Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
Biennale Jogja 18 2025 adalah pameran seni kontemporer tingkat internasional. Pameran yang diadakan setiap 2 tahun sekali ditahun ini hadir kembali di 12 lokasi berbeda yang menyebar di Yogyakarta, salah satunya di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta!

Biennale Jogja 18 menghadirkan 60 seniman dari lokal hingga internasional. Dengan tema KAWRUH: Tanah Lelaku, yang secara singkat mengajak kita untuk mengenal sejarah dan menghargai hubungan harmonis antara manusia, tanah, dan budaya tradisional.

Liputan kali ini berhasil mewawancarai tiga seniman yang terlibat pada pameran, ada Mas Ryan, Mbak Astrid Reza, dan Mbak Lestari. Lihat menariknya pameran di Biennale Jogja 18 mulai tanggal 5 Oktober sampai tanggal 20 November 2025!



===================================
Homepage: https://www.suara.com
Facebook Fan Page: https://www.facebook.com/suaradotcom
Instagram:https://www.instagram.com/suaradotcom/
Twitter: https://twitter.com/suaradotcom
Transkrip
00:00Terima kasih.
00:30Halo teman-teman, kembali lagi di Suara Jalan-Jalan.
00:35Nah, kali ini bersama aku, Alberta Tias.
00:38Sekarang kita udah ada di pameran Biana Le Jogja 18,
00:42yang lokasinya ada di Museum Fridy Birch, Yogyakarta.
00:46Nah, kepo gak sih isinya apa? Jadi yuk, ikutin aku.
00:49Untuk karya di belakang ini memang secara proses itu saya melakukan residensi di Sumbawa.
01:05Jadi di bulan Mei itu saya ke Sumbawa tinggal di sana,
01:10kemudian menjadi warga sana, kemudian menyelami apa yang terjadi di sana.
01:19Kemudian memang yang saya temukan adalah
01:23bagaimana hubungan manusia dan alam itu masih sangat terjaga, sangat mesra.
01:31Di mana di Sumbawa ini masih melakukan banyak praktek yang mungkin dibilang
01:39kalau kacamata modern ini praktek tradisi,
01:42tapi sebenarnya ini praktek keseharian saja.
01:46Kayak bagaimana mereka, misalnya sebagai contoh,
01:50bagaimana mereka memelihara ternaknya itu dibebaskan.
01:53Terus bagaimana mereka mencari ikan tanpa alat bantu seperti bom dan lain hal.
02:01Itu sih, jadi kemudian hal itu memantik.
02:04Memantik saya membuat karya yang memantik saya kemudian membicarakan
02:08soal hubungan manusia dan alam.
02:18Nah, karya ini sebenarnya mempertanyakan itu.
02:21Kerap kali yang menjadi sasaran itu komoditasnya.
02:25Kerap kali kan kita marah dengan emasnya, bukan dengan eksploitasinya.
02:34Jadi karya ini mencoba merefleksikan bahwa eksploitasi apapun,
02:41bahkan itu di luar mineral atau tambang,
02:43jika dilakukan dengan serampangan itu juga menghasilkan bom ekologis yang nyata juga.
02:51Saya Astrid Reza, saya dari tim riset pameran Mia Bustam
03:08untuk Bienal Jogja yang ke-18.
03:11Ini sebenarnya berangkat dari riset tesis saya.
03:13Saya seorang sejarawan di Sanatadharma
03:17yang berjudul Memoar Mia Bustam,
03:21Melampaui Melankolia Kaung Kiri.
03:24Jadi memang fokus tesis saya itu menganalisa empat Memoar Mia Bustam,
03:28itu Sujirano dan Aku,
03:30dari kem ke kem,
03:31lalu yang terbaru Kelindan Asa dan Kenyataan,
03:34lalu Mutiara Kisah Masa Lalu.
03:35Jadi Mia Bustam menerbitkan tetralogi memoir ya.
03:40Saya Bangkit Sulahuddin dari Desa Panggung Harjo
03:52yang menjabat juga Dukuh Sawit.
03:54Hari ini kami juga masuk dalam gugus panitiaan
03:57pameran Bienal Jogja ke-18,
04:00termasuk juga untuk mengurusi beberapa venue,
04:03khususnya yang ada di Panggung Harjo dan Panggung Jiwo
04:05dalam gelaran Bienal Jogja tahun 2025 ini.
04:09Jadi di Bienal tahun ini,
04:11di 2025 Bienal yang ke-18 ini,
04:14kita mengambil tema Kawroh,
04:15sebuah ilmu pengetahuan lokal
04:17dan juga ilmu pengetahuan yang sudah mengendap
04:20di kalangan masyarakat Jawa khususnya.
04:23Karena merupakan salah satu dari rangkaian besar
04:26setelah kita kemarin di tahun 2023,
04:29di Bienal 17 ini mengambil tema Titen.
04:32Jadi setelah Niteni, setelah melihat, mengamati,
04:36timbulah pengetahuan atau Kawroh itu sendiri,
04:38yang dia akan tumbuh menjadi ilmu pengetahuan
04:41yang mendasar bagi masyarakat.
04:43Sebetulnya perempuan-perempuan Tiang Hua itu
04:52juga memegang agensi yang sangat banyak
04:56untuk terbangunnya sejarah kita sebagai sebuah bangsa,
05:00terutama juga sejarah gerakan perempuan.
05:03Nah, salah satunya yang kami temukan
05:06melalui riset arsip gitu ya,
05:08yang itu juga termanifestasikan dalam karya kami,
05:11ya berjudul Kios Diorama,
05:13itu adalah arsip-arsip tentang penulis perempuan Tiang Hua
05:16dari Lassem, Salatiga, Semarang, Surabaya,
05:21bahkan Jogja itu sendiri gitu.
05:23Jadi kita menemukan ada beberapa gitu
05:28dan itu di tahun 1915 sampai 1920-an ada.
05:38Jadi bahkan sebelum Kongres Perempuan pun,
05:41perempuan-perempuan Tiang Hua itu juga
05:42memegang agensi ya, melawan ketidakadilan,
05:47memperjuangan kestaraan gender,
05:48dari surat kabar gitu.
05:50Perkenalkan, saya Reiska,
06:00saya datang ke sini dari Bandung,
06:02kebenaran lagi jalan-jalan,
06:04dan datang ke museum ini bareng sama anak saya.
06:08Awalnya tadi masuk ke sini karena anak saya pengen masuk,
06:10lagi jalan aja kebenaran,
06:12terus minta masuk ke sini,
06:14dan ternyata kebenaran lagi ada pameran juga gitu.
06:17Terus ya ini sih, apa namanya,
06:20keren aja sih ngeliat hasil karya seninya gitu.
06:26Ya salah satu yang berkesan ini sih bisa ikut workshop ya,
06:28jadi selain lihat hasil karya seninya juga,
06:32tapi bisa ikut nyobain bikinnya juga gitu,
06:35jadi pengalaman yang seru banget gitu.
06:37Apalagi buat anak-anak ya,
06:38kalau buat saya yang mungkin bukan yang ngerti-ngerti amat gitu ya,
06:43lebih ke menambah apa ya,
06:45menambah wawasan,
06:47terus pengalaman juga gitu,
06:48kayak apa ya,
06:49pengetahuan gitu,
06:50oh ada yang kayak gini,
06:51ada yang kayak gini gitu,
06:53lebih ke itu aja sih.
06:54Nah teman-teman itu dia suara jalan-jalan bareng aku,
06:57dan setelah kita lihat ya,
06:59ternyata pameran BNL Jogja itu,
07:02nggak sekedar cuman pameran aja,
07:04tapi punya makna yang dalam,
07:06seperti di tahun ini di BNL Jogja 18.
07:08Jadi teman-teman,
07:10ayo kesini,
07:11dan jangan sampai kelewatan,
07:13karena pameran ini tuh cuman dari tanggal 5 Oktober sampai 20 November 2025.
07:20Jadi, sekian dari aku,
07:21sampai jumpa di suara jalan-jalan selanjutnya.
07:23sub indo by broth3rmax

Dianjurkan

0:14
LuckyStar6
5 bulan yang lalu