AMBON, KOMPAS.TV - Aktivitas tambang emas ilegal di gunung botak, kabupaten buru, maluku terus berjalan. Meski merusak lingkungan hingga mengancam nyawa, nyatanya tambang emas ilegal ini tetap berjalan lebih dari satu dekade. Upaya penertiban kerap kandas, usai adanya perlawanan dari warga.
Ini adalah harapan kecil dari ngariman, petani di kecamatan waelata, kabupaten buru, maluku. Asa- nya tetap sama sejak bertahun tahun lalu. Harapan ini bukan tanpa sebab, pasalnya limbah tambang ilegal di gunung botak, kian parah dan mengancam lingkungan mereka.
Setidaknya ada tiga desa di daerah itu yang lingkunganya terancam rusak, masing masing desa parbulu, widit dan juga debowae. Limbang tambang ilegal berupa cairan kimia berbahaya, membuat tanaman mereka rusak dan lahan tidak lagi produktif.
Meski merusak lingkungan, namun nyatanya tambang emas ilegal di gunung botak tak juga bisa dihentikan. Penolakan warga terus berdatangan kala upaya pembenahan akan dilakukan.
Tengok saja pada 2 desember 2025 lalu. Warga nekat menghadang petugas yang hendak lakukan penertiban. Mereka bahkan menggunakan senjata tajam.
Pemerintah daerah bukan tanpa program unutk membenahi tambang emas ilegal itu. Anmum upaya yang dilakukan kerap kandas meski telah berjalan hampir satu dekade.
Jalan terjal penertiban tambang ilegal di gunung botak belum mampu dilalui. Satu hal yang pasti, kerusakan lingkungan di daerah itu kian parah. Upaya perbaikan sistem penambangan masih terus dilakukan, sembari membuka dialog mengakhiri polemik ini.
Kini semua menanti akhir polemik kilau emas di gunung botak. Kerusakan lingkungan tak lagi bisa dicegah, pemulihan pun dipastikan tak akan mudah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/636098/jalan-terjal-penertiban-tambang-emas-ilegal-gunung-botak
Jadilah yang pertama berkomentar