00:00Saudara PBB akan menggelar voting membahas resolusi perdamaian untuk Gaza.
00:04Kita akan bahas hal ini bersama pakar hukum hubungan internasional Hikmah Hanto Juwana.
00:10Saat malam Prof Hik.
00:12Ya, saat malam Mas Witing.
00:13Baik.
00:14Prof, sepenting apa sebenarnya voting yang akan membahas resolusi damai Gaza ini sih sebenarnya?
00:19Sebenarnya penting ya, karena memang ini akan menjadi mandat dari perserikatan bangsa-bangsa
00:25melalui Dewan Keamanan untuk hadirnya pasukan perdamaian
00:29dan kemudian juga tentang rencana 20 poin yang disampaikan oleh Presiden Trump
00:37untuk menjadi bagian dari PBB dan penganggarannya mungkin juga dari perserikatan bangsa-bangsa.
00:44Namun demikian harus saya katakan bahwa ada kemungkinan resolusi ini tidak akan terwujud.
00:51Kenapa?
00:52Karena yang saya dengar dari berbagai berita, Rusia dan Cina akan abstain.
00:58Ya, betul.
00:59Akan abstain.
01:00Sehingga pak, ini kan kalau ada negara yang tidak sepakat dari 5 negara P5
01:07atau negara anggota yang tetap, maka resolusi ini tidak akan jadi.
01:13Nah, kalau tidak akan jadi berarti bagaimana nasib selanjutnya?
01:18Kalau menurut saya, tetap ini bisa dijalankan, tapi tanpa mandat PBB.
01:25Dan pasukan penjaga perdamaian masih tetap bisa dilakukan.
01:29Oke.
01:29Ingat, pada waktu Bush Senior, dia melakukan serangan ke Irak, itu divetu oleh Perancis.
01:39Sehingga resolusi Dewan Keamanan tidak ada.
01:42Tetapi kemudian, Amerika Serikat membuat apa yang disebut sebagai coalition of the willing.
01:48Jadi, koalisi dari negara-negara yang mau melakukan serangan ke Irak.
01:55Nah, ini bukannya tidak mungkin.
01:56Kita juga, Amerika Serikat akan membuat coalition of the willing dari grup of New York.
02:02Jadi, waktu di New York, pertemuan di PBB, itu Presiden Trump menginisiasi dengan ada Mesir dan Turki dan lain sebagainya itu untuk pertemuan.
02:13Di situ, Presiden kita diundang, Presiden Prabowo.
02:17Demikian juga di Mesir juga dilakukan itu.
02:19Jadi, ini ada coalition of the willing.
02:21Yang intinya adalah bukan melakukan serangan, tetapi menjaga gencatan senjata.
02:30Karena sampai hari ini, gencatan senjata itu kerap dilanggar oleh Israel dan Hamas tidak melakukan perlawanan.
02:39Nah, yang repot itu adalah serangan-serangan Israel kemarin-kemarin ini, itu ditujukan juga ke rakyat sipil.
02:47Nah, jadi kebutuhan untuk terbentuknya ISF ini sangat-sangat urgen.
02:54International Stabilization Force.
02:57Dan ini tujuannya adalah menjaga perdamaian, menjaga gencatan senjata, dan harus menjadi, ya sebenarnya kayak taming manusia ya.
03:07Supaya Israel itu tidak langsung menyerang kepada rakyat sipil.
03:11Oke, begini Prof. Tadi Anda sudah menyinggung soal potensi veto yang mungkin dilakukan Rusia dan juga Tiongkok begitu.
03:19Mengingat ISF atau International Stabilization Force ini melibatkan negara-negara non-PBB.
03:24Nah, pertanyaan saya, bagaimana legalitas draft resolusi Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB di bawah piagam PBB?
03:30Khususnya pasal 42 tentang tindakan paksa untuk menjaga perdamaian.
03:34Kalau tadi disinggung situasinya kurang lebih mirip, saya akan lebih spesifik lagi.
03:38Legalitasnya bagaimana, Prof?
03:39Ya, legalitasnya ya tentu serangan atau tugas yang diemban di Gaza nantinya itu tidak memiliki legalitas dalam konteks perserikatan bangsa-bangsa.
03:54Memang tidak.
03:54Tapi bukan berarti tidak pernah ada di luar konteks PBB yang katakanlah terbentuknya suatu koalisi.
04:07Nah, catatannya adalah, jangan itu dilakukan secara unilateral, tapi harus dilakukan secara multilateral.
04:15Maka ada yang namanya koalisi of the willing.
04:18Nah, kalau dulu koalisi of the willing to attack Iraq, sekarang koalisi of the willing to preserve truth in Gaza.
04:28Seperti itu.
04:30Oke.
04:31Nah, saya masuk ke rencana Indonesia yang juga akan mengirim sekitar 2.000 pasukan perdamaian katanya ke jalur Gaza.
04:38Sebagai nominasi, apa namanya, International Law Commission ya, ILC.
04:45Itu menurut Anda dari Indonesia, bagaimana pandangan Anda tentang rencana pengiriman pasukan ini?
04:49Kalau menurut saya, sah-sah saja.
04:53Oke.
04:53Jadi kalau misalnya Presiden Trump nanti menghadapi permasalahan, resolusinya tidak diterima,
04:58karena resolusi itu sebenarnya tidak hanya bicara soal ISF,
05:03tapi ada pemerintahan sementara yang akan penasehatnya diketuai oleh Presiden Trump,
05:09yang itu tidak sangat disetujui oleh Rusia.
05:12Dan kemudian juga tidak setujui mungkin juga oleh China.
05:15Ya, dengan dia membuat abstain gitu ya.
05:18Tapi kalau terhadap gencatan senjatanya itu, mereka mengapresiasi.
05:22Terhadap ISF itu, mereka mengapresiasi.
05:26Artinya, Trump bisa saja dia bilang,
05:29oke, kita akan buat koalisi untuk to, apa namanya, preserve the truth in Gaza,
05:37di mana Indonesia akan diajak.
05:39Nah, yang jadi tantangan bagi Indonesia sekarang itu adalah Israel kemarin membuat persyaratan.
05:44Boleh kamu masuk ke ISF ini, tapi terhadap negara-negara yang sudah mengakui kami sebagai sebuah negara.
05:53Nah, nanti saya berharap Bapak Presiden bisa berkontak dengan Presiden Trump
05:58ataupun ke Raja Yordania untuk mengatakan bahwa syarat seperti itu tidak adil.
06:05Karena apa? Hamas itu tidak boleh ikut cawe-cawe dalam pemerintahan transisi,
06:12bahkan mereka harus dilucuti, ya.
06:14Tapi apa sekarang haknya Israel untuk berbicara?
06:17Karena Israel tidak ada di dalam group of New York itu.
06:21Israel hanya diserahkan proposal oleh Presiden Trump untuk kemudian setuju atau tidak setuju.
06:26Dan kemudian dia menyetujui.
06:28Tidak ada peran dari Israel.
06:29Jadi pemerintah harus keras mengenai masalah ini
06:33dan saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Menhan baru-baru ini
06:36bahwa tidak harus dengan mandat dari persyaratan bangsa-bangsa
06:41pasukan kita bisa berkontribusi untuk menjaga gejatan senjata yang ada di Gaza saat sekarang.
06:48Oke, saya masuk ke voting Dewan Keamanan PBB yang hari ini akan dilakukan.
06:52Kira-kira bagaimana Indonesia sebaiknya memposisikan diri dalam voting itu?
06:57Mengingat juga tadi kalau kita lihat ada potensi abstain atau veto dari Rusia dan Tiongkok
07:03dan Indonesia juga punya hubungan yang sepertinya cukup ingin dijaga terhadap kedua negara tersebut, Prof.
07:11Intinya Indonesia tidak bisa melakukan apapun terhadap voting itu.
07:15Karena Indonesia bukan anggota dari Dewan Keamanan PBB.
07:18Namun demikian, kalau misalnya masih memungkinkan Indonesia bisa melakukan lobby
07:24kepada pemerintah Rusia dan kemudian ke pemerintah Cina
07:29untuk supaya bisa memahami kenapa kita perlu yang namanya ISF ini.
07:35Ya, terlepas dari Presiden Trump mau jadi penasehat,
07:38sudah lah, terima aja itu.
07:39Itu kan keinginan Trump gitu ya, belum tentu juga akan efektif.
07:42Nah, yang penting adalah ISF dan pemerintahan transisi yang akan melakukan rekonstruksi terhadap Gaza.
07:51Nah, dengan adanya ISF, maka Israel tidak bisa sembarangan dia melakukan serangan ke Gaza.
07:59Tapi sebaliknya juga, kita harus memastikan bahwa dari Gaza tidak akan ada serangan ke Israel.
08:04Seperti yang dijadikan oleh Presiden Trump mau ketika di Majelis Umum PBB,
08:09bahwa yang menjamin keamanan dari Israel adalah masyarakat internasional, termasuk Indonesia.
08:14Maka kita willing, kita bersedia untuk mengirim sampai dengan 20 ribu pasukan.
08:1920 ribu itu besar.
08:21Ya, sama besar.
08:21Amerika Serikat kemarin bilang cuma 200 orang, mungkin negara-negara timur tengah juga berapa.
08:27Belum lagi nanti dari Turki juga berapa gitu ya.
08:30Tapi Indonesia ini yang paling besar nih, 20 ribu.
08:33Ya, nah bicara soal norma hukum internasional,
08:37apakah partisipasi Indonesia dalam ISF misalnya bisa memperkuat norma itu?
08:41Dari perspektif Global South atau berisiko menjadikan Gaza sebagai laboratorium
08:46untuk intervensi barat mirip kekhawatiran atas relokasi Palestina, Prof?
08:51Begini, jadi selama ini saya harus akui bahwa ketika kita mengirim pasukan
08:58untuk peacekeeping operation, itu selalu berada di bawah mandat PBB.
09:03Namun, demi kemanusiaan dan demi rakyat Palestina yang ada di Gaza
09:11untuk tidak diserang oleh pihak Israel,
09:17maka Bapak Presiden harus berani mengambil keputusan.
09:19Karena ini merupakan sejarah, ya.
09:23Dan kita tentu tidak akan berpihak ke misalnya Amerika Serikat
09:28untuk menyerang, apa namanya, Hamas misalnya.
09:32Kita juga tidak mau melakukan penyerangan terhadap Israel,
09:36meskipun itu yang dikhawatirkan oleh Israel
09:38dengan adanya pasukan 20 ribu dari Indonesia.
09:41Karena Israel tahu bahwa Indonesia ini sangat berada di belakang Palestina.
09:48Tugas kita adalah menjaga gencatan senjata yang selama ini sudah dibangun di sana
09:55dan kita tidak mau bahwa gencatan senjata ini akhirnya rapuh dan kemudian tidak berjalan.
10:02Dan kemudian Bapak Presiden harus juga membicarakan tentang
10:06siapa yang harus menjadi pemimpin dari pemerintahan transisi
10:10walaupun penasihatnya boleh Trump.
10:12Tetapi di lapangan, kalau bisa, itu adalah warga negara Indonesia.
10:17Ya, kalau bisa, warga negara Indonesia terlibat langsung
10:19dalam proses transisi pemerintahan di jelur Gaza.
10:22Terima kasih Prof. Hikmahanto Juana telah berbagi perspektifnya malam hari ini
10:27di Sapa Indonesia Malam.
10:27Kita jumpa lain waktu, Prof. Selamat malam.