Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Marak kasus penculikan hingga kekerasan pada anak hingga berujung kematian seperti yang menimpa Alvaro.

Mirisnya, pelaku merupakan orang terdekat korban.

Kasus Alvaro jadi alarm darurat perlindungan anak yang masih rentan jadi korban kekerasan, termasuk konflik rumah tangga. Bagaimana melindungi anak termasuk kepekaan lingkungan untuk mendeteksi potensi bahaya pada anak?

Kita bahas bersama Psikolog Anak, Sani Budiantini.

Baca Juga Ayah Tiri Alvaro Tewas Usai Ditetapkan Jadi Tersangka, Propam Akan Periksa Penyidik di https://www.kompas.tv/nasional/633446/ayah-tiri-alvaro-tewas-usai-ditetapkan-jadi-tersangka-propam-akan-periksa-penyidik

#psikologanak #alvaro #perlindungananak

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/633506/kasus-alvaro-jadi-alarm-darurat-psikolog-anak-ungkap-ada-yang-salah-dari-penyuluhan-pemerintah
Transkrip
00:00Marah kasus penculikan hingga kekerasan pada anak yang berujung kematian seperti yang menimpa Alvaro.
00:07Mirisnya pelaku merupakan orang terdekat korban.
00:11Kasus Alvaro jadi alarm darurat perlindungan anak yang masih rentan jadi korban kekerasan termasuk konflik rumah tangga.
00:20Bagaimana melindungi anak termasuk kepekaan lingkungan untuk mendeteksi potensi bahaya pada anak.
00:26Kita bahas bersama dengan psikolog anak, remaja dan juga keluarga, Sani Budiantini.
00:32Selamat malam, Bu Sani.
00:34Selamat malam.
00:36Bu Sani ini kenapa anak paling rentan jadi korban kejahatan hingga bahkan pelampiasan emosi orang tua.
00:43Ini apa yang memicu hal ini terjadi?
00:46Celahnya di mana, Bu Sani?
00:48Iya, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT atau disebut dengan domestic violence itu memang biasanya terjadi
00:55ada di dalam keluarga ya, di mana biasanya pelaku adalah di posisi tokoh otoritas,
01:02sementara objek atau target atau korban yang disasar adalah orang yang paling lemah golongannya.
01:09Misalnya saja anak atau asisten rumah tangga misalnya, atau posisi istri yang juga dianggap lemah begitu.
01:15Jadi biasanya memang justru anak itu menjadi sasaran dari posisi pelaku yang sifatnya otoriter,
01:23otoritasnya tinggi di dalam keluarga yang menjadikan anak itu menjadi korban pelampiasan kekerasan.
01:30Apapun yang terjadi, faktor apapun yang ada, itu anak bisa jadi objek.
01:34Nah disini kalau kita lihat banyak faktor, misalnya faktor ekonomi, faktor emosi yang tidak bisa diregulasi dengan baik.
01:41Yang jelas, anak akhirnya menjadi korban atau target sasar dari orang tua atau tadi ya pelaku yang merasa dirinya di posisi yang paling tinggi begitu.
01:52Edukasinya seperti apa sih sebagai orang tua ketika kita berkonflik atau ada konflik di keluarga,
01:59agar jangan sampai melibatkan anak atau anak yang justru menjadi korbannya di sini.
02:04Iya memang miris sekali ya, karena anak itu kan sebenarnya adalah perlu dirindungi.
02:10Mereka perlu tumbuh dengan kondisi, situasi rumah yang kondusif, yang aman sebenarnya.
02:16Tapi ketika rumah tidak aman, apalagi pelaku itu adalah justru orang tuanya,
02:21ini membuat situasi menjadi komplikated.
02:24Kenapa? Jarang sekali memang di sini orang luar ya, atau orang di sekitar keluarga yang akhirnya bisa mengintervensi
02:30untuk membantu masalah ini karena dianggapnya ini privacy keluarga.
02:36Tapi yang jelas sebenarnya adalah, kalau ini terjadi, tanggung jawab itu adalah kita di keluarga ring dua,
02:43itu juga termasuk bertanggung jawab, termasuk tetangga misalnya.
02:46Tetangga yang melihat ada anak dipukulin, disakitin, itu wajib juga bisa melaporkan kepada petugas keamanan setempat.
02:56Nah di sini yang terkadang menurut saya, kenapa akhirnya kasus ini menjadi sangat besar,
03:01karena tidak ada bentuk pelaporan yang mungkin disosialisasikan,
03:06atau bentuk tadi rasa social responsibility yang kurang,
03:09sehingga atau tadi mengataksamakan privacy ya, oh saya nggak mau mencampuri.
03:14Akhirnya anak yang mestinya dirindungi, bahkan akhirnya tidak terlindungi lagi karena orang dewasa di sekitar tidak membantunya.
03:22Kalau misalkan tadi bordernya di privacy, ada limitnya nggak untuk lingkungan di ring kedua?
03:29Keluarga misalkan ayah, nenek, kakek, ketika udah batas limit,
03:33oke ini harus diintervensi agar anak tidak menjadi korban itu batasannya di mana?
03:39Ya, ini menarik sekali pertanyaannya, karena justru inilah yang selalu menjadi gray area ya,
03:45apakah ini kita boleh masuk atau tidak, karena kalau kita tahu KDRT itu kan sifatnya bukan hanya fisik,
03:52ada verbal, ada attack verbal yang membuat anak menjadi luka batin,
03:57psychological bullying ya, atau kekerasan dalam psikologis,
04:00anak misalnya diancam ya, sampai memang fisik.
04:04Nah ini sebenarnya wawasan ini perlu dipahami dulu oleh kita sebagai masyarakat.
04:11Dan ketika kita dengar bahwa ada orang tua yang mengatai anaknya, tolol, goblok misalnya,
04:16kita boleh sebenarnya mengingatkan bahwa itu sudah masuk ke dalam kekerasan dalam rumah tangga
04:22yang disebut dengan verbal attack atau verbal bullying begitu.
04:26Nah ini yang karena wawasan kurang dan ketakutan karena ini masalah privasi keluarga lain,
04:33maka membuat justru kasus ini semakin besar dan seperti Gunung Es ya,
04:38yang dilaporkan jauh lebih kecil dibanding sebenarnya kenyataan yang ada,
04:42karena tadi ketakutan tidak tahu cara bagaimana mengingatkan atau melaporkan kasus-kasus seperti ini
04:48ke dalam ranah yang lebih kuat lagi seperti hukum begitu.
04:55Bu Sani, kalau regulasi atau aturan sikap dari pemerintah menghadapi banyak kekerasan yang menimpa anak
05:01berasal di konflik keluarga atau ekonomi,
05:04intervensi seperti apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah agar ini bisa ditekan, bisa dikurangi?
05:09Ya sebenarnya pemerintah itu kalau kemarin, tadi aja saya ada wawancara juga ya,
05:14ternyata pemerintah juga banyak sekali melakukan satu sistem ya,
05:18untuk melindungi anak dan perempuan ya, ada satgas segala macam.
05:21Tapi menurut saya, sosialisasinya mungkin kurang sampai kepada lini masyarakat atau keluarga terkecil.
05:28Kita nggak tahu, kita telepon ke siapa ya,
05:30kalau ada kasus misalnya kekerasan dalam rumah tangga misalnya.
05:33Nah ini yang menjadi masalah.
05:36Sebenarnya sistem sudah ada, satgas-satgas sudah dibentuk,
05:40tapi tidak menyentuh kita di lini masyarakat.
05:43Apakah pemerintah sekarang ini menunggu bola, menunggu laporan,
05:47atau sebenarnya menjemput bola?
05:49Menurut saya yang paling efektif,
05:50dengan adanya sistem yang sudah baik untuk perlindungan anak dan wanita,
05:54mestinya kita menjemput bola.
05:56Menjemput, memberitahukan hal-hal tersebut,
05:59hal ini kepada masyarakat keluarga terkecil.
06:01Sehingga kita tahu, di puskeswas ada misalnya,
06:03kalau ada ini tolong adukkan anak.
06:05Ini yang menurut saya,
06:06sosialisasi yang efektif akan membuat,
06:10apa namanya, antisipasi ya,
06:12kasus-kasus ini bisa saja akhirnya mengecil atau berkurang.
06:17Baik.
06:18Terima kasih, Sani Budiantini,
06:20psikolo anak, remaja, dan juga keluarga,
06:22telah memberikan pandangan di program Kompas Malam hari ini.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan