00:00Saudara, gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia atau GAPKI bercerita
00:05sawit Indonesia sedang menghadapi masalah utama,
00:08yakni stagnasi produksi dalam 5 tahun terakhir
00:10di tengah konsumsi domestik yang terus meningkat.
00:13Realisasi program peremajaan sawit rakyat pun lambat
00:16sehingga para pengusaha khawatir produktivitas lahan sawit terus menurun.
00:21Jurnalis Kompas TV Renata Panggalo dan Juru Kamera Yogi Syarefi
00:24memawancarai Ketua Umum GAPKI, Edy Martono
00:27dalam perhelatan Indonesian Pop Oil Conference 2025 di Nusa Dua, Bali.
00:34Sejumlah tantangan dan juga peluang banyak sekali dibahas dalam IPOC 2025 ini.
00:39Salah satunya untuk tantangan dari stagnasi produksi,
00:42kemudian dari peluang suasembada energi.
00:45Kira-kira bagaimana ya GAPKI membaca peluang dan juga tantangan ini
00:49dan apa saja strateginya yang akan dilakukan?
00:52Bersama saya sudah bergabung Ketua GAPKI, Edy Martono.
00:56Terima kasih banyak untuk waktunya, Pak Edy.
00:59Bagaimana kabarnya hari ini, Pak?
01:01Alhamdulillah, sehat.
01:03Alhamdulillah ya, Pak Edy.
01:05Oke, selain kabar dari Pak Edy ini,
01:06saya juga berharap kabar sawit Indonesia juga baik-baik saja nih, Pak.
01:09Gimana sejauh ini?
01:12Sawit Indonesia memang saat ini sedang menghadapi beberapa masalah.
01:18Ya, artinya bahwa ini harus kita selesaikan.
01:22Utamanya sekarang kan di produksi kita dalam lima tahun terakhir ini stagnan.
01:30Sementara konsumsi kita terus meningkat.
01:34Ya, kita terus meningkat.
01:35Kita adalah memang produsen terbesar minyak sawit di dunia.
01:40Tetapi di sisi lain, kita juga sebagai konsumen minyak sawit terbesar di dunia.
01:46Nah, ini yang betul-betul harus kita waspada.
01:50Jangan sampai nanti kita sebagai konsumen minyak sawit terbesar di dunia,
01:55sementara produksi kita terus sementara stagnan dan produktivitas malah kecederungannya turun,
02:01ini bisa membahayakan kita.
02:03Kenapa demikian?
02:05Karena konsumsi kita terus meningkat.
02:09Nah, kita pernah menjadi dalam sejarah, kita tercatat dalam sejarah,
02:14kita pernah menjadi eksportir terbesar kedua gula di dunia.
02:19Kemudian ternyata sekarang kita menjadi importer yang sangat besar, importer gula.
02:24Nah, ini jangan sampai terjadi sawit.
02:26Nah, oleh karena itu, kita harus melihat masalah-masalah apa yang harus untuk meningkatkan produktivitas.
02:33Karena utamanya memang kendalanya, kendala utama adalah di permajaan sawit rakyat.
02:40Permajaan sawit rakyat ini sangat lambat.
02:43Sangat lambat.
02:44Kira-kira in average itu rata-rata dalam lima tahun terakhir ini hanya 19 persen pencapaiannya.
02:54Jadi jauh sekali.
02:54Ini masalahnya salah satunya adalah masuk dalam kawasan hutan, lahan-lahan petani.
03:02Akibatnya mereka tidak bisa mengakses dana dari BPDP yang 60 juta per hektare sebut.
03:09Nah, ini harus benar-benar bisa diatasi untuk ke depan ini harus selesai.
03:13Tidak boleh terus berlanjut ini menghambat permajaan sawit rakyat.
03:17Yang kedua adalah, masyarakat petani sendiri itu enggan untuk menebang sawitnya.
03:24Kenapa demikian?
03:25Lah, kalau nanti saya tebang, saya makan apa?
03:28Nah, artinya bahwa ini ada kendala.
03:30Bagaimana mengatasi kendala itu?
03:32Bisa dengan mungkin bantuan hidup selama menunggu.
03:36Itu nanti harus dipikirkan.
03:38Ini PR kita bersama.
03:39Dan yang kedua bisa juga dengan intercropping.
03:43Dengan memberikan tanaman selangan gitu.
03:46Atau kegiatan lain.
03:47Nah, ini harus kita selesaikan.
03:49Kalau tidak, terus begini.
03:51Ini kecerdurangan justru produktivitas turun dan produksi stagnan.
03:54Bahkan nanti bisa terjadi penurunan produksi.
03:57Sementara konsumsi kita terus meningkat.
04:00Jadi memang untuk sampai saat ini, bagaimana kemudian kita bisa meningkatkan produksi kita ya Pak?
04:06Nah, berbicara soal produksi ini kita juga menarik untuk membicarakan mengenai strategi dari pemerintah untuk para majaan sawit rakyat.
04:15Tadi Pak Dirjen Perkebunan sempat mengatakan bahwa targetnya ini bahkan belum tercapai sampai sekarang.
04:20Bagaimana Gak Kim melihat ini?
04:22Tantangan terbesarnya adalah, satu, yang dua tadi saya sampaikan, masalah kawasan hutan.
04:29Yang kedua adalah keengganan mereka mendebang.
04:31Karena mereka merasa tidak ada keamanan untuk hidup.
04:36Kalau saya tebang, saya makan apa?
04:38Nah, ini yang harus diselesaikan.
04:41Karena mereka merasa, loh ini satu-satunya untuk penghasilan saya.
04:46Nah, ini kan kalau ditebang, mereka harus menunggu paling tidak tiga tahun.
04:51Walaupun sekarang dengan bibit-bibit yang unggul yang baru ini bisa dua setengah tahun.
04:57Tapi ambil rata-rata, kira-kira sekitar amannya di tiga tahun.
05:01Itu sudah menghasilkan.
05:02Nah, sekarang ini bahkan yang terjadi di petani, itu produktivitas itu sudah sekitar 10 ton per hektar per tahun TBS standar buah segar.
05:13Bahkan di bawah itu.
05:15Kan gitu.
05:15Nah, ini sudah tidak ekonomi sama sekali.
05:18Apabila mereka reprinting, ini yang sudah terjadi, petani-petani yang mau melakukan reprinting,
05:23reprinting, bahkan sudah di atas 20 ton per hektar per tahun.
05:28Sudah dua kali lipat lebih.
05:29Ini jauh lebih menguntungkan buat mereka.
05:32Nah, tinggal juga sosialisasi, juga memberikan penyadaran kepada mereka agar mereka mau melakukan itu.
05:41Karena dana itu sudah siapkan oleh pemerintah melalui BPDT.
05:45Dana itu adalah dana dari penghutan ekspor.
05:48Itu sudah siapkan.
05:50Nah, tetapi mereka tidak bisa mengakses karena tadi masuk dalam kawasan hutan.
05:55Yang kedua adalah mereka sendiri tidak mau melakukan penebangan.
05:59Nah, ini penebangan pohonnya.
06:00Itu mengganti.
06:01Nah, ini yang harus diatasi.
06:03Oke, selain strategi dari permajan sawit rakyat yang sampai saat ini mungkin belum mencapai target nih, Pak.
06:09Yang menarik juga bagaimana percepatan ISPO dan juga STDB karena kita melihat begitu banyak tantangan dari luar ya, Pak.
06:18Ada IUDR, kemudian juga regulasi hijau lain yang mungkin menyusul ke depannya.
06:23Bagaimana caranya supaya petani sawit ini bisa terakomodasi dari segi sertifikasi dan juga STDB-nya?
06:29Betul. Memang ISPO atau sustainability itu memang mandatory ya untuk ISPO.
06:39Semua, baik itu perusahaan maupun petani.
06:42Yang menjadi masalah adalah sekarang ISPO juga butuh biaya untuk mendapatkan sertifikat, utamanya petani.
06:50Kalau perusahaan harusnya tidak ada masalah.
06:52Nah, ini juga harus dibantu supaya mereka mau mengulus untuk sertifikasi ISPO.
07:00Nah, ini memang banyak sekali saya bilang tadi.
07:02Makanya saya bilang masih ada masalah di industri sawit kita, utamanya di Hulu.
07:07Nah, ini memang harus bersama-sama nih pemerintah.
07:11Dunia usaha, perusahaan sebenarnya ikut membantu.
07:16Artinya begini, kalau yang mereka bermitra dengan perusahaan, perusahaan akan terlibat dalam untuk sertifikasi ISPO.
07:23Artinya membantu petani.
07:25Yang menjadi masalah adalah yang swadaya, yang independen, smallholder.
07:30Nah, ini yang betul-betul harus dipikirkan bersama.
07:33Nah, dananya dari mana?
07:35Sebenarnya bisa juga nanti kita pikirkan apakah itu dana dari penghutang ekspor, seperti apa.
07:40Nah, makanya saya boleh sampaikan.
07:41Kalau nanti ekspornya turun, apabila nanti mandator ditingkatkan, nanti kebutuhan dana itu banyak untuk itu.
07:49Membantu petani, salah satunya membantu petani.
07:52Termasuk mungkin nanti untuk ISPO.
07:54Begitu.
07:55Oke, kita berpindah dari petani sawit.
07:58Kita berbicara terkait peluang nih, Pak.
08:00Ini suasembada energi juga menjadi topik yang hangat di AIPOC 2025.
08:05Kita melihat bagaimana rencananya tahun depan akan ditingkatkan menjadi B50, begitu.
08:09Kalau dari GAPKI sendiri ini melihatnya seperti apa?
08:13Apakah produksi kita ini sudah mencukupi sebenarnya untuk melompat ke B50?
08:18Kalau menurut perhitungan kami, memang sebenarnya, dan juga kemarin dari hasil studinya peran atau UI,
08:27itu memang rasanya tidak mencukupi.
08:30Artinya tidak mencukupi, kan?
08:31Kalau produksi secara total cukup, tapi kalau diterapkan itu mandatory B50,
08:40nanti ya pasti ekspornya akan berkurang, akan dikurangi.
08:43Dan tidak mungkin mengorbankan untuk pangan.
08:46Misalnya untuk minyak goreng kan tidak mungkin, pasti yang akan dikurangi adalah ekspor.
08:50Nah, tadi saya sampaikan, kalau ekspornya berkurang,
08:53sementara untuk dana, insentif biodiesel dari penghutangan ekspor.
08:59Nah, kalau itu turun, otomatis pendapatan penghutangan ekspor juga turun.
09:03Dan tadi saya sampaikan juga yang PSR.
09:06Nah, ini memang sebaiknya, sebaiknya betul-betul dipertimbangkan
09:10untuk implementasi B50, apabila kondisinya masih seperti saat ini.
09:16Artinya, produksi stagnan, produktivitas kejalanan turun, sebaiknya dipertimbangkan.
09:23Lebih bagus memang kita konsentrasi terbeda untuk bagaimana meningkatkan produktivitas dan produksi.
09:29Jadi, jangan kita hilirisasi.
09:32Hilirisasi sementara hulunya tidak diperhatikan.
09:35Huluisasi seharusnya yang pertama.
09:37Kalau hulunya tidak bagus sepenuhnya, hilirnya tidak akan bisa jalan.
09:43Kan hilir tergantung dengan hulu.
09:46Berbagai tantangan, saudara, yang masih dihadapi.
09:49Industri sawit Indonesia, baik itu dari sisi petani sawit,
09:53yang masih membutuhkan dorongan untuk sertifikasi dan juga STDB.
09:58Kemudian, bagaimana menyediakan produksi sawit,
10:02mendorong produksi sawit untuk selasem badan energi lima tahun ke depan,
10:06cukup ambisius targetnya.
10:09Dan sebenarnya, kalau dari sisi pengusaha,
10:11yang titik aman untuk sekarang adalah B40.
10:14Nah, bagaimana langkah yang harus diambil pemerintah,
10:18perlukah masa transisi atau seperti apa,
10:21yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah untuk melompat ke B50?
10:25Renata Panggalo, Yogi Syarefi, Kompas TV, Bali.
10:28Terima kasih.
10:28Terima kasih.
10:29Terima kasih.