Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memastikan percepatan penanganan terus dilakukan di wilayah terdampak bencana, di tengah kekhawatiran publik tentang bantuan yang belum merata dan daerah yang masih kekurangan logistik serta air bersih.

Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Timothy Ivan Triyono mengatakan pemerintah terus mengakselerasi penanganan menuju fase rehabilitasi dan rekonstruksi.

Namun di sisi lain, kreator konten Sherly Annavita menilai langkah pemerintah belum cukup menjawab situasi lapangan yang masih krisis. Sherly menegaskan bahwa keputusan besar harus segera diambil. Ia menyoroti perbedaan mencolok antara data pemerintah dan kondisi yang dialami warga di titik bencana.

"Jangan sampai korban nyawa hanya dipandang sebagai angka statistik. Ini tanggung jawab moral pemerintah kepada rakyat yang selama ini menghidupi negara lewat pajak," ujarnya.

Sherly juga mempertanyakan alasan pemerintah belum menetapkan status bencana nasional, padahal hal itu berpotensi membuka bantuan asing yang hingga kini tertahan.

"Bukankah dari luar sudah siap membantu? Kenapa kita masih merasa mampu? Ini yang harus dijawab," katanya.



Bagaimana menurut Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/gpfCUD4N9m8?si=MJC44UO2FnPcsGGq



#banjir #aceh #sumatera



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/637202/potensi-bantuan-asing-siap-masuk-pemerintah-didesak-tetapkan-bencana-nasional-rosi
Transkrip
00:00Saya masih bersama staf khusus kepala staf kepresidenan Timothy Ivan Triyono dan kreator konten Sherly Anavita.
00:07Maka muncul pertanyaan kemudian, kalau kemudian tetap semangatnya masih mampu, Mas Ivan,
00:12maka apa jaminan pemerintah bahwa tidak ada lagi cerita bantuan keskip di daerah tertentu,
00:17semua betul-betul merasakan bantuan logistik terutama dan air bersih yang sampai sekarang masih urgen?
00:22Ya, pertama begini, pemerintah terus melakukan optimalisasi percepatan.
00:27Ambil contoh begini, Pak Presiden sudah perintahkan helikopter itu 24 jam non-stop berjalan.
00:33Pengiriman logistik juga, KAI sudah memberikan bebas biaya, free of charge untuk pengiriman logistik ke tiga lokasi ternama bencana.
00:41Lalu pemerintah juga sudah melakukan percepatan perbaikan infrastruktur.
00:46Kita bisa, mulai bisa kita rasakan lah apa namanya progres dari apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
00:52Perbaikan pemulihan listrik, pemulihan layanan telekomunikasi, dengan pengiriman Starlink itu juga sangat membantu.
01:00Dan ke depan, pemerintah juga akan terus melakukan percepatan, terutama ketika memasuki tahap fase rehabilitasi dan rekonstruksi.
01:09Pak Presiden juga sudah memerintahkan agar kur bagi petani ini dihapuskan.
01:14Itu kan bagian dari bagaimana pemerintah menjamin bahwa masyarakat ini udahlah gak usah mikirin cicilan dulu, udah gak usah mikirin kreditnya dulu oleh Presiden itu akan dihapuskan.
01:24Memastikan distribusi merata gimana?
01:26Yang memastikan distribusi merata tadi itu saya bilang, helikopter selalu keliling.
01:31Kita juga jalur laut juga kapal kita jalan terus.
01:35Aparatnya ini Polri juga jalan terus sampai manggul-manggul beras, manggul-manggul logistik juga kita jalan terus ya.
01:41Dan Pak Presiden sendiri akan melakukan kunjungan ke Aceh itu kan dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada lagi desa-desa yang terisolir, tidak ada lagi masyarakat yang masih kekurangan logistik.
01:55Di mata relawan Mbak Sherly, keputusan paling berani apa yang Anda harapkan dari pemerintah untuk menyelesaikan ini semua?
02:03Yang pertama adalah keputusan bahwa ini menjadi bencana nasional, ditetapkan sebagai bencana nasional, bukan hanya sebagai simbolis atau status, tapi harapannya adalah disitu ada koordinasi yang terpusat, penanganannya cepat, masif, dan tepat sasaran.
02:18Karena poin inilah yang akhirnya membedakan antara data-data statistik dengan apa yang terjadi di lapangan.
02:26Jangan sampai korban nyawa rakyat ini hanya dipandang sebagai angka statistik.
02:30Ini harus menjadi tanggung jawab moral dan tanggung jawab penuh pemerintah kepada masyarakatnya yang mereka justru selama ini hadir dan menghidupi bangsa ini lewat pungutan pajak setiap tahunnya.
02:40Mengapa masih tetap harus mendorong status bencana nasional, sementara masih ada kemampuan dari pemerintah dan itu konsisten disampaikan dalam beberapa kesempatan, Mbak?
02:48Karena boleh jadi, nanti silahkan dijelaskan Mas Ivan, boleh jadi dengan tidak ditetapkannya bencana nasional, inilah donasi asing, itu masih tertahan.
02:55Karena kita masih merasa mampu.
02:57Bukankah dari luar juga sudah siap untuk membantu?
03:02Dalam hal ini justru kita semua mempertanyakan, ketika ini sudah 16 hari, terjadi masih seperti ini, percepatan tentu kita harganya.
03:10Pemintaan maaf dari pemerintah, bukan untuk masyarakat pada umumnya, tapi justru untuk para korban, ini tentu adalah sesuatu yang baik.
03:20Tapi dalam hal ini ketika setiap harinya mereka masih berupaya untuk mendapatkan logistik dasar untuk bertahan hidup,
03:26maka pertanyaannya adalah apa batas korban ini harus menunggu sampai akhirnya donasi asing ini dibuka.
03:33Karena kalau kita bicara tentang nyawa, maka ini bicara tentang kemanusiaan.
03:37Dan ketika bicara tentang kemanusiaan, rasa-rasanya kondisi seperti ini sudah cukup alasan untuk kita menerima bantuan asing.
03:50Karena saya ditutup mas, dalam hal ini mas Ivan, bahwa kalaupun memang ada pride yang harus dijaga,
03:57justru adalah ketika pemerintah tidak lagi menerima utang atau investasi asing dari luar negeri.
04:04Karena sebetulnya kita mampu, kita punya semua sumber daya alam yang bisa kita kelola sendiri,
04:09tapi justru ketika bencana seperti ini kita justru menolak donasi asing, ini justru logical fails.
04:15Tapi Mas Ivan sudah bilang loh, bahwa bukan urusannya soal masalah kebanggaan atau pride loh mbak.
04:18Ya artinya ini perlu dijelaskan ke publik, kenapa ini masih belum diterima sedangkan kondisi di lapangannya ini masih belum baik-baik saja.
04:26Masih ada dorongan untuk bencana, status bencana nasional mas.
04:29Itu akan dipikirkan lagi dan keran bantuan asing akan tampaknya akan dibuka dalam waktu dekat?
04:35Ya tentu kita mengapresiasi, kita menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat.
04:39Tetapi kan begini, berkaitan dengan misalkan anggaran penanganan bencana.
04:44Pak Presiden, Pak Menteri Keuangan, DPR pun sudah memastikan bahwa semua anggarannya siap.
04:50Lalu untuk pengiriman bantuan, Basarnas, BNPB, TNI, Polri, semuanya sudah menyatakan kesanggupan kita siap melakukan percepatan.
05:00Lalu juga semua BUMN juga bergerak untuk memberikan bantuan, BUMN juga bergerak mempercepat pemulihan listrik, pemulihan telekomunikasi,
05:10Kementerian PU juga mempercepat perbaikan infrastruktur.
05:13Itu kan langkah konkret, langkah nyata bahwa Presiden hadir, pemerintah hadir, dan pemerintah ini sama sekali tidak meninggalkan masyarakat.
05:21Bahkan Pak Presiden juga sudah memerintahkan bahwa keselamatan warga itu menjadi prioritas.
05:25Singkatnya ada kekhawatiran nggak sih sebetulnya dari pemerintah kalau bantuan asing itu masuk ke Indonesia?
05:28Sama sekali tidak ada kekhawatiran bagi kita, tapi kan kita masih merasa mampu, kita bisa.
05:34Saya ambil contoh ya, misalkan di Aceh, fasilitas kesehatan itu sudah banyak yang beroperasi.
05:40Artinya pemerintah terus melakukan percepatan, Kementerian Kesehatan juga turun tangan melakukan percepatan berkaitan dengan dampak penyakit.
05:47Kementerian Kesehatan juga turun melakukan deteksi Dini, screening terhadap masyarakat terdampak korban.
05:53Supaya ada penyakit-penyakit yang mungkin timbul akibat bencana, bisa dimitigasi, bisa diobati terlebih dahulu.
06:00Mbak Serli, ada kemampuan itu dan tidak ada kekhawatiran sebetulnya?
06:04Kekhawatiran dari siapa mas? Ini perlu dijelaskan, Serli Fikir, ke publik.
06:07Karena dalam hal ini ketika pemerintah merasa yakin, maka hilirnya adalah seharusnya masyarakat langsung mendapatkan ketenangan,
06:21bahwa masyarakat langsung mendapatkan apa yang hari ini mereka butuhkan.
06:25Dan dalam hal ini harapannya adalah sepakat bahwa kolaborasi dari semua stakeholder ini terjadi,
06:33bukan lagi karena ego sektoral.
06:36Dan dalam hal ini Serli bertanya dari lubuk hati yang terdalam,
06:40apakah dengan menerima donasi asing itu membuat harga diri Indonesia misalnya jatuhkah?
06:45Atau justru itu memberikan indikasi bahwa pemerintah Indonesia tidak mampu misalnya,
06:51bukankah dengan kondisi dan atas dasar kemanusiaan, ini adalah siapapun bisa membantu.
06:58Dan rasa-rasanya ketika donasi asing ini masih ditahan, justru kita semua bertanya,
07:03sebutlah misalnya Bupati Aceh.
07:04Mualim sudah menyebutkan bahwa kita sebetulnya menerima.
07:09Artinya ada harapan sebetulnya masyarakat di daerah seperti apa,
07:13tapi pemerintahnya masih meyakini bahwa mampu.
07:16Berarti ini kan ada miskomunikasi.
07:19Dan ke depan tentu dalam hal ini tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada seluruh perangkat daerah TNI Polri
07:27yang sudah bekerja terus dan Serli pribadi melihat itu juga berkolaborasi dengan BNPB termasuk yang di daerah.
07:32Maka hari ini bukan hanya tentang bagaimana terlihat di publiknya,
07:36tapi bagaimana bantuan itu benar-benar sampai ke masyarakat karena masyarakat hari ini meregang nyawa mas.
07:40Mari kita ingat lagi sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
07:45Mas Ivan terima kasih, Mas Yali terima kasih, terima kasih juga untuk Anda yang sudah menyaksikan Rosi.
07:49Kita jumpa lagi Kamis depan, saya Tifal Solesa.
07:52Tetap di Kompas TV, independen, terpercaya.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan