Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDIP, Harris Turino mengungkapkan deret PR (pekerjaan rumah) Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa saat rapat Komisi XI DPR pada Kamis (27/11/2025).

"Ketika kondisi ekonomi global maupun domestik ini kan kondisinya harus kita akui tidak sepenuhnya baik-baik saja, Pak Menteri. Ya, kita bisa lihat dari PR-nya, Pak Menteri masih banyak, Pak Menteri," ujar Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDIP, Harris Turino.

Merespons hal tersebut, Menkeu Purbaya pun sempat membuat Anggota Komisi XI DPR tertawa.

"Pak Harris, pertanyaannya sudah ujung ke ujung. Kalau saya jawab satu aja, enggak selesai satu jam nih," lontar Purbaya disambut tawa Anggota Komisi XI DPR.

Baca Juga Polemik Bandara Morowali, Menteri Purbaya Siap Tempatkan Petugas Bea Cukai di https://www.kompas.tv/ekonomi/633892/polemik-bandara-morowali-menteri-purbaya-siap-tempatkan-petugas-bea-cukai

#purbaya #dpr #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/633903/ngakak-menkeu-purbaya-buat-rapat-komisi-xi-dpr-pecah-tawa-saat-balas-fraksi-pdip
Transkrip
00:00Urut partai dulu ya, saya beri kesempatan kepada PDI Perjuangan, ini Pak Haris, saya persilakan.
00:09Berikutnya, Gulkar siap-siap.
00:13Baik, terima kasih.
00:15Yang terhormat pimpinan dan rekan-rekan anggota Komisi 11,
00:18Yang terhormat Pak Menteri Keuangan, Pak Purbaya, yang sangat keren,
00:26beserta dua wamen, Pak Swah, Pak Tomi, dan seluruh sejarahnya.
00:34Apresiasi, Pak Menteri, bahwa Pak Menteri punya semangat optimisme yang luar biasa,
00:41yang sudah digaungkan sejak hari pertama diangkat menjadi Menteri, Pak.
00:44Dan memang semangat optimisme ini yang lagi dibutuhkan oleh bangsa ini, Pak.
00:50Ketika kondisi ekonomi, global maupun domestik, ini kan kondisinya harus kita akui tidak sepenuhnya, baik-baik saja, Pak Menteri.
01:03Kita bisa lihat dari PR-nya Pak Menteri masih banyak, Pak Menteri.
01:09Salah satunya adalah mengenai pajak, Pak.
01:13Kita ngeri sekali, Pak, bahwa penerimaan pajak, kalau kita bandingkan dengan LAPSEM, kan baru mencapai 70 persen.
01:25Kalau kita bandingkan dengan angka APBN di 2.187, kan undang-undangnya di APBN, Pak.
01:33Itu angkanya baru 66 persen.
01:36Saya coba melihat ke belakang apa yang terjadi 2023 dan 2024.
01:44Penerimaan pajak memang di bulan November dan Desember naik.
01:50Berapa besarannya?
01:52Kisarannya di angka 23 sampai 24 persen.
01:58Pencapaian di bulan November dan Desember.
02:01Kalau kemudian angka yang sama kita terapkan pada penerimaan pajak di 2025,
02:09maka estimasinya,
02:12best estimate yang saya hitung secara ekstrapolasi,
02:16akan tercapai di kira-kira 89 sampai 91 persen.
02:21Atau angkanya menjadi 1931 sampai 1950.
02:34Dan angka ini jauh di bawah angka LAPSEM
02:38ataupun jauh di bawah angka APBN.
02:43Sehingga apa sebenarnya persoalannya?
02:51Apa mitigasinya?
02:54Kita tahu, Pak Menteri,
02:572026 APBN sudah diketok,
03:012.357.
03:04Jadi kenaikannya hampir 400 triliun.
03:09Bagaimana strategi untuk mencapai ini?
03:12Apakah angka ini masih angka yang realistis?
03:18Apalagi di tengah pemerintah yang membutuhkan dana besar
03:21untuk membiayai program-program strategis nasional.
03:27Dan urusan pajak tentu bukan hanya tugasnya Pak Dirjen pajak.
03:35Karena kalau pajaknya tidak tercapai,
03:39dampaknya kan pengeluaran yang sudah dianggarkan
03:43akan tidak direalisasikan
03:46atau defisitnya membengkak.
03:49Jadi tugas Pak Menteri untuk mengorkestrasi keseluruhan dari ini
03:54sehingga target yang dicita-citakan bisa tercapai.
03:59Salah satu terobosannya,
04:02misalkan tentang ada 200 wajib pajak yang nunggak.
04:08Apa strategi yang akan dilakukan oleh Menteri Keuangan?
04:11Selama ini yang banyak muncul adalah
04:13wajib pajak yang patuh,
04:17dikejar terus.
04:19Banyak sekali yang menerima SP2DK menjelang akhir tahun.
04:25Ini kan jadi fenomena yang menjadi tantangan, Pak Menteri.
04:32Tadi Pak Wamenswa memaparkan bahwa
04:36antara neto dengan bruto terjadi deviasi yang besar.
04:43Sepakat Pak, bruto itu mencerminkan kira-kira ke depannya,
04:47potret ekonominya.
04:49Tapi duit yang tersedia untuk mendanai APBN adalah neto.
04:54Dan kita tahu bahwa restitusi PPH badan itu 80 persen.
05:00Restitusi PPN dalam negeri 23,9 persen.
05:06Nah ini kan angka yang cukup besar, Pak.
05:09Kalau strateginya adalah strategi dikejut pada bulan terakhir
05:14lewat banyak hal,
05:17yang itu-itu lagi dikejar,
05:20akibatnya 2026 pola yang sama akan terulang.
05:25Yaitu netonya jeblok,
05:29tetapi bruto-nya membaik.
05:32Kalau kita amati lebih dalam lagi,
05:34kan ada dua sektor yang berkontribusi 34 persen,
05:38perdagangan dan pertambangan,
05:41yang mengalami neto turun cukup drastis, Pak.
05:45Untuk perdagangan hampir 10 persen,
05:49dan untuk pertambangan hampir 14 persen.
05:52Ini tentu harus menjadi perhatian dari Kementerian Keuangan.
06:00Nah tadi sisi positif juga dikemukakan oleh Pak Menteri mengenai PPH badan.
06:08Brutonya bagus,
06:10tumbuh positif.
06:12Tapi kita sadar bahwa,
06:15kalau di PPH badan,
06:17kinerja yang positif ini kan hasil kinerja 2024.
06:22Di mana kita tahu sama-sama 2024 ada kenaikan dari harga sawit yang luar biasa.
06:33Sehingga apakah di 2026 ini bisa kita andalkan lagi,
06:37atau ini ada hanya satu prestasi one-off.
06:41Kalau ini hanya satu prestasi one-off,
06:44maka ini bisa menjadi catatan yang harus diantisipasi di 2026.
06:51Kemudian mengenai penempatan dana, Pak.
06:57Tadi Pak Menteri sudah memaparkan terjadi penurunan tingkat bunga,
07:04baik pinjaman maupun simpanan,
07:07walaupun di pinjaman turunnya masih sangat kecil.
07:10Sementara kalau kita lihat data dari Bank Indonesia,
07:16ambis-bisnya masih 35 persen.
07:21Dan pertumbuhan kreditnya ternyata juga ada pada kisaran 8-11 persen
07:27di angka rendah delapanan.
07:31Masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu di 10,39 persen.
07:37Dan bulan September hanya tumbuh 7,7 persen.
07:44Yang menarik dari sini adalah bahwa 200 triliun pertama, Pak,
07:52Bapak mengenakan bunga sebesar 4,02 persen.
07:57Dan yang tambahan 76 triliun ini ada special discount di 3,8 persen.
08:04Angka ini ternyata lebih tinggi dari patokan penjaminan LPS,
08:13di mana angkanya 3,5 persen yang ditetapkan oleh Bapak Murbaya Yudisa Dewa
08:22waktu menjadi kepala LPS.
08:25Nah, ini kan jadi menarik, Pak.
08:30Apakah berarti penempatan dana Bapak tidak dijamin LPS?
08:35Ini jadi temuan yang cukup menarik, Pak.
08:39Dan angkanya kan belum berubah.
08:41Kemudian mengenai ketika kondisi pajaknya cekak,
08:52pernah Bapak mewacanakan tidak akan ada pajak baru sebelum tumbuh 6 persen.
08:59Bahkan pernah ada wacana menurunkan PPN.
09:04Nah, apakah ini masih on track atau sudah direvisi?
09:12Juga mengenai dana Rp20 triliun yang untuk menghapus tunggakan BPJS Kesehatan,
09:19di mana kita lagi cekak, Pak.
09:22Kan pernah ada statement itu.
09:23Nah, yang menarik, Pak, kembali optimisme.
09:42Saya suka sekali dengan Pak Menteri Purbaya karena semangatnya hebat sekali.
09:46Jadi Q4, kita akan tumbuh 5,6-5,7 persen.
09:53Sehingga nanti keseluruhan 2025 bisa 5,2 persen.
09:59Tapi kita sama-sama tahu bahwa komponen terbesar yang berkontribusi
10:04terhadap pertumbuhan ekonomi adalah C.
10:07Angkanya tadi Bapak tampilkan survei dari LPS.
10:11Ini memang keyakinannya naik.
10:14Nah, survei dari BPS dan survei dari BI angkanya sedikit berbeda.
10:22Iya kan?
10:23Keyakinannya tidak setinggi itu.
10:26Dan kita tahu kontribusi C itu 53-55 persen dan C ini sudah stagnan selama dua tahun ini.
10:37Sehingga tanpa adanya pertumbuhan pada C, konsumsi swasta, maka akan sulit sekali.
10:47Sehingga mungkin Pak Menteri diperlukan satu kebijakan khusus dari Kementerian Keuangan untuk mendorong UKM.
11:03Sehingga nantinya C-nya bisa meningkat Pak.
11:11Kemudian mengenai belanja yang tadi dipus, sepakat saya Pak.
11:16Ya, cuman jangan hanya nominalnya saja Pak.
11:21Tetapi outcome-nya, outputnya, kualitasnya juga diperhatikan.
11:27Kalau Bapak amati ke granular sedikit ke bawah,
11:31yang meningkat adalah perjalanan dinas, Pak.
11:35Ini cukup bahaya, Pak.
11:37Dan terakhir, langkah konkret dari Kementerian Keuangan
11:42untuk memberantas ekspor-import ilegal.
11:48Rokok, ilegal.
11:52Harusnya antara Direkturat Jenderal Pajak dan Cukai
11:56ada satu kerjasama yang diorkestrasi oleh Menteri Keuangan.
12:01Tapi kelihatannya ini jalan sendiri-sendiri.
12:05Harapannya kalau ini semua ditata, Pak.
12:07Cita-cita kita bersama.
12:09Yang disampaikan oleh Pak Prabowo,
12:12yaitu tumbuh 8 persen
12:14dan optimisme yang dibangun oleh Bapak Murbaya
12:18didukung oleh teman-teman Komisi 11,
12:21bisa tercapai.
12:22Terima kasih.
12:22Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12:24Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
12:26Ini luar biasa ini.
12:28Pak Haris ini sudah memberikan dukungan kepada Pak Purbaya.
12:33Silakan, Gulkarn.
12:35Bu Putri.
12:36Yuk, silakan Pak.
12:37Pak Ketua, Pak Haris pertanyaannya sudah seder ujung ke ujung.
12:42Kalau saya jawab satu saja, enggak selesai satu jam.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan