00:00Setelah erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengakibatkan dua orang mengalami luka bakar saat melintas di jembatan Curakobokan.
00:09Sangat tebal lor, abunya lor. Abunya sangat tebal sekali.
00:16Video amatir memperlihatkan detik-detik awan panas Gunung Semeru menerjang jembatan Curakobokan, desa Sumber Wulu, Candipuro.
00:23Asap dari awan panas mengepul hingga menutup jalan raya.
00:26Akibatnya dua orang yang sedang melintas mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan.
00:32Keduanya lantas dibawa ke puskespas Candipuro dan kini dirujuk ke rumah sakit umum daerah terdekat.
00:37Warga yang terdampak dari awan panas dua orang dari Gediri karena dia melintasi jembatan Curakobokan pada saat awan panas melintas.
00:59Motor, apa kabar? Bakar di lengan sama di wajah.
01:06Istri membahas soal erupsi Gunung Semeru. Saat ini kami sudah bersama dengan Kepala PVMBG, Hadi Wijaya.
01:12Selamat malam, Pak Hadi.
01:15Selamat malam, Mas Ibrahim.
01:16Pak Hadi, apakah ini sudah terprediksi sebelumnya erupsi dengan tinggi kolom yang mencapai 2 km, Pak Hadi?
01:24Ya, untuk erupsi Gunung Semeru, sebetulnya dalam satu tahun terakhir kan relatif harian memang terjadi.
01:32Namun yang mengagetkan kami untuk pemirsa Kompas TV bahwa terjadinya guguran awan panas itulah yang mengkhawatirkan.
01:42Ini yang menjadi kejadian bencana yang sangat berbahaya.
01:48Karena kalau di Gunung Merapi dikenal dengan Budus Gembel, nah di Gunung Semeru terjadi juga.
01:54Nah, apa yang menjadi hal yang penting untuk keselamatan warga,
01:58maka harus berada posisinya sejauh mungkin dari kejadian bencana awan panas guguran di Semeru.
02:06Ini yang juga jadi catatan, naik status drastis dari 2 ke 4, ini 2 kali level naiknya, Pak Hadi.
02:16Betul. Jadi tadi jam 14.35 saat laporan ke kami dari tim penggemat Gunung Api di pos Gunung Api Semeru,
02:26memang menyebutkan terjadi peningkatan awan panas guguran,
02:31yang awan 5 kg berkembang ke 7 kg,
02:35maka kami pukul 16.00 WIB, kami naikkan status dari level 2 atau waspada ke level 3 siaga.
02:41Tapi ternyata perkembangan berikutnya sudah mulai masuk ke jarak 13 kg,
02:51sehingga kami pun akhirnya dengan tim menganalisis dan kami naikkan statusnya pukul 17.00
02:57untuk ke level 4 atau awas, yaitu dengan jarak luncuran kami perluas menjadi 20 kg untuk sektoral.
03:06Nah, sedangkan radius, Mas Ibrahim, kami naikkan dari 5 kg ke 8 kg,
03:11maknanya apa? Bahwa kami khawatir untuk radius 8 kg itu masyarakat jangan sampai terjadi
03:18tidak hanya erupsi abu vulkanik, tapi juga lontaran bawah ke pijar,
03:23seperti di luar tepi laki-laki.
03:25Oke, baik. Nah, untuk saat ini, di Rabu malam 21.49 WIB,
03:32statusnya apa? Masih awas?
03:33Ya, levelnya adalah tertinggi, yaitu awas, tetapi kami terus menganalisis
03:39apakah jarak rekomendasi kami 8 kg secara radius dan secara sektoral ke arah selatan dan tenggara
03:46masih 20 kg. Karena kami mengkhawatirkan kalau masih terjadi peningkatan awan panas dan lahar-panas lahar dingin,
03:54bisa saja kami akan perluas statusnya, perluas areanya itu dari 8 kg bisa ke 10 kg,
04:00bahkan 20 kg secara sektoral tadi bisa ke 20 kg.
04:04Jadi kalau untuk status levelnya itu tertinggi, sudah di level 4, Mas Ibrahim.
04:10Kalau PVMBG aja masih monitoring, tapi tadi kami mendapatkan informasi dari tim liputan di lapangan
04:15bahwa ada berita sudah normal, warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
04:21Karena hujan juga artinya tidak ada abu vulkanik.
04:23Ini bagaimana, Pak Hadi, dengan kondisi seperti ini?
04:28Ya, ini perlu kami tegaskan lagi kepada masyarakat, terutama masyarakat terdampak,
04:32bahwa bahaya dari erusi gunung api itu bermacam-macam.
04:36Ada bahaya karena abu vulkanik yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan,
04:42tapi juga ada bahaya lontaran batu pijar yang bisa menyebabkan rumah itu bisa hancur,
04:49bahkan jalan pun bisa terjadi lubang-lubang seperti laki-laki.
04:52Nah, kemudian yang berikutnya itu adalah awan panas guguran,
04:56yang sapuannya itu bisa menghancurkan yang ada.
04:59Makanya kenapa wilayah seperti daerah lembah atau sungai itu wajib untuk dihindari?
05:06Karena awan panas itu bisa menyebabkan lubang jiwa, Mas Fami.
05:08Kemudian yang terakhir itu adalah bahaya ikutan, yaitu lahar dingin,
05:14yang disebabkan oleh akumulasi antara lahar yang di atas itu, di area puncak,
05:21kemudian terjadi curah hujan yang tinggi,
05:24itu menyebabkan volume lahar dingin itu menjadi membesar.
05:27Dan itu bisa berbahaya seperti kasus erupsi Gunung Semeru di bulan Desember tahun 2022
05:33yang menimbulkan korban jiwa peluang orang.
05:35Baik, jadi sebetulnya ketika saat itu terjadi sudah ada pelajaran dong mitigasi di bencana tahun ini ya, Pak Hadi.
05:42Artinya warga juga harus mengikuti arahan dan lebih mengutamakan evakuasi sesegera mungkin dong ya?
05:49Betul, Mas Ibrahim.
05:50Saya kira pertama adalah masyarakat harus paham bahwa mitigasi bencana itu tujuannya untuk selamatan warga.
05:57Jadi kami berharap bukan hanya tidak ada korban jiwa, tapi juga tidak ada korban yang luka-luka.
06:03Amin.
06:04Walaupun tadi kami mendapatkan informasi ada dua orang yang terluka saat menghindari awan panas,
06:10itu memang seharusnya tidak ada korban seperti itu, karena jaraknya sudah 13 kilo.
06:14Nah, kami sudah memberikan himbuan dari tadi sore, 20 kilo itu adalah jarak terdekat yang harus dihindari.
06:22Tadi malah ada warga yang di 13 kilo, 15 kilo, nah itu menjadi pembelajaran bersama.
06:28Nah, kemudian yang kedua, kami juga menyampaikan bahwa kami mengapresiasi BNPB telah berkerjasama dengan Swiss dan kami
06:36untuk memasang peralatan pemantauan aliran lahar dingin, sehingga itu menjadi salah satu tambahan peralatan di kami
06:43agar memberikan mitigasi early warning system kepada keselamatan masyarakat.
06:50Oke, baik. Ini terakhir, imbauan agar warga aware. Ini bahaya. Ini masih dipantau oleh PVMBG, status masih awas.
06:59Ya, kami setelah memberikan rekomendasi Mas Ibrahim, pertama adalah secara jarak yang aman,
07:08kami menghimbau agar radius 8 kilo itu harga mati. Jadi masyarakat tidak boleh ada yang kembali ke rumah,
07:17kemudian sayang dengan ladangnya, sayang dengan kebunnya. Saya kira nomor satu adalah wajib untuk menyelamatkan jiwa.
07:24Nah, kemudian yang kedua, kami juga berharap kenapa masyarakat tidak boleh ada aktivitas 8 kilo,
07:32karena lontaran batu pijar bisa terjadi sewaktu-waktu. Kalau hari ini terjadi awan panas guguran,
07:39jangan-jangan nanti malam atau besok bisa terjadi lontaran batu pijar, Mas Mami.
07:44Karena kami tidak bisa memprediksi secara detail apa saja material yang menjadi bagian dari erupsi gunung api.
07:53Nah, kemudian yang ketiga, Mas Mami, saya sampaikan ke masyarakat agar potensi awan panas,
08:00guguran lava, lahar, itu terjadi di sepanjang aliran sungai atau di wilayah lembah yang saat ini kami melihat wilayahnya luas.
08:09Baik itu di besok kobokan, besok bank, kemudian besok kembar, besok sat.
08:14Dan ini menjadi lahan-lahan yang berpotensi, aliran lahar dingin yang bisa menimbulkan korban jiwa.
08:19Jadi kami berharap dan mempertegas imbauan kami agar masyarakat menghindari wilayah 20 km dari aliran lahar panas, aliran lahar dingin, dan guguran awan panas.
08:33Saya keren.
08:34Ikuti imbauan petugas, jika ada peringatan evakuasi, segera evakuasi. Semoga lancar, tidak ada korban jiwa.
08:41Terima kasih Pak Hadi Wijaya, Kepala PVMBG, telah bergabung bersama kami di program Kompas malam hari ini.
08:47Sama-sama Mas Ibrahim, selamat malam Pemeriksa Kompas TV.