Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KUPANG, KOMPAS.TV - Ayah Prada Lucky Namo meluapkan emosinya di luar ruang sidang. Ia kecewa atas kesaksian anggota Provost, Pratu Petrus Kanisius Mahe, yang saat kejadian tidak mengambil tindakan untuk menghentikan penganiayaan yang dialami anaknya.

Terkait hal yang memicu amarah ayah Prada Lucky, anggota Provost Pratu Petrus Kanisius Wae, yang dihadirkan sebagai saksi, bilang salah satu terdakwa, Pratu Abner Yeterson, memukul Prada Lucky.

Saksi juga melihat terdakwa Letnan Satu Ahmad Faisal tidak menghentikan tindak kekerasan pada Prada Lucky.

Saksi Pratu Petrus juga mengungkap, Prada Lucky sempat berkali-kali meminta ampun, namun seniornya tidak menghentikan tindak kekerasan. Namun, keterangan saksi dibantah salah satu terdakwa yang bilang ada sejumlah ketidaksesuaian.

Menanggapi sidang kematian Prada Lucky, peneliti senior Imparsial, Al Araf, bilang kasus ini harus menjadi momen perbaikan pembinaan agar prajurit lain tidak mengalami hal yang sama seperti korban.

Imparsial juga mendorong bagaimana penerapan hukuman pada pelaku bisa membuat efek jera.

Sejumlah pihak mendorong kasus kematian Prada Lucky harus menjadi momen agar prajurit TNI lain tidak mengalami hal yang sama, dan pelaku harus dibuat jera.

Bagaimana bentuk pembenahan pembinaan terhadap prajurit? Kita ulas bersama Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Muhammad Isnur, dan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI periode 20112013, Laksda Purnawirawan Soleman Ponto.

Baca Juga Jamin PKH dan BLTS Tepat Sasaran, 49 Pendamping PKH Diberhentikan karena Langgar Aturan di https://www.kompas.tv/nasional/628125/jamin-pkh-dan-blts-tepat-sasaran-49-pendamping-pkh-diberhentikan-karena-langgar-aturan

#pradalucky #tni #kekerasan #penganiayaan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/628130/full-eks-bais-tni-soleman-bantah-kematian-prada-lucky-akibat-penganiayaan-ini-pembinaan

Dianjurkan