- 2 bulan yang lalu
- #mbg
- #keracunanmbg
- #sppg
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah sudah ambil langkah cepat atasi kasus keracunan makanan bergizi gratis atau MBG di sejumlah daerah.
Salah satunya ialah menutup dapur atau SPPG bermasalah sementara waktu, sekaligus mitra dapur juga memiliki sertifikat laik higienis dan sanitasi atau SLHS.
Lalu, bagaimana pengawasan agar kasus ini tidak terulang lagi? Kita tanyakan langsung kepada Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana dan Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATETA, IPB University, Bapak Purwiyatno Hariyadi.
Baca Juga Ulas Hasil Presiden Prabowo Gelar Rapat Bahas Insiden Keracunan MBG | SAPA MALAM di https://www.kompas.tv/nasional/620446/ulas-hasil-presiden-prabowo-gelar-rapat-bahas-insiden-keracunan-mbg-sapa-malam
#mbg #keracunanmbg #sppg
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620468/full-kepala-bgn-ungkap-arahan-presiden-prabowo-soal-keracunan-mbg-ini-respons-guru-besar-fateta
Salah satunya ialah menutup dapur atau SPPG bermasalah sementara waktu, sekaligus mitra dapur juga memiliki sertifikat laik higienis dan sanitasi atau SLHS.
Lalu, bagaimana pengawasan agar kasus ini tidak terulang lagi? Kita tanyakan langsung kepada Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana dan Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATETA, IPB University, Bapak Purwiyatno Hariyadi.
Baca Juga Ulas Hasil Presiden Prabowo Gelar Rapat Bahas Insiden Keracunan MBG | SAPA MALAM di https://www.kompas.tv/nasional/620446/ulas-hasil-presiden-prabowo-gelar-rapat-bahas-insiden-keracunan-mbg-sapa-malam
#mbg #keracunanmbg #sppg
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620468/full-kepala-bgn-ungkap-arahan-presiden-prabowo-soal-keracunan-mbg-ini-respons-guru-besar-fateta
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00MENKO BIDANG PANGAN ZULKIFLI HASSAN
00:30Evaluasi terkait kualitas dan kemampuan juru masaknya.
01:00Salah satu impulasi yang utama adalah mengenai kedisiplinan, kuantas, kemampuan juru masak tidak hanya di tempat yang terjadi tapi di seluruh SPP.
01:15Untuk memperkuat tatak lola badan gizi nasional, sejumlah kementerian dan lembaga terkait saling berkoordinasi dan saling kontrol proses persiapan MBG.
01:24Termasuk Kementerian Kesehatan yang akan ikut pemeriksa proses persiapan mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi.
01:30Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Nanik SD yang mengingatkan sejumlah mitra untuk turut mengawasi pelaksanaan MBG, dirinya pun tidak mentolerir pemberian makanan yang tidak sesuai ketentuan.
01:40Sekali lagi, saya minta para mitra untuk ikut mengawasi dan bertanggung jawab.
01:47Saya juga tidak mentolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak pres, karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar.
01:58Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak pres, ayam dibeli di hari Sabtu, baru dimasak di hari Rabu.
02:05Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Alek Homsan, bilang mengapresiasi langkah pemerintah atasi kasus keracunan MBG di sejumlah daerah.
02:15Salah satunya ialah pengawasan yang ketat hingga mitra dapur yang memiliki sertifikat like higienis sanitasi atau SLHS.
02:23Meski begitu, perlu diperhatikan karena proses sertifikasi bisa memakan waktu.
02:27Ini saya kira SPPG bermasalah itu tentu saja yang mempunyai kasus-kasus keracunan.
02:33Tetapi nanti ketika pemerintah sudah mewajibkan SLHS, sertifikasi like higien dan sanitasi,
02:40maka kita akan menemukan lagi mungkin ada dari 9 ribu sekian SPPG, itu mungkin ada yang belum memenuhi syarat SLHS tadi.
02:50Nah, oleh karena itu kalau sekarang ini kaitannya adalah dengan persoalan keracunan yang tentu saja langsung ditutup oleh pemerintah sementara bagi SPPG yang bermasalah tersebut.
03:02Nah, kalau kita lihat apa yang disampaikan kementerian kesehatan, nanti akan dilakukan SLHS oleh dinas-dinas kesehatan,
03:09dan itu tentu saja memerlukan waktu.
03:11Karena proses SLHS itu memerlukan waktu bisa 1-2 minggu.
03:15Kini publik pun berharap pembendahan pelaksanaan makanan bergizi gratis selayaknya diawasi ketat hingga tak lagi terulang kasus keracunan.
03:23Tim Liputan, Kompas TV
03:25Pemerintah sudah ambil langkah cepat atasi kasus keracunan makanan bergizi gratis atau MBG di sejumlah daerah.
03:38Salah satunya ialah menutup dapur atau SPPG bermasalah sementara waktu.
03:42Sekaligus, mitra dapur juga memiliki sertifikat layak higienis dan sanitasi atau SLHS.
03:50Lalu bagaimana pengawasan agar kasus ini tidak terulang lagi?
03:54Kita tanyakan langsung kepada Badan Kepala Badan Gizi Nasional.
03:58Danan Hindayana.
03:58Selamat pagi, Prof.
04:00Pagi, Pak Mario.
04:01Terima kasih, Prof. sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi ini secara eksklusif.
04:04Mau bergabung dan berdiskusi bersama kita.
04:07Dan juga Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Purwiyatno Hariyadi.
04:15Selamat pagi, Prof.
04:17Selamat pagi.
04:18Terima kasih, Pak Purwiyatno.
04:19Atas kesempatannya juga mau berdialog.
04:22Saya pertama ke Pak Dadan.
04:25Pada dan hingga saat ini kemarin Presiden sudah menyampaikan akan memberikan perhatian langsung.
04:33Pun juga tegaskan keselamatan anak jadi prioritas utama.
04:37Apa arahan langsung dari Presiden kepada Kepala BGN ataupun jajaran BGN terkait dengan MPG?
04:42Ya, pertama saya perlu sampaikan bahwa Presiden itu memang setiap saat kan memantau ya.
04:50Selalu memberikan perhatian dan memberikan instruksi langsung.
04:53Dan kemudian sesaat kejadian terjadi itu kan yang banyak ketika beliau di luar negeri.
05:00Jadi pulang pun langsung memanggil saya pada hari Sabtu jam 18.30.
05:05Dan kemudian saya melaporkan progres pembentukan Satuan Payanan Penuhan Gizi
05:09yang sampai sekarang sudah ada 9.636.
05:13Dan kemudian saya menyampaikan periode pembentukan tersebut.
05:17Saya sampaikan dari Januari sampai Juli itu terbentuk 2.391 SMPG.
05:25Dan dari 1 Agustus sampai 27 September itu sampai sekarang lah.
05:29Ada 7.224 pada saat saya melaporkan itu.
05:39Dan kemudian kasus terjadi itu pada periode Januari sampai Juli 24 kasus.
05:42Sementara pada 2 bulan terakhir ini 47 kasus.
05:46Jadi saya melaporkan terkait dengan hal tersebut.
05:49Dan Pak Presiden terhatin dengan kejadian tersebut.
05:52Dan menanyakan kira-kira apa sih penyebabnya.
05:55Kemudian saya sampaikan laporan-laporan kejadian itu.
05:57Karena pertama kan ini sejumlah 7.224 SMPG baru.
06:03Yang dari pengalaman kami dulu kan memang untuk sampai pada tahap yang aman itu butuh waktu.
06:11Jadi ini perlu pengetatan lebih intensif di dalam hal penerapan SOP.
06:19Terutama karena memang SDM kan butuh jam terbang.
06:22Yang kami baru sudah saya latih 3,5 bulan itu waktu penyesuaian dan sebagainya.
06:27Dan Pak Presiden kemudian memberikan instruksi agar kata kelola SMPG dilakukan dengan lebih ketat.
06:36SOP-nya diterapkan lebih ketat.
06:38Dan kemudian memberikan saran terkait dengan faktor SDM.
06:44Di mana dari SMPG yang baik-baik ini kan banyak dipimpin oleh koki atau juru masak terlatih.
06:52Jadi beliau menyarankan kenapa tidak seluruh SMPG memiliki hal itu.
06:57Kemudian juga terkait dengan tes kit atau rapid test untuk produk hasil masakan.
07:05Sebelum diedarkan harus rapid test dulu.
07:08Dan ini sudah diterapkan di SMPG yang dibangun oleh Polri.
07:12Dan ini Pak Presiden meminta agar itu juga segera dilaksanakan.
07:17Kemudian banyak kasus juga aspek dari sanitasi higienis terkait dengan air.
07:24Jadi beliau meminta pada saat mencuci putre bisa dipakai alat sterilisasi yang murah, cepat.
07:34Dan bisa membuat putre terbut higienis serta menggunakan air yang baik untuk masak.
07:41Jadi kami sudah instruksikan ke seluruh SMPG untuk masak menggunakan air galon, untuk mencuci.
07:47Pada saat menampung air harus dikasih saringan.
07:51Oke, Pak.
07:52Apa yang disampaikan oleh Presiden ini kan sebenarnya adalah SOP yang sudah diberikan untuk dilakukan dari awal pelaksanaan NBG hingga saat ini.
08:04Apakah mungkin saja SOP ini tidak berlangsung secara baik, tidak berlangsung secara optimal selama ini atau bagaimana?
08:09Ya, ada beberapa SMPG yang tidak menerapkan itu.
08:12Contoh yang di Cipongkor itu.
08:15Itu kan dari pemilihan bahan baku saja dia sudah menyalahi ketentuan.
08:19Harusnya kan maksimal hal minus dua.
08:22Kemudian memasak itu paling cepat setengah dua.
08:24Karena kita menginginkan makanan itu tidak lebih dari empat jam sampai kepercayaan manfaat.
08:29Nah, mereka itu membelinya kalau tidak salah itu Sabtu ya, dimasaknya Rabu.
08:35Kemudian masaknya jam sembilan malam gitu.
08:39Jadi, karena ini SMPG baru juga ya.
08:42Dan kemudian karena punya target ingin melayani dalam jumlah banyak,
08:48sementara belum terbiasa, jadi mengantisipasi dengan masak lebih awal.
08:53Dan hari ini, hari ini, itu akan ada kurang lebih 600 SMPG baru.
08:59Dan kami sudah koordinasikan, mohon tidak memasak atau memberikan manfaat lebih dari seribu untuk pertama kali.
09:06Karena mereka harus melakukannya bertahap.
09:08Nanti kalau sudah mampu, silakan naikkan jumlah penerima manfaatnya setelah yakin bahwa masakan yang dimasak itu aman.
09:18Dan kemudian delivery-nya pun penting, karena kan anak-anak itu dibagi ada yang jam 8, ada yang yang 9, ada yang yang jam 12.
09:27Jadi, dia harus memanage waktu masak dengan waktu pengiriman.
09:30Tidak sekali satu masak untuk tiga pengiriman.
09:33Karena yang sudah lama-lama itu, mereka sudah mampu melakukan.
09:36Kalau penerima manfaat dikirim jam setengah 8, maka masaknya jam 3.
09:41Kemudian yang dikirim jam 12, masaknya jam 6.
09:45Jadi, tidak lebih dari itu.
09:47Oke, tapi kan Pak, sebenarnya kan setiap SPPG pun ada pengawasnya juga.
09:51Apakah memang jika dilakukan, misalkan dimasak jauh hari, bahan dibeli 2 hari sebelumnya misalkan.
09:58Apakah memang ini pengawasnya tidak berjalan juga optimal, tidak mengawasi secara betul?
10:03Atau bagaimana akhirnya bisa seperti ini, Pak?
10:05Ya, tentu saja ada satu atau dua yang luput kan.
10:12Jadi, tahunya ada setelah kejadian.
10:15Oleh sebab itu, kami berikan peringatan untuk yang mengalami kejadian.
10:20Ini kan sudah lama kita terapkan.
10:22Kita stop dulu untuk sementara sambil melakukan evaluasi.
10:25Sambil juga kemudian mitra ini berpikir bahwa kalau ini kejadian kan yang rugi mereka juga.
10:34Ya, ketika stop itu kan mereka tidak kita berikan insentif.
10:37Dan investasi yang sudah mereka keluarkan pastikan menjadi terganggu.
10:41Jadi, saya mengajak kepada terutama Kepala SPPG, Ali Giji dan Akunting yang merupakan pegawai BGN dan juga mitra yang membawahi relawan-relawan dan juga menjadi investor gitu di dalam program ini untuk sama-sama mengawasi agar semuanya aman.
11:01Karena concern dari Pak Presiden adalah keselamatan anak bangsa.
11:04Kita ingin menghasilkan intervensi pemenuhan Giji untuk menghasilkan anak yang sehat, kuat, cerdas, dan ceria.
11:14Sebelum saya ke Pak Purwiyatno, Pak Dadan, hingga saat ini berapa SPPG yang sudah ditutup oleh BGN?
11:21Kalau kemarin kan nifonya 40.
11:22Kalau sampai saat ini, Pak, datanya?
11:25Tadi saya sudah sampaikan, periode Januari sampai Juli itu anak 24 kejadian.
11:30Jadi, setiap kali kejadian kami pasti stop.
11:33Periode Agustus sampai September ini ada 47 kejadian dan semuanya kami tutup sementara dengan lama waktu tergantung kejadian, besarnya kejadian.
11:46Seperti di Bogor, di Cianjur kan besar kejadiannya, kami tutup lama ya, itu hampir sebulan lebih.
11:52Kalau yang lain-lain bisa seminggu, bisa sepuluh hari, tergantung dari hasil investigasi dan juga progres perbaikan yang dilakukan oleh SPPG yang bersangkutan.
12:02Oke, saya ke Pak Purwiyatno.
12:03Pak, bagaimana Anda melihat bahwa langkah BGN awalnya untuk menghentikan ini, tutup dulu nih, SPPG yang bermasalah, sambil melakukan evaluasi secara menyeluruh.
12:11Sudah tepat menurut Anda?
12:13Iya, baik. Terima kasih. Selamat pagi. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12:18Waalaikumsalam Pak.
12:19Selamat pagi Pak Dadan.
12:21Selamat pagi Pak Purwiyatno.
12:22Ya, menurut saya ini kan sekarang sudah terjadi ya, nantinya sudah terjadi kasus ya, yang kemudian memang memerlukan tindakan.
12:33Nah, menurut saya tindakannya dalam hal ini sudah tepat karena tadi mencoba mengidentifikasi nantinya ya, melakukan investigasi apa penyebabnya.
12:45Kalau bisa secara tuntas, artinya termasuk juga kalau ini disebabkan oleh bahaya apa gitu ya, bakteri misalnya.
12:56Kalau bisa dilakukan apa namanya, investigasi secara menyeluruh sehingga kita bisa mengambil lesson learned ya, pelajaran yang bisa ditularkan nanti kepada SPPG yang lain ya.
13:11Tetapi menjawab pertanyaan tadi, ya menurut saya tepat karena itu kemudian harus ada evaluasi menyeluruh ya, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan apa namanya, persyaratan apakah ada hal yang apa namanya, tidak diikuti dan seterusnya ya.
13:29Satu hal kalau saya boleh menambahkan juga adalah upaya-upaya pencegahan, menurut saya berhadap yang belum ya, atau yang tidak ya, mudah-mudahan tidak mengalami permasalahan, itu perlu dikuatkan untuk ke depannya.
13:48Oke, Pak ini ada pemberitaan dari Kompas juga, mengambil sampel dari Labkesda Jabar, ada bakteri-bakteri pembusuk, ini dalam sampel MBG ini Pak Pur, ada seperti bacillus serius, salmonella, dan beberapa bakteri lain.
14:04Kalau dari pengamatan Anda, mengapa pada akhirnya bakteri ini bisa berada dalam makanan tersebut, apakah memang karena penyajiannya, ataupun bahan bakunya yang mungkin sudah lama, atau bagaimana sebenarnya?
14:14Ya, itu yang saya maksud dengan investigasi menyeluruh tadi ya, tentunya kalau kita bicara peluangnya, banyak sekali ya, sumbernya ya, sumbernya itu bisa dari lingkungan, lingkungan itu bisa berubah bangunan, peralatan, kemudian fasilitas pendukung,
14:33yang termasuk air dan seterusnya, bisa juga dari manusia, dari manusia yang menghandle atau penjama, tadi kan disebutkan oleh Pak Kepala PGN tentang peranan, apa namanya, relawan ya, relawan itu pada dasarnya kalau saya menangkapnya adalah penjama makanan ya,
14:52yang perlu juga mempunyai pengetahuan dan skill tentang bagaimana penanganan pangan menurut prinsip-prinsip keamanan pangan yang baik ya, itu perlu itu.
15:04Makanya tadi ketika dikatakan itu akan disertifikasi atau dicek lah ya, kebersaratan itu dengan menggunakan kriteria SLHS, menurut saya itu hal yang bagus ya, karena salah satu persaratan dari SLHS itu,
15:19antara lain adalah bahwa relawan tersebut atau penjama makanan tersebut itu harus bersertifikat atau mempunyai skill yang berhubungan dengan food handling ya, jadi sebagai food handler, penangan atau penjama makan, ini menjadi sangat penting itu untuk dilakukan ya.
15:37Selain, selain, apa namanya, sumber manusia juga bisa aja pada waktu transportasi ya, kemudian pada waktu makanan tersebut berada di sekolah ya, makanya tadi poin-poin yang disampaikan oleh Pak Kepala PGN perlu benar-benar dicek ya, dan diawasi sedangkan rupa sehingga semua SOP itu dilakukan dengan baik, termasuk SOP sekolah.
16:05Prof. Pur, berarti maksud Anda secara singkat bahwa harus dari, bukan hanya bahan baku, tapi kebersihan orang-orang yang mengelola itu ya, terus juga bahan baku, hingga pada akhirnya nanti makanan diantarkan ke sekolah, ini perlu pengawasan yang lebih lengkap dan lebih ketat ya?
16:21Iya, semuanya kan sebetulnya kan mulainya tentunya dari bahan baku ya, tapi itu semua dilakukan di dapur kan ya, SPPG, sampai akhirnya pemorsian, kemudian selesai,
16:32dan setelah itu ada segmen kedua adalah transportasi di kendaraan itu sendiri ya, bagaimana suhunya, bagaimana kebersihannya, dan seterusnya.
16:41Kemudian segmen yang terakhir, yang ketiga adalah ketika dia ada di sekolah, bagaimana dia simpan dan nanti bagaimana dia dikonsumsi, semuanya perlu ada SOP dan ada investigasi yang baik.
16:52Oke, oke saya ke Pak Dadan kembali. Pak Dadan, beberapa hari lalu, tepatnya di tanggal 26 itu, BGN pemerintah meminta maaf atas kejadian ini.
17:04Yang ingin saya tanyakan, apa sebenarnya poin minta maaf ini? Apakah memang terkait dengan keracunan yang terjadi ini?
17:10Atau yang kedua, mungkin saja terkait dengan keseluruhan dari proses pengelolaan MBG yang mungkin masih belum optimal hingga saat ini?
17:19Ya, terutama sebetulnya terkait dengan berbagai kejadian yang tidak kami harapkan karena sebetulnya tujuan makan bergijikan untuk intervensi pemenuhan giji
17:30untuk meningkatkan kualitas SDM, hasilnya SDM yang sehat, kuat, cerdas, dan ceria.
17:37Dan ada kejadian, itu artinya kan masih ada hal yang harus kami perbaiki.
17:43Sebab itu kenapa Pak Presiden kemudian menganggir secara khusus, memberikan instruksi-instruksi terkait dengan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.
17:52Ya, oke. Dan selanjutnya, bagaimana dengan nasib anak-anak yang sampai saat ini, Pak Dadan, kalau kita baca baik itu di media-media maupun media sosial,
18:00banyak yang akhirnya trauma atas kejadian ini dengan yang kejadian keracunan ini.
18:06Apa langkah dari pemerintah ke depan? Tapi sebelum Pak Dadan menjawab, kita saksikan usai jeda berikut.
18:12Terima kasih masih di Sapa Indonesia Pagi Saudara bersama saya, Maria Sarong, dan narasumber saya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana,
18:20dan juga Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Purwiatno, hari ini saya kembali ke Pak Dadan, kembali.
18:26Pak Dadan, bagaimana Anda melihat bahwa ada beberapa orang tua pun juga korban anak ini yang trauma dengan kejadian keracunan ini?
18:38Apa yang akan BGN lakukan? Apakah tetap mungkin saja memberikan MBG tetap kepada mereka atau ada evolusi lain dari BGN?
18:49Ya, seperti yang sudah saya sampaikan, setiap kali ada kejadian, kan pasti ada yang tersakiti, kemudian ada orang tua yang khawatir,
18:57dan ada kepercayaan publik yang tergores. Dan oleh sebab itu, salah satu langkah menyetop SMPG yang bermasalah itu adalah
19:07salah satunya untuk mitigasi trauma yang muncul dari penerima manfaat.
19:12Jadi, selain perbaikan seluruh aspek pengelolaan SMPG, mereka pun harus mampu memberikan mitigasi-mitigasi
19:23dan mengembalikan kepercayaan dari penerima manfaat yang mengalami.
19:30Jadi, itu pasti butuh waktu.
19:31Ya, butuh waktu. Jadi, kalau masih trauma dan itu tidak perlu dipaksakan, tapi kalau mereka sudah bersedia kembali menerima manfaat makan bergiji,
19:41tentu saja kami sangat mengharapkan itu terjadi.
19:45Oke, Pak termasuk juga bagaimana dengan biaya rumah sakit, Pak?
19:49Karena terakhir ada pemberitaan ya sampai ratusan juta jumlah total biaya rumah sakit yang harus untuk merawat para korban ini.
19:58Dari tanggungan biaya sendiri, apakah memang diserahkan kepada korban ataupun diselesaikan semua oleh negara, Pak?
20:06Ya, begini. Ada dua kejadian, bukan kejadian, dua hal yang sudah dilakukan.
20:13Ketika pemerintah daerah menetapkan KLB atau kejadian luar biasa, itu biasanya seluruh biaya ditanggung oleh Pemda melalui BPJS.
20:23Nah, itu kenapa Pemda menetapkan KLB. Tapi, kemudian jika Pemda tidak menetapkan KLB, seperti misalnya di Banggai, kemudian di Bengkulu, dimanapun,
20:37itu seluruh biayanya badan giji nasional yang menanggung.
20:41Oke, berarti kalau KLB ditanggung oleh BPJS, tapi kalau tidak KLB ditanggung oleh BGN ya, Pak?
20:46Ya, kami sangat tergantung bagaimana hal terjadi di lapangan, jadi ketika itu memang harus ditanggung oleh BGN, itu semuanya kita tanggung.
20:58Oke, Pak, ini ada sedikit masukan dari IJJP ini terkait dengan atau lembaga-lembaga independensi lain,
21:06pun juga dari Komisi 9 di DPR RI yang mengatakan bahwa BGN perlu lebih banyak melibatkan pemerintah daerah.
21:13Tadi kita sudah singgung sedikit soal pemerintah daerah.
21:16Dari BGN sendiri bagaimana? Ini terkait dengan pengawasan pun juga bagaimana karena melihat minimnya kontribusi dari pemerintah daerah
21:25untuk mengawasi langsung kepada sejumlah BGN, sejumlah SPPG di daerahnya masing-masing.
21:32Nah, dari BGN apakah mungkin saja akan lebih memberikan kontribusi lebih kepada kepala daerah ini atau bagaimana sebenarnya ke depan?
21:40Ya, itu sudah menjadi kebijakan BGN. Bahkan dalam dua bulan terakhir kami kan sudah berkoordinasi intensif dengan Kementerian Dalam Negeri
21:48dan kemudian Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan instruksi untuk membentukkan Satgas MBG di masing-masing daerah.
21:56Dan fungsinya ada dua. Yang pertama, Satgas ini akan menjadi satuan tugas yang mengawasi,
22:04mengevapuasi seluruh SPPG aglomerasi yang dibangun berbasis kemitraan.
22:11Yang kedua, Satgas ini juga bertugas untuk menentukan SPPG-SPPG terpencil
22:21yang itu tidak berbasis kemitraan dengan investor tapi juga dengan pemerintah daerah
22:27di mana pendaptaran dan penentuan titik untuk SPPG terpencil itu diserahkan ke Pemda dan kami kemudian akan koordinasi
22:35dan seluruh kegiatan tentu saja kita akan lakukan dengan pemerintah daerah.
22:42Dan kegiatan itu juga sudah kami mulai ya, tur ya seperti misalnya waktu hari Selasa kemarin kan saya ke Sulawesi Tengah
22:53itu dalam kaitan untuk mengefektifkan satuan tugas.
22:57Pagi ini jam 10 saya dengan Gubernur Jawa Barat, sebelumnya saya sudah dengan Gubernur Tangerang ya
23:03dan juga dengan Sumatera Utara itu kan sudah kami lakukan.
23:08Jadi satuan-satuan tugas ini tinggal kita optimalkan, tinggal kita percepat tugas-tugasnya
23:15dan mekanismenya sudah kami atur dengan Kementerian Dalam Negeri
23:18dan bahkan pagi ini juga ada rapat koordinasi di Kementerian Dalam Negeri
23:22dan dihadiri juga Kementerian Kesehatan, juga oleh Badan Gizi Nasional.
23:27Oke, saya ke Prof Pur.
23:30Prof, bagaimana Anda melihat ini lebih spesifik?
23:32Makanan seperti apa untuk menghindari terjadi keracunan ini?
23:35Makanan seperti apa yang mungkin saja bisa disajikan oleh SPPG ini
23:41agar mungkin bisa tahan lama ataupun juga
23:43tapi tidak menghilangkan kadar gizinya untuk anak-anak?
23:49Iya, terima kasih.
23:51Ya, menurut saya ini sangat penting ya sebetulnya.
23:55Karena apa?
23:56Karena sebetulnya makanan siap saji itu dari awal
24:00sudah ditengarai sebagai salah satu jenis makanan yang risikonya tinggi
24:05dalam hal keracunan ya.
24:09Data dari Indonesia dan juga data secara global
24:13menunjukkan bahwa makan siap saji inilah yang rentan
24:17untuk bisa menyebabkan keracunan itu.
24:20Jadi, kehatian-hatian itu menjadi sangat penting.
24:23Makanya tadi saya mengatakan pentingnya prevention.
24:25antara yang memastikan berbagai persyaratan tadi ya.
24:30Nah, untuk itu ya maka perlu itu.
24:33Misalnya saja ya, apa namanya
24:36jenis-jenis apa yang mungkin sesuai dengan kondisi Indonesia
24:41terutama yang tropis ya, suhunya tinggi, lembab, dan seterusnya itu ya.
24:48Maka itu menurut saya implementasi aplikasi teknologi
24:53menurut saya perlu dikonsider, dipertimbangkan oleh Pak Dadan ini.
24:57Saya tahu misalnya saja apa dikatakan ya
25:02paling tidak yang saya lihat di televisi Pak Dadan
25:05yang mengatakan bahwa tidak akan menggunakan makanan pabrikan.
25:09Menurut saya sebetulnya kriteria apa yang digunakan untuk itu
25:17itu perlu juga di televisi.
25:19Karena susu misalnya ya, susu itu pabrikan ya
25:23dan menurut saya itu justru dari sisi food safety sangat bagus ya.
25:30Nah, jadi pangan-pangan apa yang tidak termasuk dalam kategori
25:36kalau ilmiahnya itu adalah potensili hazardous ya.
25:39Itu apa aja? Nah, itu perlu didentifikasi ya.
25:42Termasuk misalnya menginggari buah potong misalnya kalau bisa ya.
25:46Mungkin buah-buahan yang utuh ya.
25:49Jeruk, kemudian yang lain sebagainya lah ya.
25:52Yang tidak perlu dikupas dan dipotong.
25:54Itu salah satu.
25:55Demikian juga hal yang berhubungan dengan lauk dan seterusnya
26:00terutama untuk daerah-daerah yang tadi terpencil
26:03barangkali perlu ada pertimbangan.
26:05Apakah bisa prepackage menu yang disterilisasikan dan seterusnya.
26:11Tadi saya dengar omreng.
26:14Omreng itu bagaimana bisa disterilisasikan dengan baik,
26:17kering, sederhana rupa, sehingga tidak menjadi sumber kontaminan justru.
26:20Karena kontaminasi silang itu adalah salah satu penyebab biasanya.
26:26Nah, itu harus didentifikasi.
26:28Banyak sih yang hanya waktunya ke atas ya.
26:32Ya, tadi kita sudah sempat menyampaikan terkait dengan apa yang disampaikan oleh B.B. Padadan
26:40bahwa hari ini akan ada rapat bersama ke Mendagri dengan Kepala Daerah terkait dengan Tata Kelua MBG.
26:46Untuk kita tahan sebentar Bapak-Bapak, kita akan langsung melihat bagaimana jalannya
26:51ataupun rapat evaluasi bersama Mendagri dan juga Kepala Daerah ini langsung bersama jurnalis kita
26:57yang sudah berada di lapangan ada Benediktus Aditya di sana.
27:03BNS, selamat pagi.
27:04Bagaimana rapat dari Mendagri bersama Kepala Daerah untuk dalam rangka memperbaiki Tata Kelua MBG ini?
27:14Apakah sudah berlangsung dan apa saja yang akan dibahas dari informasi yang Anda dapatkan?
27:17Ya, selamat pagi Mario. Memang kalau dari informasi yang kami terima,
27:24rapat sendiri akan dilaksanakan pada pukul 8.00 di Indonesia Barat.
27:29Namun hingga saat ini kami masih belum menerima informasinya,
27:33tapi tadi ketika kami konfirmasi kepada penerangan Kementerian Dalam Negeri,
27:38begitu memang rapat ini akan dilaksanakan secara daring.
27:41Ini artinya memang Kepala Daerah di masing-masing wilayah ini bisa melaksanakannya di tempatnya begitu ya,
27:48sehingga tidak perlu ke lingkungan Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.
27:52Kemudian juga tidak hanya Kepala Daerah, informasinya memang ini juga melibatkan dinas kesehatan di masing-masing wilayah.
27:59Karena memang fokus dari pembicaraan rapat pada pagi hari ini adalah terkait dengan penanganan kasus
28:06atau naiknya angka keracunan pada program Makan Bergizi Gratis.
28:12Selain itu juga membicarakan soal tata kelola pada program Makan Bergizi Gratis.
28:17Nah, memang saya catat, Mario, ada enam hal yang akan dibicarakan,
28:21tapi saya coba untuk rangkum menjadi tiga hal.
28:23Yang pertama terkait dengan akan ditutupnya dapur atau SPPG yang ditemukan adanya kasus atau angka keracunan.
28:33Sehingga memang ke depannya ini akan diberhentikan sementara bagi dapur yang memiliki angka atau kasus keracunan
28:40untuk nantinya dievaluasi lagi secara berkala adakah kesalahan dalam pelaksanaan atau prosedurnya begitu.
28:48Kemudian yang kedua adalah terkait dengan para Kepala Daerah diminta untuk memperhatikan
28:54atau atensi khusus terhadap program Makan Bergizi Gratis.
28:58Karena kita ketahui, Mario, memang program Makan Bergizi Gratis ini merupakan salah satu program prioritas
29:04dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
29:07Kemudian yang ketiga adalah terkait dengan pembicaraan tata kelola dari program Makan Bergizi Gratis
29:16yang nantinya juga akan pembahasan terkait dengan sertifikat laik higienis dan sanitasi.
29:22Jadi ini untuk memastikan nantinya makanan yang diproduksi dari dapur-dapur SPPG ini layak untuk dikonsumsi.
29:34Semalam juga kami menerima informasi kalau Menteri Sekretaris Negara melakukan pertemuan dengan beberapa Menteri terkait
29:40dan juga Kepala Badan Gizi Nasional untuk membicarakan soal hal ini.
29:45Nah sementara memang kami juga masih menunggu terkait dengan pembahasan apa saja dan juga nanti apakah hasilnya.
29:50Begitu Mario.
30:20Higienis dan sanitasi bentuknya akan seperti apa dan bagaimana ke depan dari BGN sendiri.
30:26Apakah memang target utamanya kalau kemarin prioritasnya kan kalau yang kemarin kita dengar bahwa prioritasnya adalah untuk
30:32ini jumlah penerima manfaat nih.
30:35Tapi apakah ke depan di tahun 2006 kita lihat apakah memang prioritasnya masih sama.
30:41Jumlah penerima manfaatnya harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Presiden
30:45atau sambil mengedepankan juga kualitasnya.
30:48Kuantitas dan kualitas.
30:50Pak Dadan silahkan.
30:50Ya Kak, pertama saya perlu sampaikan saya sudah meneratangani keputusan Kepala Badan terkait dengan upaya sertifikasi.
30:58Kami tidak hanya SLHS ya, sertifikat laik higienis dan sanitasi, tapi juga HACCP.
31:05Jadi kami itu dalam SK Badan sudah menyangkut keduanya.
31:09SLHS kan untuk aspek higienis dan sanitasi, sementara untuk keamanan pangannya kami menggunakan HACCP
31:16dan kami akan bekerjasama dengan lembaga sertifikat yang disertifikasi olehkan.
31:24Nah untuk SLHS yang pertama kali ini kami sudah diskusi kemarin dengan Kementerian Kesehatan
31:29dan sebetulnya keputusan Kepala Badan itu juga yang sudah tanah-tanah tangan di bulan Juni
31:35itu sudah dirumuskan oleh Lintas Kementerian termasuk BPOM dan juga Kementerian Kesehatan.
31:41SLHS kan sebetulnya untuk industri makanan yang komersial
31:45sehingga tidak seluruh bisa diadopsi di dalam SCPG
31:48sehingga harus membutuhkan koridor khusus ya di dalam penyelenggaraan SCPG
31:52dan ini kami akan lakukan sama seperti misalnya pembentukan yayasan
31:57yang dari 3 bulan bisa jadi maksimal 3 hari.
32:01Kami juga sedang memikirkan dengan Kementerian Kesehatan
32:03bisa melakukan sertifikat SLHS ini dalam waktu seksama
32:07tidak meringankan atau memberikan semacam hal-hal pengecualian
32:15tapi bisa dilaksanakan lebih cepat
32:18karena nanti akan terkait dengan pelatihan penjambah makanan
32:21kemudian dan lain-lain sehingga setiap SCPG bisa segera dapat SLHS
32:27sambil kita memperciapkan sertifikat HACCP
32:30atau hajat analisis critical control point untuk keamanan pangannya.
32:35Kalau ke depan Prof yang untuk 2026
32:40apakah memang sambil meningkatkan kualitasnya
32:42atau tetap dengan target utama adalah
32:44ya ini jumlah penerima manfaat dulu yang harus bisa merasakannya?
32:47Kami lakukan paralel ya karena terus terang
32:52kan ada 3 kunci makan bergiji
32:54ada anggaran, kemudian ada SDM, kemudian ada infrastruktur.
32:59Ini ketiga-tiganya sudah hampir terpenuhi
33:01kami tiap hari harus memperifikasi ribuan mitra yang sudah siap
33:07melakukan kegiatan menjadi mitra badan giji
33:11tapi juga kami sambil memperbaiki tata kelola terkait dengan
33:17aspek higienis, sanitasi, dan keamanan pangan
33:20dan ini kita akan jalankan paralel
33:22sebab itu saya bersyukur Pak Presiden sudah memahami
33:26bahwa badan giji membutuhkan penguatan-penguatan organisasi
33:28makanya kami sudah diberi tambahan 2 wakil
33:31dan kami masih terus akan menambah personal-personal kami
33:35karena makin lama kegiatan kami makin besar
33:38dan itu membutuhkan efektivitas pelaksanaan
33:44dan juga jangkauan untuk controlling
33:49jadi kami harus terus meningkatkan diri
33:53Oke, saya terakhir ke Prof. Pur
33:55Prof. Pur, bagaimana masukan untuk BGN sendiri?
33:58Ini terkait dengan pemenuhan gizi
33:59bukan hanya soal keracunan
34:01tapi bagaimana salah satu kejadian seperti ini dihindarkan
34:06tapi juga memperhatikan pemenuhan gizi anak
34:09karena ini makan bergizi gratis
34:10anak-anak perlu mendapatkan asupan gizi terbaik
34:13dan juga sambil tetap jumlah pemenerima manfaat tadi
34:16secara paralel tetap bisa terpenuhi pada akhirnya
34:20Singkat saja
34:21Oh ya baik, terima kasih
34:23Tentang gizi saya rasa sudah banyak dibahas
34:27dan standar gizi juga sudah established
34:30baik di Indonesia maupun di ini
34:32tapi saya justru ingin menekankan
34:35yang pertama dan utama keamanan pangan dulu
34:39karena keamanan pangan itu prasarat
34:41bukan pangan kalau tidak aman
34:43jadi upaya pemenuhan gizi juga tidak akan berhasil
34:47kalau produknya tidak aman
34:49justru tadi Pak Adegan sendiri sudah menyatakan ya
34:52ada hal yang berhubungan dengan apa namanya nanti bahkan penolakan
34:58atau ketidakpercayaan ya
35:00trust ya itu penting sekali dan itu perlu waktu tadi disampaikan
35:03jadi menurut saya prevention ya
35:05bagaimana mencegah supaya kasus ini itu diminimalisasi ya
35:11saya tidak bisa mengatakan bahwa itu akan hilang sama sekali ya
35:15karena kita bicara risiko ya
35:17jadi pasti ada
35:18hanya saja minimal gitu ya
35:21bagaimana caranya
35:22menurut saya langkah yang dilakukan sudah bagus tadi
35:25sampaikan oleh Pak
35:26dan antara lain memastikan bahwa dapur-dapur yang baru itu
35:29mempunyai persaratan atau memenuhi persaratan-persaratan
35:33sebagaimana industri jasa buka lainnya
35:37jadi ini sangat penting
35:38walaupun ini bukan komersial purely komersial
35:41tapi persaratan-persaratan yang berhubungan dengan keamanan pangan
35:45menurut saya perlu karena itu pasti harus ya
35:47pentingnya SDM ya
35:49SDM sangat penting
35:50terutama tadi food handler
35:51itu sangat diperlukan tadi
35:53kemudian juga kesehatan dari relawan tersebut ya
35:56perlu medical check misalnya ini sangat penting
35:59karena dia adalah penjamah makan
36:02perlunya pengawasan ya
36:03sangat penting ya
36:05inspeksi secara eksternal
36:07tadi keterlibatan dinas kesehatan
36:09menurut saya perlu dikuatkan
36:11termasuk juga balai-balai pom
36:13misalnya di daerah
36:13untuk bisa melakukan inspeksi
36:16ingat bahwa ini biasanya dilakukan pada malam hari
36:19sehingga mungkin inspeksinya perlu juga dilakukan pada malam hari
36:23secara satu
36:25dan tadi mungkin penggunaan teknologi
36:27perlu dipertimbangkan Pak Dadan
36:28terima kasih
36:29dan kita harapkan apa yang disampaikan ini
36:31bisa memberikan masukan kepada WGN
36:33evaluasi dan evaluasi terus dilakukan
36:36sehingga ya Pak
36:37kita sangat berharap bahwa
36:38saya menyampaikan terkait dengan penggunaan teknologi
36:41boleh silakan
36:42kami sebetulnya sudah memikirkan
36:43adanya teknologi freeze drying
36:45kemudian vakum
36:47kemudian iradiasi
36:49itu tiga-tiga teknologi
36:51yang sebetulnya sudah kami pertimbangkan
36:53untuk hadir di SPPG
36:55karena kita membutuhkan
36:57inovasi
36:58inovasi bentuk pangan
37:02yang kualitas nutrisinya
37:04bagus
37:05tapi bisa lebih awet
37:07jadi tiga teknologi
37:08sedang kami pikirkan
37:09yaitu freeze drying
37:11kemudian vakum
37:13dan juga iradiasi
37:14karena ini terkait dengan hal
37:17teknologi yang memang harus hadir
37:20dan kita sangat butuhkan nanti
37:22untuk mekanisme pengiriman
37:24pada saat Ramadan
37:26kemudian pada saat
37:27libur gitu
37:28itu kan butuh pangan-pangan
37:30berkualitas tinggi
37:31tapi awet
37:31oke
37:32ya semoga dengan apa yang disampaikan
37:34Pak Dadan
37:35penambahan-penambahan teknologi ini
37:36menambah
37:37ini sekaligus evaluasi juga
37:39menambah optimal
37:40pelaksanaan
37:41makan bergizi gratis ini
37:42karena ya Pak
37:43kita tidak bisa pungkir bahwa
37:44banyak anak yang memang juga berharap
37:46terutama di daerah-daerah terpencil
37:48di KT itu yang
37:49membutuhkan
37:50uluran tangan pemerintah
37:52melalui makan bergizi gratis
37:53tetapi memang evaluasi perlu dilakukan
37:55sehingga
37:56lebih baik lagi
37:57lebih optimal lagi MBG ini
37:58terima kasih
37:58Kepala Badan Gizi Nasional
38:00Danan Indah Yana
38:01dan juga Guru Besar Departemen Ilmu
38:03dan Teknologi Pangan IPB
38:04Terima kasih Bapak-Bapak
38:06sihat-sihat selalu
38:07Terima kasih
Jadilah yang pertama berkomentar