Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV Tersangka kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, Roy Suryo, dan Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan, sempat berdebat soal dugaan operasi politik di balik tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Roy Suryo juga sempat menantang Jokowi untuk mengungkapkan nama sosok "orang besar" politik yang dimaksud.

Sementara itu, Ketua DPP PSI, Bestari Barus menilai Roy Suryo berada dalam orkestrasi politik terkait isu ijazah Jokowi.

#ijazahjokowi #jokowi #roysuryo

Presiden ke-7 RI Joko Widodo kembali merespons isu ijazah palsu yang menyasar dirinya. Dalam wawancara eksklusif di program khusus KompasTV, Jokowi menyebut ada operasi politik dan tokoh besar yang bermain-main dengan isu ijazah palsu, dengan tujuan men-downgrade, menjatuhkan reputasinya.

Jokowi juga menantang para penuduh ijazah palsu, untuk membuktikan tuduhan di pengadilan. Namun, Jokowi juga menyatakan siap menunjukkan ijazahnya di pengadilan.

Bola panasnya, apakah isu ijazah palsu benar bagian dari operasi politik untuk melemahkan keluarga Jokowi, atau ini murni soal hukum dan keterbukaan informasi? Jika bergulir di pengadilan, apakah Jokowi pada akhirnya bakal menunjukkan ijazahnya ke publik, dan polemik kemudian berakhir lewat putusan hakim?

Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "JOKOWI SIAP TUNJUKKAN IJAZAH DI PENGADILAN, TUNGGU APALAGI?" Jumat, 12 Desember 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/637127/debat-roy-suryo-vs-psi-peradi-bersatu-soal-operasi-politik-di-balik-kasus-ijazah-jokowi-bola-liar
Transkrip
00:00Intro
00:00Presiden ke-7 RI Jokowi Dodo kembali menyebut ada operasi politik dan tokoh besar
00:12di balik isu ijazah palsu yang menurutnya sudah digoreng beberapa tahun terakhir.
00:18Menurut Jokowi, pihak penuduh ijazah palsu harus membuktikan tuduhannya di pengadilan.
00:24Tapi, ia sendiri juga siap menunjukkan ijazah aslinya di pengadilan.
00:27Dan yang saya lihat, ini memang ada agenda besar politik, ada operasi politik
00:35yang sehingga bisa sampai bertahun-tahun, gak rampung-rampung karena keinginan mereka untuk mendowngrade,
00:46menurunkan reputasi yang saya miliki.
00:52Saya dituduh ijazah siap palsu, artinya yang menuduh itu yang harus membuktikan.
00:57Dalam hukum acara, siapa yang menuduh itu yang harus membuktikan, yaitu yang saya tunggu itu coba.
01:03Ijazahnya Bapak akan tunjukkan di sana, di pengadilan.
01:06Ya itu forum yang paling baik untuk menunjukkan ijazah asli saya.
01:11Dari SD, SMP, SMA, universitas semuanya, kan saya bawa.
01:16Tersangka tuh dengan ijazah palsu Jokowi, Roy Suryo, membantah ada operasi politik
01:26ataupun orang besar yang mendalagi.
01:29Ia justru menantang Jokowi untuk menunjukkan ijazah aslinya.
01:33Buktikan, kalau memang itu ada operasi politik, buktikan.
01:39Bisa gak Jokowi membuktikan kalau itu ada toko pisar?
01:42Kalau memang negarawan, sekali lagi, buktikan dengan tunjukkan aslinya.
01:48Itu.
01:48Menanggapi pernyataan Jokowi soal adanya agenda politik dan toko besar
01:57dibalik isu ijazah palsu, Sekjen Partai Demokrat Herman Hairon minta.
02:02Hal itu ditanyakan kembali ke Jokowi.
02:04Yang sebaiknya tanya Pak Jokowi, gitu ya.
02:07Karena kami tidak tahu, gitu.
02:09Kami tidak pernah berbicara di sisi itu.
02:12Akar hukum Hipno Nugroho berpandangan
02:16untuk mengakhiri polemik dugaan ijazah palsu Jokowi di masyarakat,
02:20penegakan hukum harus dituntaskan.
02:22Memang mungkin juga, karena sekarang itu sedikit-sedikit politik.
02:27Ada berkaitan politik, apalagi terkait dengan tokoh mantan presiden lagi.
02:32Tapi yang penting sekarang bukan melebar kemana-mana ya,
02:36tapi bagaimana penegakan hukum terkait ijazah palsu itu cepat tuntas.
02:42Hampir setahun terakhir, isu keaslian ijazah Jokowi telah menggelinding jauh.
02:50Sejumlah pihak saling lapor, dari laporan dugaan pidana berlapis
02:54hingga menggugat perdata ke pengadilan.
02:57Bahkan, lewat pengajuan sengketa informasi publik di Komisi Informasi Pusat.
03:03Yang terbaru, pengadilan negeri Solo memutuskan melanjutkan gugatan
03:07citizen lawsuit ijazah Jokowi yang dilayangkan oleh alumnus UGM.
03:11Hakim menolak eksepsi tergugat, yaitu Jokowi dan UGM,
03:15dan tetap melanjutkan gugatan ke tahap pembuktian.
03:23Selamat malam saudara, bola liar kembali menggelinding kehadapan Anda.
03:27Presiden ketujuh Republik Indonesia Jokowi Dodo
03:29kembali merespons isu ijazah palsu yang menyasar dirinya.
03:33Dalam wawancara eksklusif di program khusus Kompas TV,
03:37Jokowi menyebut ada operasi politik dan tokoh besar
03:40yang bermain-main dengan isu ijazah palsu
03:43dengan tujuan mendowngrade menjatuhkan reputasinya.
03:47Jokowi juga menantang para penuduh ijazah palsu
03:50untuk membuktikan tuduhan di pengadilan.
03:53Namun, Jokowi juga menyatakan siap menunjukkan ijazahnya di pengadilan.
03:58Bola panasnya, apakah isu ijazah palsu benar
04:02bagian dari operasi politik untuk melemahkan Korda Jokowi
04:06atau ini murni soal hukum dan keterbukaan informasi?
04:10Jika bergulir di pengadilan,
04:12apakah Jokowi pada akhirnya bakal menunjukkan ijazahnya ke publik
04:15dan polemik kemudian berakhir lewat putusan hakim?
04:20Inilah bola liar bersama saya, masih tertarikan.
04:23Selamat malam.
04:53Roy Suryo, tersangka tudingan ijazah palsu, Jokowi.
04:55Selamat malam, Mas Roy.
04:56Selamat malam, Dailana.
04:57Selamat malam semuanya.
04:58Ada Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani.
05:01Selamat malam, Bang.
05:01Selamat malam.
05:03Di floor saya menyapa ada Pak Susno Dwaji,
05:05Kabar Rizkrim Polri, 2008-2009.
05:08Selamat malam, Pak.
05:08Selamat malam.
05:11Dan Pak Selamat Ginting, pengamat politik Universitas Nasional.
05:14Selamat malam, Pak Ginting.
05:16Saya langsung ke Mas Ade, kalau begitu,
05:19dari wawancara eksklusif Kompas TV.
05:21Selamat bertahun-tahun isu dikelola,
05:23kata Bantan Presiden Jokowi,
05:27bahwa ini merupakan upaya mendowngrade reputasi Jokowi.
05:30Benar demikian, Mas Ade?
05:31Bukan hanya mendowngrade.
05:32Tapi?
05:33Tapi juga ini sama sekali menghina keluarga besar Pak Jokowi.
05:38Kenapa saya katakan begitu?
05:41Bahwa apa yang dituduhkan ini kan belum bisa dibuktikan secara hukum.
05:46Ya kan, sementara produk tersebut sudah diakui oleh badan publik.
05:53Dan ingat, itu sudah, sekali lagi saya sampaikan bahwa itu sudah ditunjukkan,
05:59tetapi kepada instansi berkaitan.
06:02Usernya, jelas.
06:03PDIP membawa jasa itu kepada KPU, pada saat Pilpres,
06:10kemudian Wali Kota, kemudian Gubernur DKI.
06:14Artinya, barang ini bukan barang yang tidak pernah kelihatan.
06:20Jasa ini bukan tidak pernah kelihatan,
06:23kelihatan kepada instansi publik tadi.
06:26Bahwa itu sudah digunakan kok.
06:27Dan itu dilegalisir.
06:29Persoalannya kemudian instansi publik ini tidak mau memberikan kepada Restoran CS,
06:35itu bukan ranahnya kita.
06:38Atau Pak Instansi Jokowi Dodo lagi.
06:41Ya, itu kembali kewenangan mereka.
06:43Ya, cocok.
06:44Dengan cara dia melakukan gugatan di Komisi Impulasi Publik.
06:49Namun, perlu diingat juga bahwa ada pengecualian di situ.
06:54Di Undang-Undang KIP.
06:56Ini kan masuk penyidikan.
06:57Kalau untuk ijazahnya satu ya.
06:59Masuk penyidikan.
07:00Bahwa sesuatu yang dapat mengganggu penyidikan,
07:04itu dikecualikan.
07:06Itu yang harus kita pahami dulu.
07:07Kenapa ditolak untuk Polda Metro Jaya?
07:09Karena memang barang itu sekarang lagi dikuasai oleh Polda Metro Jaya
07:13dengan disita aslinya.
07:15Nah, tetapi kalau misalkan memang dokumen kopiannya atau kopinya mau diminta
07:20dan itu diberikan kepada siapapun yang memegang misalkan stasi publik,
07:24ya memang kok kersuh.
07:25Kita sih nggak ada urusan gitu loh.
07:27Artinya silakan kalau memang itu diberikan
07:29dan memang melalui mekanisme, instrumen, hukum yang ada.
07:33Sebelum menjawab sama Mas Roy,
07:34kita dengarkan lagi pernyataan dari Pak Jokowi
07:37yang menyatakan bahwa ini ada operasi politik katanya.
07:40Kami putar kan, Saudara?
07:40Dan yang saya lihat ini memang ada agenda besar politik,
07:47ada operasi politik
07:49yang sehingga bisa sampai bertahun-tahun
07:53nggak rampung-rampung
07:54karena keinginan mereka untuk mendowngrade,
08:00menurunkan reputasi yang saya miliki.
08:06Saya dituduh ijazah saya pasuh, artinya yang menuduh itu yang harus membuktikan.
08:12Dalam hukum acara, siapa yang menuduh itu yang harus membuktikan,
08:15ya itu yang saya tunggu itu coba.
08:18Ijazahnya Bapak akan tunjukkan di sana, di pengadilan.
08:20Ya itu forum yang paling baik untuk menunjukkan ijazah asli saya
08:25dari SD, SMP, SMA, universitas semuanya.
08:30Kan saya bawa.
08:31Ada operasi politik di balik langkah Anda seringkali sudah begitu lama menggugat ijazah Jokowi?
08:39Orang ini jahat.
08:41Iya, kita itu sains murni, pure sains, ilmiah.
08:45Kita ingin membuktikan secara ilmiah dan itu sudah terbukti.
08:48Dan itu sudah kita tulis dalam buku 700 halaman lebih ya,
08:52Jokowi's Head Paper.
08:53Kenapa ditarik-tarik ke politik?
08:54Kenapa kemudian disuruh melibatkan dan bahkan sekarang mulai muncul tuh
08:58proksi-proksinya padahal, ada partai tertentu, partai merah, partai biru gitu.
09:02Nggak usah.
09:03Tunjukkan saja ijazahnya dan tunjukkan ijazah yang asli.
09:07Jangan kemudian malah menunjukkan ijazah yang scan,
09:10yang kemudian scan itu dikatakan asli oleh si Andi Aswan.
09:14Padahal itu palsu.
09:15Ya itu jelas palsu tuh.
09:16Nah ini, ini dikatakan asli.
09:18Bagus.
09:19Padahal ini nggak ada yang namanya watermark,
09:22nggak ada yang namanya emboss.
09:23Jadi kan ini palsu lagi.
09:24Udah bohong, ini tambah bohong.
09:27Jadi orangnya bohong-bohong kuadra.
09:28Dan satu lagi, saya menggarisbaik.
09:31Kalau dia mengatakan kemarin dengan wawancara Mbak Friska Clarissa,
09:34tunjukkan di pengadilan.
09:35Buktikan Mbak.
09:36Minggu depan, pengadilan Solo itu alhamdulillah tidak melakukan NO terhadap gugatan citizen lawsuit.
09:42Tunjukkan di pengadilan,
09:44tunjukkan di PN Solo,
09:45jujur tidak dia.
09:47Kalau dia mengaku akan menunjukkan di pengadilan,
09:49harusnya Jokowi,
09:51tunjukkan itu pengadilan,
09:52ijazahnya yang asli.
09:54Kalau nggak,
09:54bohong lagi seluruh orang Indonesia,
09:56lihat kebohongannya lagi.
09:57Oke, baik.
09:57Mas Ade, dibantah soal adanya operasi politik,
09:59dibalik gugatan ijazah.
10:01Ya,
10:02persoalan ada operasi politik atau tidak,
10:04itu yang mengetahui Pak Institut Jokowi.
10:06Pastinya begitu.
10:08Tetapi memang,
10:09saat sekarang ini,
10:10bahwa apa yang bergulir,
10:12kalau berbicara politik,
10:14dan menunggangi sesuatu,
10:15itu pasti lawan-lawan Pak Jokowi,
10:17yang tidak senang dengan Pak Jokowi,
10:19atau ada kepentingan lain,
10:22tentunya akan menunggangi itu.
10:24Dalam artian,
10:25secara politis,
10:27mungkin mereka nggak kelihatan ya.
10:29Tetapi,
10:30kalau mendukung,
10:31dan lain-lain sebagainya,
10:32itu saya rasa pasti.
10:34Pertanyaannya adalah,
10:35kemudian,
10:36yang timbul,
10:37kalau memang tidak ada operasi politik di sini,
10:40mohon maaf Mas Roy,
10:42harusnya Mas Roy dilakukan penahanan.
10:44Harusnya dilakukan penahanan.
10:45Apa itu kalau malah penahanan?
10:48Bisanya omongnya cuma penahanan.
10:49Harusnya.
10:50Gak bisa.
10:51Karena kenapa?
10:52Karena pasal-pasal,
10:53ya tidak,
10:53ini saya menjelaskan,
10:54harusnya Mas Roy.
10:55Kenapa kami,
10:55kami ber,
10:56ber,
10:57melihat bahwa,
10:59emang Mas Ade penyidik?
11:00Bukan.
11:01Saya udah.
11:02Saya berdasarkan pengalaman saya,
11:05pengalaman saya dalam mendampingi,
11:07baik itu terlapor maupun pelapor,
11:09itu terjadi.
11:11Kalau ini asli,
11:11jasanya udah jelas.
11:13Kalau asli,
11:13udah bisa.
11:14Gampang aja udah.
11:15Soalan asli,
11:16jangan dibantai dulu Mas Roy,
11:17saya cuma menyampaikan kepada,
11:18kepada,
11:20my sister,
11:22bahwa,
11:22kenapa ada tunggangan di sini?
11:25Tapi percaya lah,
11:26my sister,
11:27bahwa,
11:28ketika kemudian partai politik yang mendukung juga,
11:31kebohongan,
11:32bukan kebenaran ini,
11:33mendukung kebohongan,
11:35pasti akan hancur juga.
11:36Dan partai politik yang mendukung hal-hal seperti ini juga,
11:41itu sayang loh.
11:42Kenapa?
11:43Kalau ini nanti terbukti pengadilan.
11:45Ya,
11:45mohon maaf nih.
11:46Benar.
11:47Ya,
11:47partai politiknya rusak ini.
11:49Siapa?
11:49Siapa?
11:50Perpolnya siapa?
11:50Perpolnya siapa?
11:51Saya sih,
11:51tidak bisa menyebutkan masing-masing krediskan.
11:53Ah,
11:53Samadir Jokowi ini gak boleh menyebut.
11:55Saya harus menikuti percet lah.
11:58Gak usah.
11:59Gak usah.
11:59Nanti bergelinding lagi nih,
12:01ya kan?
12:02Gak usah.
12:03Sudah paham semua lah.
12:05Mana paham tunjuk nama dong,
12:07Pak Bilani.
12:07Jangan kayak pengecut tadi itu.
12:09Pengecut bang.
12:10Oke.
12:10Bukan pengecut, Mas Roy.
12:12Ini lah, Mas Roy.
12:13Mulut Mas Roy ini,
12:14santunlah sedikit, Mas Roy.
12:15Enggak.
12:16Dia enggak santun.
12:17Dia memetak belah bangsa.
12:18Kenapa?
12:19Dimana memetak belah bangsa, Mas Roy?
12:20Udah kan orang saya ludo.
12:22Mas Roy ini orang Jawa loh.
12:23Tuduh ini, tuduh ini, tuduh ini.
12:24Paling tidak adab itu ada, Mas Roy.
12:26Sedikit-sedikit ngomong,
12:27bohong,
12:28sedikit-sedikit penjahat gitu loh.
12:29Yang bohong dia itu sedikit-sedikit ngomong.
12:30Tunjukkan pengadilan ya, minggu depan.
12:32Minggu depan kita tunggu.
12:33Kenapa minggu depan?
12:34Di pengadilan.
12:35Iya, tunjukkan.
12:36Minggu depan tunjukkan.
12:36Kalau perijak saya satu,
12:38saya rasa di pengadilan tidak mungkin bisa.
12:40Lah.
12:40Gimana?
12:41Baik.
12:41Loh, dalam penguasaan?
12:42Minta.
12:43Oh enggak bisa, masuk dari segampang bisa.
12:46Oke, baik.
12:46Saya contoh, Pak.
12:48Kayak bodohi raya, Pak.
12:49Pak Suara.
12:50Kata, Pak Jokowi ada operasi politik.
12:54Ada nama besar.
12:55Tapi kayaknya jenerik ya.
12:57Enggak to the point atau gimana menurut Anda?
12:59Sudah jelas siapa yang dimaksud?
13:00Ya, saya kira secara politik dengan menyebut
13:03ada tokoh besar dibalik isu ijasa ini,
13:07Jokowi sedang berupaya memindahkan narasi
13:11dari soal fakta ijasa,
13:15apakah asli atau palsu,
13:16ke soal motif politik dibalik tuduhan itu.
13:22Tentu saja ini bisa membuat isu menjadi perdebatan
13:27tentang politisasi.
13:29Karena itu bukan soal hanya legalitas ijasa semata
13:34dari persoalan akademik,
13:36sekarang digeser menjadi soal politik.
13:39Nah, kurangnya nama yang disebut Jokowi
13:43ada nama besar,
13:44tapi tidak menyebutkan nama.
13:49Sama saja kemudian menimbulkan spekulasi baru.
13:53Jadi rakyat lagi-lagi diberikan PR
13:57oleh Jokowi.
13:58Dan ini menurut saya
14:00keengganan untuk menyebut nama
14:05kemudian partai atau lembaga
14:08ini membuat klaimnya terasa menjadi ambigu.
14:11Mengapa ambigu?
14:13Ya karena tuduhan besar tanpa bukti publik
14:16yang dikemukakan oleh Jokowi sendiri
14:19itu sama saja kemudian akan
14:22mendera dirinya sendiri.
14:27Publik akan meminta lagi siapa yang
14:29kira-kira seperti itu.
14:32Jadi menurut Anda harusnya Pak Jokowi
14:34langsung saja sebutkan namanya.
14:36Langsung saja menyebut itu.
14:36Karena dampaknya akan terjadi?
14:38Ya artinya masalah ini jadi berkepanjangan.
14:42Saling tuding.
14:43Digeser ke politik.
14:46Sehingga publik tidak lagi melihat persoalan ini
14:49dari sisi akademik,
14:51tapi persoalan politik.
14:53Apalagi dengan menyebut ada nama besar.
14:56Secara implisit rasanya orang juga tahu
15:00tudingan itu diarahkan kemana begitu.
15:03Tudingan diarahkan kemana?
15:04Pak Besar kemarin sempat loh komen
15:06soal ada partai tertentu
15:08yang menorkestrasi masalah ijazah Jokowi.
15:12Anda masih yakin akan itu?
15:14Nama partainya?
15:15Saya kira begini bahwa
15:19orkestrasi ya saya sitir
15:22orkestrasi itu
15:24kita ambil contoh
15:28isu WUS
15:30berapa lama?
15:32Dibicarakan ini disini.
15:34Dua minggu selesai.
15:36Isu apa lagi?
15:38Yang sedang-sedang.
15:40Setelah WUS
15:42ada beberapa
15:45imib sebentar.
15:49You bisa bayangkan
15:50ada satu isu
15:51yang bisa digulung
15:53melewati tahun
15:55effortnya besar loh.
15:59Itu biaya ngegulungnya aja
16:00luar biasa itu.
16:02Itu satu.
16:03Kedua,
16:04Mas Roy,
16:04kemarin saya sampaikan sama Anda
16:06di satu stasiun TV.
16:08Anda jangan merasa bahwa
16:10Pak Jokowi itu
16:11sedang berkonflik dengan Anda.
16:14Enggak, dia berkonflik dengan rakyat.
16:15Dengerin aja dulu.
16:17Iya, dengerin aja dengan rakyat.
16:18Minum, minum, minum.
16:19Oke, oke.
16:20Minum, minum.
16:21Udah gak usah.
16:22Kita dengerin aja.
16:24Kan kita mau bicara ini tentang
16:26dengan rakyat.
16:26Tadi ada operasi politik gitu ya.
16:29Saya mau jelasin.
16:31Kemarin sudah saya jelasin
16:32Anda manggut-manggut
16:33seperti mengerti.
16:34Enggak.
16:34Ini kita ulang lagi.
16:35Cuma menyenangkan aja saya.
16:37Dan mahasiswa menjadi cerdas semua.
16:39Seperti apa permainan politik itu?
16:41Politisasi ya.
16:42Yang tergambar.
16:44Anda sedang berpikir bahwa
16:46Pak Jokowi itu
16:47sedang berseteru dengan Anda.
16:49Enggak, dengan rakyat dia.
16:50Anda itu hanya remah-remah kecil.
16:54Dari satu operasi besar
16:56yang sedang dijalankan.
16:56Pinjam kata-kata teman saya.
16:57Anda harus paham ini.
16:59Enggak.
16:59Ibarat satu orkestra
17:01ada gitar, ada gendang, ada sebagainya.
17:04Anda cuma senar tali satu.
17:06Enggak apa-apa.
17:06Senar bisa goyangkan.
17:07Besar enggak apa-apa.
17:08Inilah kebunyian.
17:09Ya, mengaku ya kan berarti.
17:10Apanya?
17:11Mending jadi gajah.
17:12Nanti dulu.
17:12Mending teman kecil bisa membunuh gajah.
17:15Gajah enggak punya ijazah.
17:16Yang terjebak dalam permainan para orang-orang
17:23yang sedang menggunakan Anda
17:26tanpa Anda sadari
17:27dan Anda merasa besar bangga.
17:29Saya berhadapan dengan orang besar.
17:30Saya kecil kok.
17:31Saya pernah merasa besar.
17:32Iya, memang kecil.
17:33Kalau gede Anda gimana?
17:35Enggak kuat nanti kususinya situ.
17:36Kecil ngakuin kecil.
17:37Tenang dulu dong.
17:38Tenang dulu.
17:39Tenang dulu.
17:40Kegugupan Anda ini menandakan
17:42bahwa Anda sedang menyadari
17:44bahwa hari ini Anda dimanfaatkan oleh politik.
17:47Waduh, enggak.
17:49Benar.
17:50Udahlah.
17:51Kemarin Anda juga sudah.
17:51Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:52Udahlah.
17:53Jadi, kan begini.
17:55Anda tadi mengatakan
17:56apa benar.
17:57Ya seperti itu.
17:58Ada tadi yang disitir oleh
18:01Kakanda Ginting
18:02sebagai seorang akademis
18:05tentang ngomong dong langsung.
18:08Iya.
18:08Politik tidak begitu kayaknya bang.
18:10Wah.
18:11Kenapa?
18:11Politik kotor itu.
18:12Selalu saja politik itu
18:15dapat dirasakan
18:16tapi tidak dapat
18:18dia dipegang.
18:19Aduh, Pak.
18:19Kita bisa.
18:19Oh, ini perasaan.
18:21Oke.
18:21Jadi, bukan yang
18:22ini bukan dagang mangga, Om.
18:25Iya.
18:25Anda berpikirnya bahwa hari ini
18:27Anda sedang berdagang mangga.
18:28Jangan politik munaf.
18:30Udahlah.
18:30Saya 15 tahun sudah dipolitik.
18:32Udahlah.
18:33Nah, apalagi Anda orang politik
18:35pernah jadi menteri.
18:36Betul ya?
18:37Dipartemen mana?
18:37Makanya saya udah...
18:38Dipartemen mana itu dulu?
18:39Loh, saya partenanya.
18:40Loh, ya saya mau nanya.
18:42Parten mana?
18:43Kenapa?
18:43Kenapa?
18:43Kenapa?
18:44Kenapa?
18:44Saya nanya aja nggak boleh.
18:45Kalau Pak Jokowi suruh jawab.
18:47Loh, iya suruh jawab.
18:48Kalau bukan rekening ntar dulu.
18:49Loh, iya dia pejabat publik.
18:51Inilah.
18:51Dia pejabat publik.
18:52Masuk saya yang mau saya sampaikan begini, Mas.
18:53Kalau bukan pejabat ini, gak ngerti undang-undang nih.
18:54Bukan.
18:55Yang mau saya sampaikan begini, yang mau saya sampaikan hari ini, hari ini, hari ini yang ingin saya sampaikan, atas isu rekening itu, ini saatnya, karena sudah diketahui, Anda boleh kemudian menggedor kembali.
19:16Oke, baik.
19:18Silahkan sampaikan kita-kita.
19:19Bang Le, jadi menurut Bang Le sendiri, Mas Roy ini lagi digunakan oleh partai, ditunggangi atau gimana?
19:26Atau riding the wave aja sama partai, seperti disebutkan oleh Pak Jokowi.
19:32Ini jangan-jangan perasaan Pak Jokowi juga.
19:34Nah, itu satu.
19:36Kalau dipakai argumennya Pak Jokowi sebetulnya, pertama kan begini ya.
19:43Ini udah dua ini, Pak Jokowi itu selalu tertutup.
19:49Satu soal ijazahnya sendiri, yang kedua beliau melontarkan isu soal ada orang di belakangnya.
19:55Ditanya siapa?
19:57Ah, diam.
19:59Nah, kalau pakai dalilnya Pak Jokowi, yang menuduh, yang membuktikan, mestinya Pak Jokowi yang harus membuktikan.
20:07Siapa yang dituduh oleh Pak Jokowi?
20:08Nah, itu makanya.
20:09Silahkan yang dituduh itu berbicara.
20:12Nah, agak lah ini logikanya.
20:14Iya gak?
20:14Enggak dong.
20:16Anda menuduh Pak Jokowi, yang menuduhnya palsu.
20:19Kan begitu.
20:20Konek ini.
20:21Konek dong.
20:22Yang saya mau katakan, kalau mau pakai dalilnya Pak Jokowi, terkait dengan istilah beliau yang menuduhlah, yang membuktikan.
20:31Sekarang saya mau katakan, terkait dengan isu soal Pak Jokowi menyebut ada aktor di belakang isu ijazah ini, maka pakai dalilnya Pak Jokowi, Pak Jokowi lah yang harus membuktikannya.
20:48Iya.
20:49Nah, sekarang Pak Jokowi gak mau membuktikan.
20:51Ada gak yang dituduhkan?
20:53Kalau kawan-kawan yang mendalilkan soal Pak Ijazah Pak Jokowi itu palsu, jelas.
20:59Jelas nih ini, palsu nih.
21:00Mana itu aslinya?
21:01Orang itu fotokopi kok.
21:03Ini, ini, ini, ini.
21:03Justru karena aslinya.
21:04Ini, ini, ini, ini, data-data.
21:06Karena data-datanya kuat, masyarakat mulai tertarik.
21:22Oke.
21:23Nah, ini, ini, ini, ini, jelas.
21:26Nah, sekarang kita mau tanyakan kepada Pak Jokowi.
21:29Pak Jokowi, tolong sebutkan dua saja dulu.
21:31Ciri yang menyebut bahwa ada aktor di belakang apa yang dilakukan oleh kawan-kawan Suriyo.
21:38Ini gak ada sama sekali.
21:40Munafik kok dia.
21:41Jadi menurut Anda kenapa Pak Jokowi tidak langsung terpoin?
21:44Siapa yang dia maksud?
21:44Ya, karena memang itu udah gaya ijazah dari dulu kan.
21:47Jadi dia menuntut Roy Suryo ini membuktikan ijazahnya, jadi dilakukan.
21:52Iya, iya.
21:53Oleh mereka ini loh, ini, ini, ini.
21:55Sementara Pak Jokowi menuduh bahwa Roy Suryo dan kawan-kawan ini
22:00berada di dalam skenario besar politik
22:02tanpa ada satu pun indikator yang disebutkan.
22:05Nah, lapor dong.
22:06Apa indikatornya?
22:07Karena itu gak jelas juga, Pak Rangit.
22:09Harusnya Pak Jokowi yang harus membuktikan, katanya Pak Isham.
22:13Harusnya Pak Jokowi yang membuktikan.
22:14Bukan dari kelompok yang mempersoalkan.
22:17Nah, ini, kalau lihat pebicara ada di sini semua ini,
22:24Bang sama saya selalu, dari dulu, sejak zaman reformasi kita ya.
22:29Nah, tapi pada waktu itu dalam posisi sebagai pengamat properti.
22:35Pengamat properti.
22:37Jadi gini, sekarang pengamat politik.
22:38Sekarang pengamat politik.
22:39Oke.
22:40Kita ini sekarang ini terjebak.
22:43Mas Suryo terjebak, teman-teman semua terjebak ini.
22:47Pada saat Golkar, karena saya di sini sebagai senior Golkar,
22:51bajunya aja kuning.
22:52Oh, jelas.
22:53Jelas kan?
22:53Jelas.
22:54Tampak nyata.
22:55Yakin.
22:55Golkar itu ada tiga golongan di sana.
22:59Ada ABRI yang sekarang TNI POKRI,
23:02ada yang namanya pegawai negeri,
23:05yang namanya ASN,
23:06dan ada golongan.
23:07Saya golongan pengusaha.
23:09Oke.
23:10Pada saat itu,
23:11di dalam frame kita semuanya,
23:14kita menjadi insan pembangunan.
23:16Oke.
23:17Itu di skrip pada zaman Orde Baru.
23:20Begitu kita reformasi,
23:22berubah otaknya orang Indonesia ini semuanya.
23:25Dan saya ikut di dalam proses perubahan.
23:28Kaitannya dengan kasusnya?
23:29Nanti.
23:30Jokowi?
23:30Nanti ada kaitannya.
23:31Apa?
23:32Undang-undang dasar 45,
23:33kita reformasi politik ini,
23:36kita bikin undang-undang dasar 2002,
23:38maka kita bukan lagi menjadi insan-insan pembangunan,
23:42tetapi menjadi insan politik.
23:44Saat itulah rakyat Indonesia berubah otaknya.
23:48Kalau kita dulu sekarang berbicara,
23:50selalu pembangunan-pembangunan,
23:52politik baru kita bicarakan setahun,
23:55sebelum pemilu.
23:56Sekarang lima tahun kita bicara politik.
23:58Inilah akibat daripada perubahan undang-undang dasar 45 itu.
24:03Oke.
24:04Yang memang seharusnya kita harus evaluasi kembali.
24:07Di sini saya mengatakan,
24:08tidak perlu ada yang ribut.
24:11Kalau?
24:12Kalau dibilang bahwa ada...
24:14Pak Jokowi mengatakan,
24:16ada...
24:17Apa tadi?
24:18Politik apa?
24:18Orang besar.
24:19Orang besar.
24:20Politik.
24:21Kalau saya bukan orang besar,
24:22lebih besar.
24:23Lebih besar.
24:24Karena memang kita sekarang rakyat ini sedang diolah.
24:28Oleh siapa?
24:29Oleh asing.
24:30Saya sebut asing.
24:31Bukan kita.
24:33Mas Suryo.
24:34Roy Suryo ini,
24:35ini saya kenal sudah zaman lama ini.
24:37Iya lah.
24:37Aktivis kita kan waktu itu.
24:39Tujuh.
24:39Itu tidak sadar bahwa di skenario,
24:44bukan sama,
24:45mohon maaf,
24:45bukan oleh partai yang tadi
24:47rasa-rasanya kita tahu juga ya.
24:49Lebih besar dari itu.
24:51Baik.
24:53Mempolitasi apa?
24:54Indonesia.
24:55Mas Umar,
24:57mas Anda sendiri,
24:57asing,
24:58asing,
24:58asing,
24:59asing berpain ini.
25:01Mereka kan melalui jasa.
25:03Sementara dulu.
25:04Aku ngomong dulu ya.
25:06Aku ngomong dulu.
25:06Aku ngomong dulu.
25:07Silahkan.
25:08Mas,
25:09menurut Anda sendiri,
25:10kasus dari ijasa Jokowi ini,
25:13intrik politik,
25:14atau murni kasus hukum?
25:16Karena partai Anda selalu dibawa-bawa.
25:18Jawaban Anda?
25:19Samar-samar sih.
25:20Nanti dijawab.
25:21Mulai lihat.
25:22Sekarang kembali,
25:22saudara.
25:22Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan