00:00Di tengah harga bahan pokok yang mahal, di jagat media sosial, ramai tren 10 ribu di tangan istri yang tepat.
00:07Mesti dikemas dengan cara yang menghibur dan juga menantang, namun tren ini justru menuai kontra dan dianggap menormalisasi keterbatasan ekonomi.
00:17Kompas bisnis memakai data resmi dari garis kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik pada Maret 2025 adalah sebesar 609 ribu per kapita
00:27atau per kepala tiap bulan atau sekitar 20 ribu per hari. Berikut liputannya untuk Anda.
00:35Dikasih uang belanja 10 ribu per hari tapi masih bisa ditabung. Kira-kira ini termasuk istri yang tepat belum ya?
00:42Gimana saudara, familiar ya ungkapan tadi. Jadi memang kalau di Medsos ini lagi viral, tren 10 ribu di tangan istri yang tepat.
00:51Ada sih beberapa netizen yang ikutan tren ini dan menunjukkan uang 10 ribu bisa dibelanjakan untuk beli kangkung, tempe, dan bahkan ada sisanya untuk ditabung.
01:01Tapi di sisi lain netizen juga ini ada yang kontra. Mereka menyoroti soal nilai gisi dan juga sisi tanggung jawab seorang suami sebagai pencari nafkah.
01:11Tren 10 ribu di tangan istri yang tepat mematik oleh bikin media sosial.
01:17Ada yang menjadikan ini lelucon, namun banyak yang mengakui ini bisa menjadi rendungan sosial di tengah ekonomi sulit.
01:24Menurut Anda uang 10 ribu rupiah untuk belanja harian istri ini make sense gak?
01:31Atau justru ini sudah mengarah ke kekerasan finansial bahkan toxic positivity?
01:37Coba deh kita gali dulu dari perspektif perempuan.
01:40Suaminya harusnya punya effort lebih sih masa 10 ribu ya, itu toxic positivity banget.
01:46Apalagi kalau dipuji-puji ya istrinya 10 ribu harusnya sih.
01:50Ya suaminya sih yang merasa malu gak sih harusnya.
01:54Iya sih, toxic positivity banget.
01:57Sebenarnya istri yang tepat itu apa gitu kan, standarnya seperti apa, idealnya bagaimana gitu.
02:02Dan itu tertulis di mana gitu, di tangan istri yang tepat gitu.
02:07Jadi gak usah lah pakai kata-kata yang istri yang tepat itu.
02:10Karena kata tepat di setiap orang itu beda.
02:14Kalau memang kamu tidak bisa memberikan 10 ribu, tidak bisa memberikan lebih dari 10 ribu ya...
02:22Kayaknya kamu bukan orang yang tepat.
02:25Nah itu dia kalau dari sisi perempuan.
02:27Gimana kalau perspektif laki-laki?
02:30Kira-kira 10 ribu rupiah ini cukup gak sih untuk belanja istri sehari?
02:33Sebagai istri yang, sebagai suami yang baik itu harus mencoba segala kebutuhan istri.
02:40Kalau 10 ribu untuk satu hari masak, kalau sebagai anak kos atau anak kuliah, sekolah itu masih bisa.
02:47Bisa untuk satu orang, untuk bila beli nasi bungkus.
02:50Tapi kalau untuk istri sekeluar tiga, beras pun sekarang 1 kilo 15 ribu ya yang bagus ya.
02:57Kalau untuk 10 ribu mungkin hanya bisa beli minyak.
03:01Minyak pun itu gak sampai 1 liter ya.
03:03Jadi menurut saya itu merupakan kekerasan finansial sih sebagai suami kepada istri.
03:08Ini possible.
03:09Kalau istri bisa hemat tuh salah satunya kekerasan sih.
03:14Kalau sebagai suami harusnya semuanya kebutuhan istri bisa dicukupi.
03:19Karena menurut saya tuh uang istri tuh ya uang istri.
03:22Kalau uang suami itu juga uang istri.
03:24Kalau kita tarik dari data BPS Saudara Garis Kemiskinan Nasional per Maret 2025 itu sebesar 609.160 per kapita per bulan.
03:36Jadi kalau dihitung pengeluaran hariannya itu sekitar 20.305 per kapita per hari.
03:44Jika pengeluaran seseorang atau rumah tangga ini berada di bawah nilai garis kemiskinan nasional.
03:52Maka seseorang atau rumah tangga itu bisa dikategorikan kemiskinan.
03:58Lama-lama saya jadi overthinking nih Saudara.
04:00Jangan-jangan tren ini sebenarnya menunjukkan permasalahan struktural yang lebih besar.
04:05Yakni betapa kerasnya masyarakat ini mencoba untuk menahan konsumsi mereka.
04:11Sampai-sampai harus mengorbankan kesehatan dan keharmonisan keluarga.
04:16Renata Panggalo, Bodhia Vimala, Kompas TV, Jakarta.
04:22Fenomena konten media sosial bertajuk uang 10 ribu di istri yang tepat menuai pro dan kontra.
04:28Meski dikemas dengan cara yang menghibur dan juga menantang.
04:31Namun sebenarnya apakah tren menjadi fenomena kekerasan finansial atau dikenal dengan financial abuse?
04:38Kita tanyakan kepada perencana keuangan sekaligus CEO Zep Finance, Prita Gozi.
04:42Selamat pagi Mbak Prita.
04:44Selamat pagi.
04:45Ya Mbak Mitra, Mbak Prita ini 10 ribu di tangan istri yang tepat.
04:49Kalau di tangan saya paling cuma jadi batagor sebungkus Mbak.
04:52Ini kira-kira benar-benar bisa buat makan nggak?
04:54Setuju nggak kira-kira 10 ribu itu cukup untuk makan?
04:57Dan apa sih bedanya irit sama pelit gitu?
05:00Baik, jadi kalau kita mau melihat ini dari konteks budgeting yang baik itu pertama kita harus paham domisilinya adanya di mana.
05:08Yang kedua jumlah tanggungan dari satu rumah tangga itu ada berapa orang.
05:12Dan yang ketiga penghasilan dari pencari nafkah utama itu sebenarnya berapa.
05:18Sehingga merasa bahwa 10 ribu atau artinya 300 ribu satu bulan adalah hal yang sangat wajar.
05:24Karena logikanya kalau kita berbicara budgeting, biaya hidup rumah tangga itu biasanya memakan 50% ini minimal dari penghasilan pencari nafkah.
05:33Artinya kalau memang 300 ribu satu bulan kemungkinan besar penghasilan pencari nafkah itu ada di angka mungkin 1 hingga 2 juta rupiah.
05:44Kalau kita tambahkan listrik dan lain-lain lagi.
05:46Nah apakah ini memang kondisi yang bisa digunakan oleh semua orang di setiap rumah tangga termasuk tempat tinggalnya?
05:54Tentu saja tidak.
05:55Sehingga konteks 10 ribu di tangan istri yang tepat setiap hari itu, itu tidak berlaku untuk semua orang.
06:03Lalu kalau ditanya apakah ini artinya irit atau ini artinya pelit?
06:08Maka kita harus kembali lagi.
06:10Irit itu artinya kita berhasil mencari alternatif-alternatif pengeluaran yang paling ekonomis namun tetap bisa memenuhi kebutuhan.
06:19Sedangkan pelit artinya kita memiliki uangnya, kita memiliki kemampuannya,
06:25tetapi kita memilih untuk hidup susah-susah bahkan mungkin kalau misalnya kita pakai analogi sepatu gitu ya.
06:32Sepatunya itu sudah rusak tetapi dia nambel terus padahal memiliki kemampuan untuk membeli yang baru.
06:40Kira-kira itu bedanya.
06:41Oke jadi tergantung ya kalau misalnya penghasilannya masih ada tapi tetap 10 ribu per hari ya namanya pelit gitu ya Mbak Frita ya.
06:47Tapi kalau BPS ini bilang kalau garis kemiskinan per bulan itu 600 ribuan,
06:52maka kalau 10 ribu sehari buat sekeluarga ini bisa disebut miskin ekstrim gak Mbak?
06:58Baik.
06:59Jadi set tentu aja namanya social media itu kan banyak klik baitnya ya.
07:02Kita kan juga gak paham nih.
07:04Kecuali kalau misalnya bisa disampaikan oke 10 ribu ini kemudian dapat bahan pangan apa menjadi menu apa saja dan konsisten selama satu bulan.
07:13Jadi bukan satu hari aja misal dibilang bisa dapet tempe, kangkung dan mungkin beras gitu ya.
07:18Pertanyaannya tempe, kangkung, beras ini buat makan apa?
07:21Makan siang, makan malam apa artinya makan siangnya cuma tempe, makan malamnya sama kangkung apa gimana gitu loh.
07:27Karena ini yang sebenarnya informasinya yang tidak jelas.
07:30Jadi kalau menurut saya sebetulnya mungkin kita tidak perlu mengambil pusing atau melakukan terlalu deep apa ya istilahnya research terhadap hal ini.
07:39Karena unless memang si pembuat konten bisa memberikan semua data itu dengan gamblang dalam satu bulan bisa dapet apa saja,
07:48berapa porsi untuk berapa orang dan ingat kebutuhannya tanggungannya usia berapa.
07:54Itu yang pasti memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda.
07:57Nah baru deh kita bisa bicara lebih lanjut lagi.
07:59Oke ini kan hanya satu sisi gitu ya mbak ya, dia hanya bilang oh belanjanya sekian.
08:04Tapi kita gak tau di belakangnya seperti apa, jangan-jangan hanya konten saja.
08:08Tapi kalau ternyata emang bener nih mbak, dari masyarakat yang kami wawancarai ini ada yang bilang
08:12kalau emang bener-bener terjadi gitu ya 10 ribu sehari aja, ada yang bilang ini bentuk financial abuse
08:17atau kekerasan finansial dalam rumah tangga yang diromantisasi.
08:21Nah sebenarnya apa sih mbak ciri-ciri kekerasan keuangan dalam rumah tangga?
08:26Bagus ini sekali pertanyaannya ya.
08:27Jadi World Health Organization atau WHO tuh mengatakan bahwa financial abuse
08:32artinya terjadi pengendalian terhadap sumber daya ekonomi keluarga
08:35yang membuat salah satunya alias ada korban kehilangan kemandirian finansial
08:40dan jadinya tuh terpaksa bergantung pada si pelaku financial abuse.
08:44Nah dalam konteks rumah tangga apa aja nih yang mungkin terjadi?
08:47Pertama salah satu menguasai seluruh penghasilan pasangan.
08:51Artinya satu penghasilan ini diserahkan pada satu orang pasangan dan tidak ada transparansi dalam penggunaannya.
08:58Yang kedua melarang pasangan bekerja atau berpenghasilan sehingga korban akan sangat bergantung finansialnya pada pelaku.
09:06Yang ketiga membatasi akses terhadap keuangan.
09:10Misal PIN tidak boleh disebar atau punya kartu ATM hanya dipegang satu orang
09:15atau akses ke aplikasi keuangan keluarga itu hanya dipegang satu orang tanpa mau diberikan kepada yang lain.
09:22Lalu yang keempat disini ada menyembunyikan informasi keuangan seperti tidak jujur
09:27atas jumlah penghasilan, jumlah utang, atau bahkan bantuan kepada keluarga inti dari pasangannya gitu.
09:35Dan yang terakhir membebani korban dengan tanggung jawab finansial tidak adil.
09:39Jadi konteks 10 ribu setiap hari ini itu sebenarnya masuknya ke yang paling terakhir.
09:43Karena banyak orang yang merasa wah tidak adil diberikan 10 ribu setiap hari
09:48untuk makan tiga kali sehari tanpa kejelasan ini kota mana, kemudian berapa orang
09:54dan sepertinya kalau tidak mampu artinya orang lain gitu yang salah.
09:58Kira-kira seperti itu.
09:59Oke baik, ini kan banyak sekali jenisnya kekerasan keuangan dalam rumah tangga.
10:03Tapi kalau kita ngomongin soal kekerasan lain mungkin orang bisa oke
10:06saya mau lapor polisi, saya mau ke Komnas perempuan.
10:09Tapi kalau seseorang kemudian terkena korban kekerasan finansial dalam rumah tangga
10:14ini cari bantuannya kemana Mbak Prita?
10:16Ya sebenarnya kalau di Indonesia itu harapannya mungkin bisa datang ke lembaga bantuan hukum
10:21atau misalnya ke komisi-komisi yang memang bisa membantu kaum perempuan.
10:27Karena biasanya finansial abuse itu yang terjadinya itu korbannya perempuan.
10:31Walaupun belum tentu seperti itu ya bisa juga sebaliknya.
10:34Kemudian juga mungkin kalau di kota-kota tempat kita tinggal
10:37ada bantuan psikolog atau Women's Crisis Center.
10:40Nah mungkin kita bisa bercerita ke situ.
10:42Karena kalau Anda hanya bercerita misalnya ke tetangga
10:45yang tidak memiliki kemampuan untuk bisa memberikan keahlian nasihat
10:50yang memang mumpuni itu malah bahaya.
10:52Malah bisa jadi mungkin gibah atau air rumah tangga malah kebongkar kemana-mana.
10:58Oke oke baik-baik.
10:59Jadi bantuan-bantuan itu tadi yang kita perlukan ya.
11:02Terus kemudian Mbak Prita kita tegaskan kembali ini
11:05kalau dari segi tren ini kita harus bisa bedain nggak sih
11:08antara uang belanja rumah tangga dan juga nafkah untuk istri.
11:12Misalnya kalau untuk rumah tangga kan buat beli gas, buat beli sayur, lauk gitu ya.
11:17Kalau untuk nafkah istri misalnya buat beli skincare atau buat apa itu
11:20harus dibedain nggak sih Mbak sebenarnya?
11:22Oke baik.
11:22Jadi kalimatnya ini kan soalnya memang juga again ini another clickbait di hal yang berbeda ya.
11:27Katanya bahwa pencari nafkah utama tuh mesti kasih nafkah istri gitu.
11:31Tapi seakan-akan tuh nafkah istri ini katanya tuh bisa, wah bisa beragam banget.
11:36Padahal konteks dasarnya itu adalah harus memberikan nafkah
11:39di mana kebutuhan dasar terpenuhi.
11:42Baik itu makan, tempat tinggal, dan pakaian yang layak.
11:44Artinya kalau tadi bicaranya itu adalah skincare.
11:47Skincare jenis apa gitu loh.
11:49Karena sebenarnya itu bukan termasuk ke dalam kebutuhan dasar manusia.
11:53Itu kan adalah additional tambahan yang mungkin saat ini juga kita perlukan.
11:56Kira-kira gitu.
11:57Nah pada saat memang dalam rumah tangga melakukan anggaran
12:01maka memang harus dibedakan.
12:03Antara mana nih yang merupakan kebutuhan dasar dari satu keluarga
12:06baik itu makan, minum, kemudian tempat tinggal, dan pakaian
12:10dengan additional yang merupakan kebutuhan dari perempuan.
12:14Itu dalam hal ini adalah istrinya.
12:16Apalagi kalau istrinya tidak memiliki kemampuan untuk berpenghasilan sendiri.
12:21Maka kalau memang buat istri ini ada kebutuhan tambahan
12:25seperti tadi mungkin skincare
12:26atau misalnya untuk perawatan lainnya
12:30nah atau kesehatan lah vitamin gitu ya.
12:33Nah ini memang perlu disediakan gitu.
12:35Tapi jangan di abuse juga ya
12:37bahwa istilah ini artinya perempuan yang di rumah itu
12:40bebas mau belanja apa saja
12:42karena itu adalah bagian dari nafkah istri gitu.
12:45Oke baik.
12:46Terakhir Mbak Prita ini kan banyak kemudian netizen yang melihat konten ini
12:49kemudian ngerasa tertekan, ngerasa tersentil, ngerasa
12:52oh saya bukan istri yang tepat dong ya gitu.
12:54Bagaimana kemudian menyikapinya nih Mbak
12:56konten-konten semacam 10 ribuan ini
12:58kemudian membuat orang-orang jadi merasa insecure
13:00kemudian yang seharusnya menjadi
13:03gimana ya cara untuk mengatur keuangan yang benar seperti apa Mbak Prita terakhir?
13:07Baik.
13:08Jadi pada saat kita melihat konten dan membuat kita insecure
13:11artinya konten itu tidak cocok untuk kita ya unfollow saja.
13:14Anda follow konten ataupun akun yang memang bisa membuat diri Anda lebih baik.
13:18Dalam hal ini sebagai perempuan
13:19kita bisa lebih mengelola keuangan rumah tangga dengan baik
13:22kita jadi memiliki kemampuan untuk bisa budgeting dengan lebih bagus lagi
13:26ingat living 50, saving 30, playing 20
13:30dan yang terakhir kita bisa berinvestasi
13:32supaya mencapai tujuan-tujuan finansial utama
13:35bagi rumah tangga kita
13:36dan semoga Anda semua bisa menerapkan hal ini
13:39tidak memiliki utang konsumtif yang berlebihan
13:41dan memiliki hidup yang sejahtera.
13:43Oke, yang penting tadi ya Mbak
13:45kalau misalnya kontennya tidak sesuai dan bikin insecure
13:47mendingan skip-skip atau enggak report
13:49di not interested
13:50yang penting tadi menjaga keuangan keluarga sehat
13:53walaupun tidak dengan 10 ribu
13:55itu yang paling penting.
13:56Terima kasih Mbak Prita Gozali
13:58Maksudnya Prita Gozi
13:59Pencana Keuangan sekaligus CEO Zep Finance
14:02sudah bersama kami di Kopas Bisnis
14:05Selamat pagi Mbak Prita
14:06Selamat pagi