Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Rangkaian banjir dan longsor di Sumatera menimbulkan duka mendalam dengan ratusan warga meninggal dunia dan ribuan lainnya harus mengungsi.

Selain hujan ekstrem, para ahli lingkungan menyoroti kerusakan hutan, pembukaan lahan, dan sedimentasi sungai yang diduga memperparah dampak bencana.

Baca Juga Dua Pelaku Pengiriman Rokok Ilegal Dibekuk di https://www.kompas.tv/regional/636807/dua-pelaku-pengiriman-rokok-ilegal-dibekuk

Material kayu dalam jumlah besar ditemukan menumpuk di lokasi terdampak, memunculkan dugaan adanya praktik pembalakan yang turut memperbesar risiko banjir bandang.

Pemerintah daerah, lembaga lingkungan, dan relawan kini mendorong investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab bencana sekaligus memperkuat upaya pemulihan jangka panjang.

#banjir #longsor #bencanasumatera

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/637034/misteri-kayu-gelondongan-di-tengah-duka-sumatera
Transkrip
00:00Intro
00:00Bumi Sumatera tenggelam dalam kesedihan,
00:27duka mendalam menyelimuti ujung barat Indonesia.
00:30Dari tanah rencong Aceh, Sumatera Utara,
00:33hingga ranah Minang, Sumatera Barat,
00:36air mata bercampur lumpur menyapu kehidupan.
00:40Puluhan ribu jiwa kini tak lagi punya tempat bernaung.
00:44Rumah-rumah yang dulu hangat,
00:46kini hanya tinggal puing dan kenangan.
00:48Hancur lebur, dihantam banjir bandang.
00:52Namun di antara lumpur pekat itu,
00:54alam mengirimkan pesan mengerikan.
00:57Di antara puing,
00:59batang-batang kayu raksasa ini berserakan menjadi saksi bisu.
01:03Pesan mengerikan,
01:05ini bukan sekadar bencana biasa.
01:08Walhi menyebut,
01:10tragedi ini adalah harga mahal dari keserakahan
01:12alih fungsi lahan yang ugal-ugalan.
01:16Apa yang melanda Sumatera,
01:18bagian utara,
01:19itu tidak semata-mata,
01:20karena adanya siklon tropis selaya.
01:23Tapi yang paling penting dimukakan adalah,
01:26bagaimana kemudian landscape bagian barat itu,
01:29yang memang dia kondisinya dalam berbukit bergelombang dan curang,
01:32hari ini telah mengalami ekstraksi,
01:34yang disebabkan karena adanya satu alih fungsi
01:36yang ditunjukkan bagi pertambangan,
01:38pertambangan emas khususnya.
01:39Dugaan penebangan liar mencuat,
01:53namun Kementerian Kehutanan Menampi.
01:55Bagi mereka,
01:56tumpukan kayu ini hanyalah pohon tua yang tumbang atau lapu.
02:00sebuah-sebuah kayu itu,
02:02berbeda dengan kawan-kawan juga.
02:04Tentu adalah kayu labu,
02:07dua, juga kayu ya.
02:08Tentu adalah kayu,
02:09seperti yang tadi,
02:11kawan tumbang ya.
02:12Dan ketiga juga,
02:14di area-area penebangan kayu-kayu,
02:17yang disini dari area penerbangan.
02:19Tadi juga selesai penelitian kawan-kawan,
02:21kita deteksi bahwa kita ini,
02:25PHD,
02:26di APEH,
02:27dan itu adalah hak atas,
02:29Bantahan terhadap alasan faktor cuaca kian menguat.
02:37Wakil rakyat dari Aceh Nasir Jamil,
02:39belak-belakan menyebut alam serambi Mekah telah rusak parah oleh tangan manusia.
02:45Sehingga,
02:46tak mampu lagi menahan curah hujan.
02:49Apa yang terjadi di Benarberia,
02:51Aceh Tengah,
02:52kemudian juga di Aceh Selatan,
02:54di Aceh Barat,
02:55di Aceh Jaya,
02:56dan juga di Singkil,
02:57itu Aceh Tenggara.
03:00Saya pikir ini satu fenomena,
03:02bukan hanya disebabkan oleh klimatologis,
03:05tapi ada persoalan,
03:07ada persoalan,
03:09kerusakan biofisik lingkungan kita.
03:11Jadi,
03:12pembukaan hutan,
03:13penembangan kayu di hutan,
03:15kemudian pertambangan,
03:17dan tidak didukung oleh daya dukung ekosistem yang baik,
03:20itulah menyebabkan itu.
03:22Jadi,
03:22bukan hanya soal cuaca,
03:24tapi memang daya,
03:26daya apa namanya,
03:27daya dukung ekosistem kita itu,
03:29tidak bisa lagi menampung curah hujan yang begitu tinggi dan berhari-hari.
03:33Di tengah silang pendapat itu,
03:38pemimpin redaksi National Geographic Indonesia,
03:41Didi Kasim,
03:42mengajak kita bercermin.
03:44Baginya,
03:45bencana ini adalah akumulasi dari pilihan-pilihan buruk manusia dalam mengelola alam,
03:50yang diperparah oleh iklim yang kian tak menentu.
03:55Matra ini rapuh gitu ya,
03:56kerakuhan itu memang banyak terjadi di pilihan-pilihan buruk kita di pengelolaan hulu.
04:03Jadi,
04:04nah kebetulan kita ketemu sama anomali cuaca yang memang kita tidak bisa kontrol gitu ya.
04:09Sikluan badai dan sebagainya ketika curah hujan begitu tinggi,
04:16daya dukung lingkungan,
04:18daya apa yang semestinya secara ekologi itu bisa menjaga-menjaga,
04:23itu sudah kehilangan daya yang sudah diperkuat.
04:25Pernah hukum,
04:26saya pikir itu juga salah satu yang harus diperkuat.
04:28Jadi,
04:29memulihkan tutupan hutan itu adalah sesuatu yang harus kita mulai pulang,
04:33dan perdaya kita taruh uang itu juga adalah saatnya harus kita lakukan,
04:37kita tata lagi pulang.
04:41Sementara itu,
04:42gambaran lebih kelam diungkap Greenpeace.
04:45Jutaan hektar hutan pelindung telah lenyap
04:47dibabat habis demi tambang dan sawit.
04:50beberapa tahun terakhir itu kami selalu menyampaikan kepada pemerintah untuk mereview izin-izin,
04:58izin-izin konsesi.
05:00Kenapa seperti ini?
05:01Karena ini kejadian yang berulang.
05:04Jadi,
05:04saat ini kita ini dalam kondisi krisis iklim.
05:08Kita pernah bersengketa dengan kementerian terkait pada saat kita meminta data.
05:13Karena data ini seharusnya data publik.
05:15Tetapi data-data tertentu termasuk misalnya izin-izin-izin konsesi ini dikecualikan.
05:23Nah,
05:23kalau data saja tidak transparan bagaimana kita bisa memonitor dan mengawasi?
05:31Data dari Auriga Nusantara bahkan lebih mengejutkan.
05:35Dalam 10 bulan,
05:37deforestasi di Aceh meningkat 4 kali lipat.
05:40Ini kita jangan terjebak pada cuman kayunya saja nih.
05:45Karena kayunya kan hanya di atas tuh.
05:47Kayu itu biasanya cuman degradasi.
05:49Bukan deforestasi.
05:50Tapi begitu pembukaan lahan.
05:52Jadi sawit,
05:53jadi tambang,
05:54jadi...
05:54Nah, ini deforestasi.
05:55Itu deforestasi.
05:56Persoalannya adalah,
05:57kami sedang menyiapkan juga memang kebetulan menyiapkan merilis data deforestasi 2025.
06:02Pada Januari nanti.
06:04Pada 10 bulan sekarang,
06:0610 Januari sampai Oktober,
06:09deforestasi di Aceh,
06:10Aceh itu hampir 4 kali lipat dari sepanjang deforestasi 2024.
06:15Jadi sekitar 7 ribuan hektare tahun lalu,
06:18sekarang hampir 30 ribu.
06:19Sekarang ini yang menarik adalah,
06:21Sumatera Barat itu nomor 4,
06:23dalam 10 bulan.
06:24Hutannya nggak seberapa.
06:26Aceh nomor 5.
06:27Nomor 5.
06:27Sumut nomor 7.
06:29Tadinya sumut nomor 10.
06:30Aceh dan Sumatera Barat,
06:32tadi jadi bawah jauh.
06:33Sekarang mereka,
06:34ini 3 provinsi ini melonjak nih.
06:36Artinya memang sedang terjadi,
06:38perusahaan hutan luar biasa di sana,
06:41di Tapanul Utengah dan Tapanul Utengah,
06:43banyak tuh illegal logging,
06:45sebagai awalan tuh.
06:47Jadi illegal logging-nya dulu,
06:48kayunya dulu diambilin,
06:50habis itu kayunya nggak ada,
06:51baru kemudian hutannya diambilin.
06:55Kini saatnya pemerintah bertindak tegas,
06:58menghentikan tangan-tangan jahat
07:00perusak hutan,
07:02serta membenahi total tata kelola lingkungan.
07:05Sebab,
07:05melukai alam,
07:07sama halnya dengan mengundang malapetaka bagi manusia.
07:11Di atas tanah yang basah oleh hujan dan air mata,
07:14para korban hanya bisa menggantungkan harapan.
07:17Semoga tragedi ini menjadi teguran terakhir,
07:20sebelum alam benar-benar enggan bersahabat dengan manusia.
07:24Terima kasih telah menonton!
07:25Terima kasih telah menonton!
07:27Terima kasih telah menonton!
07:29Terima kasih telah menonton!
07:31Terima kasih telah menonton!
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan