- 35 menit yang lalu
- #megawati
- #presidenprabowo
- #soeharto
KOMPAS.TV Presiden Prabowo Subianto telah resmi memberikan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025.
Dari sepuluh nama, Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, menjadi salah satu tokoh yang menerima gelar Pahlawan Nasional.
Pasca pemberian gelar Pahlawan Nasional terhadap Soeharto, muncul pertanyaan bagaimana hubungan politik antara Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri ke depannya.
#megawati #presidenprabowo #soeharto
Baca Juga [FULL] Respons Ekonom soal Lemahnya Rupiah, Apa Faktornya? | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/630248/full-respons-ekonom-soal-lemahnya-rupiah-apa-faktornya-sapa-pagi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630249/full-pdip-pengamat-politik-soal-hubungan-megawati-prabowo-usai-pemberian-gelar-pahlawan-soeharto
Dari sepuluh nama, Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, menjadi salah satu tokoh yang menerima gelar Pahlawan Nasional.
Pasca pemberian gelar Pahlawan Nasional terhadap Soeharto, muncul pertanyaan bagaimana hubungan politik antara Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri ke depannya.
#megawati #presidenprabowo #soeharto
Baca Juga [FULL] Respons Ekonom soal Lemahnya Rupiah, Apa Faktornya? | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/630248/full-respons-ekonom-soal-lemahnya-rupiah-apa-faktornya-sapa-pagi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630249/full-pdip-pengamat-politik-soal-hubungan-megawati-prabowo-usai-pemberian-gelar-pahlawan-soeharto
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Presiden Prabowo Subianto telah resmi memberikan penganugerahan gelar pahlawan nasional
00:06kepada sejumlah tokoh bertempatan dengan Hari Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta
00:11pada Senin 10 November 2025.
00:13Dari 10 nama, Presiden Kedua Indonesia, Suharto, menjadi salah satu tokoh yang menerima gelar pahlawan nasional.
00:20Presiden Prabowo menyerahkan langsung gelar pahlawan nasional itu kepada ahli waris.
00:23Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Kedua Indonesia, Suharto, masih menjadi pro-kontra.
00:27Siti Hediati Haryadi atau dikenal Titik Suharto angkat bicara soal pro-kontra terkait gelar pahlawan nasional
00:33untuk Presiden Kedua RI Suharto.
00:35Titik Suharto mengatakan, meski banyak pro-kontra di masyarakat, namun tidak berpengaruh bagi keluarga cendana.
00:42Masyarakat banyak, rakyat banyak, mayoritas rakyat Indonesia menginginkan bahwa
00:50Presiden Kedua Republik Indonesia mendapat penghargaan, dihargai.
00:57Itu saya rasa sudah jelas terang-penderang, itu ya, gak usah kita ragukan lagi.
01:03Buat kami diberi gelar atau tidak, Bapak adalah pahlawan buat kami.
01:09Pasca pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Suharto muncul pertanyaan,
01:12bagaimana hubungan politik antara Presiden Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarno Putri ke depannya.
01:17Sebelumnya, Ketua Umum PD Perjuangan sekaligus Presiden Kelima Republik Indonesia,
01:22Megawati Soekarno Putri mengungkapkan hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto disebutnya akrat.
01:27Pernyataan itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara dalam seminar internasional
01:30memberingati 70 tahun konferensi Asia Afrika di perpustakaan Bungkarno-Berita Jawa Timur pada minggu 2 November lalu.
01:36Bungkarno-Bungkarno-Bungkarno.
02:06Bungkarno-Bungkarno.
02:18Usai dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto sudah dua kali bertemu dengan Megawati Soekarno Putri.
02:24Pertumbuhan pertama terjadi pada 7 April 2025.
02:28Prabowo dan Megawati bertemu di kediamannya di Jalan Teku Merjakarta Pusat.
02:32Dalam pertumbuhan empat mata itu, Prabowo dan Megawati mengobrol selama satu sengah jam.
02:36Keduanya membahas masa depan Indonesia.
02:39Selanjutnya, Prabowo dan Megawati kembali bertemu saat peringatan hari lahir Pancasila pada 1 Juni lalu di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri.
02:47Ada jalan panjang antara pertemuan Prabowo dan Megawati, bukan satu-dua kali usaha pertemuan Prabowo dan Megawati diinisiasi.
02:53Ketekunan para pembawa pesan menjalin lobi menjadi kunci terwujudnya perjumpaan mereka.
02:58Tim Liputan, Kompas TV
03:00Presiden Prabowo Subianto telah resmi memberikan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Kedua Indonesia, Soeharto.
03:11Selanjutnya, muncul pertanyaan di benak publik bagaimana hubungan Presiden Prabowo Subianto dengan Megawati Soekaraputri ke depannya
03:19pasca pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
03:22Akan kita bahas bersama sejumlah narasumber. Sudah ada juru bicara PDIP, Guntur Romli. Selamat pagi Mas Guntur.
03:30Selamat pagi. Assalamualaikum.
03:32Waalaikumsalam Mas. Terima kasih sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi dan juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prahidno.
03:39Mas Adi, selamat pagi.
03:41Selamat pagi Mas.
03:42Terima kasih.
03:44Mas Adi dan juga Mas Guntur sudah bergabung secara daring di Dialog Sampai Indonesia Pagi pada hari ini.
03:49Saya duluan ke Mas Guntur.
03:51Mas Guntur, kita ingin tahu dong Mas, ini komentar di Ibu Ketum apa Mas?
03:57Setelah pengandungan telah pahlawan bagi Pak Harto.
04:00Ya, saya langsung aja ke topik lah Mas yang menjadi pembahasan ya.
04:08Yang menjadi relasi antara Ibu Megawati dengan Presiden Prabowo.
04:12Sebenarnya relasi itu ya baik-baik saja ya.
04:15Seperti yang disampaikan juga tadi,
04:17pernyataan dari Ibu Megawati ketika tanggal 2 November,
04:21Pak Blaw sangat akrab dengan Presiden Prabowo Subianto.
04:24dan terkait perbedaan partai kami yang menolak Soeharto sampai kapanpun sebagai pahlawan.
04:34Kami yakin itu tidak akan mengganggu hubungan antara Ibu Megawati dengan Presiden Prabowo Subianto.
04:43Hubungan secara personal.
04:45Ya, namun karena PDI Perjuangan sejak Kongres ke-6 Agustus tahun 2025
04:52yang sudah memutuskan berada di luar pemerintahan dan menjadi politik penyeimbang,
04:59maka pastinya PDI Perjuangan ya mungkin akan memiliki sikap yang berbeda dengan pemerintahan saat ini
05:05kalau seperti yang disampaikan oleh Ibu Ketum pada waktu itu,
05:09apabila katakanlah politiknya itu tidak memperhatikan aspirasi dari masyarakat,
05:13tidak pro-rakyat gitu, akan memberikan masukan-masukan.
05:18Dan ini terjadi ketika penganugerahan Soeharto sebagai pahlawan nasional
05:23yang secara tegas PDI Perjuangan itu menolak.
05:27Namun hubungan keakraban antara Ibu Megawati dengan Presiden Prabowo Subianto
05:33kami yakin tidak terganggu.
05:35Dan ini kan biasa dalam demokrasi, memiliki pilihan yang berbeda.
05:40Berarti ketidakhadiran Mbak Puan kemarin dalam penganugerahan gelar bagi Pak Harto
05:45salah satu simbol tidak setuju dari PDIP.
05:50Kalau saya tidak tahu ya, kalau yang sikap dari, yang jelas ketika kita bicara soal sikap dari partai itu sudah jelas
06:01bahwa partai itu menolak Soeharto sebagai pahlawan.
06:05Karena dan untuk menolak itu pun juga tidak perlu istilahnya apa, ada instruksi, sementara tidak ada.
06:11Karena PDI Perjuangan itu DNA-nya ya pasti penolakan terhadap Soeharto.
06:15Karena PDI Perjuangan itu lahir dari rahim penindasannya Orde Baru.
06:20Di situ yang kami melihat bahwa segala bentuk penolakan itu menjadi semacam jati diri dari PDI Perjuangan
06:30yang pro-demokrasi, yang anti-penindasan ya.
06:33Dan itu yang dilakukan oleh Orde Baru.
06:36Kalau Mbak Puan, saya kan melihat beliau kan ada acara juga ke Melayat, ke Semarang,
06:43kemudian juga kunjungan ke luar negeri gitu.
06:46Tapi ya sebagai partai ya itu sikap partai kami gitu mas.
06:49Oke, saya sedikit juga mengutip bahwa Mbak Puan pada awal November pada saat isu pemberian gelar pahlawan
06:57kepada Pak Harto ini bergulir, mengatakan bahwa pahlawan nasional mesti memiliki makna historis dan moral.
07:04Bukan hanya sekedar simbolis.
07:07Menurut Anda, sesuai dengan apa yang perkataan Pak Puan,
07:10pemberian gelar pada Pak Harto adalah sebuah hal yang sebenarnya simbolis saja?
07:15Iya, bahkan bukan hanya sekedar simbolis,
07:18tapi itu pelanggaran terhadap apa yang sudah diputuskan oleh negara sendiri.
07:212023, zamannya Jokowi sudah memutuskan ada 12 pelanggaran HAM berat masa lalu,
07:28dan 8 di antaranya itu terjadi di zaman Soeharto,
07:33termasuk pembantaian 65-66.
07:37Dan jangan lupa, Komnas HAM tahun 2012 sudah menyatakan bahwa yang bertanggung jawab atas
07:43pembantaian 500 ribu sampai 3 juta orang adalah Komkaptif yang waktu itu dibawah Presiden Soeharto.
07:50Ini bicara soal pelanggaran HAM.
07:52Kemudian juga dari Mahkamah Agung,
07:54itu juga ada soal ganti rugi 4,4 triliun yang harus dibayarkan oleh Soeharto dan ahli warisnya kepada negara.
08:01Beliasan super semar.
08:03Lagi mana yang punya rekam jejak, kemudian putusan hukum,
08:06putusan Komnas HAM kok malah mau diangkat menjadi pahlawan nasional.
08:11Itu yang menurut kami nggak ngerti, ini negara maunya apa gitu kan?
08:14Oke, saya ke Mas Adi Prahito.
08:17Mas Adi, menarik bahwa apa yang disampaikan oleh PDIP selama isu pemberian gelar tersebut bergulir,
08:25tapi pada akhirnya Presiden Prabowo mengambil langkah untuk tetap memberikan gelar pahlawan tersebut kepada Pak Harto.
08:31Menurut Anda, mengganggu atau tidak sebenarnya hubungan personal, profesional, Ibu Mega dengan Pak Prabowo?
08:37Ya, saya kira memang saya mencoba untuk menggambarkan bagaimana hubungan politik antara PDIP dengan Gerindra,
08:45antara Prabowo Subianto dengan Megawatu Sungur Putri.
08:48Ini kan mirip head love relationship.
08:51Ya, kadang satu sisi saling bekerja sama,
08:54tapi pada sisi yang lainnya saling berbeda kepentingan politik.
08:58Ini tentu tidak terlepas karena memang PDIP telah memilih jalur politiknya sebagai penyimbang.
09:04Dalam konteks itu, publik melihat PDIP itu bermain di dua tempat.
09:08Satu tempat adalah bagaimana menegaskan dukungan politiknya
09:12jika ada kebijakan-kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah itu sesuai dengan selera politik PDIP.
09:19Dan sudah hampir setahun ini sebenarnya begitu banyak kebijakan-kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah
09:25mulai dari soal MBG, terkait dengan Koperasi Desa Merah Putih, soal kenaikan PPN,
09:31termasuk juga soal ketahanan pangan dan seterusnya.
09:34Sekiranya PDIP secara total telah memberikan dukungan politik secara maksimal,
09:38tapi pada set yang bersamaan memang harus kita kuih terkait dengan gelar pahlawan
09:43yang diberikan oleh negara kepada mantan Presiden Republik Indonesia, Pak Soeharto,
09:49itu tentu menjadi batu uji sebenarnya bagaimana sikap politik PDIP terhadap pemerintah.
09:55Kalau dibaca resultantannya memang cukup keras ya memberikan penolakan terkait dengan hal ini.
10:01Pertanyaannya adalah apakah ini akan mengganggu?
10:04Kalau saya melihat rata-rata secara umum ya hubungan politik antara PDIP dengan Gerindra,
10:10kemudian Pak Prabu dengan Megawati,
10:11per hari ini masih cukup baik-baik saja.
10:14Semuanya masih bisa dirawat, cukup konsisten,
10:17dan kedua tokoh ini selalu mengatakan sebagai kawan lama yang bisa bersinergi dalam menyakal.
10:23Itulah yang saya sebutkan,
10:25posisi sebagai partai penyeimbang
10:27membuat PDIP itu seringkali bermanufur,
10:30kadang teman dan besoknya pun bisa saling berhadapan satu sama yang lain.
10:34Nah yang kedua, saya membaca memang bahwa
10:37sekalipun PDIP itu menolak soal penganugerahan gelar pahlawan
10:43yang diberikan oleh pemerintah kepada Soeharto,
10:45tapi kan penolakannya tidak terlampau ngotot.
10:47Misalnya ini tidak terwujud dalam sebuah sikap protes politik
10:52yang mungkin dilakukan secara komfrontatif di parlemen,
10:56karena saya lihat rata-rata secara umum,
10:58para politisi, kawan-kawan PDIP di parlemen,
11:01mungkin hanya satu dua orang yang menyatakan keberatannya,
11:05tapi tidak dibacakan sebagai sebuah sikap fraksi
11:08yang itu adalah sebagai bentuk penunjukan
11:10bagaimana PDIP secara fraksi
11:13yang hari ini adalah partai pemenang Pilek
11:15itu melakukan penolakan terkait dengan gelar pahlawan itu.
11:19Tapi Mas Adi kan kalau kita lihat dari pidato Ibu Mega kan
11:23Ibu Mega sangat betul menolak
11:26ataupun mengkritik terkait dengan pemberian gelar pahlawan ini
11:29karena kan secara historis Ibu Mega kan mengetahui betul.
11:34Ya, saya kira tidak ada bantahan.
11:36Terkait dengan Soeharto dan Orde Baru,
11:38saya kira memang bagi PDIP ini adalah semacam
11:41perlawanan politik yang sifatnya ideologis,
11:44karena apapun judulnya,
11:45PDI saat itu adalah partai politik yang
11:47dalam banyak hal memang dipelakukan diskriminatif,
11:51dipelakukan tidak adil, dan seterusnya.
11:53Jadi wajar ketika ada gelar pahlawan ini,
11:55sampai detik ini pun seluruh kader PDIP
11:58itu cukup resisten dan memberikan penolakan.
12:00Cuman, saya membaca ada sesuatu yang ingin dirawat
12:04hubungan politiknya antara PDIP dengan pemerintah hari ini.
12:07Karena PDIP sudah terlanjur menjadi partner kritis,
12:10maka sekalipun ada penolakan terkait dengan gelar pahlawan itu,
12:14tapi eksposur dan perlawanannya itu tidak terjadi di parlemen.
12:19Kalau pernyataan Bang Guntur tiap hari,
12:22dan politisi-politisi PDIP yang lain,
12:24itu tiap hari memberikan penolakan.
12:26Tapi saya melihat tidak terjadi di DPR bagaimana
12:29mayoritas anggota dewan yang dimiliki oleh PDIP
12:32misalnya mengeluarkan sikap politik yang resmi,
12:35bahwa menolak keputusan pemerintah.
12:37Anda mau bilang berarti ada perbedaan antara
12:40keinginan dari Ketum dan juga anggotanya,
12:42atau bagaimana sebenarnya?
12:45Ya, saya kurang paham mekanisme bagaimana
12:47pengambilan keputusan politik di internal PDIP,
12:50khususnya yang ada di parlemen.
12:52Tapi yang saya bayangkan,
12:53kalau memang PDIP cukup serius,
12:56menganggap gelar pahlawan ini adalah sesuatu yang
12:58memang harus diperjuangkan penolakannya,
13:01salah satu perlawanan yang ada di parlemen.
13:03Jadi saya membayangkan seluruh kader-kader PDIP
13:06yang menjadi anggota DPR RI,
13:08di DPR di sana satu per satu mereka menyatakan
13:11penolakannya terkait dengan gelar pahlawan
13:14yang telah diberikan itu.
13:15Tapi nyatanya per hari ini sikap itu tidak muncul.
13:18Bahwa ada statement-statement yang sifatnya personal,
13:21tapi secara kelembagaan, secara praksi,
13:24tidak kemudian bisa ditangkap oleh publik.
13:27Wajar kalau kemudian banyak pihak yang mengatakan bahwa
13:29betul PDIP itu menolak secara keras gelar pahlawan Soeharto,
13:33tapi sebagai komunikasi politik yang baik dengan pemerintah,
13:37penolakannya tidak dilakukan di parlemen secara kelembagaan.
13:40Itulah yang saya sebut sebagai
13:42head of relationship antara PDIP dengan pemerintah.
13:46Oke, saya ke Mas Guntur.
13:48Mas Guntur, bagaimana Anda menanggap ya
13:49apa yang disampaikan oleh Mas Hadi ini?
13:51Bahwa Ibu Ketum menolak keras,
13:55tapi di parlemen berbeda sikapnya?
13:59Sebenarnya tidak berbeda ya.
14:00Karena kalau kita melihat penganugerahan gelar ini kan
14:04kewenangannya penuh di eksekutif,
14:07tanpa harus menerima persetujuan dari parlemen,
14:15kecuali misalnya kalau soal anggaran.
14:18Tetapi kami melihat bahwa nantinya komisi yang ada di DPR
14:21bisa melakukan evaluasi dan juga mempertanyakan.
14:24Dan sebelum ini sudah dilakukan di fraksi kami
14:27di komisi yang terkait dengan soal pendidikan dan kebudayaan
14:32yang selalu mencecar dan mempertanyakan,
14:35Fadri Zon ketika mempertanyakan soal korban kerusuhan
14:38Mei 98 terkait pemerkosaan masal
14:43dan penulisan buku sejarah.
14:45Itu kan anggota legislatif dari kami,
14:47itu kan jelas bahwa mengkritisi ya
14:52terkait proyek penulisan sejarah tersebut
14:54dan dari pernyataan Fadri Zon.
14:56Nah terkait penganugerahan gelar ini
14:58dan itu juga dibuat tanggung jawab
15:00Menteri Kebudayaan,
15:02maksudnya di bawah Fadri Zon,
15:05ya fraksi dan komisi kami tentu saja bisa mempertanyakan
15:11mempertanyakan kenapa diberikan gelar
15:14karena yang kami itu juga terima informasi
15:17itu kan sebenarnya Suharto kan tidak lulus
15:19di tim seleksi di awal
15:21tapi tiba-tiba namanya muncul di akhir.
15:23Karena persoalan-persoalan hukum,
15:25persoalan HAM di Suharto itu belum selesai.
15:28Dan ini bukan hanya sikap sejarawan
15:31atau akal berdemisi,
15:32tapi negara kita itu putusan.
15:35Mahkamah Agung, Komnas HAM,
15:37itu kan semua lembaga-lembaga resmi
15:39yang ada di negara kita.
15:40Yang menyatakan bahwa Mas Suharto itu masih terlibat
15:44dengan persoalan hukum,
15:45persoalan hak asasi manusia.
15:47Kalau memang dia mau dijadikan pahlawan,
15:50selesaikan dulu itu masalah hukumnya,
15:51masalah HAM-nya.
15:53Dan ini bukan perdebatan sejarawan
15:56atau akademisi saja,
15:58tapi negara kita sudah menyatakan seperti itu.
16:01Nah itu yang kami kritis.
16:03Ini negara ini maunya apa?
16:04Menetapkan pelakaran HAM berat,
16:06pelakunya juga disebutkan itu Suharto,
16:08kalau tiba-tiba dijadikan sebagai pahlawan.
16:11Dan PDI Perjuangan akan membuat langkah-langkah ke depan
16:14untuk penolakan terkait pahlawan nasional ini.
16:18Apakah mungkin juga,
16:20Mas Guntur,
16:22pertemuan yang kemarin
16:23sempat dilakukan dua kali oleh Presiden Prabowo
16:25dan Ibu Mega
16:26akan berulang lagi di kemudian hari
16:28setelah pemberian gelar pahlawan ini?
16:30Saya tidak bisa memprediksi, Mas.
16:33Ya.
16:33Apa akan ada pertemuan atau apapun,
16:36tapi pada intinya,
16:37sikap PDI Perjuangan konsisten
16:39berada di luar pemerintahan
16:40dan menjadi politik pejimbang.
16:42Dan bisa jadi akan memiliki sikap yang berbeda
16:45terkait dengan pemerintahan saat ini,
16:47kalau saya harus sampaikan oleh Ibu Megawati,
16:50itu tidak dipenuhi.
16:52Tapi bagi kami,
16:53kami yakin bahwa itu tidak mengganggu
16:55hubungan personal antara Ibu Megawati
16:56dengan Presiden Prabowo Subianto.
16:58Itu, Mas.
16:59Oke, saya ke Mas Adi.
17:00Mas Adi Prajitno,
17:01bagaimana Anda melihat bahwa
17:03apakah ke depan PDIP akan semakin keras
17:05misalkan mengkritik kebijakan-bijakan pemerintah
17:07mungkin dengan atau usai
17:09pemberian gelar pahlawan kepada Pak Harto ini?
17:15Kalau pertanyaan yang disampaikan oleh Mas Mario ini
17:18adalah sebagai sebuah harapan
17:19supaya misalnya PDIP sebagai partai yang
17:23mungkin satu-satunya berada di luar kekuasaan
17:25harus bersikap keras,
17:26memberikan resistensi dan perlawanan politik
17:29jika ada kebijakan yang tidak pro rakyat,
17:32itu tentu adalah sebagai sebuah harapan publik.
17:35Karena untuk membangun demokrasi yang sehat,
17:37maka check and balance itu sangat dibutuhkan.
17:40Apalagi per hari ini,
17:42PDIP menyatakan diri sebagai partai politik
17:44yang berada di luar kekuasaan.
17:46Wajar kalau sebenarnya banyak sekali pihak yang berharap
17:48bahwa empat tahun yang tersisa
17:50di pemerintahan kali ini ya PDIP adalah
17:53merepresentasikan sebagai penyambung lidah raya.
17:57Jika ada kebijakan-kebijakan yang memang betul-betul
18:00tidak pro dengan masyarakat,
18:01menimbulkan kontroversi,
18:03melahirkan kegaduhan,
18:04maka eskalasi,
18:06resistensi dan penolakannya
18:08itu harus semakin dilakukan.
18:09Tapi dalam praksisnya,
18:12saya melihat ada kecenderungan memang PDIP
18:14dengan pemerintah hari ini,
18:16dengan Prabu Subianto,
18:17secara kelembagaan di DPR,
18:19rasa-rasanya saya agak sulit untuk membayangkan
18:21bagaimana akan muncul kader-kader PDIP
18:24yang jadi anggota Dewan itu
18:25protes secara lantang,
18:27protes secara keras,
18:28jika ada kebijakan yang memang,
18:30misalnya ya,
18:31tidak pro terhadap pemerintah,
18:33ya terbukti,
18:34tidak ada hujatan apapun ke Presiden,
18:36terbukti misalnya,
18:37tidak ada protes-protes keras
18:39yang muncul di DPR kepada pemerintah.
18:41Kalau kita melihat Menteri itu adalah
18:42pembantu Presiden,
18:44bukan hanya Menterinya yang dikritisi,
18:46tapi pemerintahnya secara siktifikan.
18:49Jadi membayangkan ini dalam praksis
18:50bahwa PDIP akan keras,
18:52terkait dengan sikap politik pemerintah
18:54di masa yang akan datang,
18:56bagi saya itu gelap pulita,
18:57agak rumit membayangkan.
18:59Karena ini sebagai bahasa politik persahabatan
19:02di mana PDIP itu memang
19:03sedang merawat hubungan baiknya
19:06dengan Pak Prabu Subianto
19:07yang saat ini menjadi Presiden.
19:08Oke, saya terakhir ke Mas Guntur Omli.
19:10Mas Guntur,
19:11apa yang akan dilakukan PDI ke depan
19:13pasca penetapan gelap pahlawan Pak Harto?
19:16PDIP tetap menjadi mitra kritis
19:18atau seperti apa?
19:18Atau lebih kritis lagi?
19:21Sebagai pilihan bahwa kami berada
19:24di luar pemerintahan
19:25dan politik penyeimbang,
19:27maka kami akan selalu memberikan
19:29masukan-masukan kritik-kritikan
19:31kepada pemerintah.
19:32Ya, Anda bisa lihat sendiri,
19:34misalnya sikap kami di parlemen,
19:35misalnya kalau Anda melihat
19:37akun-akun resmi kami,
19:39bagaimana anggota DPRR kami juga mengkritik
19:41soal MBG,
19:43terkait kooperasi Putih,
19:44terkait dengan BUMN,
19:46dan sebagainya,
19:47itu merupakan bagian dari
19:49jalan politik PDI Perjuangan ke depan
19:53yang memantapkan diri
19:54berada di luar pemerintahan
19:56dan sebagai politik penyeimbang
19:57yang kami ingin program-program
20:01yang ada di pemerintahan Pak Prabu ini
20:04benar-benar pro kepada rakyat
20:06dan itulah bagian dari tanggung jawab kami
20:08dan tugas kami ke depan.
20:10Oke, terima kasih,
20:11juru bicara PDIP,
20:12Guntur Omli,
20:13sebentar.
20:14Oke,
20:14Mas Adi Perahindu,
20:16oke boleh, singkat.
20:17Mas Adi Perahindu,
20:18silakan.
20:19Ya, saya kira PDIP hari ini
20:20agak berbeda dengan PDIP
20:21di jaman SBY yang jadi oposisi.
20:23Dulu,
20:24hampir segala apapun
20:25yang dilakukan oleh SBY,
20:27itu PDIP cukup lantang
20:28memberikan protes,
20:30tapi berbeda dengan hari ini,
20:32karena bagi saya,
20:33PDIP masih memilih
20:35mana yang harus diprotes
20:36dan mana memang harus disampaikan
20:37secara lunak.
20:38Iya, judulnya berada di luar,
20:40tapi pada saat yang bersamaan,
20:42hatinya terus ingin
20:42bekerjasama dengan pemerintah.
20:44Itu PDIP hari ini,
20:45Mas Taril.
20:45PDIP yang lebih lunak ya,
20:46Mas Adi.
20:48Oke, terima kasih.
20:49Sepertinya begitu.
20:50Terima kasih,
20:51juru bicara PDIP,
20:51Guntur Omli,
20:52dan juga Direktur Eksekutif
20:53Parameter Politik Indonesia,
20:55Adi Perahindu,
20:55atas apa yang disampaikan hari ini.
20:57Sehat-sehat selalu,
20:58Mas Guntur,
20:59Mas Adi.
Dianjurkan
0:58
|
Selanjutnya
31:13
4:55
1:59
3:33
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:54
1:02