Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 13 jam yang lalu
SIBOLGA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia terus memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Sumatera Utara melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga.

Tercatat, sekitar 50 UMKM binaan dari 16 kabupaten/kota berada di bawah naungan BI Sibolga.

Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia, kontribusi UMKM binaan tersebut baru mencapai sekitar 16% terhadap perekonomian Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan peran UMKM, BI melakukan berbagai upaya pengembangan, mulai dari transformasi ekonomi digital, penguatan komoditas unggulan, hingga pelatihan strategi pemasaran.

Bank Indonesia juga bekerja sama dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang dihadapi para pelaku usaha kecil.

Dame Ulos menjadi binaan BI Sibolga sejak tahun 2019. Dalam satu tahun, Dame Ulos mampu memproduksi hingga 1.400 kain ulos.

Banyak perubahan positif dirasakan sejak bergabung dalam binaan BI, seperti pelatihan ekonomi digital, penjualan melalui e-commerce, serta transaksi menggunakan QRIS. Berkat pembinaan BI pula, Dame Ulos kini telah memiliki galeri sendiri dan berhasil mengekspor produk ke luar negeri.

Selain ulos, kopi Lintong juga menjadi salah satu komoditas potensial yang dikembangkan BI. Melalui program pembinaan, BI mendukung Si Talbak Kopi, koperasi petani kopi di Kecamatan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, yang telah menjadi binaan selama lebih dari 5 tahun.

Petani kopi di wilayah tersebut mendapatkan berbagai pelatihan dan edukasi agar memahami cara meningkatkan keuntungan dari hasil panen. Hasilnya, produktivitas kopi meningkat signifikan, dari semula hanya 600 kilogram green bean per hektare per tahun, kini mencapai 2,5 ton green bean per hektare per tahun.

Melalui berbagai strategi tersebut, BI berkomitmen mendorong UMKM Indonesia untuk naik kelas agar mampu bersaing sehat di era digital. Ke depan, BI berharap UMKM dapat menjadi fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/629959/dukung-umkm-indonesia-bi-lakukan-pembinaan-dan-pelatihan-agar-mampu-bersaing-di-era-digital
Transkrip
00:00Dan saudara ada informasi berikutnya dari Bank Indonesia yang memperdayakan UMKM di Sumatera Utara
00:07melalui kantor perwakilan Bank Indonesia Sibolga.
00:10Pemperdayaan UMKM dilakukan untuk mendorong UMKM bertransformasi ke tiga arah utama
00:15yaitu UMKM Go Digital, UMKM Go Export dan juga Hijau.
00:30Terdapat sekitar 50 UMKM binaan dari 16 kabupaten kota wilayah naungan Bank Indonesia Sibolga.
00:40Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia, hasil dari UMKM di 16 kabupaten kota Sumatera Utara binan Bank Indonesia Sibolga
00:46baru menyumbang sekitar 16 persen untuk perekonomian Sumatera Utara.
00:52Untuk itu, Bank Indonesia melakukan pengembangan terhadap UMKM binaannya
00:55mulai dari pengembangan ekonomi digital, pengembangan komunitas unggulan, hingga teknik pemasaran.
01:02Bank Indonesia turut bekerjasama dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait
01:06untuk mengatasi keterbatasan yang ada.
01:10Ya, tapi ini tantangan buat kita semua di Bank Indonesia Sibolga
01:13bagaimana di 16 kabupaten kota itu yang masing-masing punya kekuatan dan kelemahan masing-masing
01:22Bank Indonesia bisa hadir untuk membantu perekonomian daerah
01:29melalui pengembangan UMKM, pariwisata, komunitas unggulan,
01:35mendorong UMKM ke digital, termasuk juga digitalisasi perekonomian.
01:40Jadi memang itu cukup luas oleh kerja kita,
01:44sebarannya juga sangat besar, tapi itu tantangan buat kita semua.
01:49Tapi kami melihatnya kita nggak bisa sendiri.
01:54Jadi Bank Indonesia harus bekerjasama, mengajak pihak lain,
01:59berkoordinasi, sinkronisasi, komunikasi, dan sebagainya,
02:02sehingga sinergi kami dengan pihak yang terkait, termasuk juga dengan UMKM-nya,
02:07itu bisa terjalin dengan baik.
02:10Itu mungkin kuncinya itu.
02:11Untuk pengembangan ekonomi, Bank Indonesia melihat terdapat banyak komoditas unggulan di wilayah kerja Bank Indonesia Sibolga
02:20yang potensial untuk dikembangkan.
02:23Misalnya, seperti ulos dan kopi.
02:25Dame ulos yang terletak di Tarutung, Sumatera Utara menjadi UMKM binan Bank Indonesia Sibolga sejak 2019.
02:31Dalam setahun, Dame ulos bisa memproduksi hingga 1.400 kain ulos.
02:38Ada banyak perbedaan yang dirasakan sebelum Dame ulos setelah dibinan Bank Indonesia.
02:42Seperti misalnya pelatihan ekonomi digital,
02:45sehingga Dame ulos sangat aktif dalam penjualan melalui e-commerce
02:47dan sudah melakukan transaksi menggunakan kris.
02:50Melalui binan Bank Indonesia juga, Dame ulos akhirnya mampu membuka galeri
02:59dan berhasil ekspor produk hingga ke luar negeri.
03:02Digitalisasi, karena waktu itu kan Dame ulos sama sekali enggak ada e-commerce-nya,
03:08enggak ada website-nya, karena masih basic, masih konvensional.
03:13Kemudian ada namanya business matching juga,
03:16pembiayaan juga,
03:17kemudian sebenarnya seringnya yang namanya bonding bay itu
03:22bukan cuma di produknya,
03:24tapi di sisi misalnya marketnya sejauh mana,
03:27pembayarannya gimana,
03:29apa dibantu lewat misalnya pengadaan edisi, kris, segala macam,
03:32lewat perbankan, supaya aksesnya lebih gampang membayar ke sini.
03:36Seperti itu, dan masih banyak lagi yang enggak bisa saya sebutkan.
03:41Kopi menjadi salah satu bahan komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan.
03:45Si tablak kopi yang dikenal dengan biji kopi lintongnya kurang lebih sudah 5 tahun,
03:50menjadi UMKM Binaan Bank Indonesia Sibolga.
03:57Para petani kopi lintong di kecamatan Humbang, Hansudutan, Sumatera Utara,
04:02tergabung dalam Koperasi Kopi Lintong Humbang, Hansudutan,
04:04dalam Binaan Bank Indonesia untuk mendapatkan berbagai pelatihan dan edukasi.
04:09Tujuannya, agar petani paham cara mendapatkan untung yang lebih dari hasil tani kopi.
04:15Sehingga, dari semula hanya mampu menghasilkan 600 kg green bean per hektare setiap tahunnya,
04:20kini petani kopi Binaan Bank Indonesia mampu menghasilkan 2,5 ton green bean per hektare setiap tahun.
04:25Karena selama ini, kenapa petani kopi banyak menghindar, tidak mau menjadi petani,
04:33karena mereka tidak sejahtera.
04:35Kenapa tidak sejahtera?
04:36Karena mereka tidak memahami budidaya kopi yang sebenarnya.
04:39Jadi ini yang menjadi tugas kami di Koperasi.
04:42Akhirnya mereka kami kumpulkan, kami edukasi, kami bina,
04:46dan banyak pihak yang kami libatkan untuk bagaimana pengembangan kopi ini.
04:50Karena kita harus bergandengan tangan.
04:53Kita tidak bisa sendiri-sendiri untuk mengembangkan kopi ini.
04:56Ternyata setelah kami teliti, hasil dari kopi Humbang Sundutan tadinya,
05:01hanya 600 kg green bean per hektare per tahun.
05:05Saat ini, yang sudah terbina di petani kami,
05:08itu sudah bisa menghasilkan green bean 2,5 ton per hektare per tahun.
05:14Dan ini akan terus kami lakukan edukasi.
05:17Seperti yang saya bilang, kita tidak bisa sendiri-sendiri.
05:20Melalui berbagai strategi, Bank Indonesia harus berkomitmen
05:25untuk mendorong UMKM Indonesia untuk naik kelas
05:28agar bisa bersaing sehat di era digital masa kini.
05:31Kedepannya diharapkan UMKM dapat memperkuat
05:34fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Dianjurkan