Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
LUMAJANG, KOMPAS.TV - Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengakibatkan dua orang mengalami luka bakar saat melintas di Jembatan Curah Kobokan.

Video amatir memperlihatkan detik-detik awan panas Gunung Semeru menerjang Jembatan Curah Kobokan, Desa Sumber Wuluh, Candipuro. Asap dari awan panas mengepul hingga menutup jalan raya.

Akibatnya, dua orang yang sedang melintas mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan.

Keduanya lantas dibawa ke Puskesmas Candipuro dan kini dirujuk ke rumah sakit umum daerah terdekat.

Membahas soal erupsi Gunung Semeru, kita sudah bersama dengan Kepala PVMBG, Hadi Wijaya.

Baca Juga Update! Pantauan Situasi Malam di Lumajang Usai Erupsi Gunung Semeru | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/regional/632012/update-pantauan-situasi-malam-di-lumajang-usai-erupsi-gunung-semeru-kompas-malam

#erupsi #gunungsemeru #lumajang

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/632013/erupsi-gunung-semeru-pvmbg-peringatkan-warga-hindari-20-km-dari-aliran-lahar-panas-dan-dingin
Transkrip
00:00Setelah erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengakibatkan dua orang mengalami luka bakar saat melintas di jembatan Curakobokan.
00:09Sangat tebal lor, abunya lor. Abunya sangat tebal sekali.
00:16Video amatir memperlihatkan detik-detik awan panas Gunung Semeru menerjang jembatan Curakobokan, desa Sumber Wulu, Candipuro.
00:23Asap dari awan panas mengepul hingga menutup jalan raya.
00:26Akibatnya dua orang yang sedang melintas mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan.
00:32Keduanya lantas dibawa ke puskespas Candipuro dan kini dirujuk ke rumah sakit umum daerah terdekat.
00:37Warga yang terdampak dari awan panas dua orang dari Gediri karena dia melintasi jembatan Curakobokan pada saat awan panas melintas.
00:59Motor, apa kabar? Bakar di lengan sama di wajah.
01:06Istri membahas soal erupsi Gunung Semeru. Saat ini kami sudah bersama dengan Kepala PVMBG, Hadi Wijaya.
01:12Selamat malam, Pak Hadi.
01:15Selamat malam, Mas Ibrahim.
01:16Pak Hadi, apakah ini sudah terprediksi sebelumnya erupsi dengan tinggi kolom yang mencapai 2 km, Pak Hadi?
01:24Ya, untuk erupsi Gunung Semeru, sebetulnya dalam satu tahun terakhir kan relatif harian memang terjadi.
01:32Namun yang mengagetkan kami untuk pemirsa Kompas TV bahwa terjadinya guguran awan panas itulah yang mengkhawatirkan.
01:42Ini yang menjadi kejadian bencana yang sangat berbahaya.
01:48Karena kalau di Gunung Merapi dikenal dengan Budus Gembel, nah di Gunung Semeru terjadi juga.
01:54Nah, apa yang menjadi hal yang penting untuk keselamatan warga,
01:58maka harus berada posisinya sejauh mungkin dari kejadian bencana awan panas guguran di Semeru.
02:06Ini yang juga jadi catatan, naik status drastis dari 2 ke 4, ini 2 kali level naiknya, Pak Hadi.
02:16Betul. Jadi tadi jam 14.35 saat laporan ke kami dari tim penggemat Gunung Api di pos Gunung Api Semeru,
02:26memang menyebutkan terjadi peningkatan awan panas guguran,
02:31yang awan 5 kg berkembang ke 7 kg,
02:35maka kami pukul 16.00 WIB, kami naikkan status dari level 2 atau waspada ke level 3 siaga.
02:41Tapi ternyata perkembangan berikutnya sudah mulai masuk ke jarak 13 kg,
02:51sehingga kami pun akhirnya dengan tim menganalisis dan kami naikkan statusnya pukul 17.00
02:57untuk ke level 4 atau awas, yaitu dengan jarak luncuran kami perluas menjadi 20 kg untuk sektoral.
03:06Nah, sedangkan radius, Mas Ibrahim, kami naikkan dari 5 kg ke 8 kg,
03:11maknanya apa? Bahwa kami khawatir untuk radius 8 kg itu masyarakat jangan sampai terjadi
03:18tidak hanya erupsi abu vulkanik, tapi juga lontaran bawah ke pijar,
03:23seperti di luar tepi laki-laki.
03:25Oke, baik. Nah, untuk saat ini, di Rabu malam 21.49 WIB,
03:32statusnya apa? Masih awas?
03:33Ya, levelnya adalah tertinggi, yaitu awas, tetapi kami terus menganalisis
03:39apakah jarak rekomendasi kami 8 kg secara radius dan secara sektoral ke arah selatan dan tenggara
03:46masih 20 kg. Karena kami mengkhawatirkan kalau masih terjadi peningkatan awan panas dan lahar-panas lahar dingin,
03:54bisa saja kami akan perluas statusnya, perluas areanya itu dari 8 kg bisa ke 10 kg,
04:00bahkan 20 kg secara sektoral tadi bisa ke 20 kg.
04:04Jadi kalau untuk status levelnya itu tertinggi, sudah di level 4, Mas Ibrahim.
04:10Kalau PVMBG aja masih monitoring, tapi tadi kami mendapatkan informasi dari tim liputan di lapangan
04:15bahwa ada berita sudah normal, warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
04:21Karena hujan juga artinya tidak ada abu vulkanik.
04:23Ini bagaimana, Pak Hadi, dengan kondisi seperti ini?
04:28Ya, ini perlu kami tegaskan lagi kepada masyarakat, terutama masyarakat terdampak,
04:32bahwa bahaya dari erusi gunung api itu bermacam-macam.
04:36Ada bahaya karena abu vulkanik yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan,
04:42tapi juga ada bahaya lontaran batu pijar yang bisa menyebabkan rumah itu bisa hancur,
04:49bahkan jalan pun bisa terjadi lubang-lubang seperti laki-laki.
04:52Nah, kemudian yang berikutnya itu adalah awan panas guguran,
04:56yang sapuannya itu bisa menghancurkan yang ada.
04:59Makanya kenapa wilayah seperti daerah lembah atau sungai itu wajib untuk dihindari?
05:06Karena awan panas itu bisa menyebabkan lubang jiwa, Mas Fami.
05:08Kemudian yang terakhir itu adalah bahaya ikutan, yaitu lahar dingin,
05:14yang disebabkan oleh akumulasi antara lahar yang di atas itu, di area puncak,
05:21kemudian terjadi curah hujan yang tinggi,
05:24itu menyebabkan volume lahar dingin itu menjadi membesar.
05:27Dan itu bisa berbahaya seperti kasus erupsi Gunung Semeru di bulan Desember tahun 2022
05:33yang menimbulkan korban jiwa peluang orang.
05:35Baik, jadi sebetulnya ketika saat itu terjadi sudah ada pelajaran dong mitigasi di bencana tahun ini ya, Pak Hadi.
05:42Artinya warga juga harus mengikuti arahan dan lebih mengutamakan evakuasi sesegera mungkin dong ya?
05:49Betul, Mas Ibrahim.
05:50Saya kira pertama adalah masyarakat harus paham bahwa mitigasi bencana itu tujuannya untuk selamatan warga.
05:57Jadi kami berharap bukan hanya tidak ada korban jiwa, tapi juga tidak ada korban yang luka-luka.
06:03Amin.
06:04Walaupun tadi kami mendapatkan informasi ada dua orang yang terluka saat menghindari awan panas,
06:10itu memang seharusnya tidak ada korban seperti itu, karena jaraknya sudah 13 kilo.
06:14Nah, kami sudah memberikan himbuan dari tadi sore, 20 kilo itu adalah jarak terdekat yang harus dihindari.
06:22Tadi malah ada warga yang di 13 kilo, 15 kilo, nah itu menjadi pembelajaran bersama.
06:28Nah, kemudian yang kedua, kami juga menyampaikan bahwa kami mengapresiasi BNPB telah berkerjasama dengan Swiss dan kami
06:36untuk memasang peralatan pemantauan aliran lahar dingin, sehingga itu menjadi salah satu tambahan peralatan di kami
06:43agar memberikan mitigasi early warning system kepada keselamatan masyarakat.
06:50Oke, baik. Ini terakhir, imbauan agar warga aware. Ini bahaya. Ini masih dipantau oleh PVMBG, status masih awas.
06:59Ya, kami setelah memberikan rekomendasi Mas Ibrahim, pertama adalah secara jarak yang aman,
07:08kami menghimbau agar radius 8 kilo itu harga mati. Jadi masyarakat tidak boleh ada yang kembali ke rumah,
07:17kemudian sayang dengan ladangnya, sayang dengan kebunnya. Saya kira nomor satu adalah wajib untuk menyelamatkan jiwa.
07:24Nah, kemudian yang kedua, kami juga berharap kenapa masyarakat tidak boleh ada aktivitas 8 kilo,
07:32karena lontaran batu pijar bisa terjadi sewaktu-waktu. Kalau hari ini terjadi awan panas guguran,
07:39jangan-jangan nanti malam atau besok bisa terjadi lontaran batu pijar, Mas Mami.
07:44Karena kami tidak bisa memprediksi secara detail apa saja material yang menjadi bagian dari erupsi gunung api.
07:53Nah, kemudian yang ketiga, Mas Mami, saya sampaikan ke masyarakat agar potensi awan panas,
08:00guguran lava, lahar, itu terjadi di sepanjang aliran sungai atau di wilayah lembah yang saat ini kami melihat wilayahnya luas.
08:09Baik itu di besok kobokan, besok bank, kemudian besok kembar, besok sat.
08:14Dan ini menjadi lahan-lahan yang berpotensi, aliran lahar dingin yang bisa menimbulkan korban jiwa.
08:19Jadi kami berharap dan mempertegas imbauan kami agar masyarakat menghindari wilayah 20 km dari aliran lahar panas, aliran lahar dingin, dan guguran awan panas.
08:33Saya keren.
08:34Ikuti imbauan petugas, jika ada peringatan evakuasi, segera evakuasi. Semoga lancar, tidak ada korban jiwa.
08:41Terima kasih Pak Hadi Wijaya, Kepala PVMBG, telah bergabung bersama kami di program Kompas malam hari ini.
08:47Sama-sama Mas Ibrahim, selamat malam Pemeriksa Kompas TV.

Dianjurkan