KOMPAS.TV - Masjid Pesantren Darul Mukhlisin di Aceh Tamiang, Aceh, masih belum bisa digunakan untuk beribadah.
Selain akses ke masjid yang sulit, banyaknya material kayu dan lumpur tebal masih menutupi ruang masjid.
Saat ini, pembersihan masih dilakukan oleh sejumlah personel TNI. Ditargetkan, pembersihan material lumpur selesai pekan depan.
#TNI #lumpur #bencanabanjir #acehtamiang
Baca Juga Polisi Tangkap Pasutri Pemodal Kebun Ganja di Jombang | BORGOL di https://www.kompas.tv/regional/638678/polisi-tangkap-pasutri-pemodal-kebun-ganja-di-jombang-borgol
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/638682/pascabanjir-lumpur-tebal-masih-penuhi-lantai-dasar-masjid-ponpes-di-aceh-tamiang-kompas-siang
00:00Masjid pesantren Darul Muhlisin di Aceh, Tamiang, Aceh, masih belum bisa digunakan untuk beribadah.
00:06Selain akses ke masjid yang sulit akibat banyaknya material kayu, lumpur tebal masih menutupi ruang di masjid.
00:12Saat ini, pembersihan masih dilakukan oleh sejumlah personel TNI, dan ditargetkan pembersihan material lumpur akan selesai pada pekan depan.
00:21Ya saudara, saat ini saya sedang berada di masjid pesantren Darul Muhlisin,
00:26yang mana pesantren ini seperti itu menjadi benteng terakhir dari material gelondongan-gelondongan kayu yang terbawa oleh berasnya arus banjir di Aceh, Tamiang.
00:37Dan sampai dengan siang ini saudara, lumpur tebal masih menutupi ruangan di masjid milik pesantren Darul Muhlisin ini,
00:45sehingga memang tidak terlaksananya, ataupun tidak akan ada agenda sholat jumat yang akan dilakukan pada hari ini.
00:53Ini mengingat memang ketinggian lumpur masih sekitar lebih dari 30 cm.
00:59Dan Anda dapat menyaksikan di belakang saya, sobat personel TNI masih melakukan pembersihan,
01:05dan memang ini masih membutuhkan waktu yang cukup lama,
01:09karena ketinggian material lumpur ini masih sangat tinggi,
01:13sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya sholat jumat pada siang hari ini.
01:18Emir Syafurba, Dedy Reski Ginting, Kompas TV, Aceh Tamiang Aceh.
Jadilah yang pertama berkomentar