KOMPAS.TV - Jonathan Viktor Rembeth, Unsur Pengarah BNPB mengungkapkan alasan banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat belum ditetapkan sebagai bencana nasional. Viktor mengatakan bahwa, "sumber daya masih bisa dilakukan, pemerintah pusat juga sudah menurunkan sumberdaya yang masif untuk daerah tanggap darurat."
Viktor menambahkan, untuk jumlah korban meninggal terbanyak ada di Sumatera Utara, sementara untuk Aceh masih banyak daerah yang terisolasi.
Sementara itu, Dodik Ridho Nurrochmat, Guru Besar Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB menyinggung kegagalan tata mengelola lingkungan.
Baca Juga Rekaman Banjir Sapu Jembatan Penghubung, Akses Warga Aceh Tenggara Terputus di https://www.kompas.tv/nasional/634942/rekaman-banjir-sapu-jembatan-penghubung-akses-warga-aceh-tenggara-terputus
#bnpb #banjirbandang #bencananasional
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/634952/bnpb-jelaskan-banjir-dan-longsor-di-sumatera-belum-jadi-bencana-nasional-guru-besar-ipb-soroti-ini
00:00Saudara bencana demi bencana kembali melanda, mulai dari banjir hingga longsor yang terus berulang setiap tahun.
00:07Pertanyaannya mengapa pola yang sama terjadi lagi? Apakah kita belum belajar dari pengalaman sebelumnya?
00:12Di satu sisi pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam terus berjalan,
00:16namun di sisi lain masyarakat harus menanggung risiko bencana yang semakin sering dan semakin besar dampaknya.
00:22Malam ini saudara kita akan mengulasnya terkait apa saja yang harus dievaluasi
00:26agar bencana ini bisa diantisipasi dan bagaimana penanganannya hingga saat ini.
00:32Telah hadir bersama kami di Studio Kompas TV, Jonathan Victor Rembet, unsur pengarah BNPB,
00:39juga Dodi Ridho Nurrohmat, Guru Besar Depan Teman Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.
00:45Selamat malam Pak Victor, juga Pak Dodi.
00:49Terima kasih sudah hadir di Sapa Indonesia malam.
00:51Nah kalau dari BNPB tentu yang pertama kali sekarang pemetaan daerah bencananya seperti apa Pak?
00:56Mana daerah yang paling parah terdampak? Mana yang masih butuh akses dibuka?
01:00Ini untuk siklontropi Sumatera ini ya.
01:04Artinya ketika kita bicara seperti ini, ini masih pemetaan itu masih terus berjalan
01:10karena memang akses masih banyak yang belum dapat ditembus.
01:14Walaupun kita sudah berusaha memang kalau yang terdampak paling parah itu Sumatera Utara.
01:20Kalau dihitung dari korban.
01:21Paling banyak ya?
01:22Paling banyak. Tetapi kemudian di Aceh juga masih banyak daerah yang sulit untuk masih ditembus.
01:28Oleh karena itu kalau kita bicara sampai sekarang,
01:31hitung-hitungannya bagaimana?
01:32Karena ketika kita bicara tentang pemetaan,
01:35sudah tentu pemetaan korban yang paling pertama.
01:37Itu masih Sumatera Utara.
01:39Tetapi kemudian penghitungan kerugian masih sedang dilakukan.
01:42Dan kemudian akses jalan juga masih dilakukan.
01:45Sehingga harapannya dalam dua hari ke depan kita lebih tahu, lebih jelas lagi.
01:50Dalam hari-hari ini sebenarnya bagaimana soal status kebencanaan dan penanganannya seperti apa?
01:56Agar masyarakat juga kan bisa tahu banyak yang mendorong ini ayo segera jadi bencana nasional.
02:01Karena dianggap dampaknya masif.
02:02Nah sebenarnya seperti apa Pak?
02:03Ya kembali, saya sudah berbicara banyak tentang penetapan status bencana nasional.
02:08Karena penetapan status bencana nasional itu adalah sebetulnya kita bicara tentang sumber daya.
02:14Nah ketika level pertama, level Kabupaten Kota sudah tidak mampu,
02:18mereka akan bicara dan dinaikkan ke level provinsi.
02:21Sekarang level provinsi sudah mengeluarkan tiga-tiganya.
02:25SK, tangkap darurat dan itu sudah dilakukan.
02:28Tetapi kalau memang provinsi sudah tidak mampu lagi, ini paling tidak di levelingnya.
02:33Itu baru mereka melaporkan dan meminta untuk diberlakukan status nasional, bencana nasional.
02:42Tetapi sampai sekarang belum.
02:44Dan oleh karena itu kita menunggu dan kalaupun sudah, itu masih dilakukan kajian.
02:48Karena kajian itu menyangkut kerusakan, menyangkut sumber daya yang masih ada atau tidak.
02:53Dan kalau kita melihat, memang desakan banyak sekali ya.
02:57Dari medsos, kemudian juga kita menghargai.
03:01Karena ini bukan sesuatu yang mudah untuk diterima.
03:04Khususnya warga terdampak.
03:06Khususnya juga untuk teman-teman yang kehilangan banyak sekali telpon untuk mencari keluarga yang hilang.
03:13Dan juga teman-teman yang punya niatan baik, baik itu lembaga kemanusiaan ataupun itu lembaga-lembaga advokasi yang merasa harus dilakukan, dinaikkan status.
03:25Tetapi memang kajian itu belum sampai ke sana karena sumber daya masih ada.
03:28Kalau misalnya dibandingkan dengan dua status bencana nasional yang pernah kita alami, tsunami 2004 itu memang semua sudah hancur.
03:39Dan tidak ada lagi kemampuan untuk baik secara pengelolaan publik dan kemudian sumber daya tidak ada.
03:47Dan oleh karena itu, 2004 itu dinyatakan status bencana nasional.
03:51Tetapi kalau kita melihat ini, pertama dari segi leveling, kemudian dari sumber daya, dan kemudian dampak kerusakan itu yang kemudian pengambilan keputusan yang tidak mudah di situ.
04:01Jadi kita menghargai masukan, desakan, tetapi kita juga harus melihat ini sebagai sumber daya masih bisa dilakukan.
04:09Dan pemerintah pusat sudah melakukan upaya yang masif untuk menurunkan sumber daya pusat, mendukung semua kerja-kerja kemanusiaan dan tanggap darurat di tiga provinsi ini.
04:20Kalau Pak Dodik melihatnya, dengan kondisi kebencanaan seperti ini, bagaimana penanganannya?
04:25Kalau dari sisi korban ataupun keluarga korban, tentu kan ini adalah masa-masa yang membuat siapapun pasti down.
04:33Karena tidak bisa ada masuk bantuan, masih banyak akses yang tertutup.
04:38Cara bertindak seperti apa sih sebenarnya yang diharapkan?
04:41Ya, tentu saja untuk saat ini prioritas adalah bagaimana menangani korban ya.
04:47Karena masih banyak, termasuk di IPB beberapa mahasiswa saya juga dilaporkan belum bisa ketemu dengan, belum bisa menghubungi keluarganya.
04:55Tentu ini situasi masih terputus sampai saat ini, masih banyak yang terputus.
04:59Sehingga situasi itu sangat memperhatinkan.
05:02Tentu saja kita sangat ikut perhatin ya dan berempati dengan korban dan keluarga korban.
05:08Tetapi ke depan tentu saja ini harus kita jadikan pembelajaran bagi semuanya.
05:13Jadi kita perlu evaluasi total ya.
05:15Evaluasi total tata kelola sumber daya alam dan lingkungan di Indonesia.
05:19Supaya ini tidak terulang.
05:21Kalau banyak orang bilang kita perlu tobat lingkungan, perlu tobatan nasuha, tobatan yang bersungguh, tobat yang bersungguh-sungguh.
05:27Tobat itu tidak mengulangi lagi dan akan memperbaiki yang lebih baik lagi kan gitu.
05:31Jadi tidak cukup banyak ketika ada bencana kemudian kita seolah-olah melakukan pertobatan tetapi kemudian lupa lagi.
05:41Nah ini yang harus kita saling mengingatkan saya rasa.
05:43Nah mencegah itu artinya apakah yang harus dievaluasi pertama adalah tata kelola lingkungannya yang sebenarnya ini bisa diprediksi.
05:50Kalau dengan kerusakan sekian harusnya ada hal yang bisa dimitigasi lebih awal.
05:55Ya jadi harus kita bedakan Pak ya.
05:57Jadi ada pemicu bencana ini atau pemicu kejadian ini kan sebenarnya ada tiga ya.
06:05Yang pertama cuaca ekstrim.
06:06Cuaca ekstrim itu nggak bisa kita manage.
06:08Yang bisa kita mitigasi karena itu given sifatnya.
06:11Given kalau sudah iklan ya sudah.
06:13Itu cuaca ya.
06:14Cuaca ekstrim itu kita bisa memitigasi bukan memanage.
06:18Yang kedua kondisi geografis.
06:20Adanya di pegunungan dan sebagainya kita bisa memitigasi.
06:24Ya misalnya dengan membuat turap dan sebagainya kan bisa dengan cara alami bisa dengan cara mekanis.
06:29Nah yang ketiga kerusakan lingkungan ya yang disebabkan oleh manusia ya ini yang bisa kita manage sesungguhnya.
06:35Oh oke.
06:35Ya karena ini kan sebenarnya tata kelola ini kan kita yang menciptakan.
06:39Nah ini menurut saya yang ketiga ini yang bisa kita manage dan kita hindari.
06:43Karena sebetulnya kalau kita tanya penyebab atau apa penyebab dari kejadian ini kan kita harus pisahkan.
06:50Kejadian ini sendiri banjir bandang ini kan sebetulnya akibat ya.
06:54Penyebabnya kan ada yang namanya akar masalah ada gejala masalah.
06:59Kita lihat hutan-hutan gundul itu gejala masalah.
07:01Tapi akar masalahnya kenapa hutan gundul?
07:04Karena akar masalahnya kan ada tata kelola disitu yang harus kita perbaiki.
07:08Ada kegagalan dalam tata kelola yang itu yang harus ke depan harus betul-betul kita perbaiki.
07:14Untuk penanganannya apakah berbeda dengan tiga faktor tadi yang disebutkan oleh Pak Nodi?
07:19Baik itu cuaca ekstrim lalu juga geografis maupun kerusakan lingkungan?
07:24Ya sebetulnya kalau paling tidak dari yang tata kelola yang dilakukan oleh BNPB ketika kita melihat sebuah ancaman sudah ada.
07:35Karena ini bicaranya ancaman ya.
07:36Ini ancaman jadi hazard.
07:38Hazard itu sudah ada dan kemudian hazard itu akan dikelola karena ada slow onset kalau bicara ya.
07:44Ada fast onset.
07:46Ini sebenarnya slow onset artinya bisa diprediksi.
07:49Nah di prediksinya sebetulnya teman-teman BMKG yang menolong kita.
07:55Sehingga sebetulnya siklon tropis ini sudah 8 hari sebelumnya sudah diberitahukan oleh BMKG.
08:01Sudah diberitahukan kepada?
08:02Kepada pemerintah daerah.
08:04Dan kemudian ini saya hanya mengutip dari apa yang dikatakan oleh kepala BMKG.
08:094 hari kemudian juga sudah diberitahukan.
08:11Lalu 2 hari kemudian sudah dilakukan.
08:13Nah peringatan dini, tata kelola kita, peringatan dini harusnya dilakukan selanjutnya langkah adalah aksi dini.
08:22Nah aksi dini ini artinya apa?
08:24Bisa melakukan, mengeluarkan SK siaga darurat.
08:28Dimana bisa mengerahkan semua sumber daya daerah.
08:32Baik itu kabupaten kota maupun provinsi.
08:34Tetapi juga bukan hanya itu.
08:35Mempersiapkan semua OPD terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing.
08:41Nah itu yang dimaksudkan dengan aksi dini.
08:43Sehingga ketika early warning system atau sistem peringatan dini sudah diberikan.
08:48Yang tugas dan fungsi ini adalah BMKG.
08:53Aksi peringatan dini harus dilakukan oleh, maaf, aksi dini ini harus dilakukan oleh pemerintah daerah.
08:58Nah ini yang agak miss.
09:00Betul memang karena ini mungkin baru kasus kedua Pak ya.
09:04Siklon ini baru kedua, siklon tropis ini.
09:07Yang pertama di Seroja 3-4 tahun lalu.
09:09Dan sekarang di Sumatera, bagian utara mulai Sumatera Barat sampai kepada Aceh.
09:14Jadi memang ini belum pernah ada.
09:15Tetapi yang dikatakan oleh Pak Budi tadi bukan berarti kalau sudah ada peringatan dini, kita berdiam diri saja.
09:21Betul.
09:21Harus ada aksi dini.
09:22Betul. Apalagi sudah ada data early warning system.
09:25Harusnya aksi dini dilakukan.
09:27Nah miss-nya ini seperti apa?
09:29Dan bagaimana ke depannya agar tidak berulang lagi kita bahas itu saja dari Sampai Indonesia.
Jadilah yang pertama berkomentar