00:00Tadi berdasarkan solidaritas kita, kalau FHP tular, ya kita ikut keluar juga.
00:06Jawaban tegasnya memang kami walk out.
00:11Karena kan ada 18 orang yang tertera dalam undangan.
00:19Undangan yang kami ajukan.
00:20Jadi mereka mengundang kita, Reflerum dan Kauan-Kauan.
00:26Kemudian ada 18 orang yang namanya dicatatkan untuk di menda.
00:33Dan rupanya ada keberatan dari tim yang disampaikan Pak Jim Lee.
00:39Dan semuanya diperkuatkan dengan favorit amasis.
00:42Yang mengatakan kalau dalam status tersangka itu tidak boleh put.
00:48Opsinya tidak keluar.
00:51Ada juga opsi duduk di belakang tapi tidak ngomong.
00:54Tapi rupanya RRT memiliki ruang.
00:58Nah tadi berdasarkan solidaritas juga, kalau FHP tular, ya kita ikut keluar juga.
01:04Untuk menimbulkan bahwa kita solidar.
01:06Karena memang perlindungan ini tidak eksklusif soal RRT atau soal ijazah paus.
01:14Ada juga tema-tema lain.
01:17Karena ada penairawan TNI gitu ya.
01:19Tapi kan kita tahu demen isu pembakangan ini adalah soal mereka.
01:24Dan ini kan kita bicara dalam konteks reformasi porn.
01:28Ini kan keyakinan kita adalah bahwa kasus ini adalah kasus kriminalisasi.
01:33Yang itu saya kira layak untuk didiskusikan.
01:37Sampaikan aspirasinya pada tim reformasi ke Indonesia.
01:42Karena adanya gelombang untuk melakukan reformasi,
01:48masih ada kasus-kasus yang seperti ini.
01:50Saya kan sekali-kali-kali mengatakan,
01:52negara yang membuah, menersangkakan atau mempikanakan orang yang terdapat,
02:00apalagi dengan pendidikan dari Indonesia,
02:01negara yang demokrasinya sebagai ekonomi.
02:04Indonesia kan tidak ingin seperti itu harusnya.
02:07Indonesia harus naik kelas menjadi negara yang demokrasi substanti.
02:11Akhirnya kita keluar saja dengan menurut saya sebagai alarm yang hebat,
02:16bahwa masyarakat sepuluh tidak biar kalau kita lakukan ini.
02:21Sampai jumpa di video selanjutnya.
02:51Kompas TV, independen, tak percaya.