Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kreator konten Sherly Annavita mempertanyakan mengapa gerakan spontan masyarakat justru dipersepsikan negatif. Menurutnya, relawan dan influencer hadir karena melihat bantuan belum sepenuhnya sampai ke warga terdampak banjir longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Sherly mengatakan gerakan penggalangan donasi bukan untuk menyerang pihak mana pun. Ia menilai pilihan diksi dalam pernyataan seorang pejabat publik justru memicu kebingungan dan seolah menyalahkan warga yang turun langsung membantu.

"Sedih rasanya untuk mendengar masyarakat ketika harus mengatakan giliran bantuan asing ditolak, giliran tenaga kerja asing diterima. Kalau memang kondisinya seperti ini, nggak bisa kirim bantuan, kirimkan saja kami kain kafan," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Timothy Ivan Triyono, menegaskan Presiden Prabowo Subianto justru mengapresiasi solidaritas masyarakat dan gerak bersama lintas daerah.

Timothy juga menyampaikan apresiasi terhadap peran TNI dan Polri yang membantu distribusi bantuan ke wilayah terisolasi, termasuk melalui jalur udara.

"Pak Presiden bahkan mengapresiasi solidaritas yang dilakukan oleh masyarakat. Mas Ferry juga menyampaikan apresiasi terhadap TNI Polri yang membantu penyaluran bantuannya menggunakan helikopter sehingga bisa mengakses daerah yang terisolir. Kita akan berikan kemudahan dan kita fasilitasi," ungkapnya.



Bagaimana menurut Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/gpfCUD4N9m8?si=MJC44UO2FnPcsGGq



#banjir #aceh #sumatera

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/637208/solidaritas-warga-untuk-korban-banjir-sumatera-jadi-tumpuan-rosi
Transkrip
00:00Kalau saya secara pribadi memilih untuk membedakan ini menjadi dua kondisi.
00:05Yang pertama ada kondisi normal dan ada kondisi darurat.
00:09Ketentuan di dalam Undang-Undang nomor 6 tahun,
00:12Undang-Undang nomor 9 tahun 1961 itu mungkin bisa berlaku dan cocok ketika dalam keadaan normal.
00:19Tetapi kan sekarang ini kita dalam keadaan darurat, situasi tanggap darurat.
00:24Artinya hal-hal yang bersifat administrasi itu penting,
00:28tetapi alangkah baiknya jika hal administrasi ini kita kesampingkan terlebih dahulu
00:33dan Pak Presiden kan juga sudah memerintahkan bahwa percepatan penanganan bencana ini
00:38harus tanpa ada hambatan birokrasi.
00:41Sehingga Anda mau bilang pernyataan Mensos itu momentumnya tidak tepat kalau dijelaskan sekarang di buklik?
00:47Ya saya rasa begini ya balik lagi, niatnya Pak Mensos itu baik.
00:51Bahwasannya ada pro kontra di masyarakat, ada pro kontra di publik,
00:55ini kan hak dari setiap masyarakat juga berpendapat begitu.
00:59Tetapi pada prinsipnya begini, Pak Presiden sudah menegaskan balik lagi tanpa ada hambatan birokrasi.
01:05Dan Pak Presiden bahkan mengapresiasi solidaritas yang dilakukan oleh masyarakat.
01:12Pak Presiden juga mengapresiasi gerak bersama antar provinsi.
01:15Kan kita lihat nih, pemerintah provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan,
01:20dan semua kirim donasi juga ke tiga provinsi ini begitu ya.
01:23Influencer juga bergerak, seperti mbak juga bergerak.
01:26Itu Pak Presiden sangat mengapresiasi dan bahkan kita akan berikan kemudahan dan kita fasilitasi begitu ya.
01:33Ambil contoh begini, misalkan Mas Ferry Irwandi yang bergerak mengumpulkan dap bantuan.
01:38Mas Ferry juga menyampaikan apresiasi terhadap TNI Polri yang membantu penyaluran bantuannya
01:43menggunakan helikopter sehingga bisa mengakses daerah yang terisolir.
01:47Ya saya ambil contoh lagi misalkan influencer Mas Willy Salim.
01:51Bisa sampai ke titik lokasi terdampak bencana.
01:55Minimal itu ada kontribusi ataupun fasilitasi dari pemerintah daerah.
01:59Aparat tentara juga yang membuka jalan.
02:01Jadi saya rasa kolaborasi antara pemerintah, pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, relawan itu nyata.
02:09Jadi jangan selalu dipertentangkan juga begitu.
02:12Selain pernyataan Menteri Sosial itu, tapi soal perizinan itu tadi,
02:17ada juga yang nyindir, ada yang nyinyir soal donasi-donasi penggalangan dana yang dilakukan oleh warga.
02:26Kita coba lihat dulu.
02:30Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh.
02:34Padahal negara sudah hadir dari awal.
02:36Ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah, tidak ada.
02:41Orang per orang cuma nyumbang 10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu.
02:46Jadi yang kayak gitu, kayak gitu, mohon dijadikan perhatian.
02:50Sehingga ke depan tidak ada lagi informasi yang seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana.
02:56Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana.
03:01Sejauh mana Anda menanggapi pernyataan itu, meskipun kemudian Ferry Irwandi bilang,
03:07Pak Endipat sudah menghubungi langsung Ferry Irwandi dan menyatakan permintaan maaf.
03:12Ya, kita semua bersyukur ketika dalam hal ini, pemerintah atau yang terkait itu minta maaf.
03:19Karena kita semua juga tahu bahwa masyarakat Indonesia sangat pemaaf.
03:22Tapi poinnya adalah, bagaimana mungkin dalam kondisi seperti ini,
03:29ini masih ada ego bahwa si ini duluan, si itu duluan, si paling-paling.
03:33Ini pertanyaannya adalah empatinya di mana, itu yang pertama.
03:36Dan yang kedua, ini semua kan yang kita bicarakan hulu ya mas.
03:39Hilirnya adalah bagaimana kondisi masyarakat saat ini,
03:42karena mereka berada pada posisi setelah emergensi, otomatis adalah survival mode.
03:46Ketika mereka berada pada posisi sedang berusaha bertahan hidup,
03:51tapi justru pemerintah atau lembaga terkait,
03:54atau mereka yang dalam hal ini mewakili masyarakat justru statementnya seperti itu.
04:00Dalam hal ini, justru kami yang bertanya selaku masyarakat,
04:03kenapa dibenturkan antara relawan, antara influencer yang dalam hal ini
04:07sampai muncul tagar warga, bantu warga.
04:09Ini kan sebetulnya adalah respon untuk melihat kondisi dan situasi,
04:14kok bantuan belum nyampe-nyampe ya?
04:15Yaudah deh, kita saling bantu aja.
04:17Ini bukan untuk menyerang pihak-pihak tertentu,
04:19tapi justru diksi-diksi itu yang justru membuat kita semua jadi bingung.
04:23Kenapa jadi seolah-olah yang salah adalah warga yang berusaha mengumpulkan donasi
04:28dan hadir langsung di masyarakat.
04:30Terakhir, kalaupun harus disampaikan rasa pilunya sedih rasanya untuk mendengar masyarakat
04:36ketika harus mengatakan giliran bantuan asing ditolak,
04:40giliran tenaga kerja asing diterima.
04:42Kalau memang kondisinya seperti ini, nggak bisa kirim bantuan,
04:46kirimkan saja kami kain kafan.
04:48Ini menggambarkan sebetulnya masyarakat kondisinya saat ini seperti apa.
04:53Di tengah kondisi seperti ini, pemerintah masih bisa menyebutkan kalimat-kalimat seperti itu.
04:58Ini justru logical falsi, apa yang sebetulnya ada di pikiran dan hati pemerintah.
05:01Maka apa jaminan yang diberikan pemerintah agar mampu atau bisa memastikan kepada publik
05:08penanganan bencana di Sumatera ini betul-betul bisa dilakukan tanpa bantuan dari negara lain.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan