor, sekolah, rumah sakit
06:53Ini harus dijalankan secara paralel tentunya oleh bidang-bidang dalam pemerintahan yang berbeda-beda
07:00Tanpa pendekatan yang komprehensif
07:03Maka situasi tidak akan membaik
07:05Kredit dibantu
07:08Kemudian bansos dibantu
07:10Tanpa perbaikan jaringan logistik
07:12Maka ekonomi tidak akan berputar
07:13Bantuan itu akan menjadi permanen sifatnya
07:15Jadi ini harus berjalan secara paralel
07:18Tidak bisa satu-satu begitu ya Pak ya?
07:21Ya, harus koordinatif
07:23Lintas kementerian, lintas pusat, dan daerah
07:26Ini prinsipnya total football
07:29Semua bergerak seperti yang pernah kita lakukan
07:32Pada saat bencana tsunami Aceh
07:35Atau gempa Jogja, gempa Jawa Timur
07:38Itu menunjukkan pendekatan total football
07:41Akan dengan cepat bisa memperbaiki keadaan
07:45Oke, terkait juga dengan bantuan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat
07:49Juga di sisi lain, begitu di pihak perbankan dan juga pemerintah
07:52Mungkin ada risiko-risikonya
07:53Kalau kita melihat selain kur, ini terkait juga dengan penundaan cicilan
07:57Apakah menurut Pak Wija ini akan jadi risiko bagi perbankan
08:01Dan apakah ini nantinya akan masuk ke kredit bermasalah?
08:04Ya, bencana alam ini sesuatu yang sifatnya force major
08:09Jadi tidak diantisipasi oleh semua pihak
08:15Jadi risikonya di luar risiko yang antisipir
08:18Nah, memang sudah pasti kredit macet akan meningkat
08:23Tapi seberapa besar peningkatannya itu
08:27Itu tergantung bagaimana kita melakukan strategi relaksasi
08:33Jadi ketika strategi relaksasi itu dilakukan dengan tepat
08:38Kemudian pendampingan kepada UMKM dilakukan dengan baik
08:41Maka kredit macet akan bisa diminimalisir
08:44Tapi mas Ian, bencana sebesar ini
08:47Dampak ke kredit macet pasti akan luar biasa besar
08:50Oke, strategi relaksasi seperti apa Pak kira-kira?
08:54Bagaimana?
08:55Strategi relaksasi seperti apa yang tepat kira-kira Pak
08:57Di tengah bencana seperti ini?
08:58Yang pertama harus cepat
09:00Jadi menurut saya
09:02Jangan kita mengharapkan masyarakat itu datang ke bank
09:08Untuk mengurus
09:09Jangan
09:09Perlu kebijakan yang one size fit all
09:12Misalnya daerah bencana kategori berat
09:15Mendapatkan relaksasi seperti ini
09:18Daerah ini mendapatkan relaksasi seperti ini
09:21Daerah ini mendapatkan relaksasi seperti ini
09:23Jadi langkah itu diambil awal cepat
09:27Kemudian nanti masalah administrasi bisa berjalan
09:29Sambil melihat perkembangan situasi
09:33Kalau kita mengharapkan masyarakat yang masih sulit
09:38Bahkan untuk bertahan hidup
09:39Mengurus hal-hal sifatnya administrasi seperti ini
09:42Itu tidak akan terwujud
09:43Makanya pemerintah yang proaktif
09:46Pemerintah yang take the risk
09:47Perbankan yang maju di depan
09:49Oke, kalau tadi kita bahas soal perbankan
09:51Kalau dari sisi kur sendiri Pak Wijah
09:53Jika kur petani dihapuskan
09:55Apakah ini akan jadi beban APBN nantinya?
09:59Jadi begini
10:00Ketika kur itu dihapuskan
10:02Maka modal perbankan itu akan tergerus
10:06Jadi modal perbankan turun sebesar jumlah kur yang dihapuskan
10:11Kalau untuk bank BUMN ini make sense
10:15Karena ini penugasan dari pemerintah
10:16Dan memang mau tidak mau bank BUMN akan mengalami rugi
10:20Tapi pemerintah bisa mengkompensasi dengan berbagai hal
10:24Misalnya PNM atau apapun
10:26Atau subsidi bunga nantinya
10:27Nah yang memang delicate ini yang swasta
10:30Karena swasta kan dia tidak mungkin melakukan hal-hal
10:34Seperti yang dilakukan oleh BUMN gitu ya
10:36Rugi gak apa-apa karena arahan dari pihak otoritas
10:42Kalau bank swasta kan pasti profesional dan profit seeker gitu ya
10:47Jadi ini agak-agak sulit bagi bank swasta
10:51Kemungkinan besar ya akhirnya
10:53Mereka akan mengalami loss akibat kredit macet
10:56Tetapi saya tidak yakin mereka akan secara sengaja menghapuskan kredit
11:03Sebisa mungkin kredit yang bermasalah itu tetap akan diminate
11:09Dia akan write off supaya bukunya bersih
11:11Tapi tetap ditakeh kemudian direstrukturisasi
11:14Karena itu sesuatu yang umumnya terjadi di perbankan swasta
11:20Mereka tidak bisa serta-merta mengikuti pemerintah untuk menghapus
11:26Oke kalau saya tarik benang merahnya terkait perbincangan kita hari ini
11:30Sebetulnya yang dibutuhkan adalah demi membantu warga
11:33Baik itu dalam hal kur ataupun kredit lainnya di luar kur
11:39Ini harus ada memang penanganan secara komprehensif
11:42Tidak bisa satu persatu
11:43Karena setiap korban ini memang perlu bantuan begitu ya Pak Wija
11:46Terima kasih
11:47Wija Yanto Samirin, ekonomi Universitas Paramadina
11:50Atas waktunya bersama kami di Kompas Bisnis, sehat selalu Pak
11:52Terima kasih, makasih ya
11:54Sedara jangan kemana-mana, Kompas Bisnis susah jeda akan kembali
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan