Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
GOWA, KOMPAS.TV - Anggota TNI berinisial Prada HMN diduga tewas dianiaya senior di barak Yon Arhanud 4/AAY, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Dugaan penyiksaan terhadap Prada HMN membuat Pomdam XIV/Hasanuddin memeriksa 3 orang anggota TNI.

Hal ini diungkapkan oleh Kapendam XIV/Hasanuddin, Kolonel Kavaleri Budi Wirman.

Ia bilang, terkait kasus itu, Pomdam terus melakukan pengembangan penyelidikan apakah ada unsur pidana dari perbuatan ketiga pelaku itu.

Keluarga prajurit TNI Prada HMN meminta Polisi Militer terbuka terhadap hasil autopsi korban. Prada HMN diduga tewas akibat dianiaya seniornya di barak batalyon.

Autopsi jenazah Prada HMN dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan.

Korban sebelumnya sempat dibawa ke Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa, namun keluarga menemukan kejanggalan atas kematian korban dan meminta autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara.

Keluarga meminta keterbukaan dari TNI Angkatan Darat soal penyebab pasti kematian korban karena korban tewas diduga dianiaya seniornya.

Baca Juga Kasad Jenderal Maruli Jamin Tak Ada Intervensi di Sidang Prada Lucky di https://www.kompas.tv/nasional/628382/kasad-jenderal-maruli-jamin-tak-ada-intervensi-di-sidang-prada-lucky

#tni #tnitewas #penganiayaan #oknumtni #senioritas

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/628387/terjadi-lagi-kasus-kematian-prajurit-tni-di-gowa-diduga-akibat-dianiaya-senior-kompas-siang
Transkrip
00:00Intro
00:00Saudara anggota TNI berinisial perada HMN diduga tewas di Aniaya Senior di Barakion Arhanut 4 AAY di Kabupaten Goa, Sulawesi Selatan.
00:14Tiga prajurit diperiksa POMD 14 Hasanuddin.
00:18Dugaan penyiksaan terhadap perada HMN membuat POMD 14 Hasanuddin memeriksa tiga orang anggota TNI.
00:24Hal ini diungkap oleh KPN 14 Hasanuddin, Kolonel Cavalry Budi Wirman.
00:30Ia bilang terkait kasus itu POMDAM terus melakukan pengembangan penyidikan, apakah ada unsur pidana dari perbuatan ketiga pelaku.
00:41Jadi tentang kasus perada HMN ini, ini sekarang masih terus dikembangkan proses penyidikannya oleh POMDAM.
00:48Sampai sekarang masih diperiksa secara mendalam tiga orang.
00:54Tiga orang ini diduga melakukan perbuatan yang ada unsur pidana-nya.
01:02Namun kita masih menunggu bagaimana hasil akhir dari POMDAM.
01:06Sementara baru tiga orang sudah diperiksa secara mendalam.
01:11Keluarga prajurit TNI Perada Hairul Muhammad Nail minta polisi militer terbuka terhadap hasil otopsi korban.
01:18Perada Hairul diduga tewas akibat dianya seniornya di Barak Patalion.
01:24Otopsi jenazah Perada Hairul dilakukan di Rumah Sakit Bayangkara, Polda, Sulawesi Selatan.
01:30Korban sebelumnya sempat dibawa ke Rumah Sakit Syekh Yusuf Goa.
01:34Namun keluarga menemukan kejanggalan atas kematian korban dan meminta otopsi di Rumah Sakit Bayangkara.
01:40Keluarga meminta keterbukaan dari TNI Angkatan Darat soal penyebab pasti kematian korban.
01:44Karena korban tewas diduga dianya seniornya.
01:47Sangat berharap sekali agar kiranya pihak polisi militer, penyidik khususnya yang menangani kasus ini
01:56agar bisa memberikan secara komprensifers tentang atau terhadap hasil otopsi adik kami.
02:02Kami belum mendapatkan kejelasan Pak karena kami tadi sempat menanyakan tapi belum sempat bisa dipaparkan Pak.
02:10Dan kami sangat berharap keras lagi, sekali lagi saya bilang agar kiranya bisa dikonferensiferskan hasil otopsi adik kami.
02:19Lalu bagaimana hasil penyelidikan POMDAM terkait dugaan penganiayaan yang membuat satu prajurit tewas kita
02:25tertanyakan pada jurnalis Kompas TV Gufran Lamata dan jurukamera Rama Pratama di Kodam 14 Hasanuddin.
02:31Selamat siang Gufran, tiga orang diperiksa untuk menyelidiki kematian korban.
02:35Lalu apa hasil sementara dari penyelidikan ini dan siapa saja ketiga orang tersebut?
02:41Selamat siang Bela dan juga Saudara.
02:43Betul sekali memang hingga saat ini tiga prajurit telah diperiksa namun juga telah ditahan namun bukan sebagai baru ditahan baru sebagai saksi seperti itu.
02:56Untuk tersangka memang belum ditetapkan dari Kodam 14 Hasanuddin seperti itu.
03:03Seperti yang kita ketahui bahwa dari keluarga korban sendiri ini memang mengetahui awal kematian dari korban
03:11atas nama perada HMN ini justru memang mendapat kabar dari dalam Kodam 14 Hasanuddin seperti itu yang memang sempat dibawa ke rumah sakit Seyusuf Kabupaten Goa
03:25namun memang terdapat kejanggalan di tubuh korban sehingga keluarga korban kemudian membawa lagi untuk melakukan otopsi di rumah sakit Bayangkara Kota Makassar.
03:35Namun disitulah baru nanti kemudian keluarga mendapatkan beberapa luka lebam di tubuh korban yang tidak sesuai dengan pernyataan bahwa korban meninggal akibat jatuh di kamar mandi.
03:47Seperti yang kita ketahui ketiga orang yang telah diperiksa ini merupakan perada AAG kemudian perada WE dan juga perada FL.
03:56Untuk ketiga orang ini bela dan juga saudara mereka masih diperiksa tersangka belum ditetapkan dan juga ini masih kemungkinan apakah nanti akan memeriksa saksi-saksi baru.
04:10Karena memang status ketiga orang ini masih sebagai saksi dan juga ketiga orang ini merupakan senior gitu ya di Kodam 14 Hasanuddin senior dari korban itu sendiri.
04:23Oke dan lebih lanjut nanti kalau kita bertanya soal apa motif dan juga apa yang kemudian mulai terbelakangi para pelaku ini
04:35ataupun juga melakukan tindakannya terhadap korban ini masih terus didalami karena hingga saat ini pernyataan resmi terkait dengan
04:43apa yang melatar belakangi kejadian ini kemudian berlaku di Kodam 14 Hasanuddin ini juga masih terus didalami.
04:51Termasuk kepada keluarga korban sendiri ini juga berharap transparansi dan juga keterbukaan terkait dengan hasil penyelidikan dari pihak Kodam sendiri ini
05:02untuk bisa seterbuka dan juga seprofesionalnya untuk bisa kemudian mengungkap kasus yang terjadi di dalam lingkup TNI Angkatan Darat
05:12di Kodam 14 Hasanuddin Kabupaten Kodam 14 Hasanuddin dan juga saudara bela dan juga saudara seperti yang kita ketahui
05:21anggota TNI yang berpangkat perada HMN ini tewas diduga di Aniaya seniornya di Barakion Arhanud 4 pada 11 Oktober 2025 lalu
05:34terus kemudian juga hingga kabar ini menguak di publik keluarga terus berharap agar bisa dilakukan tindakan profesionalisme
05:46dan juga bisa dilakukan tindakan setegas-tegasnya begitu ya kepada pelaku yang nantinya jika terbukti melakukan penganyaihan terhadap korban.
05:57Kita ketahui juga sendiri bahwa otopsi yang dilakukan keluarga di rumah sakit Bayangkara ini kemudian memunculkan kecurigaan
06:04tersendiri bagi keluarga dan juga membantah begitu ya dan juga mencurigai kematian korban ini karena seolah-olah hanya jatuh di kamar mandi
06:13karena seperti hasil otopsi keluarga di rumah sakit Bayangkara bela dan juga saudara ini terdapat beberapa luka lebam
06:21ini ada berada di telinga kiri dan kanan terus kemudian juga terdapat luka lebam di leher belakang
06:29punggung, pangkal paha dan juga kaki korban.
06:33Tentu saja untuk hasil dari pemeriksaan ini apakah nanti masih akan bertambah namun untuk pemeriksaan saksi-saksi
06:44terhadap tiga yang sudah ditahan sebagai saksi ini mereka masih melakukan penyildikan lebih dalam gitu ya bela
06:51karena seperti yang kita ketahui dan juga disampaikan bahwa ketiga saksi ini bukan merupakan angkatan korban
06:59namun bisa jadi merupakan senior dari korban apakah nanti masih akan bertambah
07:04ataupun juga nanti motifnya terus kemudian akan diketahui ini masih akan dilakukan penyildikan lebih lanjut untuk kasus ini
07:11yang pasti bela dan juga saudara seperti yang diketahui ketiga orang ini
07:16telah ditahan di instalasi tahanan militer dan juga korban ini tentu saja diharapkan bisa dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam
07:26dan semoga kasus-kasus serupa ini juga menurut keluarga tidak kemudian terjadi lagi
07:32apalagi di lingkup militer ataupun juga di lingkup tentara TNI
07:38angkatan darat khususnya yang ada di Kabupaten Goa Sulawesi Selatan
07:42kembali ke Anda Bila
07:43baik terima kasih atas laporan Anda jurnalis Kompas TV Gufran Lamata dan juga Rama Pratama dari Makassar
07:49sangat bertugas kembali
07:50terima kasih atas laporan Anda

Dianjurkan