Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV Eks Hakim MK, Maruarar Siahaan menyoroti etika dan moral terkait polemik ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

"Inti daripada hukum itu adalah etika dan moral. Jadi membacanya harus dari etika dan moral itu sendiri," ujar Eks Hakim MK, Maruarar Siahaan.

"Bahwa seorang yang sudah bersedia untuk memimpin bangsa, dia sudah membuka dirinya. Termasuk tadi informasi yang serahasiayang dikatakan ijazah tidak ada itu rahasia," lanjutnya.

Tersangka tuduhan ijazah palsu Jokowi, Roy Suryo, pun sependapat dengan pernyataan Maruarar Siahaan hingga menyinggung soal dinasti Jokowi.

#jokowi #ijazahjokowi #roysuryo

Komisi Informasi Pusat (KIP) tengah menyidangkan sengketa informasi terkait ijazah mantan presiden Jokowi. Dalam sidang lalu, majelis KIP memerintahkan Universitas Gadjah Mada melakukan uji konsekuensi, yakni proses pengujian dokumen untuk menentukan, apakah informasi yang dimohonkan dapat diberikan kepada publik, atau harus dikecualikan karena alasan kerahasiaan.

Seiring sejalan, kasus pidana pencemaran nama baik dengan tersangka Roy Suryo CS terus berproses di Polda Metro Jaya.

Lalu, akankah sidang sengketa informasi di KIP semakin membuat terang polemik keaslian ijazah Jokowi? Apakah sidang sengketa informasi di KIP bakal berdampak ke kasus pidana Roy Suryo CS?

Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "SIDANG SENGKETA INFORMASI, UNGKAP KEASLIAN IJAZAH JOKOWI" Jumat, 21 November 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/632592/roy-singgung-dinasti-eks-hakim-mk-soroti-keterbukaan-informasi-di-polemik-ijazah-jokowi-bola-liar
Transkrip
00:00Intro
00:00Ya saya punya pertanyaan Mas Denny ya
00:06Anda melihat proses dari KIP dan juga proses pidana ijasa
00:11Ini sudah ada titik terangnya enggak?
00:15Menuju titik terang enggak kira-kira?
00:17Mbak, menuju titik gelap iya mbak
00:20Kenapa?
00:23Ini saya jadi, saya tadi mikir ada manfaatnya
00:26Enggak saya sampai jam 2 pagi gitu
00:28Ada di melengkuk
00:29Untuk bicara soal ini
00:32Karena kita ini kok jadi bangsa yang semakin kelihatan bodoh ya
00:38Untuk satu hal yang sederhana jadi sangat rumit
00:41KIP itu, kalaupun nanti putusannya minta agar badan publik menunjukkan apa-apa yang diminta gitu ya
00:49Itu juga tidak akan selesai mbak
00:51Itu akan bisa, kalau tidak dilaksanakan oleh UGM
00:54UGM bilang ini sudah diproses hukum lah, tetap inilah
00:58Itu akan digugat ke PT UN
01:00PT UN panjang lagi prosesnya
01:02Jadi ini sudah betul-betul menggunakan hukum sebagai instrumen untuk tidak memberikan apa yang sebenarnya sederhana Pak Jokowi itu
01:12Bahkan kalaupun KIP menyatakan serahkan, yang diserahkan juga salinan
01:18Ijazah aslinya tidak juga bisa ditunjukkan
01:21Data pribadi, data pribadi apa
01:24Ini sudah jelas itu beliau adalah pejabat publik
01:27Jadi kita ini akhirnya akan diputar-putar
01:30Terus hadir lagi dalam pokshow
01:33Bicara lagi soal ini
01:34Sedangkan ijazah aslinya entah kapan akan ditunjukkan
01:37Apakah dalam proses pidana?
01:39Belum tahu kita
01:40Sudah bertahun-tahun kita dihadapkan dengan persoalan ini kan diputar-putar aja kita
01:48Teman-teman, kalau saya boleh berpandangan tadi ya
01:51Apakah ini hanya bisa diselesaikan di proses pengadilan?
01:55Tidak
01:56Jangan kemudian hukum itu selalu dibawa kerana selesainya di pengadilan
02:01Bisa di luar pengadilan
02:03Bisa dengan Pak Jokowi menunjukkan ijazah aslinya
02:08Apakah melalui proses independen diperiksa
02:11Ataukah melalui Andri tadi
02:12Andri bisa melihat asli apa tidak asli
02:15Jadi kalau kemudian ini diserahkan ke proses hukum
02:19Proses hukum yang seperti sekarang
02:21Padahal Roy Surya dan kawan-kawan itu belum pernah melihat ijazahnya sudah ditersatakan
02:28Proses hukum apa yang akan dihadirkan dari Polri
02:31Polri misalnya, ada pertanyaan kan
02:34Dan yang mempertanyakan Polri sebenarnya bukan hanya masyarakat awam
02:37Dengan segala hormat kepada institusi Polri ya
02:39Tapi kan kalau saya dari Tata Negara melihat logikanya begini Mbak
02:43Pada saat Presiden Republik Indonesia saja membentuk Komite Percepatan Reformasi Polri
02:48Berarti Presiden menganggap ada persoalan di tubuh kepolisian
02:52Dengan sendirinya kalau kita ingin bicara penyelesaian masalah
02:55Memang harus dijaga independensi Polri
02:57Pertanyaan dasar dari sisi politik hukum Tata Negara adalah
03:01Apakah proses penyelidikan Polri itu independen dari seorang Jokowi
03:07Yang punya relasi atau pemimpin Polri sangat personal
03:10Menurut saya tidak
03:12Dan karena itu Mbak jawabannya simple
03:15Jawabannya simple
03:16Ijazah aslinya ditunjukkan tidak perlu
03:19Oke saya sudah tanggap Mas Semar
03:20Simple jawabannya katanya kuncinya ada di Jokowi
03:23Ya sebenarnya kan ini boleh-boleh aja orang bicara simple sederhana
03:28Tapi ini ansih tidak soal bahwa masyarakat hanya ingin tahu itu asli atau tidak
03:33Pasti ada irisan kepentingan-kepentingan tertentu
03:35Orang boleh berspekulasi ada kepentingan politik disitu
03:39Kepentingan lain-lain disitu termasuk kita-kita
03:41Yang pasti bahwa itu tidak murni hanya ingin tahu saja
03:45Kenapa terhadap Pak Jokowi
03:47Tadi sudah disampaikan
03:48Pra Pilpres
03:50Pak Saat Pilpres
03:52Pasca Pilpres
03:53Polarisasi terus dibangun
03:54Tapi yang pasti bahwa kita
03:56Indiatintasnya jelas loh
03:58Nah bahwa kita misalnya
03:59Memberi dukungan pada Pak Jokowi
04:01Tapi banyak orang juga gak jelas juga
04:03Mengaku pemerhati
04:04Peneliti
04:05Tapi irisan kepentingan politiknya kental
04:07Irisan kepentingan pribadinya
04:09Untuk mendukung terhadap kepentingan-kepentingan
04:11Kelompok tertentu juga kental
04:12Maksud saya jauh lebih fair
04:14Jauh lebih bijak
04:15Kalau memang ada positioning dukungan
04:19Tunjukkan saja gitu
04:20Jangan juga kemana-mana mengklaim
04:21Sebagai pemerhati ini
04:23Peneliti ini
04:24Sedangkan itu bagian dari
04:26Kepentingan kelompok-kelompok itu gitu loh
04:27Jadi tidak sederhana itu
04:28Oke Pak Alamsa
04:29Jadi kira-kira apa saja kewajiban
04:31Termohon sengketa
04:33Yang ditangani oleh KIP
04:35Ya pertama ya ikuti prosedur ya
04:38Itu kan baru pemeriksaan awal
04:39Nanti ada pemeriksaan substansi
04:41Kalau memang dia bilang dikecualikan
04:43Bahkan komisi informasi bisa melakukan pemeriksaan tertutup
04:45Kemudian itu
04:46Tapi
04:47Hasilnya seperti tadi
04:49Komisi informasi hanya menyatakan
04:51Bahwa informasi ini memang terbuka sepenuhnya
04:53Terbuka sebagian
04:54Atau tertutup gitu ya
04:56Atau dikecualikan
04:57Nah selanjutnya kalau memang terbuka pun
05:00Maka teman-teman harus bisa mengakses
05:01Salinannya
05:03Setelah salinan itu
05:04Maka ada proses lain
05:05Nanti yang akan ditemukan
05:06Saya yakin teman-teman
05:07Kemudian akan mulai lagi
05:08Melakukan upaya lain
05:09Kenapa?
05:10Karena yang dibilang Deni tadi
05:11Bahwa
05:12Sepanjang belum ditunjukkan dokumennya
05:15Dan kemudian dilakukan pengujian secara sah
05:18Terhadap status dokumen itu
05:20Upayanya akan terus berjalan
05:22Saya sih
05:23Berharap sih
05:25Jangan terlalu lama
05:26Tapi kalau
05:27Proses hukum itu gak ada yang sebentar
05:30Jadi ya sabar-sabar aja
05:31Sabar-sabar aja
05:32Mas Randy
05:33Pertanyaannya sama apa saja
05:34Yang harus dipenuhi oleh
05:35Termon Sengketa dalam sidang KIP
05:37Apa saja
05:39Jadi
05:41Dalam hal ini KPU dan UGM ya
05:42Ya sebetulnya
05:44Yang diminta itu kan sekarang melebar banyak kan
05:48Tadi daftarnya jadi IJASA sampai KRS
05:50KHS
05:51Itu sebetulnya tergantung di
05:53Putusan
05:54Karena bukan
05:55Ini kan bukan mediasi lagi
05:56Ini adjudikasi kan
05:57Putusan KIP
05:58KIP nanti
06:00Ujungnya kemana ya kan
06:01Seperti yang saya bilang tadi
06:03Dibuka sebagian seluruhnya
06:06Lewat putusan KIP atau tidak
06:07Tapi yang bukan soal itu sebetulnya
06:10Saya mau sampaikan gini
06:11Tadi kan
06:12Residu-residu
06:14Pemilu kita gak usai
06:15Gak selesai
06:16Why election
06:18Integrity matters
06:20Memang
06:22Melihat bahwa polarisasi itu ada
06:25Tapi yang penting disini adalah
06:26Bagaimana kita mengelola semua ini
06:28Sehingga tidak terjadi
06:30Disinformasi
06:32Miskonsepsi dan lain sebagainya
06:34Sehingga terjadi
06:34Pertarungan
06:36Sesama anak bangsa
06:37Iya kan
06:38Jadi bukan kita mengadopsi
06:40PIPA Norris tadi
06:41Jadi kita yang
06:41Adopsinya apa
06:42Chuck Norris
06:43Ya
06:44Bung Roy itu yang lain
06:45Andai-andai gak tau
06:46Chuck Norris filmnya
06:47Berperang aja
06:48Tuk-tuk
06:49Berkerai aja
06:50Nah itu yang terjadi sekarang
06:52Agensi gak tau
06:53Tapi rupanya
06:54Ada kenikmatan
06:56Menonton film perang
06:57Film pertarungan
06:58Nah itu yang mungkin
06:59Bola liar undang kita kan
07:01Jadi
07:02JPPR
07:03Menghimbau kita semua
07:04Pemilih
07:05Supaya memang
07:06Critical thinking itu
07:08Harus ada
07:08Jangan hanya di tataran
07:09Mahasiswa yang keren-keren ini
07:11Tapi
07:11Semua
07:13Pemilih
07:13Semua
07:14Masyarakat Indonesia
07:15Oke
07:16Mas Roy
07:16Kira-kira dengan adanya
07:17Proses KIP
07:19Kemudian
07:20Proses pidana Anda
07:21Apakah Anda merasa
07:22Akan ada
07:23Posisinya diringankan
07:24Ini
07:25Yang jelas
07:25Ini pelajaran yang sangat penting
07:27Untuk seorang yang mau
07:28Jadi pejabat publik
07:29Ya gitu
07:29Kalau mau jadi pejabat publik
07:31Ya sadarlah dia
07:32Untuk data diri dia dibuka
07:34Apalagi
07:35Ya
07:35Apalagi dia kotor
07:37Apalagi dia keluarga
07:38Nah misalnya keluarga ini
07:40Nah
07:40Loh
07:42Tunjukin ya tadi
07:42Keluarga ini
07:43Ini dinasti ini
07:44Ini dinasti ini harus siap
07:46Untuk dibongkar
07:46Mungkin yang satu
07:47Belum jadi pejabat publik
07:48Tapi yang ini
07:49Sudah ditunggu KPK ini
07:50Ya kan gitu
07:51Karena ada kasus
07:53Di
07:53Sona
07:54Di Sumatera
07:54Yang ini jelas
07:55Sudah dibuka
07:56Ini juga
07:56Bentar lagi terbit nih
07:57Bukunya
07:58Black paper
07:59Oke
07:59Jadi artinya
08:01Pejabat publik
08:02Harus siap
08:03Untuk dibongkar
08:03Karena dia
08:04Menjadi pejabat publik
08:05Atas karena pengorbanan
08:07Rakyat yang memilih dia
08:07Oke
08:08Jadi Pak Boy
08:08Menurut Anda
08:09Dengan adanya
08:10Proses KIP
08:11Kemudian persidangan
08:12Proses sidang dari
08:13Kasus
08:14Mas Roy
08:14Apakah akan
08:15Meningankan posisi
08:15Mas Roy?
08:16Ya untuk Mas Roy
08:18Anda
08:20Sebetulnya
08:20Mesti belajar lagi
08:22Bersabar
08:23Pertama
08:24Yang kedua
08:25Yang Anda ngomong itu
08:26Sangat tendensius
08:27Saya gak tau
08:28Apa yang membuat Anda
08:29Begitu benci
08:30Sama keluarga Jokowi
08:32Gak benci
08:32Saya ayat banget
08:34Boleh tutup dengan
08:35Tapi kita gak bisa
08:36Semua masalah yang bisa menilai
08:38Anda sangat benci beliau
08:39Dan keluarganya
08:40Yang ketiga
08:40Sidang KIP ini
08:42Tidak bisa menentukan
08:43Ijazah itu asli atau tidak
08:45Karena itu bukan
08:47Ranahnya KIP
08:48Dia hanya administratif
08:50Hanya memutuskan
08:52Apakah boleh dibuka
08:53Ke umum atau tidak
08:53Jadi bicara itu
08:55Enggak soalnya
08:55Enggak
08:55Omong-omong
08:56Omong-omong
08:57Enggak ada gunanya
08:58Menurut saya itu
08:59Jadi KIP itu hanya
09:00Upaya orang-orang
09:02Yang ingin memperbesarkan
09:03Memperbesar persoalan
09:04Tidak memperkecil persoalan
09:06Tapi juga memperbesar
09:07Yang keempat
09:08Kepada seluruh masyarakat Indonesia
09:10Jangan percaya kepada
09:12Yang disebut
09:13Roy CES
09:14Dan teman-teman
09:14Ini
09:15Omong-omong
09:15Gak usah dipercaya
09:16Stop
09:18Karena ada sudah tersangat
09:19Maksud Pak asli
09:20Itu aja udah
09:21Terima kasih
09:21Baik saya ke Pak Marwar
09:23Jadi kira-kira
09:24Apakah nanti
09:25Kalau misalnya di proses sidang
09:26Akan mempertimbangkan
09:27Hasil dari KIP
09:28Ya
09:30Saya kira sebelum ke situ
09:31Saya kembali lagi
09:33Tadi
09:33TAP MPR itu
09:34Bahwa
09:34Kemerosotan bangsa kita adalah
09:36Karena
09:37Kemerosotan
09:38Etik
09:38Moral
09:39Terutama dari
09:40Para pemimpin
09:41Sebenarnya
09:41Oleh karena itu
09:43Kalau kita melihat ini
09:44Melihat dari sudut hukum
09:46Juga harus dilihat
09:47Dari standar tertinggi
09:48Bahwa
09:49Inti daripada
09:51Hukum itu adalah
09:52Etik moral
09:53Jadi membacanya harus dari
09:55Etik moral itu sendiri
09:57Bahwa
09:57Seorang yang sudah
09:58Bersedia untuk
10:00Memimpin bangsa
10:01Dia sudah membuka dirinya
10:03Termasuk tadi
10:04Informasi
10:05Yang serahasia
10:06Yang dikatakan hijaja
10:08Tidak ada itu rahasia
10:09Oke
10:10Anda masih punya harapan Pak Lukas
10:11Oke
10:12Pak Lukas singkat saja
10:13Anda masih punya harapan dengan KIP
10:14Tadi disampaikan oleh Pak Boing
10:15Saya ini ingin memperbaiki
10:17Negara dan bangsa ini
10:19Tanpa saya tertarik
10:20Terjun di politik ya
10:21Oke
10:21Artinya gini
10:22Yang merusak situasi sekarang
10:23Yang dikatakan kawan kita ini
10:25Sebagai polarisasi
10:26Perseturuan
10:27Dan sebagainya
10:28Keributan
10:29Itu kan karena ada satu kata
10:31Yang sebenarnya
10:32Penggelapan ya
10:33Orang-orang yang masih mengaku
10:35Relawan ini
10:36Nah itu
10:36Kan sebenarnya mereka bukan
10:38Relawan
10:38Baik
10:38Rekanan
10:39Singkat
10:40Singkat saja
10:41Aku mendapatkan sesuatu ya
10:42Aku ngaku gak politik
10:43Jadi intinya
10:44Kalau relawan yang betul
10:46Itu biasanya mengacu pada nilai
10:48Prinsip
10:48Bukan pada orang
10:49Etika bernegara
10:51Kalau sama orang itu namanya
10:53Kultus
10:54Pengucap
10:54Baik
10:55Terima kasih
10:57Bapak-bapak
10:57Tergabung di Pulau Liar
10:58Dan nanti kan saya tutup Pulau Liar
11:00Masih serta Rekanan pamit
11:01Sampai jumpa
11:02Minggu depan
11:02Terima kasih
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan