KOMPAS.TV - Kita bahas tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi. Apa faktor pemicunya?
Lalu, mengapa rupiah masih loyo meski devisa hasil ekspor capai 90 persen? Kita langsung berbincang dengan dua narasumber melalui saluran Zoom, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dan Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani.
Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.
Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
#rupiah #dollar #purbaya #menkeu
Baca Juga Fakta-Fakta 3 Pegawai Transjakarta Diduga Alami Pelecehan: Korban Trauma, dan Kasus Dibawa ke Polisi di https://www.kompas.tv/regional/630260/fakta-fakta-3-pegawai-transjakarta-diduga-alami-pelecehan-korban-trauma-dan-kasus-dibawa-ke-polisi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630265/full-rupiah-loyo-menkeu-purbaya-jangan-pegang-dollar-jual-sekarang
Lalu, mengapa rupiah masih loyo meski devisa hasil ekspor capai 90 persen? Kita langsung berbincang dengan dua narasumber melalui saluran Zoom, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dan Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani.
Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.
Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
#rupiah #dollar #purbaya #menkeu
Baca Juga Fakta-Fakta 3 Pegawai Transjakarta Diduga Alami Pelecehan: Korban Trauma, dan Kasus Dibawa ke Polisi di https://www.kompas.tv/regional/630260/fakta-fakta-3-pegawai-transjakarta-diduga-alami-pelecehan-korban-trauma-dan-kasus-dibawa-ke-polisi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630265/full-rupiah-loyo-menkeu-purbaya-jangan-pegang-dollar-jual-sekarang
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saya menyaksikan Kompas Bisnis, Saudara, dan yang diangkat pagi ini oleh Kompas Bisnis adalah
00:04seperti yang ada di belakang saya, yaitu rupiah merosot.
00:07Purbaya, waktunya jual dolar Amerika Serikat.
00:10Ini mengacu seperti ungkapan Menteri Keuangan Purbaya,
00:14ini yang bilang, jangan pegang dolar Amerika Serikat, jual saja sekarang.
00:19Itulah yang dikatakan dengan tegas oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhisa Dewa beberapa waktu lalu.
00:24Bahkan Purbaya berkelakar agar pemegang dolar berhati-hati dengan penguatan rupiah.
00:30Purbaya bilang yang membuatnya optimistis adalah pertumbuhan ekonomi yang membaik
00:34akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.
00:37Lalu hingga kini, bagaimana kenyataannya?
00:40Apakah nilai tukar rupiah terhadap dolar seoptimis ucapan Pak Purbaya?
00:44Kita lihat data.
00:47Jawabannya adalah tidak.
00:49Dilansir oleh Bloomberg selama sebulan terakhir justru dolar Amerika Serikat terus menguat terhadap rupiah.
00:55Pada 12 Oktober 2025 alias sebulan lalu rupiah masih di angka 16.598 per 1 dolar AS.
01:05Rupiah sempat menguat pada 28 Oktober senilai 15.833 per dolar.
01:12Namun hanya selang satu hari saja, saudara rupiah ambruk ke angka 16.562.
01:20Dan besoknya pada 30 Oktober 2025, ini rupiah menguat lagi ke 15.935 per dolar AS.
01:31Dan hingga penutupan perdagangan pada Rabu sore kemarin, rupiah menyentuh angka paling lemah sejak sebulan terakhir
01:37di 16.717 per dolar AS.
01:42Tidak berhenti di situ, kabar kurang mengembirakan lainnya adalah ternyata rupiah merupakan salah satu mata uang paling lemah di ASEAN.
01:52Kita lihat data berikutnya.
01:54Ya, di ASEAN rupiah menempati peringkat ketiga sebagai mata uang dengan nilai tukar paling lemah terhadap dolar AS.
02:03Yang ini berdasarkan data 12 November kemarin di angka 16.717.
02:08Posisi pertama, ini mata uang yang terlemah di ASEAN diduduki oleh Vietnam, Dong Vietnam, di 26.355 per dolar AS.
02:22Dan Kiplaus ini di posisi kedua dengan nilai tukar 21.704 per dolar AS.
02:30Sementara rupiah yang terlemah di posisi tiga dan setelah itu ada di posisi empat yaitu Rial Kamboja.
02:38Ini sedilai 4.018 per dolar.
02:41Dan yang kelima adalah Myanmar yang nilai per satu dolarnya sebesar 2.099.
02:49Lalu saudara, dengan performa nilai tukar rupiah yang kurang menjanjikan ini, bahkan kemarin telah menyentuh level terlemahnya selama satu bulan terakhir.
02:57Di ASEAN pun menempati posisi tiga mata uang terlemah.
03:01Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa begitu percaya diri, bilang jangan pegang dolar AS, jual saja sebelum rupiah menguat.
03:08Berikut pernyataan dari Menteri Keuangan.
03:10Itu kan Rp16.500 ini ya, kalau ekonomi kita tumbuh dengan bagus, asing pasti masuk ke sini, investasi asing pasti masuk ke sini.
03:24Rupiah pasti akan menguat dengan signifikan.
03:28Jadi bapak-bapak, ibu-ibu jangan pegang dolar sekarang, sekarang jual saja.
03:33Bagi itu ekonomi jalan, ini menguat dengan signifikan.
03:36Lu jual dolar lu ya, lu jual dolar lu ya.
03:38Lalu sebetulnya ada beberapa hal yang membuat dolar AS akhir-akhir ini perkasa dan menekan rupiah.
03:58Tentunya kebanyakan yang mempengaruhi adalah sentimen global, diantaranya yang kami rangkum adalah seperti yang tadi.
04:06Ada kebijakan dari The Fed, dan juga ada pertambangan, dan juga ada penjualan, dan juga dari global lainnya.
04:16Pokoknya kebijakan-kebijakan pemerintah dari Amerika Serikat yang memang betul-betul jadi sentimen.
04:25Termasuk diantaranya, saya akan bacakan yaitu permintaan global terhadap dolar AS yang meningkat, ada shutdown pemerintahan federal AS, ada juga AS yang merilis data tenaga kerja, dan pengangguran meningkat, dan terakhir ada The Fed yang ragu pangkas suku bunga.
04:42Jadi ketidakpastian di Amerika Serikat ini membuat para investor di dunia memborong dolar.
04:50Dan kita juga lihat di data selanjutnya, Saudara, ada Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa yang bilang,
04:56akan merevisi aturan devisa hasil ekspor alias DHE, khusus sektor sumber daya alam.
05:02Tujuannya agar lebih efektif, dan berdasarkan data raca perdagangan selama 2024, sektor terkait SDA yang wajib melaporkan DHE,
05:11memiliki pangsa 62,7 persen dari total ekspor senilai 264,7 miliar dolar AS.
05:23Ini kalau kita lihat sektornya apa saja, ada pertambangan ini sebesar 102,8 miliar dolar, ada perkebunan sebesar 46,7 miliar dolar,
05:32kehutanan 10,1 miliar dolar, dan terakhir ada perikanan 6 miliar dolar AS.
05:38Tingkat kepatuhan eksportir memboyong dolar hasil ekspor ke dalam negeri, kata Bank Indonesia, sudah sampai 95 persen.
05:48Bahkan tingkat konversi falas ke rupiah ke sistem keuangan ini mencapai 78,2 persen.
05:56Lalu Saudara, ada kata kunci, Menteri Keuangan Purbaya yang akan merevisi DHE agar lebih efektif.
06:01Apa maksud kata lebih efektif ini?
06:04Apakah DHE belum maksimal meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat rupiah meski kepatuhannya sudah di atas 90 persen?
06:13Ini yang akan kami bahas di Kopas Bisnis dan ditanyakan kepada ekonomi.
06:17Selesai sudah? Kami akan kembali untuk Anda.
06:21Saudara, kita bahas tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi.
06:25Apa faktor pemicunya?
06:26Lalu mengapa rupiah masih ambruk meski devisa hasil ekspor mencapai lebih dari 90 persen?
06:31Kita langsung berbincang dengan dua narasumber melalui saluran Zoom.
06:35Ada Kepala Ekonomi Bank Permata, Joshua Pardede, dan juga Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani.
06:41Selamat pagi, Bapak-Bapak.
06:43Selamat pagi, Mas Iyan.
06:45Saya ke Pak Joshua terlebih dahulu.
06:47Ini Menteri Keuangan, Pak Purbaya bilang mumpung rupiah loyo, jangan pegang dolar dulu, jual aja gitu.
06:55Apakah Anda setuju dengan yang disebutkan oleh Pak Purbaya?
06:59Ya, tentunya kalau kita melihat dalam hal ini, kebutuhan dolar, ya memang kebutuhan dolar bagi pelaku usaha itu kan biasanya akan cukup tinggi ya.
07:09Biasanya pada tiap kuartal untuk pembayaran impor dan juga biasanya utang luar negeri.
07:14Dan itu juga biasanya terjadi juga dari sisi pemerintah.
07:18Dan kalau kita lihat nanti biasanya menjelang akhir tahun, biasanya memang akan ada tadi ya kebutuhan dolar juga di akhir tahun.
07:25Namun di luar itu memang bagi masyarakat luas yang memang tidak ada exposure terhadap falas, ya memang sebaiknya buat apa memegang dolar ya.
07:35Karena tentunya kita melihat bagaimana upaya-upaya kontribusi kita sebagai pelaku ekonomi, termasuk juga masyarakat, untuk bisa menjaga stabilitas rupiah.
07:44Kalau memang sekiranya tidak ada urgensinya untuk memegang dolar ya buat apa, sebaiknya memang arahan dari Pak MENQ itu sebaiknya juga dilakukan ya oleh masyarakat luas.
07:55Karena kembali lagi, fluktuasi dari nilai tukar rupiah ini tentunya akan cukup mempengaruhi ya buat para pelaku usaha, khususnya yang memang memiliki exposure pada bahan baku impor ya seperti itu.
08:06Oke, artinya ini tergantung dengan kebutuhan dari warga ataupun investor ya.
08:13Berapa besar urgensinya untuk menjual dolar memang apabila butuhkan silahkan jual, tapi memang kalau tujuannya investasi jangka panjang juga tidak apa-apa untuk disimpan begitu ya Pak Jaswa.
08:23Kemudian ini rupiah kan terus melorot terhadap dolar Amerika Serikat, bahkan sempat ke posisi terpuruk begitu di penutupan perdagangan di hari kemarin.
08:32Apakah ada khawatiran terhadap fundamental ekonomi ataukah ada penyebab lain menurut Anda?
08:38Ya saya pikir memang kalau kita bicara saat ini ya, vulnerability score, data-data indikator ekonomi makro Indonesia,
08:45sebagian besar datanya masih dalam kondisi yang cukup solid ataupun resilient dari sisi fiscal deficit, dari sisi current count deficit, inflasi terkendali,
08:56pertumbuhan ekonomi kita relatif cukup baik, rata-rata dalam 3 kuartal terakhir tahun ini di kisaran 5 persen,
09:03sehingga belum ada indikasi yang menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kita mengalami tren yang memburuk.
09:09Dan kalau kita bandingkan bahkan dengan negara tetangga kita seperti Malaysia, justru vulnerability skornya Malaysia itu jauh lebih buruk dibandingkan Indonesia.
09:20Sehingga memang meskipun kita melihat bahwa sampai dengan awal November ini, investor asing masih terlihat masih keluar dari pasar obligasi.
09:32Kalau kita melihat dalam 2 bulan terakhir ini, dari bulan September itu, kurang lebih sekitar 4,6 bilion USD kepemilikan asing di dalam SBN ini menurun.
09:44Namun di sisi lainnya, kalau kita melihat dalam hal kepemilikan ataupun investor asing, justru mencatatkan netbuy di pasar saham.
09:51Dan ini juga kami pikir ini juga sangat sejalan juga dengan kebijakan pro-growth dari pemerintah.
09:57Tentunya makanya ini direspon positif juga oleh para investor di pasar saham.
10:02Meskipun memang tentunya dalam hal di pasar SBN ataupun pasar obligasi, tentunya investor masih,
10:09meskipun memang kalau kita melihat PAMINQ pun juga sudah mengonfirmasi sebenarnya bahwa fiscal deficit ini akan tetap dijaga disiplinnya di bawah 3% dari PDB.
10:18Sehingga mestinya momentum ini pun juga, sekalipun memang tadi investor asingnya keluar dari pasar obligasi,
10:24mestinya para investor domestik ini memanfaatkan momentum ini untuk mengoleksi SBN.
10:30Karena kalau kita melihat dalam hal inflasi dan juga dalam hal fiskalnya, ini akan tetap terjaga dan juga fiskalnya akan lebih akseleratif ke depannya.
10:39Sehingga supposed to be kalau kita bicara dalam hal ini pasar obligasi, mestinya ini masih akan menunjukkan tren positif.
10:48Dan apalagi kalau kita melihat dalam jangka pendek menengah ini, Bank Indonesia dan juga Bank Central Global diperkirakan masih akan membuka peluang untuk memakas hubungannya.
10:57Sehingga ini pun juga akan berdampak positif juga ya untuk pasar obligasi.
11:01Oke Pak Joshua, jika secara fundamental ekonomi Anda katakan belum memburuk, lalu apa saja faktor pemicu dari melemahnya rupiah ini?
11:10Ya tentunya ini kami melihat masih dari sisi global ataupun eksternalnya ya.
11:14Masih berkaitan dengan ketidakpastian kemarin kan government shutdown di Amerika Serikat.
11:19Government shutdown di Amerika Serikat ini pun juga berimplikasi kepada ketidakpastian bagaimana arah suku bunga Amerika Serikat dalam jangka pendek ini.
11:28Sehingga makanya terjadilah penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang global sehingga berimbas juga lah kepada mata uang Asia termasuk rupiah.
11:37Sehingga itulah yang menyebabkan mengapa terjadi penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah.
11:43Dan namun yang tadi kami sampaikan lagi bahwa kalau kita melihat dari sisi domestiknya, data-data terakhir kemarin data indeks seperti yang konsumen Bank Indonesia dan juga survei penjualan eceran dari Bank Indonesia.
11:56Yang menunjukkan bahwa ada terjadi pembalikan arah ekonomi di bulan Oktober sehingga ini menjadi tanda positif juga buat perekonomian kita khususnya di kuartal keempat.
12:05Dan ini akan menjadi dasar basis yang cukup positif khususnya untuk memasuki 2026 sehingga tentunya ini akan memberikan optimisme baru lagi bagi para investor untuk lebih confident lagi di pasar keuang domestiknya.
12:19Oke, kita ke Pak Ajib. Pak Ajib, bagi pengusaha seberapa besar dampak pelemahan rupiah ini?
12:27Ya, tentunya dari pengusaha Mas Ian itu ingin ada namanya stabilitas.
12:31Karena buat pengusaha sangat penting kita buat proyeksi-proyeksi dan orientasi keuangan baik jangka pendek maupun jangka menengah dan jangka panjang ke depan.
12:41Nah, dan kalau kita lihat bagaimana tingkat nilai toko rupiah yang mencapai lebih dari 16 ribu sebenarnya tadi Mas Joshua Partidi sudah menyampaikan bahwa ini relatif masih sesuai dengan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal kita.
12:56Dan kalau kita lihat menarik memang profil seorang Menteri Keuangan sekarang Mas Ian yang ingin terus memacu pertumbuhan ekonomi.
13:03Dan dalam konteks pertumbuhan itu, dan dalam konteks pertumbuhan yang ingin dipacu lebih tinggi tentunya berdampak pada inflasi yang cukup eskalatif.
13:14Makanya kalau kita lihat kemudian di inflasi kita mencapai 2,8 persen dimana itu lebih tinggi dari target kita serah konservatif di angka 2,5 persen.
13:25Walaupun sekali lagi 2,5 persen di Indonesia itu masih bisa plus minus 1 persen.
13:29Nah, artinya kemudian indikator-indikator domestik kita sebenarnya masih menunjukkan penguatan seperti yang disampaikan oleh Mas Joshua tadi.
13:38Memang kemudian kalau kita sandingkan dengan terus bagaimana faktor-faktor yang mengakibatkan adanya pelemahan nilai rupiah.
13:44Ini lebih cenderung kepada faktor global.
13:46Tadi Mas Ian sampaikan di awal bahwa di Amerika sendiri juga sedang mengalami tekanan pengangguran yang cukup tinggi.
13:52Sehingga kemudian suku bunga The Fed itu yang sekarang di angka 4 persen itu tadinya ada konsensus para ekonomi akan turun sampai dengan 3,75 persen sebenarnya menjelang akhir tahun 2025 ini.
14:05Tapi The Fed pun kemudian ragu untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan.
14:09Karena mereka ingin bagaimana pertumbuhan ekonomi mereka juga lebih eskalatif.
14:14Karena sekali lagi juga untuk mengurangi pengangguran.
14:16Nah kondisi-kondisi seperti ini yang kemudian menjadi sebuah trigger rupiah cenderung fluktuatif di angka 16.700, 16.690, dan lain-lain.
14:27Tapi yang diharapkan oleh dunia usaha Mas Ian adalah bagaimana pemerintah lebih bisa mendorong stabilitas nilai tukar rupiah sehingga lebih stabil dalam kita membuat proyeksi ekonomi.
14:37Demikian Mas Ian.
14:38Oke artinya berarti Pak Ajib ini meski rupiah melemah pengusaha masih optimis karena melihat tadi indikator-indikator domestik?
14:46Iya sampai dengan akhir tahun kita masih cukup optimis karena kalau kita lihat termasuk tingkat hutang pemerintah juga masih di bawah proyeksi awal.
14:54Karena proyeksi awal kita di angka 600 triliun dalam tahun ini masih di bawah 3% dan sekarang baru sekitar 400 triliun Mas Ian.
15:04Jadi dalam konteks modasi ekonomi pengusaha cukup optimis dengan program-program pemerintah.
15:09Oke, Pak Joshua ini juga yang turut menjadi pertanyaan. Apakah pelemahan yang terus-menerus terjadi ini sudah menjadi warningkah bagi pemerintah atau konteksnya ini impor dan juga utang falas kita?
15:23Ya kalau kita bicara dalam hal ini sensitivitas ya nilai tukar, peleman nilai tukar ini terhadap khususnya APBN tentu dalam hal ini APBN 2025 yang masih dalam tahun berjalan ini tentunya akan tetap ada ya.
15:40Dampaknya ataupun sensitivitas analisisnya pun juga sudah tertera dalam APBN 2025.
15:45Namun demikian tentunya dengan adanya peleman rupiah ini akan berdampak tadi kepada tambahan beban subsidi ya baik itu subsidi BBM ataupun subsidi yang lain-lainnya.
15:56Namun dan juga termasuk juga pembayaran hutang luar negeri.
15:58Namun kalau kita bicara dalam hal ini bagaimana postur APBN, sejauh ini kami tetap melihat bahwa postur APBN Indonesia masih dalam pagar yang masih manageable gitu ya.
16:14Sehingga harapannya ini tidak sampai mempengaruhi signifikan kinerja dari sisi fiskal pemerintah Indonesia.
16:21Terutama juga dalam hal pengelolaan hutang ke depannya karena kami meyakini bahwa sampai dengan sejauh ini pun juga sebagian besar rembaga rating internasional masih menetapkan Indonesia sebagai investment grade ya.
16:34Sehingga karena itu karena rembaga pemeringkat internasional menilai bahwa pengelolaan hutang terutama juga dengan berbagai kondisi global termasuk juga dengan dinamika pergerakan nilai tukarnya.
16:46Ini dinilai bahwa pengelolaan nilai tukar pengelolaan hutang pemerintah masih relatif baik.
16:51Dan di samping itu pun juga pelaku pasar pun juga tidak perlu khawatir karena Bank Indonesia selalu berada di pasar ya.
16:59Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan triple intervention-nya lalu juga dengan open market operation yang pro market ya tentunya.
17:09Dengan langkah-langkah kebijakan inilah diharapkan dan juga kalau kita bicara dalam hal ini channel devisa ya.
17:15Channel devisa pun juga di data terakhir bulan Oktober kemarin ini pun juga menunjukkan tren peningkatan ya.
17:22Sehingga memang dan menekati 150 bilion USD sehingga ini cukup ample ya ataupun memadai untuk bisa meredal ataupun mengabsorb tadi dinamika yang terjadi dalam hal ini pergerakan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek ini.
17:36Yang turut jadi solotan sejak lama ini Pak Joshua dan juga Pak Ajib diterkait dengan devisa hasil ekspor dengan kepatuhan di atas 90%.
17:45Apakah DHA ini akan direvisi oleh Menke ataupun DHA ini akan direvisi oleh Menke dan apakah DHA ini belum optimal mencegah kejatuhan rupiah?
17:56Namun jawabannya tahan dulu susah jeda kami kembali tetap bersama kami di Kompas Bisnis.
18:01Anda masih bersama kami di Kompas Bisnis sodara devisa hasil ekspor sumber daya alam ini ada dengan kepatuhan di atas 90%.
18:09DHA ini akan direvisi oleh Menteri Keuangan. Lalu apa kata Menteri Keuangan terkait rencana ini? Berikut statement dari Menteri Keuangan.
18:17Ya poin-poin aturan DHA SDA ini kan sedang dalam diskusi yang jelas kelihatannya akan direvisi sedikit supaya lebih efektif.
18:29Tapi yang jelas Kamis dari Keuangan sudah mengirimkan surat ke Menteri Sekretensi Negara untuk supaya Keuangan bisa dapat izin sebagai pemerangkasa untuk perubahan RPC DHA SDA ini.
18:45Begitu keluar aturannya kita akan diskusikan dengan cepat. Sebetulnya sudah diskusikan dengan BI, OJK, dan LPS.
18:52Tapi nanti sebelum itu kita putuskan secara resmi belum bisa kita umumkan.
19:00Kita kembali bergabung dengan sejumlah narasumber. Saya ke Pak Josua.
19:05Tadi kita sempat membahas terkait dengan DHA ini seperti yang disebutkan oleh Pak Purbaya tadi.
19:11Ini terkait dengan kepatuhan DHA ini di atas 90% dan kemudian juga akan direvisi.
19:16Apakah menurut Anda DHA ini belum optimal mencegah kejatuhan rupiah?
19:19Saya pikir memang kalau kita melihat dari sisi kinerja DHA ini kita juga perlu lihat bagaimana kinerja ekspor kita.
19:29Khususnya ekspor SDA yang mungkin agak sedikit berpengaruh juga oleh harga komoditas global yang juga dipengaruhi juga oleh kondisi global ya.
19:38Terkait dengan perlambatan Tiongkok dan juga perlambatan ekonomi global di tahun ini.
19:42Sehingga tentunya kalau kita bandingkan dengan puncak kinerja ekspor kita 2022 pada saat harga komoditas lagi tinggi-tingginya tentunya ini terjadi normalisasi.
19:52Sehingga tentunya puncak ekspektasi momentum kita bisa mendapatkan DHA yang cukup optimal pada tahun 2022 itu kan juga tentunya tidak setinggi pada tahun 2022.
20:02Namun juga kalau kita melihat bagaimana sih dari sisi realisasi DHA sejauh ini saya melihat bahwa sekalipun memang tadi realisasi ataupun compliance-nya mendekati lebih dari 90 persen.
20:14Dan meskipun memang tadi dari sisi rupiahnya pun juga sebenarnya penempatan DHA itu sudah cukup bagus ya untuk bisa mendorong tadi meningkatkan suplai falas dalam negeri.
20:26Ya namun tadi di saat bersamaan kami juga melihat tadi bahwa terjadi outflow di sisi pasar keuangan khususnya pasar obligasi.
20:33Sehingga sekalipun tadi ada dari sisi DHA-nya masuk tapi di sisi pasar keuangannya tadi khususnya pasar obligasi terjadi outflow ya sekitar 4,6 miliar USD.
20:43Sehingga makanya mungkin efek dari DHA tersebut itu akhirnya tersamarkan ya karena terjadinya outflow dari pasar obligasinya itu sendiri.
20:52Namun kami tetap melihat dengan inisiatif dari Pak Menko untuk sekiranya memang ada mau melakukan revisi lebih lanjut lagi terkait dengan PP8 nomor 2025
21:06yang sebenarnya juga baru direvisi oleh pemerintah dalam meni Menko tentunya sasa saja dan tentunya ini diharapkan tetap bisa memberikan
21:13dan perlu diajak juga diskusi oleh pelaku usaha khususnya para eksportir sehingga jangan sampai ini memberatkan dan juga tetap memberikan insentif ya kepada para eksportir SDA
21:25sehingga produktivitas dari kebijakan ini bisa kita tarik bisa kita merasakan ya dampaknya kepada stabilitas nilai tukar rupiah ke depannya.
21:36Oke Pak Josua jika Anda tadi menyebutkan bahwa ini menambah suplai lalu mengapa cadangan divisa kita seolah-olah nggak kemana-mana apa yang salah?
21:44Ya tadi kami sampaikan bahwa sekalipun tadi DHE-nya masuk tapi di sisi lain di saat bersamaan pun juga terjadi capital outflow dari sisi pasar SBA ataupun obligasi
21:57dan ini tentunya kalau kita melihat terjadi mulai 3 bulan terakhir ini ya kalau kita bandingkan dari awal tahun itu terjadi inflow cukup besar di pasar obligasi
22:07namun dan di saat bersamaan pun juga pasar sahamnya terjadi outflow namun shifting terjadi perubahan shifting ataupun minat asing saat ini cenderung berubah
22:18ya yang tadinya dia masuk kepada obligasi sekarang mungkin sebagian masuk kepada pasar saham tapi itu masih sebagian karena inflow yang cukup besar deras dari awal tahun di pasar obligasi ini
22:31belum sepenuhnya tertranslate kepada inflow yang cukup besar di pasar saham gitu ya sehingga karena tadi masih ada wait and see terkait dengan bagaimana
22:40apa namanya undang-undang keuangan negara yang masuk dalam prolegnas 2026 sehingga ini masih menyisakan wait and see dari sisi investor asing apakah
22:50fiskal defisi ini masih akan tetap dijaga atau tidak meskipun memang Pak MinQ sudah mengonfirmasi bahwa fiskal defisi tetap akan dijaga
22:57tapi tentunya ini persepsi dari investor asing ini tentunya harus dikonfirmasi ataupun perlu dijelaskan kembali lagi ya oleh pemerintah
23:06agar confidence level dari investor asing ini bisa kembali pulih sehingga inflow dari pasar di pasar SBN atau per pasar obligasi bisa kembali meningkat lagi
23:14sehingga efek dari DHA tadi itu tidak tersamarkan oleh keluarnya dana asing di pasar obligasi sehingga harapannya dari sisi cadef kita pun juga akan kembali meningkat lagi
23:26oke Pak Ajib apakah Anda sepakat dengan tadi yang disebutkan oleh Pak Joshua ataukah ada pendapat lain terkait dengan cadangan defisa kita yang tidak kemana-mana
23:35tadi disebutkan adanya capital outlaw
23:37oke saya akan menggaris bahwa yang disampaikan oleh Mas Joshua
23:40jadi begini Mas Ian bahwa ada beberapa sektor yang akan mempengaruhi bagaimana tingkat nilai tukar rupiah
23:49yang pertama adalah real sektor kalau real sektor berarti hubungannya nanti dengan kegiatan ekspor-impor kita yang nanti dengan kebijakan-kebijakan DHA
23:56yang kedua adalah pasar keuangan karena pasar keuangan itu setiap hari kira-kira dari jam 7 pagi sampai dengan 5 sore itu kira-kira perputaran uang lebih dari 10 triliun setiap hari
24:07sehingga kemudian juga akan sangat efektif mempengaruhi nilai tukar rupiah ketika kemudian terjadi banyak outflow capital outflow dalam bentuk valuta asing
24:16kemudian yang ketiga berbicaraan raca keuangan
24:18karena memang raca keuangan kita di tahun 2025 ini Mas Ian itu kita membayar hutang itu sekitar 800 triliun tahun ini yang termasuk sebagian juga falas
24:28oke sekarang kita fokus ke real sektor yang terkait dengan DHA
24:31dimana kemudian Menteri Keuangan kita lihat mengusulkan dan memberikan usulan kepada pemerintah, kepada presiden itu kita harus rinci dulu
24:41usulannya itu adalah bentuk PMK atau bentuk peraturan presiden
24:45karena bisa aja Menteri Keuangan ingin memberikan usulan kepada presiden untuk merubah PP-nya
24:50tadi Mas Suwa juga menyampaikan bahwa PP kita ini kan juga baru direvisi di bulan Februari kemarin
24:56dimana PP yang berulang PP nomor 8 tahun 2025
24:59yaitu tentang kebijakan-kebijakan dan insentif yang diberikan pada eksporter yang menaruh uangnya dalam bentuk divisi hasil ekspor
25:07tapi kemudian perlu kita rinci lagi apakah Menteri Keuangan juga ingin merevisi PMK-nya
25:12karena di PMK itu yang menyebutkan dan mewajibkan itu harus 100% DHA harus ditempatkan dalam sistem keuangan Indonesia
25:19kecuali untuk minyak dan gas, kira-kira seperti itu
25:22nah sehingga perlu kita ekserses lebih lanjut bagaimana usulan-usulan pemerintah yang memberikan deviasi kebijakan terhadap DHA ini
25:29tapi dari dunia usaha melihat Mas Ian bahwa sebenarnya DHA ini masih efektif kok
25:36dan ini kan juga butuh bauran kebijakan bukan hanya dari Kementerian Keuangan
25:40tapi juga dari Bank Indonesia misalnya
25:41ketika misalnya DHA dijadikan back-to-back kolateral
25:45itu seharusnya kita mendapatkan insentif bunga misalnya
25:48nah itu kan masuk ke ranah peraturan Presiden
25:51gak hanya cukup ranah peraturan Menteri Keuangan
25:53karena PMK hanya mengatur kebijakan fiskal
25:55sedangkan kebijakan-kebijakan monoter harus diatur melalui peraturan BI
26:00ataupun peraturan pemerintah melalui Presiden
26:02kira-kira demikian Mas Ian
26:04jadi sekali lagi bauran kebijakan baik fiskal monoter ini yang dibutuhkan
26:08untuk kita memperkuat struktur nilai tukar rupiah
26:12itu yang diarahkan oleh dunia usaha Mas Ian
26:14Oke Pak Ajib ini kan Pak Purbaya akan merevisi soal aturan DHA ini
26:19agar lebih efektif
26:20sebutkannya agar lebih efektif
26:21apakah Anda melihatnya ada yang kurang efektif saat ini?
26:26Sebenarnya ini yang tadi kita sampaikan Mas Ian
26:29Pak Purbaya ini akan merevisi PMK-nya
26:31atau memberikan usulan atau merevisi PP-nya
26:33karena ini nanti domainnya akan berbeda
26:36kalau misalnya memberikan usulan terhadap revisi PP-nya
26:38misalnya yaudah biar bagaimana
26:41devisa itu efektif
26:44terhadap perputaran ekspor-impornya
26:47misalnya harus diberikan
26:49kalau kemudian tidak usah butuh uang nih
26:50sehingga perlu meminjam dalam bentuk mata uang rupiah
26:53maka harusnya spread marginnya juga lebih kecil misalnya
26:57nah kondisi ini yang akan memberikan dampak efektivitas
27:01uang yang ditanuh menjadi bagian DHA ini
27:05untuk kemudian tetap berputar di sistem keuangan Indonesia
27:08dan membuat perputaran ekonomi ekspor-impor kita juga tetap efektif
27:11jadi ini yang menjadi catatan-catatan Apindo
27:14karena dari awal Apindo berikan usulan
27:16sejak awal tahun ketika
27:18usulan DHA 100% ini akan dikeluarkan Mas Ian
27:21agar bagaimana
27:22uang yang menjadi hasil ekspor ini
27:26efektif untuk memutar
27:27transaksi perdagangan
27:29dan mendorong real sektor untuk bisa lebih eskalatif
27:31ini yang menjadi concern dari Apindo Mas Ian
27:34oke, kalau dari Pak Joshua seperti apa?
27:37apa yang perlu direvisi oleh Menteri Keuangan terkait dengan DHA ini
27:41agar lebih efektif?
27:44ya mungkin kalau kita melihat dari sisi tadi
27:46karena tadi minta izin kepada SESCAP ya
27:48mungkin ini ataupun SETEC mungkin
27:50lebih kepada tadi mungkin revisi PP-nya
27:53tadi yang disampaikan Pak Ajib ya
27:54apakah ini revisi PP-nya
27:56ataupun justru walaah PMK-nya
27:58tapi kalau tadi sekiranya MPP-nya
28:01kemungkinan besar tadi adalah
28:03mungkin tadi ada beberapa klausul dalam
28:05PP-8 2025 ini
28:07yang mungkin dirasa
28:08ataupun dinilai oleh Pak MinQ
28:09belum begitu efektif gitu ya
28:11sehingga
28:11saya pikir ini pun juga salah-salah saja ya
28:14karena kalau misalkan beliau pun juga melihat bahwa
28:17penerimaan dari sisi ekspor jadi berkurang
28:20tentunya
28:21ini tentunya akan menjadi
28:23apa namanya
28:23beliau pun juga bisa menyatakan
28:25ada ataupun bisa memberikan masukan ya tentunya
28:28dan menurut saya mungkin
28:30beberapa masukannya
28:31terkait juga dengan insentif ya
28:33ataupun mungkin misalkan
28:35periode waktu yang 12 bulan itu
28:36mungkin terlalu panjang mungkin ya
28:38kalau kita melihat dari berbagai
28:40dari berbagai survei
28:42ataupun berbagai diskusi yang ada
28:45dari awalnya 3 bulan
28:47menjadi 12 bulan itu kan tentunya
28:48shiftingnya juga cukup panjang ya
28:51tenornya
28:51jadi tentunya mungkin perlu ada
28:53apa namanya
28:54transisi dulu ya
28:55mungkin dari para eksportir sendiri
28:57agar tadi penempatannya bisa lebih
28:59apa namanya
29:00lebih smooth lagi
29:02dan ditambah lagi juga mungkin
29:03misalkan ada tambahan insentif lebih lanjut
29:05agar tadi compliance-nya bisa
29:07bisa mencapai 100%
29:08dan disampai gitu pun juga
29:10sampai selain itu mungkin penambahan
29:13dari instrumen-instrumen
29:14penempatan dari para eksportir
29:15eksportir untuk penempatan DHE-nya pun
29:18juga mungkin harus ditambah lagi
29:20agar tadi
29:21apa namanya
29:22variasi ataupun
29:23dari sisi
29:24apa namanya
29:26pilihan-pilihan dari para investor
29:27ataupun para eksportir
29:28untuk menempatkan
29:29dana-dananya DHE tersebut
29:31di dalam lagi pun juga bisa
29:32lebih bervariasi
29:34banyak pilihan gitu ya
29:35sehingga itu mungkin yang
29:36bisa di
29:37apa namanya
29:38yang bisa dimasukkan
29:39dari
29:40menjadi masukan dari
29:41Pak Aminku sendiri
29:42kepada
29:42PP8 2025 ini
29:45oke Pak Joshua
29:46terakhir dan ini mungkin
29:47ini juga yang dinantikan
29:48oleh para investor
29:49yang memegang dolar
29:50proyeksi Anda
29:51nilai tukar rupiah
29:52terhadap dolar
29:53hingga akhir tahun ini
29:54seperti apa?
29:56ya kalau kita bicara
29:57dengan
29:57ekspektasi bahwa
29:59government shutdown
30:00di Amerika Sikat
30:00akan segera berakhir gitu ya
30:02karena
30:02demokrat pun juga
30:04akhirnya akan sedikit
30:05menyerah kepada
30:05republikan
30:06dan ini artinya
30:08bahwa
30:08data-data dari US
30:10yang sebelumnya
30:10kemarin tertunda
30:11ini akan segera dirilis
30:13sehingga
30:13arah penentuan
30:14dari suku bunga
30:15Amerika Sikat pun
30:16juga akan lebih
30:16terbuka lagi
30:18ya sehingga
30:19dan kalau kita melihat
30:20dari beberapa leading indicator-nya
30:21bahwa
30:21data ekonomi Amerika Sikat
30:23cenderung memelami
30:24pelemahan
30:24sehingga kami tetap melihat
30:26bahwa ada
30:26peluang kembali lagi
30:28penurunan suku bunga
30:28di Amerika Sikat
30:29di sisi akhir tahun ini
30:31setidaknya
30:3225 basis point
30:33sehingga
30:34ini akan tetap
30:35memberikan ruang
30:36kembali lagi
30:36untuk adanya
30:37pelemahan dari sisi
30:38dolar Amerika Sikat
30:39terhadap mata uang globalnya
30:40termasuk juga rupiah
30:41sehingga kami tetap melihat
30:42bahwa
30:43dan di samping itu juga
30:44dalam sisi fundamental ekonomi
30:46kita pun juga
30:47masih tetap
30:48resilient dan kuat
30:49ya sehingga
30:50kami tetap melihat
30:51bahwa nilai pukar rupiah
30:51masih berada
30:52dalam kisaran
30:5316.300
30:53sampai dengan
30:5416.500
30:55hingga akhir tahun ini
30:56berarti masih ada
30:57masih ada ruang
30:58untuk pelemahan dolar
30:59dan juga tentunya
31:00ini akan berefek
31:01terhadap
31:01penguatan rupiah
31:02terima kasih
31:03narasumber yang telah
31:04bergabung bersama kami
31:05di Kompas Bisnis
31:05Joshua Pardede
31:06Kepala Ekonomi Bank Permata
31:08dan juga Pak Ajib Hamdani
31:09Analis Kepijakan Ekonomi Apindo
31:11Sehat Selalu
31:12Terima kasih
Dianjurkan
1:49
|
Selanjutnya
1:59
3:33
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:54
31:13
0:58
4:55