Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Sebanyak 53 jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, telah teridentifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur. Dari total 67 kantong jenazah yang diterima, kini masih ada 11 kantong jenazah yang masih dalam proses identifikasi.

Dua jenazah terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah Haikal Fadil Alfatih (12) dan Syamsul Arifin (18), keduanya berasal dari Bangkalan, Madura.

Tim DVI Polda Jatim menyebut, proses identifikasi kini memasuki fase tersulit karena kondisi jenazah dan sampel DNA yang mulai berkurang atau dalam kondisi tidak baik. Tim pun membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan uji DNA terhadap jenazah.

Baca Juga 4 Bangunan Semipermanen di Bekasi Hangus Terbakar, Diduga Akibat Pembakaran Sampah | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/regional/622726/4-bangunan-semipermanen-di-bekasi-hangus-terbakar-diduga-akibat-pembakaran-sampah-sapa-pagi

#sidoarjo #ponpesalkhoziny #dvipoldajatim #breakingnews #identifikasikorban

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/622730/terbaru-identifikasi-korban-ponpes-ambruk-berlanjut-tim-dvi-masuk-fase-tersulit-kompas-siang
Transkrip
00:00Kita beralih ke informasi lainnya, Saudara.
00:01Sebanyak 53 jenazah korban amruknya bangunan Ponpes Al-Hozini,
00:06Buduran Sidoarjo, telah teridentifikasi oleh tim DVI Polodajatim
00:10dari 67 kantong jenazah yang diterima tim DVI.
00:14Kini masih ada 11 kantong jenazah yang masih dalam proses identifikasi.
00:21Dua jenazah terbaru yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polodajatim
00:27adalah Haikal Fadiel Al-Fatih, 12 tahun, dan Syamsul Arifin, 18 tahun.
00:33Keduanya asal bangkalan Madura.
00:35Tim DVI Polodajatim menyebut identifikasi kali ini sudah memasuki fase tersulit
00:41karena kondisi jenazah dan juga sampel DNA-nya mulai berkurang maupun dalam kondisi tidak baik.
00:49Tim DVI pun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengidentifikasi 11 jenazah melalui tes DNA.
00:57Informasi terkini dari RS Bayangkara, Surabaya, Jawa Timur
01:04akan disampaikan oleh jurnalis Kompas TV, Alfian Rahman, dan jurukamera Miss Bahul Munir.
01:09Selamat siang, Alfian.
01:11Bagaimana jalannya proses identifikasi saat ini?
01:13Apakah ada kendala yang muncul?
01:15Sudah dua pekan setelah kejadian.
01:17Ya, selamat siang, Isanda Juga, Saudara.
01:20Begitu memang proses identifikasi yang berlangsung di RS Bayangkara, Surabaya,
01:24Polodajatimur masih berlangsung selama 24 jam nongstop oleh tim DVI Polodajatimur.
01:30Melibatkan juga dari tim atas poli dan lain sebagainya.
01:33Ini untuk proses mempercepat proses identifikasi yang dilakukan.
01:37Tidak hanya identifikasi, Isanda Juga, Saudara.
01:38Ada juga rekonskiliasi antropologis dan juga toksikologis
01:44yang juga merupakan bagian dari proses identifikasi
01:48mencocokkan data dari antemortem dan juga data post-mortem
01:52termasuk juga data medis dan juga sutunan iti
01:55termasuk juga hasil ekstraksi dari DNA para korban.
01:59Hingga saat ini memang informasikan didapatkan dari
02:01Kabupaten Doktor Polodajatimur, Kompespol M. Khusnan Marzuki
02:05seluruh sampel DNA dari 67 kantung jenazah yang diterima oleh tim DVI
02:10memang sudah dikirim ke pus doktas dan hasilnya
02:15hingga saat ini sudah terdapat 53 yang berhasil diidentifikasi.
02:20Masih ada sisa 11 kantung jenazah yang masih dalam proses identifikasi.
02:24Ada pun kendala yang dihadapi oleh tim DVI Polodajatimur, Isanda Juga, Saudara.
02:29Dari 11 kantung jenazah yang masih berada di era Sembayangkara ini
02:33adalah sebagian besar merupakan bagian tubuh yang sudah tidak utuh
02:39dan juga tidak memiliki ciri-ciri khusus
02:42sehingga memang membutuhkan waktu agak lama
02:45untuk proses identifikasinya dan menunggu hasil dari ekstraksi
02:49untuk proses identifikasi yang benar-benar memberikan jawaban
02:54yang 99 persen dinyatakan sesuai dengan data yang diserahkan di antemortem
02:59milik dari keluarga korban yang memang menjadi tantangan utama
03:04dari tim DVI Polodajatimur saat ini adalah menunggu
03:07dari hasil ekstraksi DNA yang dikirim dari Mabes Polari.
03:13Begitu, Isanda.
03:15Masih ada jenazah di 11 kantung yang harus diidentifikasi.
03:18Lalu, apakah masih ada keluarga yang menunggu di sana?
03:20Untuk keluarga yang menunggu memang masih ada.
03:24Di sini juga disiapkan tenda khusus bagi keluarga yang menunggu
03:27tepatnya di sebelah dari rumah sakit Bayangkara
03:31atau di dinas kesehatan.
03:33Namun dari pantuan kami, Isanda, dari hari ke hari
03:35memang jumlah keluarga yang masih menunggu di sini
03:38terus berkurang seiring dengan banyaknya dari jenazah
03:41yang berhasil diidentifikasi dan juga tidak diserah terimakan
03:45kepada keluarga termasuk juga jual jenazah
03:47yang baru berhasil diidentifikasi tadi malam
03:50juga sudah dikembalikan ke pihak keluarga.
03:52Ini memang masih ada keluarga yang menunggu
03:54dan di sini juga tifat dari Polda-Polda Jawa Timur
03:58maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur
04:00memfasilitasi secara penuh bagi keluarga perban
04:04yang masih menunggu di sini
04:05baik untuk kebutuhan tandang maupun pangannya.
04:08Seperti itu, Isanda.
04:09Alfian, ada potensi tindak pidana dari rubuhnya
04:12Pornpes Al-Hozini.
04:13Bagaimana penyelidikan polisi sejauh ini?
04:15Ya, informasi yang kami dapatkan dari Polda-Polda Jawa Timur sendiri
04:20memang hingga saat ini status sudah dinaikkan
04:22dari tahap penyelidikan menjadi tahap penyelidikan
04:25karena memang ada ditemukan dugaan-dugaan tindak pidana
04:28yang terjadi akibat rubuhnya
04:31rubuhnya Musola Pornpes Al-Hozini
04:34sudah ada 17 saksi yang diperiksa begitu
04:37dan juga sudah dilakukan gelar perkara
04:40termasuk juga mengambil beberapa sampel dari reruntuhan
04:43untuk diperiksa dan diteliti lebih jauh
04:45dan meminta keterangan juga nanti dari para ahli
04:48termasuk itu ahli struktur bangunan dan lain sebagainya
04:52yang dipastikan oleh Kabupaten Mas Polda Jawa Timur sendiri
04:56Iksan dan juga Saudara
04:57proses hukum tetap berjalan
04:59namun masih dalam kehati-hatian
05:02karena tidak dipungkiri juga
05:04dari beberapa saksi yang dipanggil
05:06ini adalah merupakan saksi dari keluarga korban
05:09yang hingga saat ini memang
05:10tiap penyelidikan masih berhati-hati
05:12dalam mencari keterangan lebih lanjut
05:14agar tidak berpengaruh terhadap
05:18fisikis dari keluarga korban yang ditinggalkan
05:21Alvian Rahman dan jurukamera Miss Bahul Munir
05:24langsung dari Surabaya Jawa Timur
05:26terima kasih kawan-kawan
05:27terima kasih kawan-kawan

Dianjurkan