- 23 jam yang lalu
- #redenominasirupiah
- #redenominasimatauang
- #rupiah
JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana sebaiknya redenomiasi direalisasikan? Bank Indonesia bilang ini usulan mereka masuk daftar prolegnas 2025-2029. Apa yang jadi catatan jangan sampai redenominasi indonesia berbuah gagal.
Mari kita simak bersama Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino dan Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia, Teuku Riefky dalam program Sapa Indonesia Pagi pada Rabu (12/11/2025).
#redenominasirupiah #redenominasimatauang #rupiah
Produser: Theo Reza
Video Editor: Lintang Amiluhur
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630004/redenominasi-rupiah-dari-rp-1-000-ke-rp-1-indonesia-siap-sapa-pagi
Mari kita simak bersama Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino dan Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia, Teuku Riefky dalam program Sapa Indonesia Pagi pada Rabu (12/11/2025).
#redenominasirupiah #redenominasimatauang #rupiah
Produser: Theo Reza
Video Editor: Lintang Amiluhur
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/630004/redenominasi-rupiah-dari-rp-1-000-ke-rp-1-indonesia-siap-sapa-pagi
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:01Saudara bagaimana sebaiknya redenominasi direalisasikan?
00:05Bank Indonesia bilang ini usulan mereka masuk oleh kedaptar prolegnas 2025-2029.
00:12Apa kemudian yang menjadi catatan jangan sampai redenominasi Indonesia berbuah gagal?
00:19Kompas Bisnis akan tanya langsung kepada sejumlah narasumber.
00:22Ada anggota komisi 11 DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan Haris Turino yang telah hadir di studio.
00:28Pak Haris selamat pagi.
00:29Selamat pagi.
00:30Dan juga ada ekonom PM FFB Universitas Indonesia Tegu Rifki Malulisuluran Zoom.
00:36Mas Rifki selamat pagi.
00:38Selamat pagi Mas, apa kabar?
00:40Kabar baik tentunya.
00:42Kita membahas terkait dengan redenominasi yang menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini.
00:46Pak Haris kemudian setidaknya ada tiga syarat tadi yang sempat saya bacakan.
00:51Di antaranya ada kondisi makroekonomi yang stabil, ada stabilitas sistem keuangan yang terjaga,
00:58dan juga situasi sosial politik yang kondusif.
01:01Apakah menurut Anda dari ketiga syarat itu Indonesia sudah memenuhinya?
01:05Ya, dari beberapa, katakan syarat yang pertama ya, kondisi makroekonomi yang stabil.
01:10Itu biasanya dilihat dari mana sih?
01:12Nomor satu adalah dari inflasi.
01:13Kalau inflasi memang terjaga di level sekitar 2,5-2,6 persen.
01:18Ini selama ini bertahun-tahun BI sukses menjaga inflasi.
01:22Oke.
01:23Tetapi banyak hal lain.
01:25Ya, seperti katakan tekanan pada mata uang.
01:29Kita tahu sekarang rupiah sedang mengalami tekanan yang cukup berat ya.
01:34Kursi yang ditarget kan di 16.420.
01:37Sementara sekarang ada pada kisaran 16.600, 16.700.
01:42Belum hal yang lain seperti katakan jumlah utang luar negeri kita.
01:48Utang kita, bukan utang luar negeri.
01:50Jumlah utang kita.
01:51Utang pemerintah kan memang kalau dibandingkan pada PDB,
01:55ada di kisaran 40 persen.
01:57Tetapi, jangan hanya dilihat itu.
02:00Tetapi dilihat bahwa utang jatuh tempo berikut cicilannya,
02:04itu 1.400 triliun.
02:08Dibandingkan dengan APBN kita di 3.600 triliun.
02:11Jadi artinya menurut Anda belum waktunya?
02:1340 persen.
02:14Ya, 40 persen ini cukup besar bagi sebuah negara.
02:20Yang APBN-nya kemudian harus bayar utang dan cicilannya.
02:23Juga masih banyak kita kasus tarif, ya.
02:26Kasus perang dagang.
02:28Sehingga kalau tadi BI mengatakan bahwa kerangka regulasi yang mau ditata lebih dahulu,
02:34fine, tidak ada masalah.
02:35Kerangka regulasinya karena kan MK menyatakan bahwa
02:39untuk melakukan redenominasi,
02:41wajib menggunakan undang-undang.
02:44Jadi kerangka regulasinya ditata sepakat.
02:47Tetapi, bahwa pelaksanaannya,
02:50ya nanti dulu.
02:52Tidak usah terburu-buru,
02:54prasyaratnya harus dipenuhi,
02:56agar tujuannya tercapai.
02:58Oke, kuncinya jangan terburu-buru ya Pak Riz.
03:00Tapi tadi yang dipaparkan terkait dengan kondisi makroekonomi yang stabil,
03:04stabilitas sistem keuangan.
03:06Ini kan dua-duanya bisa dihitung karena ada angkanya.
03:08Kemudian di syarat yang ketiga,
03:10soal situasi sosial politik kondusif,
03:12Bilo, gimana ini menghitungnya?
03:13Nah, ini kan bisa dilihat dari,
03:16katakan,
03:18jumlah rakyat miskin.
03:19Karena ini semakin banyak akan menimbulkan ketidakstabilan.
03:24Kalau sekarang dari angka yang dimunculkan oleh Viro Pusat Statistik,
03:28memang angkanya kan bagus.
03:30Tetapi realitas di lapangan kita lihat kan,
03:33PHK masih banyak terjadi di mana-mana.
03:36Dan masih ada sebagian besar masyarakat Indonesia
03:39yang memang membutuhkan bantuan pemerintah
03:42untuk bertahan hidup.
03:44Sehingga tentu ini bisa menjadi potensi terhadap ketidakstabilan sosial.
03:51Oke, saya tanya ke Mas Rifki.
03:54Tadi disebutkan jangan buru-buru,
03:55apakah Anda sepakat?
03:56Dan kemudian bagaimana juga tiga syarat tadi
03:58yang sempat kita ungkapkan,
04:00ataupun kita bahas sebelumnya?
04:02Ya, jadi memang kalau kita bicara redenominasi ini kan
04:07bukanlah hal yang baru ya.
04:10Wacana ini kan sudah sempat dilontarkan beberapa kali
04:13sebelumnya, bahkan selama pandemi COVID pun juga
04:17sudah pernah diutarakan ke publik.
04:20Wacana redenominasi ini.
04:22Nah, memang yang perlu digarisbawahi adalah
04:25kita nggak berada pada kondisi untuk melakukan
04:29redenominasi secara urgent.
04:31Jadi, urgensinya ini memang nggak pernah menjadi top priority
04:36untuk redenominasi.
04:38Walaupun memang redenominasi ini memberikan beberapa benefit.
04:44Jadi, ada manfaatnya juga dari melakukan redenominasi ini.
04:48Apa saja itu, Mas?
04:49Apa saja manfaatnya?
04:50Pertama adalah kemudahan untuk melakukan transaksi
04:56dan proses administrasi.
04:58Sehingga kemudian ini nanti dalam pencatatan,
05:03dalam administrasi menjadi lebih sederhana.
05:06Nah, lalu kemudian juga ini akan membuat
05:10membuat biasanya kalau ada redenominasi itu
05:14mata uang yang besar pun juga menjadi tidak valid
05:19yang nominalnya sangat-sangat besar.
05:21Nah, ini di beberapa negara memang terlihat
05:24berdampak positif terhadap penurunan
05:27tindak pidana pencucian uang atau money laundering.
05:31Dan ini juga memperkecil celah korupsi
05:33yang biasa menggunakan cash dengan nominal yang sangat besar.
05:37Tapi, memang kalau kita lihat dari redenominasi itu sendiri,
05:42biasanya manfaatnya ini lebih ke arah psikologis,
05:46bukan ke arah fundamental.
05:48Jadi, memang kalau ekonomi kita fundamentalnya sedang bagus,
05:52redenominasi pun ini tidak akan membuat lebih bagus.
05:56Begitupun saat fundamental ekonomi kita tertekan,
05:58redenominasi pun juga tidak akan membuat kondisi fundamentalnya menjadi lebih bagus.
06:04Jadi, ini memang efek psikologis saja di pasar dan transaksi ekonomi masyarakat.
06:11Oke, kalau ini hanya efek psikologis, bagaimana hitung-hitungannya?
06:15Karena kan memang kita, kadang kalau kita datang ke pasar gitu,
06:18ada harga-harga misalkan Rp12.200,
06:21ini akan jadi seperti apa Rp12.250?
06:26Ini kan harus ada pembulatan begitu.
06:28Apakah ini tidak berisiko ataupun ada pengaruh nantinya terhadap perekonomian?
06:34Ya, memang ada kemungkinan akan terjadi opportunistic rounding.
06:40Misalnya, katakanlah sebuah barang itu nilainya Rp12.500 gitu.
06:46Instead of misalnya dibulatkan menjadi Rp12,
06:48mungkin akan dibulatkan ke atas menjadi Rp13.
06:52Jadi, potensi tekanan inflasi pun akan ada.
06:55Tapi, kita melihat juga kondisi inflasi kita saat ini relatif manageable.
07:01Jadi, saya rasa risikonya ini pun juga relatif bisa di-contain lah,
07:07atau bisa di-manage.
07:09Nah, tapi kalau kita berkaca ke banyak negara lain yang apa,
07:13yang mata uangnya nilainya cukup besar,
07:15seperti misalnya Japanese yen atau Korean won,
07:19itu pun juga mereka tidak mempush untuk melakukan redenominasi.
07:23Karena memang urgensinya ini selalu tidak menjadi top priority gitu.
07:29Dan memang dalam pelaksanaannya ini butuh waktu yang panjang.
07:32butuh transisi, sosialisasi, dan nanti facing out dari nilai Rp1 yang ada saat ini.
07:40Dan memang sekarang banyak isu-isu yang lebih urgent.
07:42Misalnya, mengembalikan daya beli,
07:45lalu kemudian meningkatkan kas menengah, dan lain semacamnya.
07:48Sehingga dalam konstelasi seluruh permasalahan ekonomi saat ini,
07:52memang redenominasi tidak memiliki urgensi yang sangat tinggi.
07:56Tidak memiliki urgensi yang sangat tinggi. Anda sepakat dengan itu?
08:00Sepakat sekali.
08:01Tadi kan dipaparkan ya, bahwa ada tiga tujuan.
08:05Yang pertama efisiensi jelas, efisiensi jumlah kertas lebih sedikit,
08:09jumlah kalkulator ya, kalkulator di Indonesia itu kalkulator 12 digit.
08:13Kalkulator 9 digit itu nggak laku di Indonesia.
08:16Dengan redenominasi dipotong 3-0,
08:19maka kalkulator 9 digit, laporan keuangan dari semua lembaga ya,
08:24ini akan lebih ringkas, kemudian ya praktis terjadi efisiensi di sana.
08:32Tujuan pertama tercapai.
08:34Tujuan ketiga yaitu kredibilitas pada uang rupiah.
08:38Kan keren, karena 1 dolar tidak lagi Rp600.700,
08:41tapi Rp16,7 per USD, kan lebih keren.
08:47Keren saja.
08:48Tapi tujuan kedua, meningkatkan stabilitas, meningkatkan daya saing,
08:53tidak ada itu.
08:53Berarti yang disetujui ini hanya efeknya psikologis saja?
08:56Iya, efek psikologis dan ya untuk keren.
09:00Sementara kompleksitasnya luar biasa.
09:04Zaman dulu tahun 80-an, tahun 90-an,
09:06kita terima gaji kan kita diamplopi ada duitnya.
09:09Nah sekarang kan tidak ting duit masuk seperti itu.
09:12Ya, transfer.
09:13Tentu yang dirubah bukan hanya fisik uang ya,
09:17tetapi juga sistem pencatatan diperbankan.
09:21Yang simpel saja, kartu tol,
09:23yang isinya sudah 1,5 juta katakan.
09:25Ini kan tinggal Rp1.500.000.
09:28Demikian pula kris,
09:30demikian pula transaksi dikatakan di marketplace,
09:35demikian pula kris,
09:38demikian pula katakan harga saham,
09:41belum lagi kripto yang patokannya mata uang rupiah,
09:44belum lagi mata uang virtual lainnya.
09:47Kompleksitasnya besar sekali.
09:49Oke, banyak sekali angkanya di belakang.
09:51Yang harus dirubah dalam waktu yang serempak ketika diputuskan kan.
09:57Dan ini akan mempengaruhi,
10:00menimbulkan kompleksitas yang besar sekali.
10:02Kalau gagal mengelola ini,
10:05akibatnya seperti yang dilakukan Argentina gagal.
10:08Seperti yang dilakukan Simbabwe gagal.
10:10Ini kan kita tidak mau seperti itu.
10:12Sementara sasarannya,
10:14tujuan yang ingin dicapai hanya efisiensi dan katakan keren,
10:19kalau keluar negeri ini kursi kita 16,7.
10:22Bukan 16.700.
10:24Nah, tetapi apakah itu meningkatkan yang lain?
10:27Tidak.
10:27Agar tidak terjadi seperti Simbabwe,
10:29Mas Rifki, apa yang perlu diantisipasi sebetulnya?
10:34Iya, ini yang perlu diantisipasi adalah pertama,
10:37kredibilitas.
10:39Seberapa serius pemerintah melakukan redenominasi ini?
10:42Karena selain di planningnya yang nanti akan super kompleks,
10:45implementasinya pun akan super kompleks.
10:48Nah, ini komitmennya harus 100%.
10:50Jadi nanti pemerintah juga perlu menyiapkan planning bagaimana mem-face out.
10:56Lalu bagaimana membuat semua uang yang sudah ada saat ini menjadi invalid.
11:00Dan proses transisinya seperti apa?
11:03Ini perlu memakan bertahun-tahun.
11:05Dan potensinya bahkan mungkin melewati satu siklus periode politik gitu.
11:10Jadi kalau ini juga perlu diantisipasi,
11:13misalnya nanti pergantian pemerintahan tahun 2029,
11:17apakah ini tetap akan menjadi prioritas atau enggak?
11:20Karena kalau prioritasnya berubah,
11:22ini akan gagal.
11:23Seperti yang dilakukan misalnya di Brazil,
11:26atau Zimbabwe,
11:27atau pernah Turki beberapa kali pun tidak selalu sukses.
11:30Ini karena komitmennya tidak 100%.
11:31Jadi memang urgensinya tidak terlalu tinggi,
11:35tapi saat implementasi kemudian ini perlu effort dan skala yang cukup besar.
11:40Nah, ini perlu dipastikan bisa terjamin.
11:43Sampai nanti facing out dari rupiah baru,
11:47atau redenominasi baru ini betul-betul selesai 100%.
11:50Oke, Mas Rifki,
11:51apakah negara kita ini perlu belajar kepada mereka,
11:54negara-negara yang sudah berhasil,
11:56termasuk yang gagal begitu,
11:58agar nantinya tidak sampai ada lonjakan inflasi?
12:01Tentu.
12:04Jadi memang makanya ini sudah banyak kasus yang berhasil,
12:07banyak kasus yang gagal.
12:09Kasus yang gagal ini beberapa negara,
12:12misalnya Brazil, Argentina, Turki pun juga pernah gagal.
12:16Tapi juga beberapa negara yang berhasil,
12:18itu seperti ada Hungaria, Latvia,
12:20negara-negara yang mau join European Union,
12:25itu mereka berhasil untuk kemudian melakukan redenominasi.
12:29Di semua episode tersebut,
12:32tidak ada yang periodenya sebentar.
12:34Ini komitmen yang cukup panjang,
12:36dan memang membutuhkan dari tahap planning hingga implementasi,
12:40itu kompleksitasnya sangat tinggi.
12:43Nah, ini banyak sekali yang bisa dipelajari,
12:45dan mungkin kita juga bisa mengukur dari sini.
12:48Kita siap tidak?
12:49Kita mampu tidak untuk melakukan komitmen redenominasi
12:52skala besar tersebut?
12:55Oke.
12:56Pak Haris, apa saja yang perlu dipelajari dari negara-negara?
12:59Baik yang sudah berhasil, maupun yang gagal.
13:02Tadi disebutkan resikonya ada lonjakan inflasi.
13:05Poin-poin penting apa yang perlu negara kita ambil
13:08dari negara-negara yang sudah berhasil dan gagal,
13:10agar terjadi hal tersebut?
13:12Ya, persyarat awalnya harus terpenuhi dulu.
13:15Tadi katakan kestabilan sistem keuangan,
13:19kemudian kondisi moneter yang juga stabil,
13:21dan kondisi sosial ekonomi yang stabil.
13:25Tanpa ada kestabilan ini,
13:26belajar hanya menambah ilmu,
13:28dan ini tidak pas kalau dilaksanakan di Indonesia
13:31dengan terburu-buru.
13:33Kita tahu prioritas Presiden Prabowo
13:35kan pertumbuhan ekonomi 8%.
13:37Ya, itu dulu kita capai lah.
13:39Arahnya adalah seluruh kekuatan bangsa diarahkan
13:42untuk mencapai ke pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,
13:45agar kita tidak terjebak ke middle income track.
13:49Kalau yang ini rasanya perlu waktu dan tidak perlu.
13:54Dan urgensinya untuk dilaksanakan dalam waktu tetap.
13:56Artinya yang perlu dilakukan yang urgen-urgen dulu lah.
13:58Yang urgen dulu saja.
13:59Jangan dulu gitu.
14:00Ya, makan bergis, harus sukses ya kan.
14:02Sekolah, anak-anak, seterusnya.
14:04Nah, tadi kalau Mas Rifki sudah memberikan
14:07pandangannya terkait benefit begitu.
14:09Dari pandangan Pak Haris,
14:11sebetulnya apa benefitnya jika memang
14:12hal ini direalisasikan?
14:14Tadi, ringkas, mata uang kita jadi ringkas.
14:18Jadi keren, katakan 1 dolar 16.700 jadi 16,7.
14:22Hanya keren saja.
14:23Padahal, kredibilitas satu mata uang
14:26bukan ditentukan dari berapa banyak atau sedikitnya nol.
14:29Tetapi ditentukan dari apakah
14:31otoritas moneter mampu menjaga kestabilan
14:34pada kisaran 16,7 misalkan.
14:36Ini jauh lebih penting dibandingkan
14:38hanya menghilangkan nol saja.
14:40Di samping efisiensi dan kredibilitas,
14:44jelas bahwa redenominasi
14:46tidak akan membuat bahwa inflasi lebih stabil.
14:49Bahwa kemudian daya saing meningkat,
14:51tidak ada urusannya dengan ini.
14:53Tadi yang sempat saya baca juga adalah
14:55salah satu benefitnya atau keuntungannya adalah
14:58menghemat tinta.
14:59Ya, betul.
15:00Berarti ada penghematan.
15:01Ya, kertasnya lebih sedikit.
15:03Karena kita tidak nulis nol sedemikian banyak.
15:06Betul.
15:07Turki motong 6 nol loh.
15:10Dan di Simbafwe motong nol juga banyak sekali.
15:13Tentu kalau nolnya terlalu banyak,
15:16ribet ya.
15:17Sehingga efisiensi tercapai betul.
15:20Ya, akan tercapai.
15:21Tetapi untuk mencapai ke sana,
15:24dalam jangka pendek,
15:25terjadi satu kompleksitas yang luar biasa.
15:28Yang menimbulkan biaya yang tidak kecil.
15:31Bukan hanya mencetak duit.
15:32Nanti saya katakan,
15:34juga di mata uang-mata uang yang sifatnya virtual kan.
15:39Catatan kita di bank, harga saham,
15:41laporan keuangan perusahaan kan ini harus dirubah semua.
15:44Oke, yang satu pertanyaan juga,
15:46bila ini terrealisasi,
15:48berarti kan memang harus mencetak uang yang baru begitu.
15:50Masa transisinya akan seperti apa?
15:52Ya, harus dilakukan pendampingan.
15:54Mata uang lama katakan,
15:55dengan mata uang baru harus berlaku.
15:57Misalkan yang baru dimunculinnya angka 100 ribu itu,
16:021, 0, 0, titik 0, 0, kecil sekali.
16:06Seperti itu.
16:07Supaya tidak menimbulkan dampak psikologis yang di kalangan masyarakat yang paling bawah.
16:13Itu dulu mulai disosialisasikan ya.
16:16Kemudian baru munculkan mata uang yang baru,
16:19yang benar-benar 100 ribu ditulis 100 rupiah.
16:21Oke, Mas Rifi, kalau dari Anda,
16:23kalau belajar dari negara-negara yang sudah berhasil begitu,
16:26masa transisinya seperti apa?
16:29Dari tadinya ada 0, misalkan 3, bahkan lebih begitu jadi di pangkas?
16:35Ya, sebetulnya yang perlu dilakukan sosialisasinya adalah
16:39pertama itu di kelompok masyarakat
16:43atau golongan usaha yang sangat menggunakan cash ya.
16:47Jadi misalnya di UMKM,
16:49lalu usaha kecil transaksi harian,
16:52itu yang paling banyak menggunakan cash.
16:54Itu perlu diberikan sosialisasi,
16:56bagaimana transisi, planning transisinya.
17:00Apakah nanti diberikan uang kertas baru, gitu.
17:02Lalu kemudian nanti ada grace period,
17:05misalnya 3 tahun, 5 tahun nanti mata uang lama kemudian tidak berlaku.
17:10Lalu kemudian juga perlu dikomunikasikan strategi coexistingnya, gitu.
17:16Saat diluncurkan mata uang baru,
17:18berapa lama mata uang lama ini masih berlaku?
17:20Kalau dua-duanya berlaku, bagaimana kondisi transaksi di lapangan?
17:25Ini yang perlu jelas roadmapnya, ini yang perlu jelas blueprintnya.
17:29Kalau transaksi besar, misalnya yang menggunakan digital,
17:33atau misalnya transaksi elektronik,
17:35itu sebetulnya lebih mudah diaturnya.
17:37Karena nanti tinggal penyesuaian di sistem.
17:40Tapi kemudian kalau yang di lapangan,
17:42yang di transaksi hari-hari,
17:44transaksi menggunakan cash,
17:45ini yang perlu butuh sosialisasi yang sangat besar,
17:49dan implementasi, dan dikawal betul-betul,
17:51sehingga tidak terjadi kebocoran saat kemudian prakteknya di lapangan.
17:57Jadi itu yang menjadi poin-poin penting dari negara lain,
18:01saat kemudian mereka melakukan redenominasi dan berhasil.
18:05Oke, yang turut menjadi sorotan juga,
18:09apabila kita berkaca kepada sejarah terkait dengan redenominasi dan juga sunnering
18:14yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia tahun 1965,
18:17ini akibat hiperinflasi dan juga stabilitas ekonomi yang rapuh, begitu.
18:22Lalu kemudian, Mas Ripki, apa bedanya?
18:24Jangan sampai ada persepsi masyarakat, ini juga keliru, begitu?
18:29Ya, ini perlu dibedakan.
18:31Redenominasi itu tidak sama dengan sunnering.
18:33Sunnering itu adalah memotong nilai mata uang, gitu.
18:37Jadi, kalau misalnya harga roti 10 ribu, gitu, uang 10 ribu,
18:42kemudian nilainya dipotong, jadi 10 rupiah.
18:45Harga roti tetap 10 ribu, gitu.
18:47Jadi nilainya yang dipotong, itu sunnering.
18:49Kalau redenominasi, harga roti 10 ribu, uang 10 ribu,
18:54uang 10 ribunya menjadi 10 rupiah, harga rotinya menjadi 10 rupiah, gitu.
18:59Nah, ini dua konsep yang sangat berbeda dan implikasinya pun akan sangat berbeda nantinya.
19:07Ini yang perlu dikomunikasikan oleh pemerintah betul-betul bahwa nilai mata uangnya nggak turun, gitu.
19:13Karena nilai uangnya tetap akan bisa membeli barang yang sama.
19:17Jadi, bukan nilai mata uangnya turun, harga barangnya tetap, gitu.
19:21Ini mata uangnya menyesuaikan dengan harga barangnya.
19:26Nah, yang dilakukan di tahun 1966 itu adalah sunnering, gitu, saat kemudian terjadi hiperinflasi.
19:33Di banyak negara lain, hiperinflasi pun juga mendorong redenominasi,
19:37seperti yang terjadi di Brazil, Venezuela, dan Zimbabue.
19:40Kondisinya kita lebih baik.
19:42Kondisinya sekarang adalah kita itu nggak mengalami hiperinflasi,
19:46tapi kita mau melakukan simplifikasi mata uang.
19:48Jadi, isunya sebetulnya cukup berbeda.
19:52Kita sebetulnya lebih nggak ada urgensi, karena kita nggak ada hiperinflasi.
19:56Tapi memang tadi ada benefit-benefit psikologis dari simplifikasi mata uang tersebut.
20:02Oke, lagi-lagi belum ada urgensinya ya.
20:04Kalau dari DPR, Pak Haris, apakah DPR juga menghitung persepsi publik terkait dengan isu ini?
20:12Kami baru tahu dari media beberapa hari lalu ketika kemudian Kementerian Keuangan meluncurkan PMK 70 tahun 2025
20:20yang ditetapkan di 10 Oktober dan baru diundangkan ya di awal bulan November.
20:28Kami baru tahu bahwa di dalam kerangka regulasinya,
20:32itu ada rencana tentang perubahan harga rupiah atau redenominasi.
20:37Rencana RUU tentang ini, sehingga belum pernah dibahas dengan kami di...
20:42Kapan rencana dibahas?
20:44Sudah ada jadwal?
20:46Ya, rasanya dengan statement Pak Purbaya yang terakhir,
20:50bahwa nomor satu ini adalah urusannya otoritas moneter.
20:54Ini benar, ya kan?
20:55Tapi masalahnya adalah PMK 70 ini yang menerbitkan adalah Kementerian Keuangan.
21:00Dan kita tahu lah, kalau Pak Purbaya yang mengatakan di media kan menjadi viral seluruh Indonesia.
21:08Tapi kemarin sudah ngomong, ini urusannya Bank Indonesia, bukan urusannya Kementerian Keuangan.
21:15Dan ya, kita tidak akan melakukannya secara terburu-buru.
21:20Ini tentu sesudah Menteri Sekretaris Negara kemudian mengatakan,
21:23kita tidak akan buru-buru, Menko juga mengatakan hal yang sama.
21:26Nah, kemudian Pak Purbaya kemarin mengeluarkan statement itu.
21:29Oke, Mas Rifki bilang belum ada urgensinya.
21:32Pak Haris bilang jangan buru-buru.
21:34Lalu sebenarnya dalam kondisi seperti apa momentum yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan redenominasi ini?
21:40Tapi tahan dulu jawabannya.
21:42Jangan sekepulang-sekepulangnya, Saudara.
21:43Susah jadikan kembali untuk Anda tetap bersama kami di Kompas Bisnis.
21:48Anda masih bersama kami di Kompas Bisnis, Saudara.
21:50Sebelum kita membahas terkait dengan kapan waktu yang tepat untuk melakukan redenominasi ini,
21:56kita juga tadi sempat berbincang terkait dengan ongkosnya.
21:59Akan seberapa mahal sih ongkos melakukan redenominasi ini?
22:01Dan apakah sebanding dengan impact-nya?
22:04Nah, itu persoalannya.
22:05Ongkosnya akan besar sekali.
22:07Bukan hanya ongkos mengganti duit.
22:09Mengganti nol, membuang nol.
22:12Bukan hanya itu.
22:13Bukan hanya cetak uang baru.
22:16Tetapi dampak psikologis masyarakat.
22:19Dan yang kedua adalah menjaga bahwa ini tidak boleh gagal.
22:23Karena kalau gagal, malah menyebabkan kondisi ekonomi pertumbuhannya terhambat.
22:29Terjadi inflasi yang besar-besaran.
22:31Kita biasa main di angka ribuan dan jutaan.
22:34Satu contoh harga beras, 13.200 sekarang.
22:38Kalau kemudian dilakukan redenominasi, maka harga beras menjadi 13 perak 20 sen.
22:44Kita dari sejak lahir tidak biasa mainan sen.
22:48Maka akan di round up ke atas.
22:5014 saja deh.
22:52Biar gampang, biar simple.
22:53Nah, apa dampaknya?
22:55Ini kenaikan 6 persen.
22:57Sehingga akan memicu inflasi.
23:02Nah, ini yang kutu dijagain.
23:04Belum lagi kompleksitas.
23:06Menurut saya, tadi di masyarakat UKM dalam bentuk uang yang baru.
23:12Kemudian di sistem back-end-nya, juga ini akan butuh biaya yang cukup besar untuk melakukan sinkronisasi dalam waktu yang sangat singkat.
23:24Sementara benefit-nya tidak terlalu besar.
23:29Oke.
23:30Oke, kita berbicara soal tadi ongkos.
23:32Ada catatan yang kami dapatkan begitu.
23:36Pak Haris, soal biaya transisi.
23:38Tadi kita bicara soal transisinya.
23:39Kita sekarang bicara soal biayanya.
23:41Yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, perbankan, pelaku usaha, dan juga masyarakat ini tidaklah kecil.
23:48Jadi menurut Anda ini gimana nih?
23:51Jadi semua lini nih yang harus mengeluarkan biaya jadinya.
23:54Iya, jadi katakan semua perjanjian-perjanjian dagang, simpenan di bank, dan seterusnya.
24:00Ini kan tentu yang ada kaitannya dengan rupiah.
24:03Kan angkanya harus dibuang nolnya.
24:04Dan ini kan supaya tidak menimbulkan nanti moral hasrat di belakang, ya.
24:10Ini kan harus disepakati dan dilaksanakan dengan sedemikian baik, ya.
24:16Tanpa adanya ini, maka biaya psikologisnya kan besar sekali.
24:21Sementara kembali lagi, manfaatnya hanya keren saja.
24:25Manfaatnya hanya efisien, nolnya hilang tiga.
24:30Oke, terakhir.
24:32Pak Haris, ini penegasan hitungan Anda.
24:34Sebetulnya kapan Indonesia siap dengan redenominasi?
24:38Ini jadi pertanyaan yang tidak gampang, ya.
24:43Menurut saya adalah kerangka regulasinya kalau mau ditata, monggo.
24:48Kita bahas dulu RUU tentang redenominasi.
24:53Tidak apa-apa dibahas sambil dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.
24:58Sambil secara perlahan kita sudah mulai ngajarkan kepada masyarakat,
25:02ya, dengan tadi di Resto katakan harga Rp20.000, Rp20.000, Rp20.000, dan seterusnya.
25:09Mulai disosialisasikan pelan-pelan, kemudian mata uang juga sudah mulai digeser pelan-pelan,
25:15Rp50.000, Rp50.000, titiknya diganti koma, nul-nul-nul kecil, ya.
25:20Secara bertahap, nah setelah memang kondisi, prakondisinya siap, oke kita jalankan.
25:26Ada kondisi, ada prakondisi yang sebetulnya yang perlu dipikirkan untuk kesiapan
25:31terkait dengan pengaplikasian redenominasi.
25:33Jangan sampai redenominasi ini akan mengganggu stabilitas pemerintahan Pak Prabowo.
25:40Terima kasih Pak Haris atas waktunya bersama kami di Studio Kompas TV,
25:44dan sebelumnya tadi melalui saluran Zoom sudah ada ekonom LPM FB Universitas Indonesia,
25:48Teguh Rifki, terima kasih sekali lagi atas waktunya bersama kami.
Dianjurkan
1:49
|
Selanjutnya
1:59
3:33
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
5:25
1:37
31:13
0:58
4:55