Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Berkaca pada ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta Utara, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan para guru dan tenaga pendidik untuk lebih waspada terhadap anak didiknya.

Tak hanya itu, pemerintah juga tengah mempertimbangkan pembatasan terhadap gim daring yang sarat kekerasan, salah satunya Player Unknowns Battlegrounds (PUBG).

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut, gim tersebut mengandung unsur persenjataan yang dikhawatirkan dapat dipelajari oleh anak-anak dan berpotensi mendorong tindakan kekerasan di lingkungan masyarakat.

Topik ini akan dibahas lebih lanjut bersama Komisioner KPAI Dyah Puspitarini.

Baca Juga Terungkap! Densus 88 Sebut 7 Peledak Ditemukan di Masjid hingga Bank Sampah SMAN 72 Jakarta di https://www.kompas.tv/regional/629491/terungkap-densus-88-sebut-7-peledak-ditemukan-di-masjid-hingga-bank-sampah-sman-72-jakarta

#ledakansman72 #ledakan #jakarta #pubg

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/629492/kpai-bongkar-dugaan-motif-di-balik-ledakan-sman-72-jakarta-hingga-pembatasan-game-online
Transkrip
00:00Saudara buntut ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, pemerintah akan membatasi akses game yang mengandung kekerasan seperti PUBG.
00:09Kami bahas bersama dengan Komisioner KPAI, Dia Puspitarini, yang telah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
00:15Selamat petang, Mbak Dia.
00:17Selamat petang, Mas Yasir.
00:19Mbak Dia, yang kejadian di SMA Negeri 72 menjadi sorotan kita semua tidak terkecuali pemerintah.
00:25Ini dari istana juga akhirnya sudah menyatakan bahwa akan membatasi game-game yang mengandung kekerasan seperti PUBG.
00:33Menurut Anda, apakah langkah ini betul-betul akan bisa mencegah kejadian ini terulang kembali?
00:41Ya, yang pertama saya mengapresiasi istana sudah mengambil sikap dalam hal ini dan juga merespon salah satunya adalah dengan akan memblokir game tersebut.
00:54Sebenarnya, kalau kami boleh meminta, tidak hanya game itu saja.
01:00Karena KPAI sudah mengkaji beberapa hal terkait beberapa online yang itu sangat mempengaruhi anak-anak kita.
01:07Tidak hanya anak-anak yang mereka terus bisa main tembak-tembakan mungkin ya.
01:15Tapi dari itu, unsur kekerasan dalam game online yang pernah kami sampaikan pada Kominfo kala itu dan sekarang Kominfo itu banyak, Mas.
01:24Berarti KPAI sendiri, Mbak Dia maaf saya potong, sebagai penegasan begitu berarti KPAI sendiri sebenarnya sudah ada kajian yang menyimpulkan bahwa game-game yang mengandung kekerasan tersebut berdampak buruk ya terhadap anak ya?
01:40Ya, bahkan dua game yang tidak tersebutkan tadi oleh Mas Yasir itu sudah pernah kami sampaikan karena ini mengandung unsur suicide.
01:51Beberapa anak melakukan suicide itu yang kami tangani tempat membuka game tersebut ya, aktif di game tersebut.
02:02Terus ada juga unsur kekerasan yang lain yang juga didapat dari beberapa game online yang lain ya.
02:07Jadi, kalau kami sebenarnya sudah memetakan beberapa game online yang memang ini sudah warning nih, harus segera ditutup, sesegera mungkin gitu.
02:16Kenapa? Karena ini sangat berdampak luas pada anak-anak kita.
02:21Anak-anak kita hari ini belajar dari apa pembiasaan yang dia lakukan.
02:25Nah, masalahnya adalah anak-anak kita ini sangat biasa main game gitu ya.
02:30Jadi, kalau misalnya kemudian mereka belajar dari game dan akhirnya dilakukan di kehidupan yang nyata, ya nyatanya sekarang terjadi kan gitu.
02:40Kajian dari KPAI dampaknya seluas apa, separah apa, sehingga KPAI sendiri juga sebenarnya jauh-jauh sebelum kejadian ini sudah menyuarakan untuk membatasi anak-anak untuk bermain game-game yang mengandung kekerasan.
02:53Yang pertama adalah unsur kekerasan itu sendiri, Mas.
02:58Jadi, pernah tahun 2023 itu kami menangani kasus di mana anak ini membuli temannya, perundungan temannya dengan sesuatu yang di luar nalar kami begitu saat itu.
03:13Nah, ternyata mereka terinspirasi dari salah satu game.
03:16Kemudian kami juga pernah mendapati kasus di mana anak-anak ini secara bergerombol juga melakukan perundungan pada temannya.
03:25Ternyata mereka juga terinspirasi dari satu game.
03:28Ternyata kami juga menangani kasus yang lain di mana anak mengakhiri hidup atau membunuh diri itu juga mereka belajar dari salah satu game sebelumnya.
03:38Ya, percobaan bunuh diri kemudian sampai mengakhiri hidup.
03:43Nah, bahkan kami juga ini maaf kami sampaikan.
03:48Tahun 2024, bagaimana anak-anak itu bisa turun aksi ke jalan, itu kan kami analisis juga karena salah satu game.
03:57Nah, itu runtutan-runtutan di mana kami mendapati bahwa tidak hanya unsur kekerasan, tidak hanya unsur pembiasaan sehingga anak-anak bersikap kasar.
04:08Tetapi lebih dari itu, bahwa game itu sudah dipakai untuk, mohon maaf, berkoordinasi.
04:15Kemudian, mohon maaf, tambah satu lagi ya, tawuran.
04:18Tawuran itu juga mereka janjianya lewat game.
04:20Oke, sangat mengkhawatirkannya, sangat memprihatinkan.
04:24Kemudian KPI, tadi Mbak Dia bilang bahwa KPI sendiri sudah pernah melakukan rekomendasi atau sejenis audiensi begitu dengan KomDigi.
04:33Saat itu, apa respon ataupun feedback dari KomDigi?
04:37Ya, buktinya sampai sekarang gamenya masih, Mas.
04:43Tidak hanya KomDigi ya, KomDigi ya, KomInfo sebelumnya pun sudah kami surati bahkan.
04:47Tetapi ya, kami sayangkan ternyata hingga hari ini tidak ada tindakan dan kita lihat saja.
04:54Ternyata kan semakin banyak ya korbannya, semakin banyak anak-anak yang, mohon maaf, mereka mendapatkan insight kemudian mencoba untuk merealisasikan di kehidupan nyata dari game.
05:06Gitu, Mas.
05:07Dan akhirnya Manchester United sendiri akhirnya sudah angkat suara ya, akan bakal membatasi sejumlah games yang mengandung kekerasan begitu.
05:15Ini menurut Anda langkahnya hanya sampai di sini saja atau perlu langkah konkret lainnya?
05:20Mengingat apa yang tadi Anda sampaikan, Mbak Dia, dampaknya sudah sangat mengkhawatirkan bagi anak-anak.
05:25Ya, tampaknya tidak hanya sampai di sini, Mas. Ini harus ada sustainability, keberlanjutan.
05:33Mohon maaf, oke kita memblokir. Katakanlah sudah kita blokir ya, beberapa situs.
05:40Tetapi, blokir saja tidak cukup. Kita harus memberikan literasi kepada anak-anak kita, orang tua-orang tua, untuk lebih aware apa mana yang memang baik untuk media sosial anak-anak kita.
05:53Nah, sebenarnya sudah ada peraturan ya, peraturan pemerintah tentang penggunaan media sosial, ya kan, terus pembatasan usia.
06:02Nah, itulah sebenarnya sudah ada. Hanya saja sampai hari ini, itu implementasinya masih kurang, Mas.
06:07Jangankan implementasi ya, sosialisasinya juga masih kurang.
06:11Sehingga, saya masih mendapati nih beberapa anak-anak kita, ya, yang ternyata juga masih saja melakukan kekerasan.
06:17Ternyata ketika kami tanya, dari mana anak mendapatkan ini, informasi ini, wah saya sudah biasa main game.
06:24Oh, oke deh. Ya, akhirnya kan kejadian yang tidak kita nyana-nyana terjadi juga gitu ya, Mas.
06:32Oke, harapannya ini Mensesnek yang sudah angkat bicara ini tidak hanya jadi wacana ya, tapi tetap terrealisasi.
06:38Kita ke kasus yang tengah terjadi, ini KPI sendiri juga melakukan pendampingan terhadap korban ledakan yang saat ini juga masih dirawat.
06:47Bagaimana pendampingan yang dilakukan KPI terhadap korban ledakan ini?
06:51Ya, setelah kemarin kami turun hampir tiap hari, Mas, ya, dan hari ini juga beberapa teman-teman KPI juga turun di sekolah dan di rumah sakit juga.
07:02Kami memastikan, hari ini kami memastikan proses belajar-mengajar.
07:06Kami pantau, Mas, hari ini anak-anak semua mendapatkan pendampingan dari HIMSI secara online.
07:16Kemudian hari ini dokter-dokter psikolog kepolisian itu sudah mulai turun ke rumah sakit-rumah sakit ya, menemui anak-anak yang masih dirawat.
07:28Kemudian per hari ini juga kami sudah cek UPTDPPA dengan tim psikolog dan juga tim psikolog dari Puskesmas sudah turun ke rumah-rumah di mana anak-anak sedang dirawat jalan.
07:39Baik.
07:41Jadi kalau kami melihat hari ini sudah mulai berjalan, dan kalau tadi disampaikan guru-guru ke sekolah, karena memang ada pendampingan untuk guru ya, pendampingan trauma untuk guru, terutama 17 guru,
07:54kemudian 35 guru yang lainnya, maaf, 25 guru yang lainnya itu juga mendapatkan pendampingan.
08:05Tetapi berbeda dengan 17 guru yang terdampak.
08:08Ya, gitu Mas. Jadi semuanya kita pastikan hari ini mendapatkan pendampingan pasca trauma.
08:16Baik. Terima kasih Komisioner KPI Mbak Diyah Pusbitar ini telah berbagi informasi bersama kami di Kompas Petang.
08:21Salam sehat Mbak Diyah.
08:22Terima kasih Mas Yashir.

Dianjurkan