- 1 jam yang lalu
Banjir dan longsor yang menghantam tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menimbulkan korban serta kerugian ekonomi yang signifikan. Bencana
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Intro
00:00Anda menyaksikan Kompas Bisnis, Saudara, bersama saya, Yan Rahman.
00:18Kompas Bisnis awal pekan ini membahas soal yang ada di belakang saya ini.
00:21Banjir landa Sumatera, sederet saham berguguran.
00:25Mengapa demikian, Saudara?
00:26Karena banjir dan longsor yang menghantam tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara dan juga Sumatera Barat,
00:32menimbulkan korban dan juga kerugian secara ekonomi.
00:35Bukan hanya melumpuhkan aktivitas warga, bencana ini juga menjadi lampu kuning bagi para investor pasar modal.
00:42Mengapa demikian?
00:42Karena sejumlah saham raksasa diketahui memiliki aset strategis bernilai triliunan rupiah di jalur merah bencana.
00:49Sehingga otomatis berdampak terhadap operasional, mulai dari penutupan kantor, gangguan logistik,
00:55kerusakan infrastruktur, hingga potensi shutdown operasional.
00:59Jadi risiko nyata yang ujung-ujungnya berpotensi mempengaruhi kinerja kuartal 4 sebagai laporan penutup tahun 2025.
01:08Sebelum Kompas Bisnis membahas emiten apa saja yang terdampak,
01:11kita lihat terlebih dahulu prediksi kerugian banjir di Sumatera dalam data berikut ini.
01:16Nah ini dia saudara, ini pada 30 November lalu ada Selios yang merilis dampak bencana banjir terhadap ekonomi regional dan juga nasional.
01:27Menurut riset Selios, ketika suatu daerah terjadi bencana hingga memutuskan transportasi,
01:33maka dampaknya bukan hanya di provinsi tersebut, namun secara nasional juga mengalami dampak yang negatif.
01:41Selios memprediksi secara nasional terjadi penurunan PDB ini mencapai 68,67 triliun rupiah.
01:51Saudara, ini setara dengan 0,29 persen.
01:55Kemudian dampak kepada provinsi lain terdapat pada arus barang konsumsi maupun kebutuhan industri yang juga melemah.
02:02Sementara itu saudara, Kepala Ekonomi Bank Mandiri Andri Asmoro saat economic outlook Q4 ini memperkirakan kerugian ekonomi dari bencana banjir di Sumatera ini mencapai 32,6 triliun rupiah.
02:16Ini Andri bilang bencana ini akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional karena kontribusi tiga provinsi tersebut mencapai 7,8 persen.
02:26Dan saudara, selain itu bencana yang terjadi di tiga provinsi ini berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,08 hingga 0,12 persen.
02:36Nah kemudian di sisi lain, saudara, ada juga ini dari Ketua Komisi 8 DPR RI Marwanda Sopang yang meyakini bahwa kerugian material banjir dan juga longsor yang terjadi di berbagai titik di Pulau Sumatera di atas 200 triliun rupiah.
02:52Dan kita lihat data berikutnya untuk mengetahui apa tepatnya pernyataan Marwanda Sopang.
02:58Kita lihat.
02:59Nah ini dia, saudara, Ketua Komisi 8 DPR Marwanda Sopang bilang ini sekarang sebetulnya kerugian kita berapa?
03:07Saya meyakini di atas 200 triliun rupiah.
03:11Meski demikian, saudara, Marwan tidak merinci dasar perhitungan angka tersebut.
03:15Menurutnya, bencana ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah yang memberikan legalisasi pemanfaatan hutan kepada korporasi selama bertahun-tahun.
03:25Marwan juga menegaskan sejak awal Komisi 8 mengusulkan agar banjir di Sumatera ditetapkan sebagai darurat nasional,
03:32agar penanganan dapat dikoordinasikan lebih efektif dan juga melibatkan berbagai pihak.
03:37Saudara, jika tadi data selios memprediksi kerugian secara nasional akibat bencana ini mencapai 68 triliun rupiah,
03:45lalu berapa rincian kerugian di tiga provinsi? Kita lihat ke data selanjutnya.
03:51Nah ini dia, ada prediksi kerugian akibat banjir di tiga provinsi.
03:55Hitung-hitungan selios secara regional kerugian Provinsi Aceh ini sebesar 2,04 triliun rupiah atau menyusut 0,88 persen.
04:08Sementara di Sumatera Utara, saudara, ini 2,07 triliun rupiah.
04:13Dan kerugian di Sumatera Barat, 2,01 triliun rupiah.
04:18Dan total kerugian di tiga provinsi tersebut ini mencapai 6,12 triliun rupiah.
04:24Seperti topik kompas bisnis hari ini, saham apa saja yang berguguran setelah bencana terjadi di Sumatera.
04:32Kita lihat, nah ini dia, saudara.
04:34Berikut ini adalah sektor dan juga emiten-emiten yang operasional dan kinerjanya terdampak banjir.
04:40Yang pertama kita lihat ada sektor infrastruktur, di mana di sini ada JSMR.
04:47Berikut ini saya tunjukkan untuk Anda.
04:48Ini alias jasa marga yang selama sepekan terkoreksi 0,87 persen.
04:56JSMR ini memegang peran vital sebagai operator ruas toa medan, kuala namu, tebing tinggi yang menjadi tulang punggung konektivitas Sumatera Utara.
05:07Dan selain itu, toa trans Sumatera juga terdampak.
05:10Hal ini membuat akses terhadap pendapatan perusahaan ini akan terus tergerus.
05:14Sementara, saudara, di sektor perkebunan dan juga kehutanan, ini tercatat ada beberapa emiten yang juga terpengaruh.
05:23Ada ANJT dan juga ada INRU.
05:26Di sini masing-masing ambles 2,13 persen, sementara INRU 1,44 persen selama sepekan terakhir.
05:34Saudara ANJT merupakan perusahaan sawit yang anak usahanya ini PT ANJ Agrisiasis berlokasi tepat di Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan yang masuk zona merah banjir.
05:48Sementara yang paling banyak dibicarakan adalah INRU alias Tobapop Lestari.
05:52INRU merupakan pemain utama industri kehutanan dengan hutan tanaman industri ekaliptus yang tersebar luas di pegunungan Tapanuli Utara, Selatan dan juga Tengah.
06:03Perusahaan lain yang operasional terganggu ada di sektor pertambangan dan juga energi, saudara.
06:09Di sini tercatat ada UNTR dan juga MEDC.
06:15Ini pada UNTR ini justru ada yang menarik, yaitu naik selama sepekan padahal operasionalnya terganggu sebesar 13,73 persen.
06:25Di wilayah Tapanuli Selatan, UNTR mengoperasikan salah satu tambang emas terbesar di Indonesia melalui anak usaha PT Agent Code Resources.
06:35Sedangkan MEDC, saudara, ini turun 0,75 persen selama sepekan dan ini memegang kendali atas Blok A yang merupakan proyek eksplorasi dan produksi migas darat yang berlokasi di Aceh Timur.
06:50Sedara, banjir yang melanda tiga provinsi di Sumatera ini berpotensi mengganggu pasokan komoditas dalam negeri dan juga memicu lonjakan inflasi.
06:59Seberapa besar hal ini akan menekan IHSG di akhir tahun?
07:02Selesai, Jidak Kompas Bisnis akan membahasnya untuk Anda.
07:05Anda masih bersama kami di Kompas Bisnis, saudara, kita bahas lebih lengkap seberapa besar banjir yang mengganggu pasokan komoditas akan menekan laju IHSG.
07:27Dan bagaimana sentimen dan proyeksi emiten-emiten yang terdampak banjir sudah bergabung melalui saluran Zoom?
07:33Ada Akhil Triadi, Senior Research Analis Panin Sekuritas.
07:36Selamat pagi, Mas Akhil.
07:39Selamat pagi, Mas Sian.
07:41Mas Akhil, ini sebelumnya meski sempat rally all-time height beberapa kali pada Jumat pekan lalu, IHSG ini ditutup melemah dibandingkan sehari sebelumnya ataupun hari Kamis.
07:50Analisis Anda, seberapa besar sih bencana yang terjadi di Sumatera ini menekan laju IHSG?
07:55Ya, mungkin sebelumnya kami mengucapkan dulu ya, turut berduka atas bencana banjir yang terjadi di Sumatera, khususnya di tiga provinsi.
08:05Semoga diberikan kekuatannya dan juga ketabar.
08:08Namun, kalau kita bahas terkait dampak kepada IHSG-nya, ini tentu akan sedikit berdampak kepada IHSG.
08:15Kenapa?
08:16Karena dengan adanya bencana biasanya di suatu negara, apalagi bencana-nya juga cukup besar.
08:23Ini bisa mengakibatkan adanya keluar dana ya dari para investor, baik itu yang di lokal maupun itu yang di luar negeri.
08:34Nah, jadi itu yang bisa kita gambarkan bahwa ketika adanya bencana, itu akan adanya outflow.
08:40Walaupun kami melihat dampaknya sebesar apa sih dengan bencana di Sumatera ini,
08:44kami melihat dampaknya mungkin akan cukup minim ketika daripada pemangku kebijakan terutama di pemerintah,
08:52ini bisa mengatasi bencana dengan cepat dan juga bisa memulihkan keadaan di Sumatera.
08:58Nah, kalau itu bisa dilakukan oleh pemerintah secara cepat, ini dampaknya kami melihat juga akan cukup minim ya untuk kepada perekonomian.
09:05Karena kan dari pertumbuhan GDP sendiri kan ada target dari pemerintah, jadi di atas 5 persen itu akan yang dituju ya oleh pemerintah.
09:14Dan kalau adanya bencana, ini kan beberapa sektor, beberapa industri itu juga akan terdampak.
09:19Kalau di banjir sendiri, beberapa sektornya kayak misalkan infrastruktur, terus juga kita lihat maskapnya juga terdampak.
09:26Bahkan perbankan pun, terutama di perbankan daerah, ini juga akan terdampak ya dari adanya sebagai bencana besar.
09:34Jadi, kami melihat sih tentu pasti akan ada dampaknya, walaupun kita harus menghitung dulu seberapa besar dampaknya
09:40dan kalau kita melihat secara garis besar saja, pertumbuhan GDP di, sorry, kontribusi di GDP dari Sumatera itu sekitar 22 persen
09:50terhadap total GDP di Indonesia, itu kan baru semua Sumatera gitu ya, tidak khusus kepada daerah yang terdampak seperti Aceh, Sumatera Utara, dan juga Sumatera Barat.
10:00Nah, kalau kita melihat sih dampaknya memang sekitar 0,05 persen atau bukan sampai 0,10 persen untuk dampak kepada GDP kita.
10:09Namun kalau kita melihat secara overall gitu ya, potensi ataupun juga porsi yang paling besar itu masih berada di Pulau Jawa.
10:17Jadi, kami melihat dari Sumatera sendiri yang kontribusinya 22 persen kepada GDP kita, tentu akan terdampak walaupun dampaknya cukup minimnya.
10:27Cuman tergantung ya nanti apakah dari pemerintah ini cepat untuk mengatasinya kalau lambat dan bisa berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan,
10:36ya ini kita juga akan kembali menghitung dampaknya karena kan nanti semakin susah tuh akses roda perekonomian juga di Sumatera.
10:45Jadi, untuk dari arus barang masuk dan keluarnya itu akan jadi susah, terus juga roda perekonomian tidak jalan juga akan semakin parah tuh nantinya
10:55kalau dari penanganan bencananya tidak begitu baik dan tidak begitu cepat.
10:59Oke, artinya penanganan dari pemerintah terkait dengan bencana yang cepat begitu juga berpengaruh dengan bagaimana meminimalisasi kerugian.
11:08Mas Akil, tadi ada beberapa data terkait juga dengan kerugian akibat bencana ini.
11:14Ada dari Salios tadi, ada juga beberapa dari ekonom dan juga dari DPR yang menyebutkan kerugian terkait dengan bencana ini.
11:21Dan juga disebutkan di prediksi akan menekan pertumbuhan ekonomi 0,08 hingga 0,12 persen.
11:27Tadi juga Anda memiliki hitung-hitungannya sendiri.
11:29Apakah ini bisa jadi katalis yang nantinya akan menghambat IHSG hingga akhir tahun mengingat Menteri Keuangan Purbaya ini memiliki target level di Rp9.000 untuk IHSG akhir tahun ini?
11:41Ya, kalau kita bicaranya kepada overall di IHSG ya sebenarnya story yang paling banyak dilihat oleh para investor adalah terkait dengan suku bunga The Fed ya yang akan dihubungkan pada minggu ini.
11:55Dan memang fokusnya ke situ tuh, kalau nanti suku bunganya bisa dipangkas oleh The Fed ini arah ke IHSG Rp9.000 itu potensinya masih cukup besar meskipun secara domestik kita masih berkutik di bencana yang terjadi di Sumatera ya.
12:12Ya, seperti kita sudah sebutkan bencana ini memang pasti akan ada dampak ya walaupun cukup minim.
12:18Tapi kalau bencananya cukup lama gitu ya di tangannya mungkin akan jadi penghambat dari IHSG menuju ke level Rp9.000.
12:24Jadi, kita sih melihatnya story besarnya dulu ya, storyline yang paling besarnya adalah terkait pemangkasan suku bunga yang dikatakan.
12:32Nah, akan lebih parah ataupun juga akan lebih berat gitu ya IHSG untuk mencapai ke level Rp9.000-nya ketika suku bunganya tidak jadi dipangkas oleh The Fed.
12:41Artinya The Fed akan mempertahankan suku bunganya itu akan menjadi pressure ya kepada IHSG kita karena kalau kita lihat probabilitinya sendiri 88% itu memang dari The Fed
12:53akan memangkas suku bunga. Dan kalau tidak sejalan dengan efektif tersebut maka IHSG akan sangat berat untuk ke level Rp9.000.
13:01Tapi kalau ditanya apakah dengan dampak banjir ini apakah akan memperberat?
13:05Tentu akan ada sedikit dampak atau juga menjadi pemberat namun cukup minim karena storyline yang besarnya adalah kepada di suku bunga gitu Mas.
13:13Oke, artinya dampak secara global ini lebih mendominasi terkait juga tadi dengan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga kemungkinannya seperti itu.
13:21Ini target level Rp9.000 juga masih harus dipertanyakan begitu ya.
13:26Mas Akil, ini banjir kan bukan hanya menimbulkan kerugian regional, tadi disebutkan juga kerugian nasional.
13:33Anda melihatnya di pasar saham begitu sektor apa saja yang terganggu?
13:37Ya, jadi kalau kita melihat sektor apa saja yang terganggu, yang pertama adalah terkait aksesibilitas ya.
13:44Pasti itu adalah jalan atau penjembatan yang pasti itu adalah infrastruktur ya.
13:49Terutama untuk yang punya perusahaan-perusaha yang punya untuk pengoloperasi jalan,
13:53terutama jalan tol kayak jasa marga itu pasti akan terdapat makan apa.
13:56Pertama dari sisi pendapatannya mereka pun juga di Sumatera, lintas Sumatera itu juga akan berkurang
14:02karena trafiknya juga akan terjadi perlambatan karena adanya bencana nggak bisa diakses.
14:07Terutama juga kalau kita lihat lagi sektor-sektor yang akan berdampak adalah terkait dengan sektor mas Kapain
14:13karena kan nggak ada perjalanan untuk ke sana dari para penumpang.
14:18Nah, terus yang ketiga terkait dengan perkebunan sawit ya.
14:22Kenapa? Karena perkebunan sawit ini kan digadang ataupun juga diisukan ya.
14:27Ini terkait dengan isu lingkungannya.
14:28Jadi mungkin ini akan menjadi sentimen negatif kepada sektor sawit pun juga sektor sawit ketika ada bencana banjir seperti ini.
14:36Beberapa perusahaan yang ada di sana itu juga akan sulit untuk produksi, untuk mengirim barangnya atau mengirim produksinya itu akan juga terjadi hambatan.
14:46Nah, terus juga beberapa sektor lainnya tadi kita sebut perbankan.
14:50Kenapa? Perbankan tapi kepada perbankan daerah yang ada di sana yang lebih banyak mungkin UMKM itu juga akan terdampak
14:56karena nanti khawatirnya akan ada perlambatan ataupun juga dari kemacetan kredit atau kredit kemacetan ini juga akan menjadi salah satu katalis negatifnya dari perbankan.
15:09Jadi, kalau kita melihat itu yang cukup paling berdampak.
15:12Terus juga infrastruktur-infrastruktur energi ini juga akan berdampak kayak listrik kan itu juga terganggu kan.
15:18Karena demand-nya pun ataupun juga dari penyerapan listrik di sana juga akan terputus.
15:23Terus juga kalau kita lihat dari infrastruktur telekomunikasi, sinyal, wifi ataupun juga itu akan sulit kan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengakses internet.
15:33Itu juga akan berdampak. Jadi, kalau ditanya sektor apa saja cukup banyak sebenarnya.
15:38Tapi, yang paling berdampak adalah sektor infrastruktur ya.
15:42Baik itu infrastruktur jalan atau infrastruktur telekomunikasi dan listrik itu akan berdampak.
15:46Dan yang paling sentimen yang paling negatifnya ya perkebunan sawit ya itu paling di-highlight sampai sekarang.
15:51Dan itu yang menjadi cermatan oleh para investor apakah dari perkebunan sawit ini dari Kementerian Lingkungan akan melakukan tindakan ataupun tidak gitu ya.
16:01Oke, kalau kita ngomong-ngomong soal sektor tadi, saya juga menampilkan data tadi terkait dengan emiten-emiten apa saja yang terdampak.
16:11Ini seperti ada JSMR atau jasa marga, ada ANJT, ada INRU, UNTR dan juga MEDC.
16:16Ini kecuali UNTR, pekan lalu hampir semua emiten ini berguguran begitu.
16:20Analisis Anda, apakah penurunan ini murni karena dampak bencana atau ada sentimen lain?
16:24Ya, untuk beberapa emiten yang tadi disebutkan seperti JSMR, ANJT, INRU ya, itu kan terkait juga ya dengan yang ada di Sumatera.
16:35Kayak jasa marga tadi kan akhirnya sudah sempat bahas ketika ada bencana, operasionalnya pun juga akan terganggu.
16:40Bahkan kalau nanti beberapa jalan tolnya ada yang rusak, itu kan akan jadi kos ya bagi perusahaan.
16:46Terus dari perkebunan sawit kayak INRU, ANJT kan itu juga akan berdampak.
16:50Apalagi mereka juga lokasinya berada di sana untuk produksinya pantusa.
16:54Nah, kalau untuk UNTR sendiri kami melihat memang agak cukup berbeda ya dengan penurunan saham, beberapa saham tadi yang disebutkan.
17:02Ini UNTR lebih kepada ada aksi korporasi ya.
17:06Mereka kan akan membangun anak usaha yaitu untuk fokusnya di nickel gitu.
17:12Jadi ini sebenarnya positif gitu sebenarnya untuk dari perusahaan.
17:15Nah, jadi kita nggak bisa melihat, oh ada anak usaha ataupun juga mereka beroperasinya di daerah Sumatera,
17:21tapi sebenarnya ada sentimen atau katalis lain.
17:24Misalkan kayak UNTR ini, dia mau bikin anak usaha untuk di basisnya nickel.
17:29Nah, itu kan sebenarnya lebih banyak positifnya ke sana gitu ya.
17:33Ketika, oke kita juga harus memporsikan dulu nih anak usahanya yang di Sumatera,
17:38yang pertambangannya di Sumatera yang UNTR ini, apakah cukup besar kontributinya kepada pendapatan UNTR?
17:45Kita lihat sih tidak begitu ya.
17:46Karena UNTR ini banyak bisnisnya juga di alat-alat berat gitu juga pertambangan mas mereka juga ada.
17:52Dan kalau kita lihat juga secara dampak dari katalis yang mereka berikan gitu ya,
17:58faksi korporasi untuk adanya pertambangan nickel baru.
18:01Nah, ini kan harusnya positif tuh untuk dari posisi laporan keuangan mereka.
18:06Jadi kami lihat itu yang menjadi pembeda ya.
18:08Kenapa dari UNTR ini terjadi penguatan walaupun ada anak usaha mereka di Sumatera gitu.
18:14Oke, artinya ada lini bisnis lain yang membuat UNTR ini berbeda dengan emiten-emiten lain yang justru berguguran Anda.
18:21Tadi sempat menyebutkan sektor lainnya yang juga turut terdampak begitu tadi ada transportasi seperti pesawat,
18:28berarti ada Garuda Indonesia begitu dan juga ada perbankan.
18:32Saya kemarin melihat juga ada BBRI dan juga BBNI yang terdampak.
18:36Bagaimana analisis Anda terkait dengan emiten-emiten ini?
18:39Ya, untuk transportasi ya kita bisa lihat ya bahwa ini akan berdampak kepada dari pendapatan mereka
18:48karena dari penerbangan ke sana nggak bisa,
18:51terus juga kalau di sana juga ada logistik gitu ya,
18:54truk-truk gitu kan juga itu termasuk salah satu sektor transportasi.
18:58Nah, ini kalau bencananya makin lama diurusnya gitu ya oleh pemerintah,
19:03aksesnya susah dijangkau ya, ini akan terhambat nih untuk penerbangan baik itu penumpang
19:10ataupun juga pengiriman barang ke Sumatera ataupun sebaliknya dari Sumatera ke Pulau Jawa,
19:15itu kan akan terganggu gitu ya.
19:17Ini yang akan berdampak kepada kinerja emiten khususnya di bulan Desember ini.
19:21Karena kan kita bicaranya ini juga secara laporan keuangan gitu ya,
19:26berarti kan yang akan paling terdampak di bulan Desember,
19:29padahal di bulan Desember harapannya itu banyak katalis positif
19:33untuk di saham-sahamnya juga, bahkan di laporan keuangan.
19:36Jadi maksudnya adalah biasanya ketika di bulan Desember kan ada window dressing gitu ya,
19:40di mana para perusahaan atau penjaga manajemen itu akan menggenjot penjualan mereka
19:45untuk mencapai target.
19:47Misalnya dari perkebunan sawit gitu ya,
19:49mereka ada target penjualan 5.000 ton gitu ya.
19:53Nah, mereka di kuartal ketiga itu baru mencapai 2.000 ton.
19:57Nah, dia akan mengejar nih di bulan Desember,
19:59gimana caranya kita jualan sawit kita sampai 5.000 ton.
20:02Nah, itu biasanya dikejar tuh di akhir-akhir tahun gitu ya,
20:06untuk laporan keuangan itu jadi kelihatan bagus gitu ya,
20:09karena memang mereka mengejar dari laporan keuangan.
20:12Ini kan sebenarnya menjadi katalis positif tuh biasanya di Desember.
20:14Namun kalau kita lihat dampak di bulan Desember ini terkait dengan bencana alam,
20:20ini kan kita juga melihat bahwa akan agak kesulitan nih dari sales-nya mereka
20:26ataupun juga cara marketingnya mereka untuk mencapai target yang mereka sudah tetapkan.
20:32Itu yang akan terdampak oleh perusahaan-perusahaan yang berbasis keuangkulasi,
20:37bahkan juga perusahaan logistik gitu ya, itu akan terdampak.
20:40Nah, kalau di perbankan sendiri tadi kita sudah sebutkan bahwa
20:43khawatir terjadinya kredit macet gitu ya dari UMKM khususnya
20:48kalau kita bicara UMKM sendiri kan lebih banyaknya besarnya di Bank BRI gitu ya,
20:53karena mereka fokusnya adalah untuk kredit UMKM.
20:56Nah, kalau dari apa namanya bencana ini bisa mengakibatkan dari UMKM ini
21:03bisnisnya mati gitu ya, ataupun juga tidak bisa berjalan lagi,
21:06ini kan kreditnya akan susah nih dibayarkan oleh pengusaha ataupun juga UMKM-nya.
21:12Nah, ini akan berdampak kepada NPLM mereka dan kita sih melihatnya
21:16dan pun juga harapannya ini tidak begitu panjang ya dari bencana banjir yang terjadi di Sumatera
21:22sehingga pemulihan pun bisa lebih cepat dilakukan oleh pemerintah
21:26dan ekonomi kita juga tidak akan begitu terganggu dengan adanya bencana.
21:30Itu itu Mas Iyam.
21:31Oke, berarti intinya Mas Akhir di pemulihan bencana ini
21:34juga mempengaruhi bagaimana kinerja emiten-emiten tadi yang memang operasionalnya terganggu.
21:38Nah, apabila memang dalam waktu pemulihan ini tentunya membutuhkan waktu
21:43sementara ada event ataupun ada katalis-katalis lain yang terjadi
21:47ataupun akan terjadi di bulan Desember ini
21:49seperti tadi disebutkan oleh Mas Akhir, ada window dressing, ada laporan keuangan
21:52dan juga ada Santa Claus Rally.
21:55Ini seberapa besar katalis-katalis ini dapat membantu mendongkrak IHSG?
22:00Ya, kalau kita lihat secara historical ya, kalau kita tarik bahkan dari 20 tahun terakhir ya
22:07di bulan Desember itu biasanya window dressing hampir pasti terjadi gitu ya
22:11jadi kalau kita lihat 20 tahun terakhir, jadi di bulan Desember 20 kali
22:17itu 3 kali aja ya, itu terjadi gagal dari Santa Claus Rally-nya
22:22karena mungkin itu waktu terjadi 2021 itu pas lagi Covid
22:26saya lupa ya 2021-2022 itu karena adanya Covid
22:30jadi biasanya ketika ada event-event yang tidak diduga gitu ya
22:34jadi itu yang membuat Santa Claus Rally tidak terjadi di bulan Desember
22:38nah, kalau kita lihat kan itu perbandingannya kecil sekali ya
22:41dari 20 tahun, hanya 3 tahun saja Santa Claus Rally tidak terjadi
22:48nah, kami melihat di bulan Desember ini potensi bisa terjadi ya di 2025
22:52kenapa?
22:53karena sebenarnya katalisnya secara global, secara besarnya
22:57storyline-nya juga masih bagus
22:59dari suku bunga itu menjadi cermatan
23:01kalau di Pangsas, ini kita sih harapannya bisa menjaga ekspektasi
23:06pemangkatan suku bunga di tahun depan
23:08karena ini akan impact banget ya mas
23:09ketika dari the Fed ini tidak memangkas suku bunga di bulan Desember ini
23:13itu akan berubah tuh ekspektasi 2026
23:16yang kita ekspektasinya ada 2 kali lagi
23:19di tahun 2026 pemangkasan
23:21kalau dipertahankan suku bunga di Desember ini
23:24nah, itu akan bisa berubah tuh di bulan
23:25ataupun juga di tahun 2026
23:27nah, itu yang menjadi storyline-nya tuh
23:29kedua, dari stimulus-stimulus yang dilakukan oleh Pak Purbaya
23:32ini kan juga harusnya juga mendorong dari perekonomian kita
23:35harapannya ketika Pak Purbaya ini mengeluarkan stimulus ke perbankan
23:39ini kan ekonominya biar muter gitu ya
23:41bahasa gampangnya gitu
23:42nah, ketika ekonominya muter
23:43harapannya dari GDP kita juga bisa tumbuh
23:46sesuai dengan target mereka di atas 5%
23:48dan kalau kita melihat sih itu possible
23:50dengan yang sudah dilakukan oleh dari Menteri Keuangan
23:54mereka menggelontorkan dana
23:56supaya ekonominya, tapi juga daya belinya juga perlahan membaik
23:59cuman kan, kalau kita lihat
24:01ini yang akan menjadi apa ya, namanya
24:04keyakinan dari para investor kepada apa yang dilakukan oleh Menteri Pak Purbaya
24:08ketika GDP-nya ini sesuai dengan target mereka
24:11terus juga ada perbaikan dari daya beli masyarakat
24:15ini juga akan menjadi salah satu katalis
24:18apakah nantinya si Pak Purbaya ini bisa gitu ya
24:21dipercaya dengan
24:21oh, apa, statement statement beliau yang memang cukup pro kepada growth ya
24:25jadi kami melihat
24:27ini akan menjadi sentimen positif sebenarnya untuk ISG kita
24:30sampai di akhir tahun 2025
24:32oke, artinya masih banyak sentimen positif
24:35dan berpotensi ISG juga masih bisa naik
24:38juga masih bisa terjadi
24:39begitu tadi seperti yang disebutkan oleh Mas Akil
24:41masih kita masih menunggu keputusan The Fed
24:43masih juga ada potensi terkait dengan window dressing
24:46dan juga Santa Claus Rally
24:47dan juga ada stimulus dari Menteri Keuangan
24:50terima kasih
24:51Akil Triadis, Senior Research Analis Panin Sekuritas
24:54atas waktunya bersama kami di Kompas Bisnis
24:56sehat selalu
24:57terima kasih Mas Dian
25:00saudara jangan kemana-mana
25:03karena selesai
Jadilah yang pertama berkomentar