Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Maraknya kasus keracunan massal dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah memicu keprihatinan berbagai pihak.

Dicky Budiman Peneliti Kebijakan Kesehatan Griffith & Yarsi mengulas secara mendalam akar persoalan dan menyoroti pentingnya pembenahan tata kelola program MBG.

Simak pandangan lengkapnya terkait langkah apa saja yang harus dilakukan pemerintah agar program ini tetap aman.

#mbg #keracunanmbg #bgn

Baca Juga Tanggapi KLB Keracunan MBG, Pemerintah Wajibkan Setiap SPPG Miliki SLHS dan Libatkan Puskesmas di https://www.kompas.tv/regional/620196/tanggapi-klb-keracunan-mbg-pemerintah-wajibkan-setiap-sppg-miliki-slhs-dan-libatkan-puskesmas



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/620197/full-pakar-tanggapi-pengusutan-kasus-keracunan-mbg-tata-kelola-harus-diperbaiki
Transkrip
00:00Anda masih menyaksikan Breaking News Kompas TV Saudara bersama saya Niputu Trisnanda.
00:06Hari ini Saudara sejumlah kementerian dan juga lembaga terkait program makan bergizi gratis
00:12mengadakan rapat untuk kemudian membahas bagaimana koordinasi antar kementerian dan juga lembaga
00:18untuk mengetahui penanganan dari makan bergizi gratis yang kemarin sempat memicu keracunan masal di sejumlah daerah.
00:28Saudara, tadi sejumlah tokoh ataupun juga pihak yang hadir dalam rapat koordinasi diantaranya
00:35yakni Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, kemudian ada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian,
00:41ada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kemudian Kepala Staff Kepresidenan M. Kodari,
00:47Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Anggaraka, dan tentu saja Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
00:54Hadir juga Kepala BPOM Taruna Ikrar, dan rapat yang digelar tadi dimulai sekitar jam 2 siang waktu Indonesia bagian Barat,
01:08ini selesai sekitar pukul 15.30 waktu Indonesia bagian Barat.
01:14Rapat yang tadi dipimpin juga oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan,
01:23memutuskan sejumlah hal, Saudara.
01:26Yang utama tentu saja disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto,
01:30bahwa keselamatan anak adalah prioritas yang utama,
01:33sehingga sejumlah evaluasi dilakukan khususnya berkaitan dengan SPPG
01:42atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di sejumlah daerah.
01:47Saudara, sekarang kita akan berbincang dengan peneliti dan juga pengajar kebijakan kesehatan
01:54Griffith dan Yarsi, Diki Budiman, terkait dengan KLB Keracunan Makan Bergizi Gratis.
02:01Mas Diki, bisa mendengar suara saya, ada putu di studio Mas.
02:08Ya, ya Pak. Halo.
02:10Mas, tadi disampaikan dari rapat koordinasi yang kurang lebih berjalan 1 jam,
02:17bahwa evaluasi utamanya adalah di SPPG.
02:20Apakah Anda sepakat bahwa hal ini tepat untuk mencegah adanya keracunan terjadi lagi di beberapa daerah?
02:26Ya, memang SPPG bagian yang memang harus menjadi evaluasi,
02:33tapi bukan satu-satunya ya.
02:35Karena sekali lagi, kalau kita melihat dari kasus ini,
02:41yang jelas dalam waktu kurang lebih 3-4 bulan ini,
02:47terjadi peningkatan yang cukup signifikan ya,
02:50di mana khususnya di wilayah 2, Jawa dan sekitarnya ini,
02:54ini kita lihat juga sesuai dengan konsentrasi populasi kepada sekolah dan rantai pasok,
03:00ini menjadi salah satu titik lokasi yang harus dievaluasi sebetulnya komprehensif,
03:08tidak hanya bicara dapur atau SPPG ini.
03:11Apalagi kalau kita lihat hasil laboratorium, khususnya Jawa Barat ya,
03:17pola klinis juga yang lazim,
03:20kita lihat bahwa ada salmonella misalnya,
03:25atau bacillus serius yang dilaporkan,
03:27sering ditemukan pada kasus keracunan ini.
03:31Ini juga menunjukkan bahwa ada potensi cemaran ya,
03:37yang bukan hanya di dapur, tapi juga dari mulai lantai pasoknya.
03:42Selain juga bahkan ada 8% positif nitrit nih,
03:46di hasil laboratorium ini jelas kan,
03:48kalau hasil rem itu jelas cukup valid.
03:51Dan ini artinya perlu penelusuran sumber juga,
03:55aditif, juga air dan juga kontaminasi bahan.
03:59Artinya, saya ingin mengusulkan ya,
04:02bahwa sekali lagi evaluasi ini memang harus komprehensif,
04:06termasuk juga tata kelolanya.
04:11Tata kelolanya dalam hal apa saja Pak?
04:13Tadi kan disampaikan bahwa SPPG-nya dievaluasi,
04:16sanitasinya dievaluasi,
04:18kemudian melibatkan UKS dan juga Puskespas,
04:21untuk memantau secara berkala.
04:24Apakah ini cukup?
04:25Atau Anda punya masukan lain terkait dengan tata kelola
04:29yang harus memang diperbaiki?
04:31Ya, tata kelola di sini sebetulnya,
04:34kita harus juga cukup bijak dan juga legowo ya,
04:38padahal kita ini dalam tanda kutip adalah pemerintah.
04:42Ya, saya sadari ini adalah program strategis baik ya,
04:46tetapi dengan adanya, sekali lagi,
04:50adanya kasus-kasus keracunan makanan
04:53yang cukup menurut saya dalam minimal nih ya,
04:58frekuensi kejadian 3-4 lokus per bulan ya,
05:02dan memuncak ini di September dengan 14 laporan,
05:05dengan khususnya terjadi klas terbesar di,
05:08katakanlah Bandung Barat,
05:09dengan seribuan siswa lintas SD SMA.
05:11Ini artinya tetap kelola kita adalah,
05:15yuk kita lihat dulu bahwa suspend ya,
05:19misalnya pada wilayah-wilayah yang memang terjadi KLB itu,
05:24kemudian kita review,
05:26apakah prioritas ini memang mau seluruhnya dulu,
05:30ditargetkan.
05:31Jadi, kan tadi Pak Presiden mengatakan,
05:33anak keselamat anak utama itu sangat kita dukung,
05:36artinya jangan sampai ada kesan mengejar targetnya.
05:41Jadi, kita lakukan skala prioritas dulu,
05:45perbaiki dulu,
05:46tata kelola di,
05:47katakanlah,
05:48kalau memang dia misalnya kasus ini,
05:51kan ini jawabannya nggak jauh dari Jakarta ya,
05:53bahwa ini terjadi bahkan dengan jumlah yang lebih banyak,
05:57berarti bukan hanya kemungkinan,
05:59bukan hanya di dapur atau SPPG itu saja,
06:03berarti ada faktor lain,
06:04apakah di transportnya atau distribusinya,
06:08atau di pasar pada saat penerimaannya,
06:11dan terutama ini bicara kasus seperti ini,
06:14ternyata kita melihat juga ada kecenderungan lamanya,
06:20atau dari sejak diproduksi makanan itu sampai dikonsumsi,
06:24rata-rata lebih dari 4 jam misalnya.
06:26Dan ini artinya dari waktu yang ideal ini masih belum bisa kita penuhi,
06:34dan itu tentu bisa terjadi karena jarak gitu.
06:37Nah, artinya,
06:39bukan hanya bicara di internal,
06:41di dalam dapurnya atas SPPG itu saja,
06:44tapi bagaimana nih,
06:45apakah pemetaan,
06:47lokasi dari SPPG dan lain sebagainya,
06:50ini yang juga sekali lagi,
06:51tentu harus cukup komprehensif ya,
06:54dan saya ingin juga menyebut ya,
06:58bahwa salah satu yang juga menjadi titik krusial dari situasi krisis seperti ini adalah,
07:04pentingnya seri komunikasi risiko di pemerintah ya,
07:08jangan sampai,
07:10bayangkan ada berbagai sumber dari apa,
07:14kementerian ataupun lembaga pemerintah,
07:16pemerintah,
07:17bicara keracunan MAPDA-MBG ini saja,
07:21angkanya berbeda-beda,
07:23ya,
07:24angkanya berbeda,
07:25dari kantor presiden seperti,
07:26seti ketariat presiden,
07:28setiap presiden ya,
07:29kemudian dari badan gizi nasionalnya sendiri berbeda,
07:32dari institusi lain berbeda,
07:35ini kan membingungkan,
07:37dan tidak boleh terjadi,
07:38jadi,
07:39itu juga harus jadi bagian evaluasi,
07:41bukan hanya SPPG-nya,
07:42karena kan orang tua,
07:44masalahnya mendengar,
07:45ini kok pemerintahnya saja berbeda,
07:49angka kasus yang anak yang mengalami KLB-nya saja,
07:54atau keracunannya saja berbeda,
07:56apalagi mau meresponnya,
07:58ini artinya,
08:00sekali lagi,
08:01memang SPPG adalah bagian yang memang harus ditelusuri,
08:05atau ditata lebih baik,
08:07tapi bukan berarti ada hal lain yang tidak,
08:11atau bisa kita lupakan ya,
08:13sekali lagi,
08:14semangatnya ya,
08:16harus go-go ya,
08:18untuk semuanya,
08:20khususnya terutama di kalangan pemerintah ya,
08:22bahwa kita tidak boleh hanya,
08:26apa,
08:26mengedepankan target ya,
08:29tapi mengorbankan kesehatan anak,
08:31dan perbedaan angka ini sekali lagi,
08:34menunjukkan adanya,
08:36lembar kerja,
08:37definisi yang berbeda,
08:39di antara lembaga pemerintah,
08:40dan ini,
08:41bahkan ada kerjaan saling bantai ya,
08:44dan ini yang akan jadi erosi trust,
08:46dan menyulitkan nanti manajemen risiko ke depan.
08:49Oke,
08:50kesatu paduan antara kementerian dan lembaga,
08:52tadi Anda juga sempat sampaikan bahwa,
08:54di beberapa titik,
08:55begitu ya,
08:56salah satunya di Jawa Barat,
08:57ini juga,
08:58paling dekat dengan Jakarta,
09:00tapi kita tahu Jawa Barat ini luas begitu,
09:02besar,
09:02titik pasok,
09:03dengan tempat sekolahnya,
09:05ini juga perlu waktu begitu,
09:07tapi kalau Anda melihat Pak,
09:09baiknya atau idealnya,
09:11sebetulnya satu SPPG,
09:13ini memegang atau menyuplai berapa banyak MBG,
09:17baiknya dipisah dengan jumlah siswanya,
09:22atau wilayahnya Pak?
09:23Yang paling penting yang harus diingat adalah,
09:27indikator keamanan dari makanan itu,
09:31atau pangan itu,
09:32dari jarak waktu,
09:34waktu dia diproduksi makanan itu,
09:37sampai dikonsumsi,
09:38harus dalam,
09:39sebetulnya idealnya sih,
09:41tidak lebih dari 2 jam ya,
09:42tapi kalau ini misalnya sampai 4 jam,
09:44asal penyimpanannya,
09:46nah penyimpanannya misalnya,
09:48bahwa makanan itu harus menghindari,
09:50berada di antara suhu 5 derajat,
09:53sampai 60 derajat,
09:54jadi dia,
09:55dua hal ini,
09:56yang harus diperhatikan,
09:58jadi kalau misalnya SPPG itu,
10:00ternyata,
10:01lokasinya,
10:02katalah walaupun Jawa Barat,
10:04dikatakan dari Pulau Jawa,
10:05tapi ada yang,
10:07misalnya agak susah ya,
10:08diakses itu,
10:09dan itu memerlukan waktu,
10:10lebih dari 4 jam,
10:11berarti dia,
10:13harus memiliki SPPG yang lebih dekat,
10:15dan ini,
10:17tentunya,
10:18dulu bahkan saya pernah terlibat ya,
10:22tapi bukan di Indonesia,
10:23di Australia,
10:24untuk menempatkan ambulans saja itu,
10:26mereka menghitung jaraknya itu,
10:28supaya cepat ke situ berapa,
10:29dan itu bisa ya,
10:30kita lakukan ini,
10:32antaranya dengan GIS,
10:33nah,
10:34artinya faktor-faktor seperti itu,
10:36harus dilihat dalam konteks masing-masing wilayah,
10:40jadi tidak bisa,
10:41Indonesia yang begitu besar,
10:43dan bervariasi,
10:44dengan,
10:45apalagi dengan geografi yang berbeda-beda ini,
10:48dilakukan pendekatan top down,
10:51jadi di generalisasi,
10:52disamakan,
10:53sekali lagi,
10:55juga,
10:56pertimbangkan juga,
10:57bagaimana kita,
10:58lihat,
11:00lokasi dari sekolah itu,
11:03karena begini,
11:04jadi,
11:04jangan sampai ada sekolah yang memang,
11:07mungkin ya,
11:08katakanlah di,
11:10Pupua,
11:10ataupun,
11:11katakanlah sebagian,
11:12Kalimantan,
11:13dan juga,
11:14Sulawesi,
11:15itu ada yang,
11:16mungkin dikirimnya itu,
11:18bisa,
11:19berhari-hari misalnya,
11:20atau,
11:20dia bisa dikirim hanya untuk,
11:22oke,
11:23dikirim satu minggu,
11:24satu kali,
11:24untuk berapa hari,
11:25nah,
11:26katakanlah bahan pangannya,
11:27nah,
11:28di lokasi itu,
11:29belum tentu ada,
11:30dapur yang,
11:31terstandar misalnya,
11:32nah,
11:33jenis,
11:34daripada makanannya pun,
11:36harusnya dibedakan,
11:37makanan yang lebih bisa,
11:38tahan misalnya,
11:39kalau susu-susu UHT misalnya,
11:41ataupun bentuk-bentuk,
11:42lainnya,
11:43atau makanan kalim,
11:44yang memang aman,
11:45dan tetap dengan,
11:47memperhatikan gizinya,
11:48nah,
11:49inilah yang,
11:50saya sebutkan di awal tadi,
11:52menjadi satu bagian,
11:53dari evaluasi itu,
11:55tidak bisa,
11:55negara kita yang begitu besar ini,
11:58melakukan pendekatan,
12:00yang,
12:00one for all,
12:02itu satu,
12:02pokoknya semuanya seperti itu,
12:03tidak seperti itu,
12:05selain juga,
12:06tentu kita perhatikan,
12:08SDM-nya ya,
12:09SDM termasuk juga,
12:10kalau bicara dapur itu,
12:12juga bagaimana,
12:13dia menyimpan bahannya,
12:15supaya,
12:15karena ada bahan makanan,
12:16yang,
12:17tidak,
12:18boleh tidak,
12:19ya harus disimpan,
12:20di sebenarnya,
12:20dalam ruang pendingin,
12:21dan lain sebagainya,
12:22ini bicara juga,
12:23infrastruktur dari,
12:24apa,
12:26lokasi,
12:27di mana si dapur ini berada.
12:29Oke,
12:29baik,
12:30kita tahan dulu Pak,
12:31perbincangan kita,
12:32kita dengarkan kembali,
12:33tadi kan,
12:34juga sudah sempat dilakukan,
12:35konferensi pers,
12:36begitu,
12:37kita dengarkan,
12:38terlebih dahulu,
12:38nanti kita sambung lagi,
12:39dialognya.
12:40dengan Breaking News Kompas TV.
12:42Saudara,
12:43Menteri Koordinator,
12:45Terima kasih telah menonton,
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan