MEDAN, KOMPAS.TV - KPK menyita uang tunai Rp2,8 miliar dan dua senjata api dari penggeledahan rumah Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara, Topan Ginting.
KPK menggandeng Polri untuk menyelidiki asal senjata api di rumah pribadi anak buah Bobby Nasution itu.
Dari penggeledahan rumah pribadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PUPR, Sumatera Utara, Topan Ginting, KPK menyita uang tunai senilai Rp2,8 miliar, senjata api, serta sejumlah dokumen.
Senjata api yang disita penyidik berupa pistol jenis Bareta beserta 7 butir amunisi, serta satu pucuk airsoft gun laras panjang beserta amunisinya.
Mengenai ditemukannya 2 senjata api dan amunisi di rumah pribadi Topan Ginting di Perumahan Royal Sumatera, KPK akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
KPK akan berkoordinasi dengan Polri untuk mendalami asal-usul senjata api yang disita penyidik KPK berupa pistol jenis Bareta beserta 7 butir amunisi, serta satu pucuk airsoft gun laras panjang.
Menelisik lebih jauh soal temuan uang Rp2,8 miliar di rumah pribadi tersangka korupsi jalan di Sumatera Utara, Topan Ginting, kita kupas dan terhubung dengan M. Yasin, mantan Komisioner KPK.
Baca Juga Geledah Rumah Topan Ginting, KPK Sita Uang Tunai Rp2,8 Miliar dan Senjata Api | SAPA MALAM di https://www.kompas.tv/regional/603315/geledah-rumah-topan-ginting-kpk-sita-uang-tunai-rp2-8-miliar-dan-senjata-api-sapa-malam
#kadispuprsumut #topanginting #bobbynasution
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/603337/uang-tunai-rp2-8-miliar-ditemukan-di-rumah-topan-ginting-jejak-suap-akan-terkuak-kompas-petang
00:00Keberitaan lainnya, Saudara Komisi Pemberantasan Korupsi menyita uang tunai 2,8 miliar rupiah dan juga dua senjata api dari pengledahan rumah Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara Topan Ginting.
00:11KPK menggandeng Polri untuk menyelidiki asal senjata api di rumah pribadi anak buah Bobi Nasution itu.
00:17Dari pengledahan rumah pribadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Sumatera Utara Topan Ginting, KPK menyita uang tunai senilai 2,8 miliar rupiah, dua senjata api serta sejumlah dokumen.
00:33Senjata api yang disita penyidik berupa pistol jenis bareta beserta tujuh butir amunisi serta satu pucuk airsoft gun laras panjang serta amunisinya.
00:47Mengenai ditemukannya dua senjata api dan juga amunisi di rumah pribadi Topan Ginting di Perumahan Royal Sumatera, KPK akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
01:02KPK juga nantinya akan berkoordinasi dengan Polri untuk mendalami asal-usul senjata api yang disita penyidik KPK berupa pistol jenis bareta serta tujuh butir amunisi dan juga satu pucuk airsoft gun laras panjang.
01:17Pertama pistol bareta ya dengan amunisi tujuh butir dan jenis kedua senapan angin dengan jumlah amunisi air gun pellets sejumlah dua pak.
01:45Mengenai asal dari senjata api tersebut nanti akan didalami oleh penyidik dan dikoordinasikan dengan pihak terkait dalam hal ini pihak kepolisian.
02:00Penalisi lebih jauh soal temuan uang 2,8 miliar rupiah di rumah pribadi tersangka korupsi proyek jalan di Sumatera Utara Topan Ginting.
02:11Kita kupas dan juga kita bahas petang ini bersama dengan Muhammad Yassin, mantan wakil ketua KPK periode 2007 hingga 2017-2011.
02:23Selamat petang Pak Yassin dengan Maidob.
02:27Selamat petang Mbak Maidob.
02:29Apakah temuan uang tunai pada saat operasi tangkap tangan 2,8 miliar ini berkaitan dengan uang yang dijanjikan kepada Kepala Dinas Topan Ginting senilai 8 miliar? Anda melihat itu?
02:44Diduga kalau proses pengadaan barang dan jasanya sudah tidak melalui proses sesuai dengan aturan perundangan, misalnya dengan menunjukkan nyuksung, kemudian ada uang yang ada di rumahnya, diduga pasti itu ada kaitannya dengan kasus korupsi yang sedang ditangani oleh KPK.
03:07Maka kita mengapresiasi KPK atas langkah yang dilakukan dalam tindak lanjut pasca menersangkakan Topan Ginting ini ditindaklanjuti dengan upaya paksa pengledaan itu.
03:24Memang selalu seperti itu dan itu saya kira tidak akan berhenti di situ saja.
03:29Pengalaman KPK dalam menelusuri kasus begini, pasca tangkap tangan pasti banyak pihak-pihak yang akan terlibat sesuai dengan pengembangan penyidikannya.
03:41Mudah-mudahan ini tidak ada katakan misalnya saja perlakuan khusus terhadap posisi-posisi tertentu yang diduga ada hubungan dekatnya itu dengan Topan Ginting.
03:54Gitu, gitu mbak. Jadi kita mengapresiasi dan pasti masyarakat mendorong karena harus tuntas perkaranya.
04:03Kalau memang harus misalnya keterangan pihak-pihak lain yang diduga terkait itu saya kira cukup bagus dan harus dilakukan dengan cepatnya.
04:13Oke, oke.
04:14Kalau seperti ini kalau tidak cepat nanti kehilangan.
04:16Takutnya barang buktinya oke harus cepat begitu ya Pak ya. Anda menggarisbawahi itu.
04:22Jadi dari janji fee kepada kepala dinas PUPR 8 miliar 2,8 ini Anda yakin kalau masih ada lagi bagaimana kemudian untuk bisa melacaknya?
04:35Apakah bentuknya Anda lihat ini Anda membaca hanya uang tunai ataukah ada bentuk-bentuk pemberian lain?
04:41Ya, apabila itu tidak tunai, pasti ada permintaan dari KPK kepada PPATK.
04:51Jadi yang suatu lembaga yang meneliti tentang arus uang atau value into money itu diminta atau tidak diminta KPK itu pasti akan melaporkan kepada penegak hukum yang dalam hal ini yang sedang menangani kasusnya kan KPK.
05:05Itu pasti dilaporkan kepada KPK. Jadi apabila misalnya keatasannya, misalnya ini didugal ya, ini bisa saja nanti ditemukan dengan katakanlah informasi yang digali oleh KPK itu.
05:21Nah, numpum, bukti baru, disamping juga pengembangan penyidikan atas pengakuan saksi-saksi dan yang tersangka itu kan juga akan ditanya.
05:30Nah, kalau memang itu uangnya yang 2,8 itu merupakan bagian dari uang yang misalnya jumlahnya lebih besar dari itu dan larinya kemana, pasti dia tidak akan diam dan akan mengaku itu.
05:43Nah, mungkin korupsi itu akan dialami sendiri kalau faktanya memang itu dalam bentuk kelompok.
05:50Oke, kalau misalnya swap ataupun gratifikasi lah, diberikan dalam bentuk tunai, masih mungkin nggak dilacak Pak Yasin aliran dananya?
06:01Ya, bisa. Itu tidak menutup kemungkinan dengan berbagai cara yang dilakukan oleh KPK bisa dilakukan penelusuran uang tersebut,
06:14baik tunai maupun melalui suatu media.
06:18Ya, media itu ya elektronik atau embanking atau melitransfer biasa atau hal-hal yang lain, nanti akan digali kan.
06:30Dari pihak swastanya kan sudah tersangka, terus kemudian atopan ini kan juga sudah digali informasinya.
06:41Dan akan berkembang dan saya yakin akan tidak akan dialami sendiri atau tidak akan menutup mulut gitu.
06:49Pasti akan berkembang sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh KPK.
06:53Di sumut itu kan sudah beberapa kali ya, yang menyangkut gubernurnya bahkan ya, itu kan sudah dua kali.
07:01Yang menyangkut balikota juga pernah seperti itu.
07:04Dan dikembangkan pas KOTT juga berkembang gitu, berkembang itu kepada pengacaranya, paniteranya, hakimnya, itu yang masa lalu lah ya.
07:16Ini pengalaman-pengalaman yang bisa dilihat oleh masyarakat ya bagaimana KPK itu serius di dalam menangani kasus yang semacam ini yang pernah terjadi.
07:29Terjadinya juga di sumut juga pernah terjadi.
07:34Sebenarnya itu membawa medel.
07:37Oke, menurut pengalaman Anda Pak Yassin, untuk kasus-kasus seperti ini, korupsi pembuat kebijakan begitu ya, proyek-proyek kemudian menang tender,
07:49apakah mungkin masih ada penerimaan uang-uang lain dalam kasus ini?
07:53Ya, ini kan dari sektor pengadaan saja.
08:02Bisa saja nanti dikembangkan sebuah dengan penyidikan atau dari laporan masyarakat yang baru,
08:08ini terkait dengan proyek-proyek yang lain.
08:10Yang dikorupsi oleh pihak pemerintah provinsi, kaupaten, atau kota itu kan tidak hanya dari proyek-proyek pengadaan prasarana jalan saja.
08:23Bisa saja kalau juga berbarengan di dalam satu tahun yang bersangkutan itu pembangunan jembatan,
08:31pembangunan pelabuhan, atau penyimpangan keuangan,
08:35itu nanti bisa saja itu akan merembet kemana-mana.
08:40Yang penting buktinya ada itu ya,
08:43itu kan melisiknya seperti itu.
08:46Pre-audit forensik, akutansi forensik atau audit investigative,
08:52kalau yang jelas ini yang kasus swap ini ya,
08:55ini kan uangnya sudah ada,
08:57yang menyiap dan yang diswap sudah ada juga,
09:00sudah tertangkap, itu kan bukti yang kuat gitu.
09:03Dan proses hukum sesuai dengan aturan perundangan itu 90 hari sudah naik di pengadilan itu.
09:09Ini proses yang cepat dari aspek effortnya saya kira ini lebih pendek dibanding
09:16apabila itu menanganinya itu dari laporan masyarakat dimulai dari penyelidikan.
09:23Kalau dari tangkap tangan itu biasanya lebih cepat dan lebih bisa berkembang
09:26sesuai dengan pengembangan penyelidikan yang profesional yang dilakukan oleh KPK.
09:32Jadi kita tunggu saja, mungkin ya kejutan-kejutan berikutnya yang kita tidak tahu,
09:37yang paling tahu kan KPK ini.
09:39Oke, sebelum kita sampai ke angka,
09:42biasanya apakah pejabat-pejabat dan juga pihak swasta ini bekerja sendiri
09:46atau sebenarnya ada berkelompok begitu pada saat
09:51dalam korupsi pengadaan barang seperti ini dalam pengalaman Anda, Pak Yasin?
09:56Ya, biasanya kalau pengadaan barang dan jasa ini kan ada konsorsium gitu.
10:03Bisa saja dengan mekanisme yang mereka sepakati antara penyedia barang dan jasa di suatu provinsi.
10:13Itu adalah arisan istilahnya.
10:15Dianalokan kalau ibu-ibu harisan itu ya gantian yang korupsi gitu.
10:22Kalau ibu-ibu harisan kan gantian yang menerima uang kan begitu pada waktu dihitung itu,
10:29diundi pakai apa perbedaan yang sederhana itu.
10:34Ya ini juga seperti itu.
10:36Jadi ada konsorsiumnya.
10:37Apakah yang lain juga terlibat?
10:40Nah ini sesuai dengan fakta yang ada tentunya.
10:44Bisa saja terlibat, juga bisa saja tidak.
10:47Karena kalau arisan itu kan ya untuk kali ini kamu yang memenangkan
10:51atau yang ditunjuk langsung kemudian mengerjakan proyek itu.
10:55Saya off dulu misalnya kelompok yang lain.
10:58Bisa saja seperti itu kesepakatannya.
11:01Atau dikarep bareng dengan PT-PT yang lain yang belum tersangka.
11:09Apa itu namanya statusnya itu.
11:12Nanti kalau dikembangkan makanya tadi saya sampaikan.
11:15Mungkin pasti, ya mungkin saja ini kalau yang uangnya saja ditemukan ya.
11:24Yang pertama kan sedikit sekitar 135 juta.
11:27Ini 2,8 miliar.
11:29Ini kan luar biasa.
11:31Nah bisa saja ada yang lain dan bisa saja pengembangan penyidikan itu
11:35menyangkut rekan-rekan penyedia barang dan jasa
11:39atau pihak-pihak pejabat yang mempunyai program untuk pembangunan jalan tersebut
11:46di tingkat provinsi.
11:48Tidak mungkin itu misalnya topan itu juga
11:51diam sendiri tidak ada laporan keatasannya kan tidak mungkin itu.
11:57Tidak hanya sekedar laporan kan bisa saja diduga ada suatu
12:00hal yang istilahnya ya aliran dana itu kemana-mana.
12:06Ini kan sesuai dengan pengalaman yang ada itu seperti itu pengalaman KPK.
12:13Anda tadi bilang soal pengembangan kemudian juga ada kemungkinan ini
12:18Kadis PUPR topan ginting tidak bekerja sendiri ada atasannya.
12:23Apakah ini kemudian mengarah ke orang nomor satu di daerah atau juga kepala daerah
12:28untuk bisa diperiksa dan juga dipanggil oleh penyidik?
12:31Ya bisa saja seperti itu. Kita mendorong bahwa KPK harus tetap itu independen dan jangan ada kepentingan apapun ya
12:41bekerja secara profesional dalam penegakan atau dalam pemberantasan korupsi itu.
12:47Jadi harus lurus saja sesuai dengan profesionalitas, due process of law dan profesionalitas dalam penegakan hukum
12:55dan tetap berintegritas itu yang penting itu independen, integritas itu para pimpinannya
13:01pasti akan diikuti seluruh jajaran KPK itu.
13:05Yang penting adalah independensi pimpinannya, integritas pimpinannya itu pasti akan berpengaruh ke bawah
13:14untuk apa namanya melaksanakan tugasnya itu dengan baik.
13:19Kita tunggu lagi langkah lanjutan dari penyidik KPK untuk mengusut dugaan aliran dana kasus korupsi proyek jalan di Sumatera Utara.
13:27Terima kasih sudah bergabung bersama kami, Muhammad Yassin, Wakil Ketua KPK periode 2007-2011.